No.x, JSSN: 1978-1520
n 1
Analisis Tingkat Akurasi Dalam Menunjang Diagnosa
Penyakit Tanaman Jagung Dengan Menggunakan
Metode Tsukamoto
Juliandri
Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pembangunan Panca Budi Jl. Jend. Gatot Subroto Km 4.5 PO.BOX.1099 Medan
Telp. (061) 50200508 e-mail: andri@dosen.pancabudi.ac.id
Abstrak
Metode Tsukamoto menggunakan tahapan linguistik ke numeric, perhitungan miu setiap gejala, pembentukan rules base dan mesin inferensi, Perhitungan nilai α-predikat dan defuzifikasi kombinasi gejala, dan defuzifikasi. Pada penelitian ini algoritma ini akan mengukur keakuratan dalam mendiagnosa penyakit jagung. Tingkat keakurasiaan akan dideskripsikan dalam bentuk nilai hasil defuzifikasi pada komputasi menggunakan algoritma fuzzy tsukamoto. Di dalam menganalisa penyakit tanaman jagung, terlebih dibentuk terlebih dahulu logika penalaran dengan deskripsi linguistik kemudian dilakukan konversi ke nilai numerik 1-10 dengan representatif derajat keanggotaan yang monoton. Setelah nilai numerik dilakukan kemudian dihitung nilai miu nya terus menerus sampai didapat semua miu dari gejala. Kemudian di bentuk basis rules bases pengetahuan untuk gejala-gejala yang terjadi pada tanaman jagung. Kemudian gejala-gejala yang terjadi dikombinasikan untuk membentuk mesin inferensi yang akan digunakan mendapatkan nilai α-predikat dan nilai defuzifikasi pada setiap gejala dalam hal ini nantinya disebut dengan variabel G. Nilai defuzifikasi dihitung dengan menggunakan persamaan derajat keanggotaan himpunan Sedikit dengan range nilai antara 3-5. Kemudian dilakukan proses defuzifikasi untuk setiap penyakit, hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot. Sehingga didapat hasil berupa nilai tingkat kerusakan yang akan terjadi yang diakibatkan oleh penyakit tanaman jagung. Tingkat resiko tertinggi diagnosa penyakit tanaman jagung yaitu adanya Bulai, Bercak Daun, dan Hawar Daun.
Kata Kunci:fuzzy tsukamoto, akurasi, diagnose, penyakit jagung.
1. PENDAHULUAN
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan yang terpenting, selain gandum dan padi. Jagung juga dijadikan sebagai bahan baku industri pakan dan pangan serta sebagai makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia. Dalam bentuk biji utuh, jagung dapat diolah misalnya menjadi tepung jagung, beras jagung dan makanan ringan. Jagung juga dapat diproses menjadi minyak goreng, margarin dan formula makanan. Pati jagung dapat digunakan sebagai bahan baku industri farmasi dan makanan seperti es krim, kue dan minuman.
Tanaman jagung dalam hal ini merupakan salah satu komoditas pertanian yang dihasilkan dalam waktu singkat. Dari waktu penanaman bibit sampai menuai hasil panen, rata-rata hanya memerlukan waktu 3 sampai dengan 4 bulan. Tanaman jagung dalam hal ini, walaupun hanya berusia singkat berkisar antara 3 sampai 4 bulan, tetapi juga banyak persoalan yang akan dihadapi petani sebelum menuai hasil panen. Tanaman jagung tidak semua berbuah secara normal, dan menghasilkan buah yang besar, karena tanaman jagung juga bisa terserang penyakit, baik disebabkan oleh hama-hama, maupun karena kondisi tanah dan cuaca. Penanganan penyakit jagung harus dilaksanakan secara cepat dan efisien, karena usia tanaman jagung dalam menghasilkan buah yang sangat singkat berkisar 3 bulan, sehingga petani jagung harus bisa mengatasi masalah tersebut dengan cara yang tepat dan cepat supaya tanaman jagung bisa menuai hasil yang optimal.
Proses pendukung keputusan dimulai dengan fase inteligence, dimana kenyataan diuji dan masalahnya diidentifikasi, kemudian fase design, yaitu suatu model yang menggambarkan suatu sistem yang mengacu pada peraturan- peraturan dan kriteria-kriteria dikumpulkan untuk suatu evaluasi dari pilihan-pilihan aksi yang diidentifikasi. Sistem pendukung keputusan menggunakan metode-metode yang mengarah pada logika fuzzy untuk mendapatkan kesimpulan keputusan. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan[1].
Penulis sebelumnya menggunakan fuzzy MCDM dalam mendiagnosa penyakit tanaman jagung yaitu salah satu metode yang bisa membantu pengambil keputusan dalam melakukan pengambilan keputusan terhadap beberapa alternatif keputusan yang harus diambil dengan beberapa kriteria yang akan menjadi bahan pertimbangan. Sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit jagung terdapat 9 penyakit dan 27 gejala[2].
Proses diagnosis akan dilakukan terhadap tanaman jagung untuk menentukan tingkat resiko suatu kategori penyakit tanaman jagung berdasarkan gejala-gejala yang ada. Dalam hal ini akan dibuat basis pengetahuan yang dibangun untuk mereprensentasikan hubungan antara gejala dengan kategori penyakit dengan menggunakan aturan yang berbentuk IF – THEN[3].
Keunggulan dari penelitian ini dari peneliti sebelumnya yaitu menggunakan metode fuzzy tsukamoto dengan menggunakan basis pengetahun dengan rules IF THEN, sehingga representatif hasil yang akan dicapai diharapkan akan mendekati kepastian untuk mediagnosa penyakit jagung. Kemudian perancangan sistem tersebut diimplementasikan dalam suatu bahasa program sehingga menjadi software sistem pendukung keputusan yang membantu petani dalam mendiagnosa tanaman jagung[4]. Fuzzy tsukamoto dapat juga menentukan suatu prediksi menggunakan data-data permintaan dan persedan dan memprediksi produksi yang akan datang[5]. Proses Mesin inferensi pada Fuzzy Tsukamoto membutuhkan data pembentukan rules yang sudah dibentuk sebelumnya[6].
2. METODE
Metode Tsukamoto, dalam menganalisa penyakit tanaman jagung, dibentuk terlebih dahulu logika penalaran dengan deskripsi linguistik kemudian dilakukan konversi ke nilai numerik 1-10 dengan representatif derajat keanggotaan yang monoton yaitu kemudian kurva segitiga bahu kanan dan kiri, dengan himpunan fuzzy, Sedikit, Sedang dan Banyak. Setelah nilai numerik dilakukan kemudian dihitung nilai miu nya terus menerus sampai didapat semua miu dari gejala, nilai miu sendiri adalah nilai derajat keanggotaan untuk setiap himpunannya yaitu Sedikit, Sedang, dan Banyak. Kemudian di bentuk basis rules bases pengetahuan untuk gejala-gejala yang terjadi pada tanaman jagung. Kemudian gejala-gejala yang terjadi dikombinasikan untuk membentuk mesin inferensi yang akan digunakan mendapatkan nilai
α-predikat dan nilai defuzifikasi pada setiap gejala dalam hal ini nantinya disebut dengan variabel G. Nilai α-predikat di cari nilai minimum dari mesin inferensi untuk setiap gejala. Nilai defuzifikasi dihitung dengan menggunakan persamaan derajat keanggotaan himpunan Sedikit dengan range nilai antara 3-5. Kemudian setelah didapat nilai nilai α-predikat dan defuzifikasi, dilakuakan proses defuzifikasi untuk setiap penyakit hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot. Sehingga didapat hasil berupa tingkat kerusakan yang akan terjadi yang diakibatkan oleh penyakit tanaman jagung. Adapun tahapan analisa penyakit fuzzy dengan metode tsukamoto sebagai berikut : 1.Tahap penalaran linguistik ke numerik
2.Tahap perhitungan miu setiap gejala
3.Tahap pembentukan rules base dan mesin inferensi
4.Perhitungan nilai α-predikat dan defuzifikasi kombinasi gejala, dan defuzifikasi untuk setiap penyakit. Adapun kategori penyakit tanaman jagung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Kategori Penyakit Jagung No Nama Penyakit 1 Bulai 2 Karat Daun 3 Gosong Bengkak 4 Hawar Daun 5 Busuk Tongkol 6 Barcak Daun 7 Virus Mozaik 8 Busuk Biji 9 Busuk Pelepah 10 Busuk Batang
Fuzzyfikasi derajat keanggotaan dari nilai linguistik variabel input
Adapun persamaan matematika sebagai berikut
a) Rules base pertama Pengetahuan Gejala Penyakit Jagung
Adapun tabel rules bases pertama pengetahuan untuk mendiagnosa penyakit tanaman jagung dengan menggunakan rules IF Gejala THEN Nama Penyakit dapat dilihat pada tabel 2. Adapun inputan data gejala-gejala penyakit tanaman jagung yang dialami oleh seseorang petani, di inputkan dengan penalaran fuzzy secara linguistik yang didiskripsikan secara numerik misalnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Input data gejala penyakit tanaman jagung
G01 Permukaan daun berwarna putih 7 G02 Daun terlihat garis-garis berwarna kuning. 6 G03 Bercak karat berubah menjadi bermacam-macam bentuk. 7 G04 Bercak karat tidak beraturan berwarna merah kecoklatan seperti karat besi. 3 G05 Daun terlihat menjadi mengering. 4 G06 Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan. 5 G07 Bercak berbentuk oval atau memanjang. 3 G08 Bercak warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. 4 G09 Panjang bercak 2,5 sampai 15 cm. 7 G10 Pada tanaman 2-3 minggu, daun terlihat runcing dan kecil. 8 G11 Biji busuk jagung berwarna coklat sawo matang. 4
G12 Tongkol menjadi busuk. 5
G13 Biji busuk jagung berwarna merah kecoklatan. 4 G14 Pada tanaman 3-5 minggu, daun berubah warna dimulai dari pangkal daun,
tongkol berubah bentuk. 6
G15 Bercak meluas dari ujung daun hingga pangkal daun. 7 ! #$%&'&( ) = 0; ) ≤ . 1; . < ) ≤ 1 2-) 2-1; 1 < ) ≤ 2 0; ) > 2 ! #$%&'( ) = 0; ) ≤ 1 /-) /-& & < ) ≤ / %-) %-/; / < ) ≤ % 0; ) > % !"#$"% & = 0; & ≤ , --& --,; , < & ≤ - 1 & >
-G16 Daun tampak bercak memanjang dan teratur. 8 G17 Daun terlihat bercak-bercak berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat. 4 G18 Biji busuk jagung berwarna hitam. 3 G19 Daun terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan. 3 G20 Tongkol menjadi cacat/kerdil. 4 G21 Biji jagung terjadi pembengkakan 7 G22 Mengeluarkan kelenjar (gall) pada biji. 5 G23 Pelepah daun bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi
abu-abu. 7
G24 Bentuk bercak tidak beraturan yang berwarna putih kemudian berubah
menjadi cokelat. 5
G25 Pangkal batang busuk sehingga bagian atas layu dan mengering. 4 G26 Bagian dalam batang busuk. 2 G27 Pangkal batang yang terinfeksi berwarna merah jambu, merah kecoklatan
atau coklat. 1
Tabel 3. Konversi penalaran fuzzy linguistik ke nilai numerik
No Penalaran Fuzzy Linguistik Nilai numerik
1 Gejala penyakit terlihat sedikit 1 2 Gejala penyakit terlihat sangat sedikit 2 3 Gejala penyakit terlihat sangat sedikit sekali 3 4 Gejala penyakit terlihat sedang 4 5 Gejala penyakit terlihat sangat sedang 5 6 Gejala penyakit terlihat sangat sedang sekali 6 7 Gejala penyakit terlihat sedikit Banyak 7 8 Gejala penyakit terlihat Banyak 8 9 Gejala penyakit terlihat sangat Banyak 9 10 Gejala penyakit terlihat sangat Banyak sekali 10
Tabel 4. Kategori Rules Base Pengetahuan Gejala Penyakit Jagung
No Gejala Nama Penyakit
1 IF Permukaan daun berwarna putih THEN Bulai 2 IF Daun terlihat garis-garis berwarna kuning. THEN Bulai 3 IF Bercak karat berubah menjadi bermacam-macam
bentuk.
THEN Karat Daun
4 IF Bercak karat tidak beraturan berwarna merah kecoklatan seperti karat besi. THEN Karat Daun 5 IF Daun terlihat menjadi mengering. THEN Gosong bengkak 6 IF Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau
menjadi kecoklatan.
THEN
Gosong Bengkak 7 IF Bercak berbentuk oval atau memanjang. THEN Hawar Daun 8 IF Bercak warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. THEN Hawar Daun 9 IF Panjang bercak 2,5 sampai 15 cm. THEN Hawar Daun 10 IF Pada tanaman 2-3 minggu, daun terlihat runcing
dan kecil.
THEN Busuk Tongkol
11 IF Biji busuk jagung berwarna coklat sawo matang. THEN Busuk Tongkol 12 IF Tongkol menjadi busuk. THEN Busuk Tongkol 13 IF Biji busuk jagung berwarna merah kecoklatan. THEN Busuk Tongkol
14
IF Pada tanaman 3-5 minggu, daun berubah warna dimulai dari pangkal daun, tongkol berubah bentuk.
THEN
Bercak Daun
15 IF Bercak meluas dari ujung daun hingga pangkal daun. THEN Bercak Daun 16 IF Daun tampak bercak memanjang dan teratur. THEN Bercak Daun 17 IF Daun terlihat bercak-bercak berwarna kuning dan THEN Bercak Daun
dikelilingi warna coklat.
18 IF Biji busuk jagung berwarna hitam. THEN Bercak Daun 19 IF Daun terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan. THEN Virus Mozaik 20 IF Tongkol menjadi cacat/kerdil. THEN Virus Mozaik 21 IF Biji jagung terjadi pembengkakan THEN Busuk Biji 22 IF Mengeluarkan kelenjar (gall) pada biji. THEN Busuk Biji 23 IF Pelepah daun bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu. THEN Busuk Pelepah
24 IF Bentuk bercak tidak beraturan yang berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.
THEN
Busuk Pelepah
25 IF Pangkal batang busuk sehingga bagian atas layu dan mengering.
THEN Busuk Batang
26 IF Bagian dalam batang busuk. THEN Busuk Batang 27 IF Pangkal batang yang terinfeksi berwarna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. THEN Busuk Batang
b) Perhitungan mencari miu (µ)
Adapun hasil komputasi µ (miu) untuk setiap gejala dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil komputasi µ (miu) untuk setiap gejala
GEJALA Inputan µ Sedikit(x) µ sedang(x) µ Banyak(x)
G01 7 0 0,5 0,5 G02 6 0 0,75 0,75 G03 7 0 0,5 0,5 G04 3 1 0,5 0 G05 4 0,5 0,25 0 G06 5 0 0 0 G07 3 0 0 0 G08 4 0,5 0,25 0 G09 7 0 0,5 0,5 G10 8 0 0,25 0,25 G11 4 0,5 0,25 0 G12 5 0 0 0 G13 4 0,5 0,25 0 G14 6 0 0,75 0,75 G15 7 0 0,5 0,5 G16 8 0 0,25 0,25 G17 4 0,5 0,25 0 G18 3 1 0,5 0 G19 3 1 0,5 0 G20 4 0,5 0,25 0 G21 7 0 0,5 0,5 G22 5 0 0 0 G23 7 0 0,5 0,5 G24 5 0 0 0 G25 4 0,5 0,25 0 G26 2 1 0 0 G27 1 1 0 0 c) Pembentukan Rules
Berdasarkan hasil perhitungan miu (µ) dapat disesuaikan dengan basis pengetahuan (rules bases) yang telah dikombinasikan menjadi mesin inferensi sistem, dapat di lihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Basis pengetahuan untuk mesin inferensi
No Penyakit Basis Pengetahuan
1 Bulai IF G01 = RENDAH . G02 = BANYAK THEN BULAI 2 Bulai IF G01 = BANYAK . G02 = BANYAK THEN BULAI 3 Karat Daun IF G03 = RENDAH . G04 = BANYAK THEN KARAT DAUN 4 Karat Daun IF G03 = BANYAK . G04 = BANYAK THEN KARAT DAUN 5 Gosong Bengkak IF G05 = RENDAH . G06 = BANYAK THEN BUSUK BATANG 6 Gosong Bengkak IF G05 = BANYAK . G06 = BANYAK THEN BUSUK BATANG 7 Hawar Daun IF G07 = RENDAH. G08= RENDAH . G09 = BANYAK THEN
HAWAR DAUN
8 Hawar Daun IF G07 = RENDAH. G08= SEDANG . G09 = BANYAK THEN HAWAR DAUN
9 Hawar Daun IF G07 = BANYAK. G08= BANYAK . G09 = BANYAK THEN HAWAR DAUN
10 Busuk Tongkol IF G10 = RENDAH. G11=RENDAH. G12= SEDANG. G13=BANYAK THEN BUSUK TONGKOL
11 Busuk Tongkol IF G10 = RENDAH. G11=SEDANG. G12=BANYAK. G13=BANYAK THEN BUSUK TONGKOL
12 Busuk Tongkol IF G10 = RENDAH. G11=BANYAK. G12=BANYAK. G13=BANYAK THEN BUSUK TONGKOL
13 Busuk Tongkol IF G10 = BANYAK. G11=BANYAK. G12=BANYAK. G13=BANYAK THEN BUSUK TONGKOL
14 Bercak Daun IF G14=RENDAH. G15=RENDAH G16=RENDAH. G17=SEDANG. G18=BANYAK
15 Bercak Daun IF G14=RENDAH. G15=RENDAH. G16=SEDANG. G17=BANYAK. G18=BANYAK
16 Bercak Daun IF G14=RENDAH. G15=SEDANG. G16=BANYAK. G17=BANYAK. G18=BANYAK
17 Bercak Daun IF G14=RENDAH. G15=BANYAK. G16=BANYAK. G17=BANYAK. G18=BANYAK
18 Bercak Daun IF G14=BANYAK. G15=BANYAK. G16=BANYAK. G17=BANYAK. G18=BANYAK
19 Virus Mozaik IF G19=RENDAH. G20=BANYAK 20 Virus Mozaik IF G19=BANYAK. G20=BANYAK 21 Busuk Biji IF G21=RENDAH. G22=BANYAK 22 Busuk Biji IF G21=BANYAK. G22=BANYAK 23 Busuk Pelepah IF G23=RENDAH. G24=BANYAK 24 Busuk Pelepah IF G23=BANYAK. G24=BANYAK
25 Busuk Batang IF G25=RENDAH. G26=RENDAH. G27=BANYAK 26 Busuk Batang IF G25=SEDANG. G26=SEDANG. G27=BANYAK 27 Busuk Batang IF G25=BANYAK. G26=BANYAK. G27=BANYAK
d) Mesin Inferensi
Proses Mesin inferensi Defuzifikasi sesuai dengan rules base pengetahuan diatas menggunakan rumus dan komputasinya, untuk menghitung setiap z menggunakan rumus sebagai berikut :
5 − #$
2 =∝ -)*+,-. .0*1,2-+
! =∝$!$+ ∝'!'+ ⋯ +∝)!) ∝$+ ∝'+ ⋯ +∝) e) Defuzifikasi
Tabel 7 Hasil defuzifikasi dari diagnosa penyakit tanaman jagung GEJALA Inputan µ Sedikit
(x) µ sedang (x) µ Banyak (x) Penyakit Defuzifi kasi G01 7 0 0,5 0,5 BULAI 4,5 G02 6 0 0,75 0,75 G03 7 0 0,5 0,5 KARAT DAUN NaN G04 3 1 0,5 0 G05 4 0,5 0,25 0 GOSONG BENGKAK NaN G06 5 0 0 0 G07 3 0 0 0 HAWAR DAUN 3,4375 G08 4 0,5 0,25 0 G09 7 0 0,5 0,5 G10 8 0 0,25 0,25 BUSUK TONGKOL NaN G11 4 0,5 0,25 0 G12 5 0 0 0 G13 4 0,5 0,25 0 G14 6 0 0,75 0,75 BERCAK DAUN 4,5 G15 7 0 0,5 0,5 G16 8 0 0,25 0,25 G17 4 0,5 0,25 0 G18 3 1 0,5 0 G19 3 1 0,5 0 VIRUS MOZAIK NaN G20 4 0,5 0,25 0 G21 7 0 0,5 0,5
BUSUK BIJI NaN
G22 5 0 0 0 G23 7 0 0,5 0,5 BUSUK PELEPAH NaN G24 5 0 0 0 G25 4 0,5 0,25 0 G26 2 1 0 0 BUSUK BATANG NaN G27 1 1 0 0
Keterangan NaN = Nilai tak terdefinisi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Menu Utama Sistem Diagnosa Penyakit Jagung
Adapun tampilan interface terdiri menu utama sitemp pendukung keputusan diagnosa tanaman jagng dapat dilihat pada Gambar 1.
Adapun penjelasan dari Gambar 1 yaitu terdiri dari menu editor akun dan data master. Data menu
editor AKUN terdiri dari logout yang berfungsi untuk keluar dari program menu utama sistem pendukung keputusan diagnosa penyakit tanaman jagung. Input dan Prose Data terdiri dari input data pengolahan diagnosa penyakit tanaman jagung yang terdiri dari inputan-inputan gejala-gejala penyakit yang terjadi. Inputan-inputan ini akan aktif ketika ditekan tombol tambah kemudian baru bisa menginputkan data-data gejala-gejala yang terjadi. Setelah diinputkan gejala-gejala yang terjadi kemudian dilakukan pemrosesan dengan menekan tombol proses untuk mengetahui tingkat nilai penyakit tanaman jagung.
3.2. Uji Coba Program Pengolahan Data Diagnosa Tanaman Jagung
Adapun tampilan menu program pengolahan data sistem pendukung keputusan diagnosa tanaman jagung dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Tampilan Program Pengolahan Data Diagnosa Tanaman Jagung
Ketika klik command button tambah maka semua inputan textbox pada setiap gejala akan aktif dan siap untuk disikan sesuai dengan inputan perancangan. Adapun inputan yang akan diproses implementasi uji coba programnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Tampilan Program Pengolahan Data Diagnosa Tanaman Jagung
Adapun Tampilan inputan setelah ditekan tombol proses dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Tampilan Program Inputan Pengolahan Data Diagnosa Tanaman Jagung
Adapun tabulasi data uji coba program inputan pengolahan data sistem pendukung keputusan diagnosa tanaman jagung dapat di lihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil uji coba program inputan pengolahan data diagnosa tanaman jagung
GEJALA Inputan Penyakit Nilai
Permukaan daun berwarna putih 7
BULAI 4,5 Daun terlihat garis-garis berwarna kuning. 6
Bercak karat berubah menjadi bermacam-macam bentuk. 7
KARAT
DAUN NaN Bercak karat tidak beraturan berwarna merah kecoklatan seperti
karat besi.
3
Daun terlihat menjadi mengering. 4
GOSONG
BENGKAK NaN Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi
kecoklatan.
5
Bercak berbentuk oval atau memanjang. 3
HAWAR
DAUN 3,4375 Bercak warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. 4
Panjang bercak 2,5 sampai 15 cm. 7 Pada tanaman 2-3 minggu, daun terlihat runcing dan kecil. 8
BUSUK
TONGKOL NaN Biji busuk jagung berwarna coklat sawo matang. 4
Tongkol menjadi busuk. 5 Biji busuk jagung berwarna merah kecoklatan. 4 Pada tanaman 3-5 minggu, daun berubah warna dimulai dari
pangkal daun, tongkol berubah bentuk.
6
BERCAK
DAUN 4,5 Bercak meluas dari ujung daun hingga pangkal daun. 7
Daun tampak bercak memanjang dan teratur. 8 Daun terlihat bercak-bercak berwarna kuning dan dikelilingi
warna coklat.
4
Biji busuk jagung berwarna hitam. 3
Daun terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan. 3 VIRUS
MOZAIK NaN Tongkol menjadi cacat/kerdil. 4
Biji jagung terjadi pembengkakan 7
BUSUK BIJI NaN Mengeluarkan kelenjar (gall) pada biji. 5
Pelepah daun bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu.
7
BUSUK
PELEPAH NaN Bentuk bercak tidak beraturan yang berwarna putih kemudian
berubah menjadi cokelat.
5
Pangkal batang busuk sehingga bagian atas layu dan mengering. 4 Bagian dalam batang busuk. 2
BUSUK
BATANG NaN Pangkal batang yang terinfeksi berwarna merah jambu, merah
kecoklatan atau coklat.
1
4. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Derajat keanggotaan pada gejala-gejala penyakit tanaman jagung yang muncul dideskripsikan secara lingustik ke nilai numerik dengan range nilai antara 1-10, semakin besar nilai yang diinputkan maka semakin tinggi tingkat gejala penyakit yang sering muncul. Nilai persamaan untuk defuzifikasi pada setiap gejala menggunakan persamaan derajat keanggotaan RINGAN dengan persamaan (5 – x ) / 2 untuk mencari resiko terkecil dari setiap diagnosa, dengan range tingkat diagnosa penyakit terukur antara nilai 3 sampai 5, selebihnya adalah NaN (tidak terhingga). Hasil dari data yang telah diinputkan didapat masing-masing hasil diagnose penyakit tanaman jagung yaitu ; penyakit Bulai = 4,5, penyakit, Karat Daun= NaN, Gosong Bengkak = NaN, Hawar Daun = 3,4375, Busuk Tongkol = NaN, Bercak Daun = 4,5, Virus Mozaik = NaN, Busuk Biji = NaN, Busuk Pelepah = NaN dan Busuk Batang = NaN. Tingkat resiko tertinggi diagnosa penyakit tanaman jagung yaitu adanya Bulai, Bercak Daun, dan Hawar Daun.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. R. Paramaartha, “The Implementation of Fuzzy-Tsukamoto Method in Making The Best Decision to Buy A Smartphone,”IT For Society, vol. 05, no. 01, pp. 22–25.
[2] E. Munanda, “Perancangan Sistem Pakar untuk Mendeteksi Penyakin Tanaman Jagung Menggunakan Fuzzy MCDM Berbasis Web,” Jurnal Litek, Vol. 10, No. 2 pp. 113–117, 2010. [3] F. Ariani and R. Y. Endra, “Implementation of Fuzzy Inference System With Tsukamoto Method
for Study Programme, ” International Conference on Engineering and Technology Development (ICETD), pp. 189–200, 2013.
[4] A. Suroto et al., “Fuzzy Inference System Menggunakan Metode Tsukamoto untuk Menentukan Tingkat Kompetensi Pedagogik Guru," Sainteks, vol. XIII, no. 2, pp. 77–95, 2016.
[5] E. Nugraha et al., “Implementation of fuzzy tsukamoto method in decision support system of Implementation of fuzzy tsukamoto method in decision support system of journal acceptance,”
Journal of Physics: Conference Series, 2019.
[6] J. Annisa, N. Jefri, N. Rahman, and A. Nur, “Determining the Articles Acceptance Using Logic of Fuzzy Inference System Tsukamoto,” Letters in Information Technology Education vol. 3, no. 1, pp. 1–8, 2020.