• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII SMPN 5 PALLANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII SMPN 5 PALLANGGA"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII SMPN 5 PALLANGGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

ISMIYATI 10536 4249 12

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2016

(2)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

. . .

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat . . . (QS. Al-Mujadilah : 11)

Tidak ada kata menyerah sebelum bertanding Lebih baik mencoba daripada tidak sma sekali Kesempatan hanya datang satu kali, begitu juga kepercayaan Ikhtiar menuju tawakkal dan berakhir keterharuan atas kesabaran Keberhasilan tidak datang secara tiba-tiba, tapi karena usaha dan kerja keras Barangsiapa siapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga (H.R Muslim)

Sesungguhnya kesulitanmu adalah tanda akan adanya kemudahanmu. Berprasangka baiklah.

Jika engkau bersyukur, lebih mudah bagimu untuk melihat kemudahan. Maka, bersabarlah engkau di dalam kesulitanmu, syukurilah dirimu dan yang bisa kau lakukan, agar engkau lebih segera sampai pada masa mudahmu

Ku persembahkan karya sederhana ini sebagai wujud baktiku kepada Suami dan Orang Tuaku Tercinta, serta saudara-saudaraku, atas semua dukungan, perhatian, pengorbanan do’a tulus yang diberikan untuk kesuksesanku dalam menggapai cita-cita

(3)

ABSTRAK

Ismiyati. 2016. Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas VII SMPN 5 Pallangga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. Irwan Akib dan Pembimbing II Mukhlis.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen yang melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini mengacu pada kriteria keefektifan pembelajaran, yaitu: (1) hasil belajar yang meliputi ketuntasan belajar secara individu dan klasikal, serta gain atau peningkatan hasil belajar, (2) aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran (3) respon siswa terhadap proses pembelajaran dan (4) keterlaksanaan pembelajaran. Desain penelitian yang digunakan adalah The One Group Pretest Posttest. Sampel eksperimennya adalah siswa kelas VII.A SMPN 5 Pallangga dengan jumlah siswa 36 yang terdiri dari 16 perempuan dan 20 laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar, lembar observasi aktivitas siswa dan angket respon siswa, serta lembar keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) skor rata-rata posttest 83,03 lebih besar dari pada skor rata-rata pretest 50,08 dengan standar deviasi masing-masing pretest 15,35 dan posttest 9,08. Dari hasil tersebut diperoleh bahwa 34 siswa atau 94,44% telah mencapai ketuntasan individual dan ini berarti ketuntasan klasikal telah tercapai. Selain itu, terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dimana nilai rata-rata gain ternormalisasi yaitu 0,66 dan umumnya berada pada katergori sedang. (2) rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa yaitu 85,18% maka aktivitas siswa mencapai kriteria aktif. (3) respon siswa menunjukkan respon positif dimana rata-rata persentasenya adalah 88,33% dan (4) rata-rata kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah 3,83 dan umumnya berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan petunjuk Allah SWT, sehingga skripsi dengan Judul : “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas VII SMPN 5 Pallangga” dapat diselesaikan. Pernyataan rasa syukur kepada Allah SWT atas apa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan karya ini yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata dan dituliskan dengan kalimat apapun. Tak lupa juga penulis panjatkan shalawat dan salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa berada dalam panutan beliau untuk mencari kemaslahatan hingga akhir zaman.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tuaku Dadde’ dan Patima yang tiada batas masa memberi selaksa harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak berpamrih, suamiku Muh. Syahran Nasution yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(5)

1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Mukhlis, S.Pd, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus Pembimbing II.

4. Drs. H. Nurdin, M.Pd., sebagai Penasehat Akademik yang telah membimbing selama perkuliahan.

5. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd,. sebagai Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan petunjuk serta koreksi dalam penyusunan skripsi, sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman selama penulis menimba ilmu di Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Rajali, S.Pd. M.M., Kepala SMPN 5 Pallangga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah.

8. Suani, S.Pd., Guru bidang studi pendidikan matematika dan selaku validator yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian tersebut.

9. Bapak/Ibu Guru serta seluruh staf tata usaha SMPN 5 Pallangga yang telah memberikan bantuan dan petunjuk selama ini.

10. Siswa-siswi SMPN 5 Pallangga khususnya Kelas VII.a atas kerjasama, motivasi serta semangatnya dalam mengikuti pelajaran.

(6)

11. Rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2012 terkhusus kelas B 2012 Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga keakraban dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai disini.

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satupersatu semoga menjadi ibadah dan mendapa timbalan dari-Nya.

Akhirnya, Tiada gading yang tak retak, tak ada makhluk yang sempurna. Demikian pula dalam penulisan skripsi ini, masih terdapat kekurangan yang tentunya membutuhkan perbaikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik, dan umpan balik yang bersifat membangun dari para pembaca.

Tiada imbalan yang dapat diberikan oleh penulis, hanya kepada Allah SWT penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama ini bernilai ibadah disisi-Nya Amin

Makassar, September 2016

(7)

DAFTAR ISI Halam an HALAMAN JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ... iii SURAT PERNYATAAN... ... iv SURAT PERJANJIAN ... ... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ... vi ABSTRAK ... ... vii KATA PENGANTAR ... ... viii DAFTAR ISI ... ... xi DAFTAR TABEL ... ... xiii

(8)

DAFTAR GAMBAR ... ... xv DAFTAR LAMPIRAN ... ... xvi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN PENELITIAN ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Efektivitas Pembelajaran Matematika ... ... 7

2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... ... 10

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ... ... 13

4. Materi Pokok Operasi Hitung pada Pecahan di Kelas VII.A SMPN 5 Pallangga ... ... 18 B. Kerangka Pikir ... ... 27 C. Hipotesis Penelitian ... ... 29 BAB III METODE PENELITIAN ...

(9)

A. Jenis Penelitian ... ... 31 B. Variabel dan Desain Penelitian ...

... 31 C. Populasi dan Sampel Penelitian ...

... 32 D. Defenisi Operasional Variabel ...

... 32 E. Prosedur Penelitian...

... 33 F. Instrumen Penelitian...

... 35 G. Teknik Pengumpulan Data ...

... 36 H. Teknik Analisis Data ...

... 36 BAB IV HASIL DAM PEMBAHASAN ...

44

A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68 BAB V PENUTUP ... 74 A. Kesimpilan ... 74 B. Saran ... 76

(10)

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 13 3.1 One Group Pretest-Posttest Design ... 31 3.2 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 37 3.3 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Mateamatika

Siswa Kelas VII SMPN 5 Pallangga ... 37 3.4 Klasifikasi Gain Ternormalisasi ... 39 3.6 Kategorisasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 41 4.1 Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola

Pembelajaran Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII

SMPN 5 Pallangga ... 44 4.2 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum

Diterapkan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas VII SMPN 5 Pallanga . 52 4.3 Distribusi Frekuensi dan persentase Skor Hasil Belajar Siswa

Sebelum Diterapkan Model Kooperatif Tipe Teams Games

Tournamnet (TGT) ... 53 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa

Sebelum Diterapkan Model Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) ... 54 4.5 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Setelah Diterapakan

Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ... 55 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar

Matematika Setelah Diterapkan Model Kooperatif Tipe

Teams Games Tournamen (TGT) ... 56 4.7 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa

Setelah Diterapkan Model Kooperatif Tipe Teams Games

(12)

4.8 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapakan Model Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) ... 58 4.9 Persentase Aktivitas Siswa Yang Belajar Melalui Penerapan

Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) .... 59 4.10 Persentase Respon Siswa Kelas VII SMPN 5 Pallangga

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Penempatan Siswa ke Meja Turnament ... 16

2.2 Bagan Putaran Permainan pada Meja Turnamen ... 17

2.3 Luas Daerah yang Diarsir ... 21

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A.2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LAMPIRAN B

B.1. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

B.2. Instrumen Tes Hasil Belajar (Pretest-Posttest) B.3. Instrumen Aktivitas Siswa

B.4. Instrumen Angket Respons

B.5. Instrumen Keterlaksanaan Pembelajaran LAMPIRAN C

C.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian C.2. Daftar Hadir Siswa

C.3. Daftar Nama Kelompok

C.4. Daftar Nilai Siswa Pretest dan Posttest LAMPIRAN D

D.1. Analisis Data Tes Hasil Belajar (Pretest-Posttest) D.2. Analisis Data Aktivitas Siswa

D.3. Analisis Data Angket Respon Siswa D.4. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran LAMPIRAN E

E.1. Lembar Kerja Siswa E.2. Lembar Tes Hasil Belajar

E.3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa E.4. Lembar Angket Respon Siswa

E.5. Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran LAMPIRAN F

F.1. Persuratan F.2. Validasi F.3. Dokumentasi

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Potensi-potensi siswa perlu dikembangkan dalam pendidikan untuk memahami konsep-konsep pembelajaran, sehingga pendidikan dapat berjalan dengan baik. Dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diuraikan bahwa: “salah satu misi pendidikan nasional adalah meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional, regional dan internasional serta meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dalam upaya menghadapi tantangan global”.

Dalam usaha pengembangan pendidikan tersebut, matematika merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting serta mempunyai andil yang cukup besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang lain. Matematika juga memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus dilaksanakan semaksimal mungkin oleh semua pihak. Sepanjang perjalanan sejarah perkembangan pendidikan matematika, sebagian kalangan menganggap bahwa matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami dan sulit dimengerti, salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik kurang berminat dan merasa kesulitan adalah dengan penggunaan metode, pendekatan dan strategi belajar-mengajar yang kurang bervariasi dan kurang tepat.

(16)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal dengan Irmawati, S.Pd. yang dilaksanakan pada Kamis, 5 Mei 2016 di kelas VII.A SMPN 5 PALLANGGA, maka diperoleh data bahwa hasil semester ganjil, dari 36 siswa, hanya 11 atau 30,6% siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM, 25 atau 69,4% siswa yang tidak mencapai KKM yang sudah ditetapkan yaitu 75. Rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh yaitu 67, ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga berada dalam kategori sedang. Padahal matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada setiap jenjang pendidikan. Matematika juga memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan bahkan matematika tidak pernah lepas dari aktivitas kehidupan manusia. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya kurangnya respon siswa terhadap pembelajaran matematika dan kurangnya interaksi siswa dengan temannya dalam kelas. Hal ini terlihat dari sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Saat guru menyampaikan materi, kebanyakan siswa hanya diam dan mendengarkan penjelasan guru tanpa mengerti apa yang dijelaskan. Bahkan kadang-kadang ada yang tidak memperhatikan karena mengantuk atau bosan. Selain itu, penyebabnya adalah karena siswa kurang memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru. Sehingga siswa sulit untuk mengembangkan kreativitas berpikirnya.

Proses pembelajaran matematika masih menggunakan model pengajaran langsung yang strategi mengajarnya lebih banyak diberikan melalui ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Dalam situasi seperti ini siswa menjadi bosan karena tidak adanya inovasi, kreativitas dan siswa belum

(17)

dilibatkan secara aktif, sehingga guru sulit mengembangkan atau meningkatkan pembelajaran agar benar-benar berkualitas.

Berdasarkan hal tersebut, salah satu upaya untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran yakni berupa penerapan model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Dan salah satu model pembelajaran yang tepat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi dan salah satunya adalah Teams Games Tournament (TGT). Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsure pemainan.

Model pembelajaran ini mengutamakan kerja kelompok dan menyatukan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran ini semua siswa dalam setiap kelompok dituntut untuk terlibat secara aktif dan saling bekerjasama dalam menguasai materi yang diajarkan karena adanya system penilaian menggunakan turnamen akademik, para siswa berlomba sebagai wakil kelompok mereka dengan anggota kelompok lain. Turnamen akademik ini diharapkan dapat menciptakan persaingan yang sehat antar sesama siswa dalam berkompetisi. Dengan demikian siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan motivasi belajar siswa menjadi bertambah.

(18)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis terdorong untuk mengkaji lebih jauh dengan mengangkat judul penelitian “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII SMPN 5 Pallangga”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: "Apakah model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) efektif diterapkan terhadap pembelajaran matematika pada siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga?". Ditinjau dari aspek: 1. Seberapa besar ketercapaian ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas

VII SMPN 5 Pallangga sebelum dan setelah melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)?

2. Bagaimana aktivitas siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)?

3. Bagaimana respon siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka adapun yang menjadi tujuan penelitian ini, yaitu: "Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika

(19)

melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga". Ditinjau dari aspek:

1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga sebelum dan setelah melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

2. Aktivitas siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

3. Respon siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

D. ManfaatPenelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

2. Bagi Siswa

Dapat memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya dan dapat membangun pemikiran siswa bahwa pembelajaran matematika mudah untuk dipahami.

(20)

3. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang relevan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran matematika.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai perbandingan dari model pembelajaran yang sebelumnya digunakan untuk perbaikan pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika.

(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Efektivitas Pembelajaran Matematika

Efektivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3 (1990:229) “efektif” berarti: (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), (2) dapat membawa hasil, berhasil guna, sedangkan efektivitas berarti: (1) keadaan berpengaruh, hal berkesan, (2) keberhasilan usaha atau tindakan.Sabtanoe (Irnadianti 2015: 6), memberikan definisi efektivitas yaitu kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat dalam mencapai tujuan tertentu.Dalam Rismawati (2012: 6), Ekosusilo mengemukakan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana apa yang sudah direncanakan dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, berarti semakin efektif pula kegiatan tersebut. Istilah efektivitas lazim digunakan dalam manajemen pendidikan, misalnya efektivitas pengajaran dan efektivitas pengelolaan. Dari pengertian tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana apa yang telah direncanakan dapat tercapai, berarti semakin efektif pula kegiatan tersebut.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah keberhasilan suatu usaha atau tindakan dilihat dari hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

(22)

Pembelajaran adalah serangkaian proses atau cara yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa, dimana belajar mencakup bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus.Menurut Darsono (Heryati Bahar, 2012:11) pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, Sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Isjoni (Heryati Bahar, 2012:11) adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya mendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Pembelajaran menurut Gagne (Heryati Bahar, 2012:12) “An active process and suggests that teaching involves facilitating active mental process by students”, bahwa dalam proses pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif, dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran.

Dari beberapa pengertian pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa.

Efektivitas pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Sadiman (Agusetiawan Aswar, 2016:6). Pada dasarnya efektivitas pembelajaran ditujukan untuk menjawab pertanyaan

(23)

seberapa jauh tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh peserta didik. Perlu diingat bahwa strategi yang paling efisien sekalipun tidak otomatis menjadi strategi yang efektif. Untuk mengukur efektivitas dari suatu tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan menentukan seberapa jauh konsep-konsep yang telah dipelajari dapat dipindahkan ke dalam mata pelajaran selanjutnya atau penerapan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran matematika merupakan upaya atau cara yang dilakukan untuk membantu siswa dalam mengembangkan konsep-konsep matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses interaksi antara guru dan siswa. Jadi efektivitas pembelajaran matematika adalah suatu ukuran keberhasilan yang menyatakan seberapa besar kriteria keefektifan telah tercapai dalam proses pembelajaran matematika.

Adapun indikator efektivitas dalam penelitian ini adalah: a. Ketuntasan belajar

Ketuntasan belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang telah mencapai ketuntasan inividual, yakni siswa telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan.

b. Aktivitas siswa

Aktivitas belajar matematika adalah proses komunikasi antara siswa dengan guru dalam lingkungan kelas sebagai hasil interaksi siswa dan guru atau siswa dengan siswa. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan

(24)

pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukan dengan sekurang-kurangnya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, baik aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.

c. Respon Siswa

Respon siswa yang dimaksudkan disini adalah tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, khususnya metode pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang baik dapat memberikan respon positif bagi siswa setelah mereka mengikuti kegiatan pembelajaran. Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah minimal 80% siswa yang memberi respon positif terdapat jumah aspek yang ditanyakan.

d. Kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran

Proses pembelajaran dikatakan efektif jika semuanya dapat berjalan dengn baik. Penilaian guru dalam mengelolah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournamant (TGT) dibedakan atas empat yaitu: 1) kurang sekali, 2) kurang, 3) baik, 4) sangat baik. Hasil pengamatan diberikan pada setiap kategori pengamatan dengan memberikan tanda cek list pada kolom-kolom yang tersedia.

2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan

(25)

mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisikannya bila perlu, Soejadi (Rusman, 2016:201). Menurut Slavin (Rusman, 2016:201) pembelajaran kooperatif mengalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.Ini membolehkan pertukakaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu mengondisikan, dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan petensi siswa, menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kreativitas), sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pembelajaran. Dalam teori konstruktivisme ini mengutamakan pada pembelajaran siswa yang dihadapkan pada masalah-masalah kompleks untuk dicari solusinya, selanjutnya menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana atau keterampilan yang diharapkan. Model pembelajaran ini dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky. Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak. Ratna (Rusman, 2016:201)

Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ide ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.

(26)

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama.

b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.

c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yangs sama.

d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

g. Siswa diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, 2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

(27)

kelamin berbeda-beda maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.

Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase-fase Perilaku Guru

Fase 1:

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar .

Fase 2:

Menyajikan informasi.

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Fase 3:

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.

Menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4:

Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5: Evaluasi.

Mengevalausi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari/meminta presentasi hasil kerja kepada kelompok.

Fase 6: Memberikan Penghargaan.

Mengahargai upaya dan hasil belajar individu dan kelompok.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David Devries dan Keith Edwards, model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)merupakan salah satu model yang dapat diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen, di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan.

(28)

Menurut Saco (Rusman, 2016:224), dalam Teams Games Tournament (TGT) siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim yang lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Berikut langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu:

a. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas. Biasanya dilakukan dengan pangajaran langsung atau ceramah dan diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini, siswa harus benar-benar memerhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru karena akan

(29)

membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

b. Kelompok (Team)

Kelompok biasanya terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, ras, atau etnik.Fungsi kelompok adalah lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

c. Permainan (Game)

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

d. Turnamen (Tournament)

Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Pada turnamen pertama, guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen.Tiga siswa tertinggi dikelompokkkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II, dan seterusnya.

(30)

e. Penghargaan Kelompok (Team Recognize)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, dan masing-masing kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Kelompok mendapat julukan “super team” jika rata-rata skor mencapai 45 atau lebih, ”great team” apabila rata-rata mencapai 40-45, dan “good team” apabila rata-ratanya 30-40.

Untuk ilustrasi turnamen dapat dilihat pada skema di bawah ini.

Gambar 2.1.Bagan Penempatan Siswa ke Meja Turnamen.

Untuk melakukan turnamen akademik, siswa di tempatkan pada meja turnamen atau “tournament table” dengan pengaturan beberapa siswa berkemampuan tinggi dari tiap-tiap kelompok di tempatkan pada meja I, siswa

TIM C TIM B TIM A TinggiSedang SedangRendah A1A2A3 A4 MEJA II A2 B2 C2 MEJA IV A4 B4 C4 MEJA I A1 B1 C1 MEJA III A3 B3 C3

Tinggi Sedang Sedang Rendah C1C2C3 C4

Tinggi Sedang Sedang Rendah B1B2B3 B4

(31)

berkemampuan sedang pada meja II dan III, kemudian siswa berkemampuan rendah pada meja IV.

Setelah turnamen selesai dan dilakukan penilaian, guru melakukan pengaturan kembali kedudukan siswa pada setiap meja turnamen, kecuali pemenang meja tertinggi (meja I).

Gambar 2.2. Bagan Putaran Permainan pada Meja Turnamen

Adapun kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) Tukiran (Dinarti, 2013:18) adalah :

Pembaca

1. Ambil kartu dan carilah soal yang berhubungan dengan nomor tersebut pada lembar permainan. 2. Bacalah pertanyaannya dengan

keras.

3. Cobalah untuk menjawab.

Penantang I

Menantang jika memang dia

mau (dan memberikan

jawaban berbeda) atau boleh meleset

watinya. Penantang II

Boleh menantang jika penantang I melewati, dan jika dia memang mau.Apabila semua penantang sudah menantang atau melewati, penantang II memeriksa lembar jawaban.Siapa pun yang jawabannya benar berhak menyimpan kartunya.Jika si pembaca salah, tidak ada sanksi, tetapi jika kedua penantangnya salah, maka dia harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkannya ke dalam kotak, jika ada.

(32)

a. Dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya.

b. Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi.

c. Perilaku mengganggu terhadap siswa lain menjadi lebih kecil. d. Motivasi belajar siswa bertambah.

e. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi sesama siswa dan antara siswa dengan guru

f. Kerjasama antar siswa juga siswa dengan guru akan membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan.

Sedangkan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) Tukiran (Dinarti, 2013:19) adalah :

a. Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut serta menyumbangkan pendapatnya;

b. Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran;

c. Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak dapat mengelola kelas. Adapun ciri khas yang membedakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan model pembelajaran kooperatif lainnya adalah adanya turnamen yang mempertandingkan antar kelompok.

4. Materi Pokok Operasi Hitung pada Pecahan di Kelas VII.A SMPN 5 Pallangga

Materi yang diajarkan melalui pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah pokok bahasan Operasi Hitung pada Pecahan yang terdiri dari 4 kali pertemuan.

(33)

Adapun materi inti yang menjadi pokok pembahasan pada pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Menyelesaikan Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan

1) Penjumlahan pecahan

Dalam menentukan hasil penjumlahan pecahan dengan bilangan bulat, ubahlah bilangan bulat itu ke dalam bentuk pecahan dengan penyebut sama dengan penyebut pecahan itu. Kemudian jumlahkanlah atau kurangkan pembilangnya sebagaimana pada bilangan bulat.Jika pecahan tersebut berbentuk pecahan campuran, jumlahkan bilangan bulat dengan bagian bilangan bulat pada pecahan campuran. Selanjutnya, untuk menentukan hasil penjumlahan dua pecahan, samakan kedua pecahan tersebut, yaitu dengan cara mencari KPK dari penyebut-penyebutnya. Kemudian baru dijumlahkan pembilangnya.

Pecahan-pecahan yang penyebutnya sama dapat dijumlah dengan menjumlahkan pembilang-pembilangnya saja, sedangkan penyebutnya tidak dijumlahkan. Secara umum dapat dirumuskan:

Contoh:

Hitunglah penjumlahan pecahan berikut ini!

1.

2.

(34)

3.  KPK dari 4 dan 3 adalah 12.

2) Pengurangan pecahan

Seperti pada penjumlahan pecahan, untuk mengurangkan pecahan-pecahan yang penyebutnya tidak sama dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menyamakan penyebutnya, yaitu dengan mencari KPK dari penyebut-penyebut pecahan tersebut.

Pecahan-pecahan yang mempunyai penyebut sama dapat dikurangkan dengan cara mengurangkan pembilang pecahan disebelah kiri dengan pembilang di sebelah kanan, sedangkan penyebutnya tidak dikurangkan.

Contoh:

Tentukan hasil pengurangan pecahan berikut:

1.

2.  KPK dari 4 dan 5 adalah 20.

3. ( ) ( )

(35)

b. Menyelesaikan Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Bilangan Pecahan 1) Perkalian Pecahan

Operasi perkalian pecahan artinya perkalian suatu bilangan dengan pecahan.Dapat berupa perkalian bilangan bulat dengan pecahan atau perkalian pecahan dengan pecahan.

Selanjutnya, untuk memahami perkalian pada pecahan, perhatikan Gambar 2.3 berikut ini.

Gambar 2.3. Luas daerah yang diarsir

Pada Gambar 2.3 tampak bahwa luas daerah yang diarsir menunjukkan pecahan bagian dari luas keseluruhan. Di pihak lain daerah yang diarsir menunjukkan perkalian . Jadi, dapat dikatakan bahwa luas daerah yang diarsir sama dengan perkalian pecahan .

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mengalikan dua pecahan dan dilakukan dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut atau dapat ditulis dengan .

(36)

Contoh:

Tentukan hasil perkalian pecahan-pecahan berikut:

1.

 Pembilang dan penyebut dibagi dengan FPB dari 10 dan 24, yaitu 2.

2.

2) Pembagian pecahan

Kalian telah mempelajari bahwa operasi pada bilangan bulat merupakan kebalikan dari perkalian.Hali ini juga berlaku pada pembagian pecahan.

Perhatikan uraian berikut.

Dengan mengamati uraian di atas, secara umum dapat diyatakan bahwa untuk sebarang pecahan dan dengan berlaku di mana merupakan kebalikan dari .

(37)

Contoh:

Tentukan hasil pembagian bilangan pecahan berikut ini!

1.

2. .

c. Menyelesaikan Perpangkatan Pecahan

Pada materi bilangan bulat, telah dijelaskan bahwa pada bilangan bulat berpangkat bilangan bulat positif berlaku , untuk setiap

bilangan bulat . n faktor

Dengan kata lain, perpangkatan merupakan perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Definisi tersebut juga berlaku pada bilangan pecahan perpangkat.

Perhatikan uaraian berikut.

( ) ( ) ( ) ... ( ) n faktor

(38)

Dari uraian di atas, secara umum dapat dituliskan bahwa untuk sebarang bilangan bulat positif berlaku ( ) , dalam hal ini bilangan pecahan disebut bilangan pokok.

Adapun sifat-sifat bilangan pecahan perpangkat sebagai berikut:

Untuk sebarang bilangan bulat bilangan bulat positif berlaku sifat-sifat berikut:

1. ( ) 2. ( ) ( ) ( ) 3. ( ) ( ) ( ) 4. (( ) ) ( ) Contoh:

Tentukan nilai perpangkatan berikut. 1. ( ) 2. ( ) ( ) ( ) ( ) 3. (( ) ) ( ) ( )

(39)

d. Menyelesaikan Operasi Hitung Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian dan Pembagian Pecahan Desimal

1) Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal

Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan desimal, dapat dilakukan dengan cara menyusun ke bawah, satuan seletak dengan satuan, persepuluhan seletak dengan persepuluhan, perseratusan seletak dengan perseratusan, dan seterusnya.

Contoh:

Hitunglah hasil operasi hitung berikut! 1. 28,62 + 2,27 Penyelesaian: 28,62 2,27 + 30,89 2. 54,36 – 36,68 + 8,21 Penyelesaian: 54,36 36,68 _ 17, 68 8, 21 + 25, 89

(40)

2) Perkalian dan pembagian pecahan desimal

Selain operasi penjumlahan dan pengurangan, kita juga dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian pada pecahan desimal. Perhatikan contoh berikut.

Contoh:

Tentukan hasil operasi hitung berikut! 1. 0,45 2,4 Penyelesaian: Cara I: 0,45 2,4 = Cara II: 0,45 2,4 180 90 + 1.080 2. 0,52 : 0,4 Penyelesaian:

Cara I: Cara II:

0,52 : 0,4 = 0,52 : 0,4 = = = 1,3

(41)

B. Kerangka Pikir

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu, Sudjana (Rusman, 2016:1). Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar dan komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan saling memengaruhi satu sama lain.

Sebagaimana diketahui bahwa dalam proses belajar mengajar respon siswa pada pembelajaran matematika masih kurang dan kurangnya kerjasama antar siswa dalam kelas. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dianggap bisa meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa. Salah satu model yang dapat digunakan yaitu model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

Teams Games Tournament (TGT) dipandang efektif karena akan memberikan peluang kepada siswa untuk meningkatkan respon, keaktifan dan

(42)

hasil belajarnya. Karena pada model ini siswa menempati posisi yang sangat dominan dalam proses pembelajaran, semua siswa dalam setiap kelompok dituntut untuk selalu berusaha aktif, bekerjasama dan saling membantu dalam memahami dan menguasai materi yang sedang diajarkan.

Untuk lebih memahami kerangka pikir tersebut, maka penulis menyederhanakan kerangka pikir dalam bentuk skema berikut:

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

Pembelajaran Matematika

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Aktivitas Siswa

Respon Siswa

Tercapai Aktif Positif

Analisis

Efektif Tidak Efektif

(43)

C. Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Mayor

Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka dan kerangka pikir, maka yang menjadi hipotesis penelitian adalah: Pembelajaran matematika efektif melalui penerapan model kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga.

2. Hipotesis Minor

a) Hasil Belajar Matematika

1) Rata-rata ketuntasan individual hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga setelah melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu siswa yang memperoleh nilai > 74,9 (KKM = 75).

2) Rata-rata presentase ketuntasan klasikal hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga setelah melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu banyaknya siswa yang nilainya tuntas > 79,9%.

3) Rata-Rata gain peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga setelah penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu > 0,29.

b) Aktivitas Siswa

Rata-rata presentase aktivitas siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe

(44)

Teams Games Tournament (TGT), yaitu banyaknya siswa yang aktif mencapai > 74,9%.

c) Rata-rata presentase respon siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga tehadap pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu banyaknya siswa yang menjawab ya > 79,9%.

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre-Eksperimental yang hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap pembelajaran matematika pada siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga.

B. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah perlakuan berupa model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan One Grup Pretest-Postest Study. Desain tersebut berbentuk sebagai berikut:

Tabel 3.1: One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Sumber: Emzir (2015: 96)

(46)

Keterangan:

X = Perlakuan, yaitu pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

O1 = Pretest, yaitu evaluasi sebelum pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). O2 = Posttest, yaitu evaluasi sesudah pembelajaran matematika melalui

penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga Tahun Ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 7 kelas.

2. Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Dalam Sugiyono, (2015: 82), Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan anggota sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan diberi perlakuan yaitu mengajar dengan menngunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT). Adapun sampelnya yaitu kelas VII.A yang terdiri dari 36 siswa.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan dan memberikan arah yang lebih jelas dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

(47)

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.

2. Hasil belajar matematika siswa dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes siswa sebelum dan setelah diajar melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

3. Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama mengikuti proses pembelajaran melalui model model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

4. Respon siswa yang positif merupakan tanggapan perasaan senang, setuju, atau merasakan adanya kemajuan sesudah diterapkannya model model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Perencanaan

a. Melakukan observasi di SMPN 5 Pallangga untuk melihat kendala-kendala yang dialami oleh para guru dan siswa dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika.

b. Merumuskan masalah berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. c. Melakukan penarikan sampel dan menentukan kelas eksperimen.

(48)

e. Melakukan analisis silabus.

f. Membuat kisi-kisi soal pretest-postest.

g. Membuat soal tes essay untuk mengevaluasi hasil belajar matematika. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Tahap pengenalan guru dan siswa.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, motivasi siswa agar terlihat lebih aktif dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), sekaligus pelaksanaan pembelajaran pertama.

c. Pemberian tes awal (pretest) dengan instrumen tes yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi

d. Memberikan perlakuan atau pengajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

e. Pemberian tes akhir (posttest) dengan instrumen tes yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

3. Tahap Anilisis Data Dan Pelaporan

a. Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen.

b. Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.

(49)

F. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Tes Hasil Belajar Matematika

Tes hasil belajar adalah instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkannya model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada pembelajaran matematika kelas eksperimen.

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran melalui penerapan kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

3. Angket Respon Siswa

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam hal ini siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga. Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Instrumen ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sebagai salah satu indikator keefektifan pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Indikator yang digunakan untuk mengungkap kemampuan guru mengelola pembelajaran didasarkan pada kegiatan yang dilakukan guru dalam proses

(50)

pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP. Indikator kemampuan guru mengelola pembelajaran tersebut dijadikan aspek-aspek pengamatan dalam lembar observasi pengelolaan pembelajaran.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data mengenai ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan

lembar teshasil belajar siswa.

2. Data tentang aktivitas belajar siswa diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

3. Data mengenai respons siswa terhadap penerapan model kooperatif Teams Games Tournament (TGT) diperoleh dengan membagikan angket kepada siswa.

4. Data tentang kemampuan guru mengelola pembelajaran selama penelitian berlangsung diambil dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

H. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dikelola dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Analisis Deskriptif

Statistika deskriptif sering disebut sebagai Statistika deduktif yang membahas tentang bagaimana merangkum sekumpulan data dalam bentuk yang

(51)

mudah dibaca dan cepat memberikan informasi, yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik, nilai pemusatan dan nilai penyebaran. Satistika deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik data responden dari masing-masing kelompok melalui tabel, perhitungan rata-rata atau mean dan perhitungan presentase.

a. Analisis hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan pemahaman materi matematika siswa sebelum dan setelahmenerapkan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Kriteria yang digunakan untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kategorisasi Standar Hasil Belajar Siswa

Nilai Kategori 0 ≤ x <55 Sangat rendah 55 ≤ x < 75 Rendah 75 ≤ x < 80 Sedang 80 ≤ x < 90 Tinggi 90 ≤ x ≤ 100 Sangat Tinggi

Sumber: Data SMPN 5 Pallangga 2016

Tabel 3.3.Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 5 Pallangga

Tingkat Penguasaan Kategorisasi Ketuntasan Belajar 0 x < 75 Tidak Tuntas

75 x 100 Tuntas

Sumber: Data SMPN 5 Pallangga 2016 Di samping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara individual dan klasikal. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan

(52)

oleh sekolah yaitu 75, sedangkan ketuntasan klasikal akan tercapai apabila minimal 80% siswa di kelas tersebut telah mencapai skor ketuntasan minimal. Ketuntasan klasikal dapat dirumuskan sebagai berikut:

100% x JK JS  KK Keterangan: KK = Ketuntasan klasikal

JS = Jumlah siswa yang memperoleh nilai minimum KKM JK = Jumlah siswa keseluruhan

Sumber: Data SMPN 5 Pallangga 2016 Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi yaitu dengan:

( ) ( ) ( ) ( ) Keterangan:

g (gain) = peningkatan hasil belajar

Spre-test = skor pre-test atau keterampilan awal (%)

Spost-test = skor post-test atau keterampilan akhir (%)

Smaks = skor maksimal

Sumber: Savinainen & Scott (Suharman, dkk, 2011:147) Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Gain Ternormalisasi

Koefisien Gain Normalisasi Klasifikasi

0,0 g < 0,3 Rendah

0,3 g < 0,7 Sedang

0,7 g 1 Tinggi

(53)

Adapun indikator terjadi peningkatan hasil belajar matematika dalam penelitian ini ditunjukkan apabila gain ternormalisasi lebih dari atau sama dengan 0,3.

b. Analisis data aktivitas siswa

Untuk menentukan persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas sesuai dengan indikator yang diamati, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Untuk persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas tiap indikator ke-i selama n pertemuan, maka digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas pada indikator ke-i selama n pertemuan.

N = Banyaknya siswa yang hadir pada setiap pertemuan = Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas pada

indikator ke-i untuk pertemuan ke-n.

Sumber: Irnadiyanti (2015: 32) 2) Untuk persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas semua indikator

selama n pertemuan, maka digunakan rumus sebagai berikut: % x i S Psi i 100

 Keterangan:

PSi = Persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas pada semua indikator selama n pertemuan.

Si= Jumlah dari seluruh Si yang diamati pada semua indikator selama n pertemuan

(54)

Sumber: Irnadiyanti (2015: 32) Indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. c. Analisis respons siswa

Data tentang respons siswa diperoleh dari angket respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran.Selanjutnya dianalisis dengan mencari persentase jawaban siswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket. Respon siswa dianalisis dengan melihat persentase dari respons siswa yang dihitung dengan menggunakan rumus:

% x N f P  100 Keterangan:

P = Persentase respons siswa yang menjawab ya dan tidak f= Frekuensi siswa yang menjawab ya dan tidak

N = Banyaknya siswa yang mengisi angket

Sumber: Irnadiyanti (2015: 33) Kriteria untuk menyatakan bahwa respons siswa terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah positif apabila minimal 80% siswa yang menjawab ya dari semua aspek yang ditanyakan.

d. Analisis keterlaksanaan pembelajaran

Penilaian yang dilakukan terhadap keterlaksanaan pembelajaran adalah menentukan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual dengan mencari nilai kategori dari beberapa aspek penilaian yang diberikan berdasarkan Rencana Pelaksanaan

(55)

Pembelajaran (RPP). Langkah-langkah yang dipergunakan untuk menentukan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sebagai berikut:

1) Melakukan rekapitulasi data, yaitu skor hasil penilaian pengamat ke dalam setiap aspek yang dinilai.

2) Menentukan nilai rata-rata, yaitu skor hasil penilaian pengamat untuk setiap aspek yang dinilai. Nilai tersebut merupakan nilai Kemampuan Guru (KG). 3) Nilai Kemampuan Guru (KG) ini selanjutnya dikonfirmasikan dengan

interval penentuan kategori kemampuan guru mengelola pembelajaran yang dinyatakan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Kategorisasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Tingkat Kemampuan Guru (TKG) Kategori

0,0 ≤ TKG < 1,0 Kurang Sekali

1,0 ≤ TKG < 2,0 Kurang

2,0 ≤ TKG < 3,0 Baik

3,0 ≤ TKG 4,0 Sangat Baik

Sumber: Data SMPN 5 Pallangga 2016 Kriteria keberhasilan aktivitas guru dalam penelitian ini dikatakan efektif apabila setiap aspek yang dinilai tingkat pencapaian nilai kemampuan guru memenuhi kriteria minimal baik.

2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel dengan hasil yang akan diperoleh pada populasi secara keseluruhan. Jadi, statistik inferensial membantu peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang diperoleh dari suatu sampel dapat digeneralisasi pada populasi.

(56)

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat sebagai berikut:

a. Uji normalitas

Uji distributor normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empiris yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan distribusi teoritik tertentu (berdistribusi normal). Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov melalui program komputer yaitu SPSS dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05.

Adapun hipotesis pengujian sebagai berikut:

H0: Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga sebelum

dan setelah melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terdistribusi normal.

H1: Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga sebelum

dan setelah melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) tidak terdistribusi normal.

b. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian yang dirumuskan, digunakan uji t one sample test dan uji proporsi untuk mengetahui keefektifan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga.

(57)

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang telah dipaparkan pada bab II, yaitu sebagai berikut:

1) Rata-rata ketuntasan individual hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga setelah melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu siswa yang memperoleh nilai > 74,9 (KKM = 75).

H0 : µ = 74,9 melawan H1 : µ > 74,9 Keterangan:

µ = Parameter rata-rata hasil belajar matematika siswa sebelum dan setelah.

2) Rata-rata presentase ketuntasan klasikal hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga setelah melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu banyaknya siswa yang nilainya tuntas > 79,9%.

H0 : = 79,9% melawan H1 : > 79,9% Keterangan:

= Parameter ketuntasan klasikal sebelum dan sesudah.

3) Rata-Rata gain peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 5 Pallangga setelah penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu .

Gain: H0 : µ = 0,29 melawan H1 : µ > 0,29 Keterangan:

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Hasil Analisis Data Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diambil dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama empat kali pertemuan dan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1: Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas VII SMPN 5 Pallangga

Aspek Yang Diamati Pertemuan Ke-

Rata-rata Kategori I II III IV V VI

Kegiatan awal

Fase I: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik 1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa.

P R E T E S T 4 4 4 4 P O S T T E S T 4,0 Sangat Baik 2. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan memotivasi siswa untuk siap belajar.

3 4 4 4 3,75 Sangat Baik 3. Guru menyampaikan model

pembelajaran yang akan diterapkan yaitu model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

4 4 4 4 4,0 Sangat

Baik Kegiatan inti

Fase II: Mnyajikan materi atau informasi

1. Guru menjelaskan materi yang 4 3 4 4 3,75 Sangat 44

Gambar

Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Gambar 2.1.Bagan Penempatan Siswa ke Meja Turnamen.
Gambar 2.2. Bagan Putaran Permainan pada Meja Turnamen
Gambar 2.3. Luas daerah yang diarsir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa menggunakan penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe Teams Games

Simpulan penelitian ini adalah kemampuan penerapan konsep bangun ruang siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Hal ini terlihat dari hasil klasifikasi skor angket persepsi siswa mengenai penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) termasuk dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) respon siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), 2) untuk

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media visual dapat meningkatkan hasil belajar

Berdasarkan identifikasi masalah di atas membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)