,lr:''i .ti
Peminpin Redaksi Seketans Redaksi Dewan Editor Administras i d a n S i rku I a si Mitra Bestari Pererbit
Namat Redaksi & Sirkulasl lzinTerbit
Relto,mendasi
,ssff
Peretakan
1 1 O8/SKDITJEN PPG/STT/1 987
Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 11 2l D5.5lU I 1987 o215-4994 Gress Press Jln. Dongkelan Yogyakarta Telp. O274-26430il
Bahastra
Jurnal llmiah
Bahasa da
Dra. A. Yumartati Sucipto, M.Pd. Bl Dr. Rina Ratih, S.S. Drs. Jabrohim, M.M.
Dra. Umi Rokhyati, M.Hum.
R. Muhammad Ali, S.S. M.Pd. Hendra Darmawan, S.Pd.
Fauzia, S.Pd. M.A.
Siti Salamah, S.S. M.Hum.
.Yuwanto
Dr. Dat Bao ( Monash University, Australia)
Prof. Dr. Suminto A. Sayuti (Universitas Negeri Yogyakarta)
Dr. Ngadiso, M.Pd. (Universitas Negeri Surakarta) Universitas Ahmad Dahlan
J ln. Pramuk a 42 Telp. 37'l 1 20 Yogyakarta e-mail :jurnalbahastra @g ma il. com Surat Keputusan Menteri Penerangan Republik lndonesia Nomor
Jumal
Bahastra
diterbitkan
oleh
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Pengelolaan oleh
Program
Studi
Pendidikan
Bahasa
lndonesia
dan
Pendidikan Bahasa
lnggris
FKIP
Universitas
Ahmad
Dahlan
Yogyakarta.
Terbitdua kali setahun. Jurnal
ini
hanya
memuat
fulisan
ilmiah, baik berupa hasil analisis,
laporan
penelitian, kajian dan penerapan
teori,
maupln pembahasan pustaka
dalambidang
bahasadan
sastra sertapengajarannya.
]l, I l[] I
Bahastra
Jurnal
llmiah Bahasa
danSastra
Surat Keputusan Menteri Penerangan Republik lndonesia Nomor 1108/5K/DITJ E N PPG/STT / 1'987
Rekomendasi Direktur Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor' tLUD5.5lU/1987
DAFTAR
ISIBahastra, Volume XXVII Nomor 2,
Maret
2013IHE
EFFECTS
OF TEACHER
CORREGTIVE
FEEDBACK ON
STUDENTS'
WRITING
COMPETENCE
61 M.
Tolkhah
Adityas....
ENHANCING
STUDENTS' SPEAKING SKILL THROUGH
CoMPUTER ASSISTED LANGUAGE LEARNING (CALL)
tuilia
Triyoga. .....
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN
TATA
BAHASA PADA ANAK
Nori
Purwanasari...
IDENTIFIKASI
VERBA PENGHUBUNG DALAM BAHASA
INGGRIS
84
lkmi
NurOktavianti...
TtlE EFFECTIVENESS OF STORYTELLING USING REALIA TO
IMPROVE
SPEAKING
ABILITY
IN
THE
TENTH
GRADE
STUDENTS
AT SMAN
1SANDEN
IN
ACADEMIC YEAR
201212013
Salamah
Jamiatun
dan
Sucipto...-71
78
IDENTIFIKASI
VBRBA
PENGHUBUNG
DALAM
BAHASA INGGRIS
Ikmi Nur Oktavianti
Program Studi PBI
FKIP
Universitas Ahmad Dahlan(uAD)
Yogyakarta Alamat Kontak: Program Studi Pendidikan BahasaInggris
FKIP
(Jniyersitas Ahmad Dahlan, Jalan Pramuka 42 Sidikan, Yogtakarta 55161 e-mail : ikminurokt aviantr@y ahoo. co.
id
English has texical verb and
t"f"i;t#"lerb
to
fill
the tunctionof
predicatein
aclause. Since predicate
is
a nucleus constituentof
a construction, the absenceof
one kindof
verbs triggerr
ih"
"*".gence
of another. Thus, verb is productively used in Englishlanguage. Linking verb is one of lexical verbs in English. Syntactically, it is a unique verb since
it
is
a lexicalverb-the
same as the canonicalone-but
it
can be substitutedby
coptla be. Some experts stated that copula be and linking verb are equivalent.However, recent studies about linking verb focus on the
list of
the verbs and the structure. There werenot
many previous studies focusingon
the natureof
linking
verb. Besides, the studyof
identiffing linking verbin
syntactic construction was 1eft uncompleted. Therefore, this paper aims at describing the nature of linking verb and identifying linking verb in syntactic construction in order to distinguish it from another type of English lexical verbs'Keywords: verb, linking verb, copula be, English, identification
Pendahuluan
Bahasa
Inggris
merupakan
bahasadengan
urutan
kata
yang
ketat
dalammembentuk
klausa.
Klausanya
terdiri
darisubjek
dan
predikat
yang
hadir
beriringandengan subjek mendahului predikat.
Fungsi subjekdiisi
oleh nomina. Sementaraitu,
kendatipengisi
fungsi
predikat dapat
berkategoriadjektiva, nomina, verba, preposisi
(Napoli, 1989), bahasaInggris
hanya
memperbolehkanverba
untuk
mengisinya.
Oleh
Crystal(2008:510)
verba
didefinisikan
sebagaikonstituen
yang
memuat
informasi
kategorialseperti
kala,
aspek, persona,modus,
jumlah.Verba
bahasa
Inggris
memuat
informasikategorial
semacam
itu.
Banyaknya
muatankategorial yang dikandung
verbanukleus.
Maka
kehadiran
verba
wajib
dalamklausa bahasa
Inggris.
Ketika tidak
ada verbaleksikal, verba fungsional dihadirkan.
Itulahsebabnya
konstruksi berpredikat
adjektiva-bukan verba
leksikal-tetap didahului
dengan verba fungsional seperti kopulabe.Dengankata
lain,
verba-baik
leksikal maupun fungsional-merupakan pengisiwajib
fungsipredikat.
Olehsebab
itu,
tingkat produktivitas verba
dalam bahasa Inggris cukup tinggi.Verba leksikal dalam
bahasa
Inggris merupakan salah satukategori yang produktif.
Coba amati contoh pada kedua kalimat di bawah
1nl.
(l)
My
rnom keeps me well.(2) John keeps quiet.
Verba keep
merupakanverba
leksikalDalam
konstruksi sintaksis,
predikat-
sama.Akan
tetapi,
jika
ditinjau
lebihbersama dengan
subjek-merupakan
konstruksi
keduanya ternyata berbeda.
Cobadalam nampak
lanjut,
amati
perbandingan verba
(2)
dengankopula
be
pada kalimatini.
(l)
My
mom keeps me well.(1a) *My
mom is me well.(2)
John keeps quiet. (2a) John is quiet.Dari contoh-contoh
di
atas dapatdiamati
bahwaverba
keep
(l)
tidak
dapat disubtitusi
olehkopula
be.
Pensubtitusiannya
menghasilkankonstruksi
yang
tidak
gramatikal
dan
tidak berterima(1a).
Namun,
verba
keep(2)
dapatdisubtitusi
kopula
be.
pensubtitusiannyamenghasilkan
konstruksi
yang gramatikal
dan berterima (2a).Dari
uraian
di
atas, kemudian
dapatdisimpulkan
beberapaproperti
verba
keep
(l)
dan (2).
Properti
verba keep(l)
dapatdiperikan
sebagai
berikut:
a) verba berkategorileksikal,
b)transitif,
c)
karenatransitif,
maka verba disertai objek.Adapun
verba
(2)
mempunyaiproperti,
antara
lain
adalah a) verba berkategorileksikal,
b)
bersifat intransitif;
c)
ekuivalen
dengan kopula be.Verba
(1)
selanjutnyadisebut
verbakanonik.
Verba
(2)
selanjutnya
akan
disebutlinking
verb
atau verba penghubung.Verba
yang
kedua-verba
penghubung-yang menjadi
fokuskajian
dalamtulisan
ini.
Hal
ini
mengingat
belum
banyakyang
membahas
hakikat dan
identifikasinya
dalam
konstruksi
sintaksis. padahal, pembelajar bahasaInggris
akan
cukup
terbantu
denganadanya kaidah-kaidah
terkait identifikasi
verbapenghubung.
Adapun
penggunaan
istilah
kanonik
dalam tulisan
ini
adalah
untuk mempennudah analisisverba
penghubung dan membedakan verba penghubungdengan
verbakanonik tersebut.
Berdasarkan
pemaparandi
atas
dapatdiamati
bahwa
verbayang
sama dapatmenjadi
Dari
dua contohdi
atasdapat
diamati
bahwa berbedatergantung pada
kondisi sintaksisnya.
keduanya mempunyai struktur yangsama, yaifuOIeh
sebab
itu,
pencarian hakikat
dan
upaya
berpredikat
non
verba.
Karena
kesamaanidentifikasi
terhadapverba
penghubung
perlu
struktur tersebut, kedua
satuan lingual
itu
mempunyai kesamaan
fungsi
sebagaidilakukan untuk
memperkayakajian
linguistikmengenai konstruksi sintaksis bahasa Inggris.
Metode Analisis
Metode analisis
yang digunakan
dalamtulisan
ini
adalah metodeagih.
Metode
agih adalah metode analisis yang alat penentunya adadi
dalam dan
merupakanbagian dari
bahasayang diteliti
(Sudaryanto,
1993:15).
Teknft
dasar yang digunakan adalah
teknik
bagiunsrr
langsung sehingga dapat
diketahui
pernbagiankonstituen
(demi
kepentingan analisis)
dandilanjutkan
dengan
beberapateknik
lanjuhnseperti teknik
subtitusi,
teknik
delesi,
tehik
sisip, teknik baca markah, dan sebagainya.
Hakikat
Vertra PenghubungVerba
penghubung
adalah
verbaberkategori
leksikal
yang
ekuivalen
dengankopula
be
dalam konstruksi
atau
kondisisintaksis
tertentu.
Ekuivalensi
verbapenghubung
dan
kopula
be
dijelaskan
ol*
Quirk dkk
(1985). Ekuivalensi tersebut
terkaitdengan persoalan
skuktur
dan
fungsi.
padacontoh (2) dan (2a)
di
atas,verba
keepfun
kopula be
mempunyai
struktur
yang
sama Keduanya mempunyai konstruksipredikatif
nonverba.
Bandingkan
dengancontoh
(1)
yangtidak
dapatdigantikan
dengankopula
be(la)
karena struktur
keduanya
berbeda.
Hal
fui
pernah diulas
oleh
Moro.
Moro (1997:l2,l7l)
memberikan
contoh dengan
menganalisisekuivalensi
seem
dankopula
be.
Menurutny4verba seem dankopula De
memiliki
fungsi yangsama. Perhatikan kalimat-kalimat
berikut.
(3) John is happy. (4) John seems hoppy.
Bahastra, Volume XXVII Nomor 2,
Maret
2013
85
j
r4
penghubung
subjek
dan predikat
nor.r
verba.Sejalan
dengan
Moro, den
Dikkenmengemukakan
bahwa
kopula termasuk
salah satujenis
relator
(2006).
Fungsirelator
adalah sebagaimediator subjek dan predikat
untukmembentuk
relasi
sintaksis
dan
semantik.Secara
sintaksis,
relasi
tersebut
akanmenjembatani
keasimetrisan
subjek
danpredikat. Secara
semantik,
dengan
kehadiran elemen penghubung tersebutkarakteristik
yangdimiliki predikat
dapat
disandangkan
pada subjek (denDikken,
2006).Mengingat
verba
penghubung
padadasamya
adalah
verba leksikal,
sama
halnya dengan verbakanonik,
maka verbatransitif
danverba
intransitif
berpeluang
untuk
menjadiverba penghubung
dalam
kondisi
sintaksistertentu.
Peluang
menjadi verba
penghubung diilustrasikan pada bagan berikut.V intransitif V intransitif yang berpotensi menjadi V hubung Verba
1
V transitif I Verbatransitif
I 1 ILv
tr*.itif
y*g
berpotensi menjadi V hubungJika
verba
kanonik
tersebut
menjadi
verba penglrubung,verba tersebut-baik
berasal dariverba
intransitif
maupun
verbatransitif--akan
rnenjadi
verba
intransitif.
Denganpenglondisian semacam
itu,
ilustrasi
di
atasdapat diperj elas I agi pada b agan seperti berikut.
Verba
intransitif
kanonik
erba penghubung
Verba transitif kanonik
Berdasarkan bagan
di
atas,verba
penghubungadalah
verba leksikal kanonik yang
bersifat
intransitif yang
mulanya mempunyai
karakterbaik
hansitif
maupun
intransitif.
Denganmenjadi
verba penghubung,kekansitifannya-jika
semulatransitif-direduksi.
Identifikasi
Verba penghubung
Pada dasarnya verba penghubung adalah
verba leksikal yang
bersifat
intransitif-meskipun berasal
dari
verba
transitif--dan
mempunyai ekuivalensi dengan
kopula
be.Bersama dengan
verba kanonik, produktivitas
verba penghubung
cukup
tinggi
dalam
bahasaInggris. Oleh sebab itu, pengidentifikasian verba
penghubung
perlu dilakukan
agar
pembelajarbahasa
Inggris
dapat menyusun
konstruksi lingual yanggamatikal.
Pada
bagian
ini
akan
dibahas
lebihmendalam tentang perbedaan verba penghubung
dan
verba kanonik
dengan mempertimbangkanaspek
formal
dan semantis. Dengan demikian,ketika
seseorang menemukan
beberapakonstruksi yang
menggunakan
verba
look,misalnya,
seseorangtidak
akankesulitan
untuk mengetahui apakah dalamkonstruksi
tersebut,look hadir
sebagai verbakanonik
atau sebagaiverba
penghubung. Pengidentifikasian
verbapenghubung
dilalrukan
dengan memperhatikantiga
hal,
yaitu penyerta verba kanonik dan verbapenghubung, hubungan penyerta dengan verba
kanonika da verba penghubung, dan ekuivalensi
dan subtitusi.
Berikut
akan diulas satuper
satu.Ir*O^
intransitiverba
I
{
Verba intransitifI
1 La)
Penyerta
Verba
Kanonik
dan
Verbapenghubung
Salah satu
aspekyang
dipertimbangkanuntuk
membedakanVerba
kanonik dan
verbapenghubung
adalah elemen
penyertanya.Terkecuali
verba
intransitif
yang
tidak
membutuhkan
kehadiran
penyerta,
verba transiitifjustru
sangat membutuhkan kehadiranpenyerta. Penyerta
dalam
verba
intransitif
berupa objek
(objek
langsung).Objek
adalah salahsatu
fungsi sintaksis ataufungsi gramatikal
(Aarts,2001:15). Secarasintaksis,
terdapat
tiga
karakteristik
utamaobjek, antara
lain:
l)
Objek berupa nomina atau frasenomina
2)
Objek terletak sesudah verba utama3)
Mempunyai
relasi
yartg kuat
dengan verba yang mendahuluinya.Perhatikan contoh di bawah
ini.
(5)
The womanfounda
comb.Kalimat tersebut dapat
dibagi
menjadi beberapa bagian, antaralain
The
woman
: subjekfound
: verba (predikat)a comb : objek
Tiga
kriteria
yang
disebutkan
di
atas
telahdipenuhi
oleh objek
a comb,yakni
berupa frasenomina
(FN),
terletak
setelah verbafound
d,anmempunyai hubungan
yang
erat
dengan verbatersebut
(karena
menjelaskan
sesuatu
yangdikenai tindakan
verba).
Selainitu
terdapatsatu karakteristik terakhir,
yakni:
a)
Objek (baik
objek
langsung
maupunobjek
tak
langsung)
dapat
dipasifkan (menjadi subjek klausa atau kalimat)Pada
contoh
di
atas,
FN a
comb
dapat rnengalami pemasi fan menjadi
kalimatberikut.
(5a)
A
comb wasfound
by thewoman-Pada
konstruksi
pasif
tersebut,
kalimat
rnerupakan
konstruksi
yang
gramatikal
danobjek berupa
FN a
comb berhasil dikedepankanmengisi
posisi
subjek kalimat.
Subjeksebelumnya
FN
the
woman
menjadi
frasepreposisi dan bersifat opsional (dapat dilesapkan
atau
tidak).
Pemasifanseperti
itu
merupakansalah satu pembuktian
hakikat objek,
apakahelemen
penyerta
verba
tersebut
objek
atau bukan.Tidak seperti
verba
kanonik,
verbapenghubung
tidak
memperbolehkan
kehadiranobjek. Verba penghubung hanya bervalensi satu
(subjek). Adapun
penyertanya-yang
mengikutinya-*adalah
komplemen
berupapredikat non
verba dan tidak dihitung
dalamvalensi. Predikat
non
verba tersebut
dapatmeliputi
adjektiva, nomina, adverbia,
dan preposisi.Lalu bagaimana penerapannya pada dua
konstruksi yang disusun
oleh, misal,
verta
kanonik/verba penghubvng
smell?
Verba smellselain
sebagai
verba
kanonik,
juga
dapatmenjadi
verba
penghubung.
Perhatikancontohnya berikut
ini.
(6)
The dog smelt therabbit-(7)
Thedinner
smells good.Pada konstruksi
(6)
verba
smell
merupakanverba kanonik
yang
mengindikasikan
tindakanyang
melibatkanpanca
indera.
Sementara ihrsmell
padakonstruksi
(7)
merupakan
persepsidan
sekaligusmerupakan
verba
penghubung. Selain itu, smell pada konstruksi(6) diikuti
olehFN the
rabbit yang
merupakan
objek, sedangkan smell pada konstruksi(7)
diikuti
olehfrase
adjektiva
good
yang
merupakankomplemen-bukan
objek-dari
verbapenghubung.
Meskipun
verba
penghubungjuga
dapatdiikuti
oleh nomina,
akantetapi nomina
padakondisi
yangdemikian
bukantermasuk
objek.Pembuktian
yang
paling signifikan
adalahdengan melakukan pemasifan,
misalnya
padakonstruksi berpredikat
non
verba
berkategori nomina (serupa objek).(8) He turns
into
a monster.Konstruksi
di
atasmempunyai
FN a
monsteryang
menyertaiverba
penghubung
turn
into.Jika
dipasi{kan, kalirnatnya
bertransformasi menjadi seperti berikut.(8a)
*l
monsteris
turned into(by
him) Konstruksi(8a) di
atas adalah upaya pemasifandari
kalimat
(8)
tetapi
hanya
menjadikan konstruksi tersebuttidak gramatikal.
Meskipun terdapatnomina
sesudahverba
penghubung,akan
tetapi
nomina
tersebut
bukan
objeksehingga
tidak
dapat
dipasifkan.
Mengapanornina
tersebut
bukan
objek? Selain
karenatidak
dapat
dipasifkan, terdapat
penjelasan peirtinglain
yang
akanlebih
lanjut
dijelaskan dalam poin selanjutnya.Selain itu,
verba
kanonik merremperbolehkanhadirnya
lebih
dari
satu objek, sesuai denganvalensi
verba.Yerba
smell(6)
memungkinkan
hadirnya
dua
argumen, yakni satuobjek
dan safu subjek. Namun, verba penghubung smell hanya mampu menghadirkan safuvalensi,
yaitu
subjek saja. Adapun
verbalain
semisalput,
memungkinkanhadirnya
dua objek dan satu subjek(tiga
argumen) atau three-placepredicate
(Carnie, 2OO7:221). Meskipundmrikian, sejauh
ini
verba
yang
berpotaisi
mtjadi
verba
penghubung hanya mempunyaisatu valensi (one-place
predicate)
seperti halnya verba smell pada contoh(7).
b)
Hubungan antara
Verba
Kanonik/VerbaPsnghubung dengan P enyertanya.
Selain dengan mengamati penyerta yang
mengikuti
verba
kanonik/verba
penghubung, perbedaan verba kanonik dan verba penghubung dapatdilihat
meialui hubungan verba
kanonikdm
objeknya yang sangat erat. Contohnya pada kalimatberikut.
(5)
Thewomanfound
a comb.FN
a
comb, objek, mempunyai
relasi
yang sangaterat
dengan verbafound
karena
FN
a comb mentpakan sesuatuyang
dikenai tindakanoleh
verba.
FN a
comb
tidak
ada
kaitannyasacara iangsung dengan
subjek(Radford,2003!64-165).
Maka
relasi
yangterjalin
adalan
antaraverba
denganobjek
danK:x+(a+b)
Kl(x+a)(x+b)
Keterangan:
K:
kalimat,
x:
subjek,
o:
verba,
b:
objek Berdasarkanrumusan
di
atas,
kalimat
terdiri
dari
subjek
yang
digabungkan
dengankonstruksi
predikatif (a+b).
Kalimat
tidak
berupa subjek yarrg
hanya
dikombinasikan dengan verbasaja-dalam
konteks
verba yangmengharuskan
hadirnya
objek--{an
tidak
dapatpula
hanya berupa kombinasisubjek
danobjek
saja.
Jika diterapkan pada
konstruksi
klausa,dapat
diperoleh rumusankonstruksi
predikatif
)
verba
+
objek
:
VO
dankonstruksi
klausaberobjek
)
subjek
+ (VO).
Berikut
penggambarannya.
V
foundO
a comb SThe
woman found a combKarena
eratnya
relasi
antara
verba
danobjeknya, melesapkan objek akan menyebabkan
kalimat
tidak gramatikal dan tidak berterima. (5b) *The womanfound.Kalimat
(5b)
di
atas menjaditidak
gramatikaldan
tidak
berterima
kmena verbafound (/i"d)
adalah verba bervalensi dua,yaitu
menjelaskan siapa yang menemukan dan apa atau siapa yang ditemukan.Ketika
hanya adasatu unsur-apa
atau
siapa
yang
ditemukan-kalimat
akanmenjadi
anehdan
cenderungtidak
gramatikal.Sebaliknya,
jika
verba dihilangkan,
kalimat
menjadi tidak gramatikal seperti
di
bawahini.
antara subjek dengan verba
*
sederhana dapat dirumuskan
ini.
objek,
atau secaraseperti
di
bawahdan
(5c) *The woman a comb. 'Seorang
wanita sisir.'
Pada
contoh
(5),
tidak
ada
relasi
secaralangsung antara
FN
a
comb
dan
subjek thewoman.
FN
a
comb
bukan
merupakan atributdari
subjekmelainkan
atribut
dari
verba. Oleh sebabitu,
kalimat
menjadi tidak
berterima dantidak
gramatikal.Sementara
itu,
hubungan
antwa verba penghubung dan penyertanya berlangsungunik.
Penyerta verba penghubung
menjalin
hubungan dengan subjekkarena
atributnya
disandangkanpada
subjek, berbeda denganobjek
pada verba.Maka
komplemennya
disebut
sebagaikomplernen
dari
subjek.
Hal ini
karenakomplemen
tersebut
menyatakan
sesuatutentang subjek.
Misalnya
padacontoh
di bawahini.
(9)
Johnfelt
tired.Adjektiva
tired
merupakan
komplemen
dari
verba
penghubung.
Relasi
afitara
verbapenghubung
dan
komplemennya
tersebutbersifat
longgarkarena komplemen
tired
juga
berelasi
langsung dengan subjek
John.
Maka dapat diperolehkonstruksi
berikut(9a)* John
tired.
Meskipun
konstruksi
di
atastidak
gramatlkal, konstruksi tersebut masih dapat dipahami secarasemantis.
Maka relasi
verba penghubung danpenyertanya dirumuskan sebagai
berikut.
K:x+(a+b)danx+b
Keterangan:
K:Kalimat,
x:subjek,
a:KK,
b-penyerta
Rumusan
di
atas menggambarkan bahwax
atausubjek
berelasi
dengan konstruksi
predikatif
secara keseluruhan
(a+b)
dan sekaligus berelasidengan komplemen
dari
verba
penghubungsecara
terpisah
(x+b)
karena
b
merupakan atributdari
x._
-
{r.
John
(felt
+
tired)
dan sekaligusJohn'*
tired
Sebagaimana
dijelaskan
di
poin sebelumnya,jlka
penyerta verba
penghubungberupa
nomina atau frase nomina,
penyertatersebut
bukan
merupakan objek. Selain karena penyerta tersebuttidak
dapat dipasifkan, relasiyang
terjalin
antaraverba
penghubung
dannomina/frase nomina tersebut bersifat longgar.
Seperti halnya penyerta verba penghubung yang
berkategori
adjektiva,
penyerta
berkategorinomina
juga
berkaitan dengan subjeknya(10)
They become goodfriends.They dar'
good
friends
dalam
kalimat
di
atas(10) mengacu pada entitas yang sama.
Hal
ini
senada dengan Jeffries yang menyatakan bahwa
komplemen mengacu
pada
subjek
sehingganomina sebagai komplemen merupakan entitas
yang
sama
dengan subjeknya
(20O6:130).Dengan
kata lain, they
dan
good friend
berkoindeks.
[They];
become [good friends];Sementara
itu,
pada kalimat
(5)
dapatdilihat bahwa
FN
thewoman
danFN
a
combadalah
entitas yang
berbeda.
pemahaman tersebut dapat diilustrasikan sebagaiberikut.
They:
goodfriends
The
woman*
a combThey dalam
kalimat
(10)
merujuk
pada entitasyang sama dengan good
friends.
Akan
tetapi,
the woman tidak merujuk
pada
entitas
yang sama dengarra
comb.
Dengan
demtkian,
the woman dan a comb tidak berkoindeks.[The woman];
found
[a comb]1Berdasarkan
pemaparan
di
atas
dapatditarik
beberapakesimpulan
yangrelevan
dandisajikan
dalam tabel
di
bawah
ini
untuk
mempefinudah pemahaman.
Tabel
l:
Perbedaan VerbaKanonik
dan Verba Demikian halnya dengan verba penghubung danverba
kanonikMisalnya,
untuk penghubungPerbedaan Verba
kanonik
Verba penghubung
Penyerta Objek
Bukan
objek,melainkan predikat non verba Kategori penysrta Nomina/frase nomina Adjektiva, nomina, adverbia/preposisi Hubrmgan
verba
dan pen)ruta Erat Longgar Valensi vertasatu, dua, tiga,
jika mungkin
satu
c)
Ekuivalensi dan SubtitusiSeperti
disebutkan
sebelumnya, verbapenghubung
juga dibentuk
dari verba intransitif.Ketika
verbapenghubung
bersifat
intransitif,dirasa cukup
sulit untuk
membedakan keduanyadalam konstruksi sintaksis.
Hal ini
karenakedumya
tidak
diikuti
oleh
objek.
Jika
dikembalikan
ke
hakikat
verba
penghubungsebagai
verba
yar'g
mempunyai
ekuivalensifungsi
dengankopula
be, maka
dapatdicari
solusinya.
Ekuivalensi
fungsi
antara kopula be damverba
penghubung
berkaitan dengan
fungsi
sintaksis.
Fungsi sintaksis
diisi
oleh
pengisiformal
danpengisi
semantis. Ekuivalensi antarakopula be
danverba
penghubungmeliputi
duapengisi tersebut. Secara
formal, kopula
be
dan
verba penghubung berperan
untuk
mengisislot
konstnrksi
predikatif
dalam klausa atau kalimat.Secara semantis, keduanya
menghubungkanpredftat
dengan subjeknya sehingga
atribut
predikat
dapat
disandangkan
pada
subjek(hubungan
intersektif
dapat terjalin).
Ekuivalensi fungsi merupakan salah satu
hubungan
paradigmatik
yang turut
andil
menyusun
sistem
bahasa
selain
hubungan sintagmatik. Jika berbicara mengenai hubunganparadigmatik,
maka
tidak dapat
terlepasdari
pensubtifusian
elemen
dengan elsmen
lain.
mengidentifikasi apakah verba
intransitif
fall
menjadi
verba
kanonik atau verba penghubungdapat
dilaicukan
dengan meninjau
hubungan paradigmatik. Perhatikan kedua contohberikut.
Q
1)
Hefell
to the river.(12)
Hefell
silent.Verba
fall
padakedua
kalimat
di
atas
akandisubtitusi dengan kopula be.
(1
la)
*He is to the river.(l2a)
He is silent.Pensubtitusian
kopula
be
(is)
padakonstruksi
(lla)
menghasilkan
ketidakgramatikalan.Sebaliknya,
pensubitusianfall
pada kontruksi
(lza)
dengan
kopula
be
menghasilkan konstruksiyafig
gramatikal dan berterima. Makadapat
dilihat
bahwa
verba
fall
pada
(11)merupakan
verba kanonik
inkansitif
kargna tidak mempunyai fungsi yang ekuivalen dengankopula
dan
struktumyatidak
ekuivalen denganHausa
berkopula.
Sementaraitu,
verba
(12)
merupakan
verba
penghubung
karena
dapatdisubtitusi
dengan
kopula. OIeh sebab
itu,ekuivalensi
yang
berkaitan
dengan
relasiparadigmatik
dandibuktikan
dengan subtifusi menjadititik
penting dalam penentuan apakah suatuverba
tersebutverba
kanonikatau
verbapenghubung
ketika berada
dalam konstruksi
klausa atau kalimat tertentu.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
tabelperbandingan
sebelumnya dapatdirevisi
dandilengkapi sebagai berikut.
Tabel
2:
Perbedaan Verba Kanonik danVerba
Penghubung (revisi)
Perbedaan Verba Kanonik Verba Penghubung
Penyerta Objek
bukan
objek,melainkan
predikat
non verba Kategori penyerta Nomina/frase nomina Adjektiva, nomina, adverbia/prep osisiHubungan verba
dan penyerta
Erat Longgar
Valensi verba satu,
dua,
tiga,dst jika memungkinkan satu Ekuivalensi yang memungkinkan subtitusi Tidak Ya
Pengidentifikasian
di
atasjika
diierapka" padacontoh
verba
kanonik
dan
verba penghubung sepertilook
dapat semakin jelas. Amati kalimat_kalimat
di bawah
ini.(13)
I
lookedat
the oldbook.(14)
You look good.Setelah
contoh
(13)
dan (14)
diamati,
dapatdisusun pengidentifikasiannya
pada tabel
dibawah
ini.
Tabel 3: Perbedaan look sebagai Verba Kanonik dan sebagai Verba penghubung
Perbedaan look sebagai verba kanonik (13) look sebagai verba penghublng (14)
Penyerta Objek Predikat
non verba Kategori penyerta Nomina./frase
nomina
Adjektiva Hubungan verba
dan penyerta
Erat longgar
Valensi verba Dua satu
Ekuivalensi yang memungkinkan subtitusi dengan kopula be Tidak contoh:
*I
am atthe old book
ya Contoh:
You
ctregood
Dengan
demikian, poin-poin
seperti penyertaverba,
kategori
penyerta, hubunganverba
danpenyerta,
valensi verba,
dan
ekuivalensimerupakan
alat
identifikasi
verba penghubungdalam bahasa Inggris.
Penutup
Berdasarkan pemaparan
di
atas
dapatdisimptrlkan beberapa
hal.
pertama,
verbapenghubung mempunyai
hakikat
sebagai verbaberkategori leksikal.
Akan
tetapi,
kondisisintaksis-ekuivalensi
dengankopula be-yang
membentuknya
menjadi
verba
penghubung.Kedua,
mengingat
kondisi
sintaksis
yangmemainkan peranan, maka
identifikasi
terhadapverba
hubungjuga
dilakukan
secara sintaksis,yakni
melalui
beberapa
cara:
a)
melihatpenyertanya (kategori
dan
valensinya),
b)
mengamati
hubungannya dengan penyertanya,dan
c)
mensubtitusinya dengankopula
be. padaalJrirnya
tulisanini
hanya rangsangan awal bagikajian
yang
lebih
mendalam
selanjutnyasehingga
dapat memperkayakajian
linguistik, khususnya di ranah sintaksis.Daftar
PustakaAarts,
Bas. 2001. English
Syntax
and
Argumentation. Hampshire: palgrave.
Carnie,
Andrew. 2007. Syntax:
A
GenerativeIntroduction. Oxford:
Blackwell.
Crystal,
David.2008. ADictionary
of
Linguistics
and Phonetics.Oxford:
Blackwellden
Dikken,
Marcel.
20A6.
Relators
and
Linkers: Syntax
of
predication,Predicate
Inyersion
and
Copulas. Cambridge:MIT
Press.Jeffries, Lesley.
2006.Discovering
Language: The Structureof
Modern
English. NewYork: Palgrave
MacMillan
Moro,
Andrea. 1997. The Raisingof
predicates.Cambridge:
Cambridge
UniversityPress.
Napoli,
Donna Jo. 1989.Predication
Theory:A
Case
of
Indexing Theory.
Cambridge: Cambridge University press.'
f"*"Quirk, Randolph,
Sidney
Greenbaum,Geoffrey
Sudaryanto.
1993. Metocleilan
Aneka
TetodkLeech
dan
Jan
Svartvik.
1985.
A
Analisis
Bahasa: Pengantar Penelitian
Comprehensive
Grammar
of The
Wahana
Kebudayaan Secqra
Lingual.
English Language. New
Ydrk:
Longman
Yogyakartaa:
Duta
Wacana University
Group
Limited.
Fr-ess.Radford,
Andrew.
2003.
Syntax:A
Minimalist
Introduction.
Cambridge:
CambridgeUniversity Press.