• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelahiran Baru Di Dalam Kristus Sebagai Titik Awal Pendidikan Karakter Unggul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelahiran Baru Di Dalam Kristus Sebagai Titik Awal Pendidikan Karakter Unggul"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Volume 3, Nomor 2, Juli 2019: 153-160

ISSN 2548-7558 (Online) 2548-7868 (Cetak)

KELAHIRAN BARU DI DALAM KRISTUS SEBAGAI TITIK AWAL

PENDIDIKAN KARAKTER UNGGUL

David Eko Setiawan

Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Tromol Pos I, Kalisoro RT.1, RW.4, Tawangmangu, Karanganyar Email: davidekosetiawan14217@gmail.com

Abstract: David Eko Setiawan, Superior character education is a conscious and planned effort with the aim of internalizing moral and moral values, so that it can be realized in the application of good attitudes and behavior. To achieve these goals, it is necessary to think of an important event that must occur in human life. The event is called the new birth. New birth is a spiritual event that can only be done by God through the Holy Spirit to people who believe in the preaching of the gospel. When the event occurs, God will give him a new life. At that time the old nature was replaced with a new nature so that believers could reveal a new life. The correlation of the new birth with superior character education is through new birth individuals experience very significant changes. These changes touch aspects of the mind, feeling, and will so that one can have superior qualities in him. This is the key to radical change in a person so that eventually he can have a superior character.

Keywords: A New birth, Superior Character, Superior Character Education

Abstrak: David Eko Setiawan, Pendidikan karakter unggul adalah usaha sadar dan terencana dengan tujuan menginternalisasikan nilai moral dan akhlak, sehingga hal itu dapat diwujudkan dalam penerapan sikap dan perilaku yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dipikirkan sebuah peristiwa terpenting yang harus terjadi dalam kehidupan manusia. Peristiwa itu disebut kelahiran baru. Kelahiran baru merupakan peristiwa spiritual yang hanya dapat dikerjakan oleh Allah melalui Roh Kudus kepada manusia yang percaya kepada pemberitaan Injil. Ketika peristiwa tersebut terjadi, maka Allah akan memberikan kehidupan baru kepadanya. Saat itu juga kodrat lama digantikan dengan kodrat yang baru sehingga orang percaya dapat mengungkapkan hidup yang baru. Korelasi kelahiran baru dengan pen-didikan karakter unggul adalah melalui kelahiran baru individu mengalami perubahan yang sangat signifikan. Perubahan tersebut menyentuh aspek pikiran, perasaan, dan kehendak sehingga seseorang dapat memiliki sifat-sifat unggul pada dirinya. Hal ini menjadi kunci perubahan yang radikal di dalam diri seseorang sehingga akhirnya dia dapat memiliki karakter unggul.

Kata Kunci: Kelahiran Baru, Karakter Unggul, Pendidikan Karakter Unggul

PENDAHULUAN

Krisis karakter pada sebagian besar manusia akhir-akhir ini telah memunculkan harapan besar ha-dirnya pribadi-pribadi yang berkarakter unggul. Ka-rakter unggul yang dimaksud adalah sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang yang telah mengalami perubahan dan berdampak positif bagi orang terse-but. Dampak itu secara nyata memengaruhi relasi-nya dengan Allah, sesama, dan dunia. Namun demi-kian, ada suatu hal yang perlu dipertanyakan, bagai-manakah seseorang dapat memiliki karakter unggul itu? Pendidikan karakter unggul pada diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya me-lalui training pengembangan sumber daya manusia,

pembinaan-pembinaan rohani dan lain-lain. Tetapi masih didapati fakta adanya kegagalan dalam usaha-usaha itu sehingga perlu dicari faktor penyebabnya. Dalam penelitiannya, Telaumbanua (2018) menemu-kan bahwa guru berperan penting dalam pendidimenemu-kan karakter. Salah satu tugas guru menurut Telaumba-nua adalah membimbing murid mengalami pertoba-tan dan iman (lahir baru). Sementara menurut We-nas dan Darmawan (2017) peran guru dan orang tua sangat penting dalam membimbing anak-anak mem-peroleh pengetahuan akan karya keselamatan yang Allah sediakan di dalam Yesus Kristus, setelah itu akan terjadi proses menjadikan mereka taat dan se-tia, sebagai salah satu karakter Kristen. Salah satu

(2)

cara untuk mendidik anak memiliki karakter yang baik, menurut Emiyati (2018) adalah dengan mem-berikan disiplin sehingga memiliki ketaatan, serta mampu memilih dan melakukan hal-hal yang benar. Hanya pelaksanaan disiplin merupakan tindakan yang menurut penulis dilakukan pasca anak-anak menerima Yesus Kristus. Oleh sebab itu, perlu dite-liti kaitan antara kelahiran baru dalam Kristus de-ngan pendidikan karakter.

Penelitian lain yang relevan dengan peneli-tian ini adalah penelipeneli-tian yang dilakukan Rifai (2012) yang membahas tentang pendidikan Kristen dalam membangun karakter remaja di sekolah me-nengah. Penelitian Rifai lebih mengedepankan peran pendidikan agama Kristen secara formal untuk membangun karakter anak remaja di sekolah mene-ngah. Yang sama dengan penelitian tersebut ada-lah sama-sama berfokus pada pendidikan karakter. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Rifai adalah pada subjeknya. Penelitian Rifai pada anak-anak remaja Kristen, sedangkan penelitian ini berfokus kepada seseorang yang mengalami kelahiran baru. Perbedaan lainnya adalah Rifai meneliti peran pendidikan Kristen se-cara formal bagi pembentukan karakter, sedangkan penelitian ini menekankan peran kelahiran baru da-lam pendidikan karakter unggul. Penelitian lain yang relevan adalah penelitian Hartono (2014). Namun demikian Hartono menyoroti pembentukan karakter Kristen pada keluarga Kristen tanpa membahas pe-ran kelahipe-ran baru bagi terbentuknya karakter terse-but. Kedua penelitian tersebut telah dipublikasikan pada jurnal dan relevan dengan penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang kelahiran baru sebagai titik awal pendidikan karakter unggul pada diri seseorang. Penulis berpen-dapat bahwa kelahiran baru merupakan titik awal dalam pendidikan karakter unggul. Tanpa kelahiran baru maka harapan memiliki karakter unggul menja-di sia-sia. Pendapat penulis ini berdasarkan II Korin-tus 5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam KrisKorin-tus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, se-sungguhnya yang baru sudah datang”. Seseorang

yang ada di dalam Kristus dinyatakan jelas oleh Fir-man Allah sebagai ciptaan baru, di Fir-mana tabiat la-manya telah berlalu dan tabiat baru sudah datang. Tabiat baru ini oleh Roh Kudus akan terus menerus diperbaharui sehingga orang percaya memiliki ka-rakter unggul di dalam Kristus (Kol. 3:7-16).

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kaitan kelahiran baru dalam Kris-tus dengan pendidikan karakter unggul? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah memaparkan kaitan kelahiran baru dalam Kristus dengan pendidikan karakter unggul.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Peneliti berusaha menjawab permasalahan penelitian dengan mencari sumber-sumber literatur yang berkorelasi dengan masalah penelitian. Sum-ber-sumber tersebut adalah buku-buku teks dan juga jurnal-jurnal ilmiah. Pendekatan tematis digunakan untuk memahami korelasi kelahiran baru di dalam Kristus dengan pendidikan karakter unggul. Kemu-dian peneliti menganalisis sumber-sumber yang ter-kait dengan menggunakan analisis dokumen/analisis isi. Teknik analisis tersebut merupakan kajian yang menitikberatkan pada tafsiran/ pemahaman terhadap bahan tertulis sesuai dengan konteks untuk mem-peroleh jawaban atas permasalahan yang diteliti. Be-berapa sumber pustaka yang digunakan dalam pene-litian ini adalah buku-buku karya Paul Enns, Donald Guthrie, Charles Ryrie, dan Dharma Kesuma. Pene-liti juga mencermati beberapa teks Alkitab Perjan-jian Baru yang membahas tentang kelahiran baru. Selanjutnya, peneliti mendeskripsikan hasil analisis tersebut sehingga menjadi uraian yang terperinci dan mendalam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Kelahiran Baru di dalam Kristus Kelahiran baru memiliki arti yang sangat penting untuk dipahami dan menghasilkan sebuah konsep yang tepat. Bagian ini menjelaskan tentang

(3)

pengertian kelahiran baru berdasarkan teks Alkitab dan para pakar, supaya banyaknya pandangan tang kelahiran baru tidak mengaburkan konsep ten-tang kelahiran baru.

Pengertian Kelahiran Berdasarkan Teks Alkitab Alkitab membahas tentang kelahiran baru dalam beberapa bagian teksnya, antara lain:

Yohanes 3: 5-7

Teks Yohanes 3:5-7 dalam Alkitab versi Terjemahan Baru (TB) dituliskan demikian:

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika se-orang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Ja-nganlah engkau heran, karena Aku berkata ke-padamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Sedangkan dalam Alkitab versi Interlinear Greek New Testament (IGNT) dituliskan demikian:

απεκριθη ο ιησους αμην αμην λεγω σοι εαν μη τις γεννηθη εξ υδατος και πνευματος ου δυναται εισελθειν εις την βασιλειαν του θεου το γεγεννημενον εκ της σαρκος σαρξ εστιν και το γεγεννημενον εκ του πνευματος πνευμα εστιν μη θαυμασης οτι ειπον σοι δει υμας γεννηθηναι ανωθεν

Teks di atas adalah sebagian dialog antara Yesus de-ngan Nikodemus.Yesus mengatakan dede-ngan tegas bahwa Nikodemus tidak dapat masuk ke dalam Ke-rajaan Allah bila tidak dilahirkan kembali. Yesus menjelaskan bahwa kelahiran kembali atau kelahiran baru (Yunani: ανωθεν-Anothen) merupakan suatu syarat mutlak agar seseorang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Kelahiran baru menjadikan manusia sebagai ciptaan baru yang mencari, mendapatkan, dan meng-ikuti Kristus. Yohanes 1:13 dan 3:3, 5, 7 mencatat frasa kelahiran baru dalam bentuk-bentuk aorist ten-se, yaitu suatu hal yang sekali saja dilakukan tetapi memiliki dampak untuk seterusnya, seperti dalam Yohanes 2:29; 3:9; 4:7; 5:1, 4, 18. Kelahiran baru merupakan suatu tindakan Roh Kudus atas kodrat manusia sekali sepanjang hidup dan memberi

dam-pak perubahan dalam seluruh kehidupan pribadi se-seorang.

1 Yohanes 2:29; 3:9; 4:7; 5:4; 5:18.

Kelahiran baru merupakan proses rohani yang dilakukan oleh Allah pada seseorang di dalam Kristus yang berdampak pada hubungannya dengan Allah, sesama manusia, dan dunia di dalam kehidup-an sehari-hari. Pertama, kelahirkehidup-an baru memberikkehidup-an identitas baru, yaitu sebagai anak-anak Allah. Yoha-nes mengatakan bahwa orang-orang percaya adalah orang yang lahir dari Allah (1Yoh. 2:29; 3:9; 4:7; 5:4; 5:18). Kelahiran baru mendamaikan manusia dengan Allah melalui penebusan Kristus di atas ka-yu salib.

Kedua, orang yang lahir dari Allah memiliki suatu daya untuk mengasihi dan tidak berbuat dosa. Yohanes mengatakan bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak akan terus-menerus berbuat dosa (1 Yoh. 3:9; 5:18), hal ini menunjukkan bahwa melalui kelahiran baru, Allah memberikan suatu natur baru sebagai ciptaan baru yang sekaligus memiliki suatu kemampuan untuk memilih berbuat benar dan me-ngasihi orang lain, bahkan lebih dari itu kelahiran baru membuat orang mengenal Allah (1 Yoh. 3:9-10; 4:7).

Ketiga, kelahiran baru memberikan kemam-puan untuk mengalahkan dunia melalui iman, yaitu kemampuan untuk melakukan segala perintah Allah (1 Yoh. 5:4). Yohanes mengatakan bahwa orang yang lahir dari Allah adalah orang yang mengasihi Allah dan sesama manusia. Kasih terhadap sesama manusia terwujud dengan mengasihi Allah dan me-lakukan segala perintah-Nya. Segala perintah Allah itu tidak berat, karena Allah memberikan kemam-puan untuk mengalahkan dunia.

1 Petrus 1:21-23

Kelahiran baru merupakan karya Allah di dalam Yesus melalui penebusan yang memperbaha-rui orang percaya sehingga dia dapat lebih mengem-bangkan karakternya. Teks 1 Petrus 1:21-23 me-nyampaikan bahwa oleh karena Yesus, manusia

(4)

te-lah dite-lahirkan kembali bukan dari benih yang fana, melainkan benih yang tidak fana oleh firman Allah yang hidup dan kekal, sehingga manusia dapat per-caya kepada Allah serta memiliki iman dan peng-harapan yang tertuju kepada Allah.

Petrus mengaitkan tindakan kasih persauda-raan yang tulus ikhlas pada jemaat penerima surat-nya dengan karya penebusan Kristus (1 Pet. 1:18-20), sehingga jemaat harus lebih sungguh-sungguh dalam mengamalkan kasih persaudaraan karena me-reka telah dilahirkan kembali.

Pengertian Kelahiran Baru di dalam Kristus dari beberapa pakar Alkitab

Beberapa pakar Alkitab telah berusaha me-nyelidiki tentang pengertian dan makna kelahiran baru pada orang percaya. Berbagai pandangan mere-ka perlu dipertimbangmere-kan agar lebih memperjelas arti dari kelahiran baru.

Enns menjelaskan kelahiran baru dengan istilah regenerasi. Enns (2003, p. 421) mengartikan kelahiran baru sebagai suatu kelahiran dari atas, yaitu dari Allah. Kelahiran baru merupakan kela-hiran spiritual yang dilakukan oleh Allah melalui Roh Kudus sehingga orang percaya mengalami hi-dup baru saat dia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Orang percaya yang dilahirkan ba-ru berarti dia menerima natur ilahi (2 Pet. 1:4), jati diri yang baru (Ef. 4:24), suatu kapasitas untuk hi-dup benar dan menjadi ciptaan baru (2 Kor. 5:17). Orang percaya juga menerima pikiran yang baru se-hingga dapat mengenal Allah (1 Kor. 2:16), hati yang baru sehingga dapat mengasihi Allah (Rm. 5: 5), dan suatu kehendak baru (Rm. 6:13) sehingga dapat menaati Allah.

Milne (1996, p. 258) menjelaskan kelahiran baru sebagai saat dan cara orang percaya memasuki persatuan dengan Kristus, suatu perubahan serentak dari kematian spiritual menuju kehidupan spiritual, sebagai suatu kebangkitan spritual (Ef. 2:1-5). Milne menjelaskan bahwa kelahiran baru merupakan peris-tiwa yang terjadi sekali untuk selama-lamanya pada permulaan kehidupan Kristen. Kelahiran baru

meru-pakan tindakan Allah dalam memberikan hidup baru sehingga orang percaya menerima watak rohani baru yang diungkapkan dalam perhatian dan minat-minat baru yaitu kepedulian akan firman Allah, umat Allah, pelayanan kepada Allah, dan kesanggupan untuk menolak dosa.

Guthrie (1995, p. 229) menjelaskan kelahir-an baru berdasarkkelahir-an beberapa teks di dalam Perjkelahir-an- Perjan-jian Baru yaitu Yohanes 3, 1 Yohanes 2:29; 3:9; 4:7; 5:4; 5:18, Titus 3:5, 1 Petrus 1:23, dan Yakobus 1:8. Guthrie menjelaskan pengertian kelahiran baru seba-gai pertukaran kodrat lama seseorang dengan kodrat yang baru, penerimaan suatu asal usul yang baru, dan perjalanan masuk kepada hubungan yang baru dengan Allah (Yoh. 3). Kelahiran baru akan diikuti dengan dampak-dampak rohani tertentu pada orang percaya yaitu orang percaya akan berhenti dari ber-buat dosa (1 Yoh. 3:9; 5:18), dapat mengenal Allah (1 Yoh. 4:7), dan dapat mengalahkan dunia melalui imannya (1 Yoh. 5:4). Guthrie kemudian menyim-pulkan bahwa kelahiran baru pada dasarnya akan menghasilkan pembaharuan cara hidup pada diri orang percaya (Tit. 3:5, I Pet. 1:23 dan Yak. 1:18). Ryrie (1999, p. 86) menjelaskan arti kelahiran baru sebagai pekerjaan Allah yang memberikan kehidup-an baru kepada orkehidup-ang percaya. Kelahirkehidup-an baru dila-kukan oleh Allah (Yoh. 1:3), menurut kehendak-Nya (Yak. 1:8) oleh Roh Kudus (Yoh. 3: 5) ketika seseorang percaya kepada Injil yang dinyatakan oleh firman-Nya (1 Pet. 1:23). Kelahiran baru akan mem-buahkan kehidupan yang baru, yaitu kebenaran, tidak berbuat dosa, saling mengasihi, dan mengalah-kan dunia (1 Yoh. 2:29; 3:9; 4:7; 5:1,4 dan 18). Hadiwijono (1995, p. 398) menjelaskan bahwa ke-lahiran baru adalah karya langsung Allah melalui Roh Kudus, untuk memberikan kehidupan yang baru kepada manusia yang secara rohani telah mati, se-hingga orang yang percaya dapat mengungkapkan kehidupannya yang baru.

Berdasarkan pandangan para pakar di atas maka penulis menyimpulkan bahwa kelahiran baru merupakan peristiwa yang terjadi ketika seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan selamat

(5)

secara pribadi. Peristiwa ini sangatlah penting bagi orang percaya. Karena melaluinya orang percaya menjadi ciptaan baru dan menerima hidup baru yang diungkapkan dalam perhatian dan minat-minat baru. Selain itu, orang percaya juga menghasilkan pemba-haruan cara hidup yang akan berdampak bagi diri-nya sendiri dan lingkungandiri-nya.

Konklusi tentang Pengertian Kelahiran Baru di dalam Kristus

Kelahiran baru merupakan istilah Alkitab yang perlu untuk mendapatkan penjelasan secara konkrit. Berdasarkan beberapa teks dalam Alkitab dan pandangan para pakar Alkitab maka konsep ten-tang kelahiran baru dapat disimpulkan sebagai beri-kut:

Pengertian Istilah Kelahiran Baru

Kelahiran baru adalah suatu peristiwa rohani di mana Allah memberikan kehidupan baru kepada diri seseorang yang mengambil keputusan untuk percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, sehingga dia meng-galami persatuan dengan-Nya. Kelahiran baru meru-pakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar, se-hingga orang yang tidak dilahirkan baru tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kelahiran baru me-rupakan peristiwa spiritual yang hanya dapat diker-jakan oleh Allah melalui Roh Kudus kepada manu-sia yang percaya kepada pemberitaan Injil. Kelahir-an baru membuat seseorKelahir-ang memiliki kodrat dKelahir-an asal-usul yang baru, serta perjalanan masuk kepada hubungan yang baru dengan Allah, sehingga orang percaya dapat mengungkapkan hidup yang baru. Hasil-hasil Kelahiran Baru

Hasil-hasil kelahiran baru adalah: Masuk ke dalam Kerajaan Allah (Yohanes 3:3; 3:5)

Yesus menyatakan bahwa tanpa kelahiran baru maka tidak mungkin seseorang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kurniawan (2018, p. 3) menjelaskan

berkenaan dengan pernyataan Yesus di atas, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah merupakan anugerah Allah yang terjadi dalam peristiwa khusus, yaitu kelahiran baru. Piper (2008, p.63) menegaskan bahwa anugerah Allah melalui kelahiran baru meru-pakan tindakan yang secara khusus Allah lakukan sendiri.

Identitas Baru (Yohanes 1:12)

Ketika seseorang dilahirkan baru maka se-ketika itu dia memiliki identitas baru yaitu sebagai anak-anak Allah. Guthrie (2008, p. 228) menjelas-kan bahwa wawasan tentang kelahiran baru pertama kali diisyaratkan di dalam Yohanes 1:12, di mana saat itulah orang percaya menerima kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Identitas baru tersebut menjadikan orang percaya memiliki relasi yang baru dengan Allah.

Memiliki Hidup Baru

Kelahiran baru menghasilkan hidup yang baru. Saat orang percaya mengalami kelahiran baru maka dia akan memiliki minat-minat yang baru pu-la, antara lain: kepedulian akan firman Allah, umat Allah, pelayanan kepada Allah dan kesanggupan un-tuk menolak dosa. Kesemuanya itu disebabkan ada-nya perubahan oleh karena karya Roh Kudus pada watak orang tersebut. Wijaya (2016, p. 128) men-jelaskan bahwa melalui kuasa Roh Kudus, orang percaya akan terus menerus diperbaharui sehingga menghasilkan kehidupan baru.

Pendidikan Karakter Unggul

Pendidikan karakter unggul pada seseorang telah menjadi kebutuhan yang mendesak pada masa kini. Hal ini didasari oleh semakin jarangnya karak-ter unggul di tengah-tengah masyarakat. Maka dari itu pembahasan tentang pendidikan karakter unggul perlu diketengahkan pada bagian berikut.

Pengertian Karakter

Karakter adalah watak, tabiat atau sifat-sifat yang menjadi ciri khas dari tiap individu sehingga

(6)

melaluinya cara berpikir dan perilakunya dapat di-bedakan dengan individu lainnya. Suyanto dan Mus-lich (2011, p.70) berpendapat bahwa karakter meru-pakan ciri khas seseorang dalam berpikir dan ber-perilaku di lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara, sedangkan Poerwadarminta (1998, p. 389) dan Kamisa (1997, p.281) menjelaskan karakter se-bagai budi pekerti atau sifat-sifat kejiwaan yang membedakan antar manusia. Dictionary of Pastoral Care and Counseling (1990, p. 137) dan Gulo (1982, p. 29) menguraikan perbedaan antarmanusia dalam karakternya disebabkan oleh elemen-elemen yang membentuk kepribadian seseorang, sebagai kumpulan kualitas pada diri seseorang yang dapat dinilai berdasarkan standar etis dan moral tertentu. Karakter Unggul

Karakter unggul adalah kumpulan sifat-sifat yaitu rangkaian sikap (attitudes), perilaku (beha-viors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills)

yang melekat pada diri seseorang yang berdampak positif bagi orang tersebut dalam relasinya dengan Allah, diri sendiri dan sesamanya. Alkitab mencatat beberapa karakter unggul, yang secara konkret di-tunjukkan oleh Rasul Paulus dalam surat Galatia 5: 22-23, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesa-baran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lem-butan dan penguasaan diri. Keunggulan dari bebe-rapa jenis karakter itu ditunjukkan dengan pernya-taan bahwa “tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu” (ayat 23).

Pengertian Pendidikan Karakter

Kesuma (2013, p.4) menyampaikan bahwa pendidikan karakter saat ini semakin diterima luas oleh masyarakat. Hal ini seiring dengan semakin mendesaknya kebutuhan akan karakter unggul di dalam masyarakat. Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dengan tujuan menginternali-sasikan nilai moral dan akhlak, sehingga hal itu da-pat diwujudkan dalam penerapan sikap dan perilaku yang baik. Gaffar (2010, p.4) menguraikan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah proses

meng-ubah nilai-nilai dalam hidup manusia untuk menum-buh kembangkan kepribadian seseorang menjadi se-buah perilaku. Lickona (1991) memperjelas uraian Gaffar mengenai nilai-nilai hidup dengan istilah eti-ka inti yang harus dipahami, diperhatieti-kan, dan dila-kukan, sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar.

Korelasi Kelahiran Baru di dalam Kristus dengan Pendidikan Karakter Unggul

Pendidikan karakter unggul adalah usaha sa-dar dan terencana dengan tujuan menginternalisasi-kan nilai moral dan akhlak, sehingga hal itu dapat diwujudkan dalam penerapan sikap dan perilaku yang baik. Usaha tersebut dapat dilakukan dalam lingkungan formal dan informal. Secara formal, usa-ha tersebut dapat melibatkan lembaga-lembaga pen-didikan yang berbasis kurikulum tertentu yang me-ngacu pada tujuan terciptanya karakter unggul pada peserta didik. Kemudian secara informal usaha ter-sebut dapat dilakukan dalam pembinaan di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Hal ini dapat melibatkan peran serta orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat terhadap pembinaan karakter bagi ang-gota keluarga dan masyarakatnya.

Namun demikian perlu diperhatikan bahwa segala usaha itu seharusnya beranjak dari suatu pe-ristiwa penting yang harus terjadi pada diri sese-orang. Peristiwa tersebut adalah kelahiran baru. Me-lalui kelahiran baru individu mengalami perubahan yang sangat signifikan. Paul Enns (2003, p.21) me-negaskan bahwa perubahan tersebut menyentuh as-pek pikiran, perasaan, dan kehendak sehingga sese-orang dapat memiliki sifat-sifat unggul pada dirinya. Hal ini menjadi kunci perubahan yang radikal di dalam diri seseorang untuk memiliki karakter ung-gul. Brownlee (2006, p.130) menunjukkan korelasi antara kelahiran baru dengan perubahan radikal pada seseorang sebagai berikut:

Kita menanggalkan keadaan kita yang lama supaya kita “dibaharui di dalam roh dan pikiran (kita), dan mengenakan manusia baru, yang te-lah diciptakan menurut kehendak Alte-lah di da-lam kebenaran dan kekudusan yang

(7)

sesungguh-nya. Perubahan diri kita ialah perubahan radi-kal. Perubahan ini bukan perbaikan perbaikan beberapa hal saja, bukan peningkatan kebaikan dan kepandian, bukan pendidikan, melainkan dasar dari diri kita dan tabiat kita diubah dan diperbaharui. Karena itu istilah “kebangkitan manusia baru atau “kelahiran baru” patut di-pakai untuk menekankan sifat radikal dari peru-bahan ini”.

Berdasarkan pernyataan Brownlee di atas maka tepatlah untuk dikatakan bahwa kelahiran baru rupakan titik awal dari sebuah perubahan. Dia me-ngatakan bahwa realitas perubahan itu akan berlang-sung terus menerus setiap hari hingga seseorang se-rupa dengan Kristus. Di sinilah titik awal usaha un-tuk menginternalisasikan nilai-nilai moral dan akh-lak sehingga terwujud dalam penerapan sikap dan perilaku yang baik. Tanpa kelahiran baru maka ma-nusia tetap seperti keadaanya yang semula yaitu ber-dosa. Kitab Efesus menjelaskan keadaan tersebut se-bagai berikut:

Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang beker-ja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara me-reka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pi-kiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami ada-lah orang-orang yang harus dimurkai, sama se-perti mereka yang lain. (Ef. 2:1-3).

Berdasarkan teks di atas, Paulus menunjukkan ke-adaan manusia berdosa yaitu: Pertama, hidup tetapi mati. Meskipun mereka secara jasmani hidup dan dapat melakukan sesuatu, namun pada dasarnya mati secara rohani karena dosa. Kedua, durhaka. Manusia berdosa hidup dalam segala macam kejahatan dan berperilaku jahat. Hidupnya dipenuhi dengan sifat-sifat jahat karena dikendalikan oleh penguasa kera-jaan angkasa, yaitu iblis. Ketiga, dimurkai. Akibat dari keberdosaanya, mereka hidup dalam murka Allah. Ketiga keadaan tersebut membuat manusia berdosa mustahil untuk berubah dengan sendirinya. Mereka hanya patut dihukum oleh Allah. Maka dari

itu mereka perlu dilahirkan kembali agar mengalami perubahan yang radikal dalam hidupnya.

Pedidikan karakter unggul yang bertujuan untuk menghasilkan manusia yang berkarakter ung-gul merupakan usaha yang patut dipuji.Namun de-mikian usaha ini harus dibarengi dengan pemaha-man pemaha-manusia yang seutuhnya sebagai makhluk yang telah rusak akibat dosa. Setiap usaha yang dilakukan akan menjadi sia-sia jika tidak dilandasi dengan pe-mahaman tersebut. Sebelum dididik, manusia yang telah rusak harus dipulihkan lebih dahulu. Manusia itu harus berjumpa secara pribadi dengan Kristus agar mengalami kelahiran baru. Kelahiran baru akan menjadikan manusia itu sebagai ciptaan baru di da-lam Kristus (I Kor. 5:17). Ciptaan baru ini akan te-rus menete-rus diperbaharui menjadi serupa dengan Kristus. Pada saat pembaharuan ini berlangsung, pendidikan karakter unggul dapat dilaksanakan secara efektif.

KESIMPULAN

Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan ini, yaitu: Pertama, pendidikan ka-rakter unggul sangat dibutuhkan saat terjadi krisis karakter di tengah masyarakat akhir-akhir ini. Ke-dua, pendidikan karakter unggul adalah usaha sadar dan terencana dengan tujuan menginternalisasikan nilai moral dan akhlak, sehingga hal itu dapat diwu-judkan dalam penerapan sikap dan perilaku yang baik. Ketiga, pendidikan karakter unggul dapat dila-kukan baik secara formal melalui lembaga-lembaga pendidikan maupun secara informal, yakni di ling-kungan keluarga dan masyarakat. Keempat, pendi-dikan karakter unggul harus diawali dengan kela-hiran baru, sebab kelakela-hiran baru merupakan titik awal perubahan yang radikal pada diri seseorang. Kelima, kelahiran baru adalah suatu peristiwa rohani di mana Allah memberikan kehidupan baru pada diri orang percaya sehingga dia menggalami persatuan dengan Kristus. Hal ini terjadi secara spiritual saat seseorang percaya kepada Yesus sebagai satu-sa-tunya Tuhan dan Juru Selamat pribadi. Peristiwa ini menghasilkan sebuah kehidupan baru yang

(8)

dinya-takan melalui watak yang baru dalam kehidupan se-hari-hari. Keenam, pendidikan karakter unggul akan menjadi efektif jika seseorang telah mengalami

ke-lahiran baru. Sebab di saat seseorang dilahirkan ba-ru, dia akan memiliki minat-minat baru yang lebih mudah untuk diarahkan.

DAFTAR RUJUKAN

Alkitab (TB). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. Dictionary of Pastoral Care And Counseling.

1990. Nashville: Abingdon Press.

Emiyati, Ayang. 2018. “Mendisiplin Anak Menu-rut Prinsip Kristen.”Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Je-maat, 2 (2): 147-156.

Enns, Paul. 2003. Handbook of Theology. Malang: Literatur SAAT.

Greek New Testament (IGNT), dalam SABDA versi 4.30, 2013.

Gulo, Dali. 1982.Kamus Psikologi. Bandung: Tonis.

Guthrie, Donald. 1995. Teologi Perjanjian Baru II. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hadiwijono, Harun. 1995.Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hartono, H.2014. “Membentuk Karakter Kristen Pada Anak Keluarga Kristen.”Kurios: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 2 (1):62-69.

Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kesuma, Dharma. 2013. Pendidikan Karakter.

Bandung: Rosida.

Kurniawan, Jimmy. 2018. “Kajian Eksegetikal tentang Kelahiran Baru Menurut Yoha-nes3:1-8”. Gracia Deo: Jurnal Teologi, 1 (1).

Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: HowOur School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.

Malcom, Brownlee. 2006. Pengambilan Keputus-an Etis dan Faktor-faktor di Dalamnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Milne, Bruce. 1996. Mengenali Kebenaran. Ja-karta: BPKGunung Mulia.

Mohammad, Fakhry Gaffar. 2010. “Pendidikan Karakter Berbasis Islam.” Makalah Work-shop Pendidikan Karakter Berbasis Agama.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menja-wab Tantangan Krisis Multidimensional. Ja-karta: Bumi Aksara.

Rifai, E. 2012. “Pendidikan Kristen Dalam Mem-bangun Karakter Remaja Di Sekolah Mene-ngah”. Antusias: Jurnal Teologi dan Pela-yanan, 2 (2): 179-193.

Ryrie, Charles. 1999. Teologi Dasar II. Yogyakarta: Yayasan Andi.

Telaumbanua, A. 2018. “Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Membentuk Karakter Siswa.” Jurnal Fidei: Jurnal Teologi Sis-tematika dan Praktika, 1 (2):219-231,

http://www.stt-tawangmangu.ac.id/e-journal/index.php/fidei.

Wenas, Maria Lidya & Darmawan, I Putu Ayub. 2017.“Signifikansi Pendidikan Anak Dalam Perspektif Alkitab.” Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat,

1 (2): 118-128.

Wijaya, Hengky.2016. “Pengenaan Manusia Baru Di Dalam Kristus: Natur, Proses, Dan Fakta Serta Implikasi Teologis Dan Praktisnya.” Jurnal Jaffray, 14 (1).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini dukungan perawat dan keluarga dalam asupan nutrisi dan cairan pada pasien demam berdarah dengue dapat dijadikan sebagai masukan dalam

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata, Bupati dapat

Dalam pengambilan dan pemanfaatan air tanah selain untuk target pendapatan daerah juga untuk pengendaliannya dengan memperhatikan kondisi air tanah dalam rangka

Komponen tabung sistem vakum MBE merupakan bagian yang dirancang dan dikonstruksi menggunakan bahan dipasaran lokal dengan fasilitas yang ada di P3TM dan akan digunakan terutama

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha bermitra atau bersikap positif dalam merespon beroperasinya bank syari’ah juga tidak hanya faktor religiusitas melainkan karena

Mengevaluasi efek pemberian susu fortifikasi besi - zink terhadap tingkat kesegaran jasmani pada anak gizi kurang di sekolah dasar Surakarta.. Manfaat

Selanjutnya hubunganperubahanketebalanirisanterhadapperubahanfaktor ekspose (kV,mA,s)serta nilaipenerimaandosisradiasi yang diterimapasien.Nilai CTDI dengan perubahan

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan dalam proses