• Tidak ada hasil yang ditemukan

01 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "01 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1- 1

1.1

LATAR BELAKANG

Daya tarik kehidupan perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi menyebabkan semakin banyak penduduk Indonesia yang beralih untuk tinggal dan beraktivitas di kawasan perkotaan. Demikian pula dengan Kota Singkawang yang dalam lima tahun terakhir perkembangan perekonomiannya dan pertumbuhan penduduknya semakin meningkat. Peningkatan jumlah penduduk perkotaan akan memacu kebutuhan ruang dan infrastruktur pelayanan perkotaan, sehingga kota akan tumbuh dengan segala potensi dan tantangan yang dimilikinya. Keadaan tersebut harus dihadapi melalui penyiapan perencanaan tata ruang kota yang mempertimbangkan kondisi, potensi dan tantangan yang dimiliki Kota Singkawang.

Adapun strategi kebijakan dan program penataan ruang yang diharapkan tercantum dalam dokumen perencanaan tata ruang kota antara lain adalah strategi arahan kebijakan pemanfaatan ruang yang terintegrasi dan seimbang sesuai dengan daya dukung yang dimilikinya. Keadaan yang terjadi saat ini adalah masih lemahnya sinergitas perencanaan tata ruang (spatial plan) dan perencanaan pembangunan (development plan), terutama pada pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang merupakan tuntutan dari pesatnya pertambahan penduduk perkotaan.

Peningkatan jumlah penduduk dan intensitas aktivitas perkotaan di Kota Singkawang perlu disikapi dan diantisipasi lebih awal. Hal ini perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat membangkitkan banyak persoalan perkotaan terutama yang terkait dengan aspek penyediaan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Adapun persoalan yang dimaksud antara lain:

 Tidak meratanya penyediaan infrastruktur perkotaan,  Ketidaktersediaannya lingkungan permukiman yang layak,

 Perkembangan permukiman yang tidak terkendali pada daerah-daerah pengembangan non-permukiman, dan munculnya permukiman kumuh.

Adapun berbagai persoalan permukiman dan infrastruktur perkotaan tersebut apabila berbenturan dengan persoalan pembangunan lainnya akan semakin mengaburkan arah pembangunan kota yang pada akhirnya memperburuk citra Kota Singkawang.

(2)

1- 2

Gambar 1. 1 Kebutuhan Kebijakan yang Dapat Menjembatani Kebijakan Perencanaan Pembangunan dan Tata Ruang

Berkenaan dengan kondisi tersebut, selama ini berbagai persoalan pembangunan termasuk di dalamnya pembangunan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan ditangani dalam dua bentuk perencanaan yang diakui oleh pemerintah, yaitu : (1) perencanaan pembangunan (development plan) yang memuat mengenai arahan, kebijakan, dan strategi pembangunan serta (2) penataan ruang (spatial plan) yang memuat mengenai arahan, kebijakan, dan strategi penataan ruang. Dalam prakteknya, kedua bentuk produk perencanaan ini tidak cukup untuk mengatasi persoalan pembangunan yang ada. Masih terdapat beberapa kebutuhan kota yang tidak terjawab hanya dengan kedua produk perencanaan tersebut.

Setidaknya terdapat lima kebutuhan mendasar dalam pembangunan kota dan kawasan perkotaan yang belum terjawab :

 Bahwa dalam pembangunan kota dan kawasan perkotaan memerlukan adanya kebijakan yang jelas yang menjembatani perencanaan pembangunan dan penataan ruang.

 Bahwa dalam pembangunan kota dan kawasan perkotaan memerlukan arahan pengembangan kota dan sektoral yang didasarkan pada kebutuhan kota.

 Bahwa dalam pembangunan kota dan kawasan perkotaan terdapat kebutuhan untuk mendudukan strategi sektoral yang mendukung dan merupakan bagian yang terintegrasi dari Strategi Pembangunan kota.

 Kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang ada belum komprehensif, berskala kota, dan belum mampu mewadai berbagai persoalan yang muncul akibat adanya tuntutan perkembangan kota dan kawasan perkotaan.

 Adanya tumpang tindih kebijakan & strategi penanganan persoalan pembangunan permukiman & infrastruktur perkotaan pada tingkat operasional.

Selain kelima poin di atas, persoalan pembangunan dan pembangunan kota dan kawasan perkotaan terutamanya dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan juga dihadapkan pada tiga fenomena lainnya yang lebih mendasar, yaitu :

FENOMENA 1, bahwa kelemahan pembangunan di Indonesia termasuk dalam menangani persoalan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terjadi di kota dan kawasan perkotaannya terletak pada koordinasi antar kebijakan dan strategi yang ada. Oleh karena itu perlu adanya koordinasi dan kedudukan yang jelas antara SPPIP dengan berbagai kebijakan dan strategi pembangunan dan penanganan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

FENOMENA 2, bahwa persoalan pembangunan di Indonesia juga berakar pada kegagalan implementasi kebijakan dan strategi karena keterbatasan kemampuan sumber daya pelaksana pada tingkat aparatur pemerintahan

FENOMENA 3, bahwa perkembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan berikut persoalannya, tidak dapat hanya dilihat sebagai kasus tunggal. Persoalan permukiman dan infrastruktur di kota besar menyangkut keterkaitan sistem, baik terkait aktivitas (keterkaitan dengan perkembangan aktivitas lainnya) maupun ruang (keterkaitan dengan perkembangan kawasan disekitarnya)

Berdasarkan hal tersebut, perlu disiapkan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kota Singkawang yang terintegrasi antar sektor pembangunan. Strategi ini merupakan acuan bagi Pemerintah Kota Singkawang dalam menetapkan prioritas pembangunan permukiman dan infrasruktur perkotaan di Kota Singkawang, yang diharapkan dapat membantu mengoptimalkan alokasi dana pembangunan secara akurat dan rasional. Untuk itu, diperlukan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP) Kota Singkawang sebagai acuan bagi pemangku kepentingan dan pelaksanaan pembangunan kota, yang akan mengintegrasikan penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan dengan program pembangunan lainnya yang terpadu. Secara skematis, latar belakang kebutuhan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP) Kota Singkawang bisa dilhat pada gambar berikut ini.

PERLU ADANYA

K

KeebbiijjaakkaannyyaannggMMeennjjeemmbbaattaanniiPPeerreennccaannaaaannPPeemmbbaanngguunnaann d

(3)

1- 3

PERMASALAHAN UMUM DAN ISU SENTRAL PEMBANGUNAN PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR

PENINGKATAN KOMPLEKSITAS PERKEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN Fenomena urbanisasi dan migrasi Tidak meratanya penyediaan infrastruktur perkotaan Ketidaktersediaannya lingkungan permukiman yang layak Perkembangan permukiman yang tidak terkendali pada

daerah-daerah pengembangan non-permukiman

Permukiman kumuh

Ø Penanganan yang belum sinergis antara perencanaan pembangunan dan penataan ruang

Ø Strategi sektoral yang belum sinkron dengan strategi

pengembangan dalam skala kota.

TUNTUTAN KEBUTUHAN

Perlu ada kebijakan yang jelas yang menjembatani perencanaan pembangunan

dan penataan ruang

Perlu arahan pengembangan kota & sektoral yang didasarkan pada

kebutuhan kota

Adanya kebutuhan untuk mendudukkan : strategi sektor yang mendukung dan merupakan bagian terintegrasi dari strategi

pengembangan kota

1

2

3

DIPERLUKAN STRATEGI PEMBANGUNAN YANG DIRINCI KEPADA STRATEGI SEKTORAL

SPPIP

SEBAGAI STRATEGI UNTUK MENJAWAB KEBUTUHAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DI KOTA SINGKAWANG

Gambar 1. 2 Skematis Latar Belakang Kebutuhan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP) di Kota Singkawang

1.2

MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Singkawang diselenggarakan dengan maksud memberikan bantuan teknis berupa pendampingan pada pemangku kepentingan kota dalam melaksanakan penyusunan Strategi Pembangunan permukiman dan infratruktur perkotaan (SPPIP).

Sejalan dengan maksud tersebut di atas, tujuan dari Kegiatan Penyusunan SPPIP di Kota Singkawang, yaitu mendukung pemangku kepentingan di Kota Singkawang untuk dapat menghasilkan dan menyepakati dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang terintegrasi dan berkesinambungan sebagai acuan pembangunan di Kota Singkawang, terutama sektor permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Berdasarkan maksud dan tujuan, maka sasaran dari penyusunan Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Singkawang yaitu sebagai berikut :

 tersosialisakannya konsep penyelenggaraan pembangunan perkotaan dan peran strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

 Terwujudnya pemahaman yang baik tentang oleh semua pemangku kepentingan Kota Singkawang tentang strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan Kota Singkawang

 Terjadinya penguatan kepedulian dan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan kota dalam penyusunan SPPIP

 Terjadinya interaksi dan keterlibatan masyarakat dlam proses penyusunan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan melalui penyelenggaraan konsultasi publik.

 Terbangunnya koordinasi antar pemangku kepentingan kota dan propinsi, serta tersusunnya sinkronisasi program dan kegiatan pembangunan kota, sebagai acuan pelaksanaan pembangunan yang optimal sesuai sumber daya dan sumber dana yang dimiliki

Berkenaan dengan hal ini, maksud, tujuan, dan sasaran yang dikemukakan pada dasarnya perlu untuk didudukan kembali dalam upaya untuk mewujudkan capaian yang lebih luas, yaitu terjalinnya keselarasan kebijakan dan strategi dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan serta terjaminnya keberlanjutan implementasi kebijakan dan strategi tersebut. Capaian umum yang dimaksud disini bukanlah suatu tujuan baru dari kegiatan ini, namun lebih didudukan sebagai suatu bagian pencapaian harapan dalam jangka waktu yang lebih panjang dan bukan sekedar pencapaian pelaksanaan kegiatan semata.

1.3

RUANG LINGKUP

Dalam penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan Kota Singkawang, ruang lingkup dalam pekerjaan ini dibagi menjadi tiga, yaitu : (1) Ruang lingkup proses; (2) Ruang lingkup kajian; dan (3) Ruang lingkup wilayah.

1.3.1

Ruang Lingkup Proses

Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Singkawang pada dasarnya merupakan suatu rangkaian kegiatan penyusunan yang didasarkan kepada suatu proses penyepakatan dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di Kota Singkawang, sehingga didalam prosesnya diperlukan keterlibatan aktif dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder)

di Kota Singkawang bersama-sama

(4)

1- 4 dengan konsultan pendamping untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dan bisa operasional di Kota

Singkawang.

Beberapa lingkup proses fasilitasi dalam kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Singkawang, yaitu :

 Sosialisasi penyusunan SPPIP kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya.  Melakukan Focus Group Discusion (FGD) dengan melibatkan stakeholder terkait pemerintah daerah, perguruan

tinggi, LSM, tokoh masyarakat, dan pihak swasta.

 Mengikuti Kolokium: pokjanis dan konsultan mengikuti kegiatan kolokium yang akan dikoordinasikan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman.

 Konsultasi Publik (KP) untuk menjaring masukan terhadap konsep, program pembangunan infrastruktur perkotaan, dan membuat kesepakatan antar stakeholder.

 Diseminasi hasil penyusunan SPPIP kepada dinas/instansi terkait.

1.3.2

Ruang Lingkup Kajian

Berdasarkan buku panduan penyusunan SPPIP dan Kerangka Acuan Kerja (KAK), lingkup kajian dalam kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Singkawang, setidaknya memuat kajian-kajian mengenai :

 Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen pembangunan dan kebijakan yang tersedia.

 Melakukan kajian terhadap isu-isu permukiman dan infrastruktur perkotaan bidang keciptakaryaan.

 Mengkaji potensi kawasan permukiman dan kecenderungan pengembangan kota dan pembangunan permukiman, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan permukiman infrastruktur perkotaan bidang keciptakaryaan.

 Menganalisis kondisi dan kebutuhan infrastruktur perkotaan bidang kecipta-karyaan dengan memperhatikan kajian/studi sektor terkait seperti SSK (Strategi Sanitasi Kota), dll.

 Melakukan kajian terhadap RPIJM Bidang keciptakaryaan dan RPIJMD yang terkait dengan bidang Kecipta Karyaan.

1.3.3

Ruang Lingkup Wilayah

Kegiatan penyusunan SPPIP ini mencakup keseluruhan wilayah administrasi Kota Singkawang. Pendetailan dilakukan pada kawasan-kawasan pembanguna permukiman dan infrastruktur yang dilakukan dengan mempertimbangkan prioritas kota berdasarkan permasalahan atau kepentingan kota dalam skala provinsi yang disepakati oleh pemerintah provinsi. Wilayah yang menjadi kajian adalah kawasan permukiman di Kota Singkawang yang telah diarahkan dalam rencana pola ruang kawasan budidaya di dalam RTRW.

1.4

KEDUDUKAN SPPIP DALAM KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Dalam kerangka kebijakan di Indonesia suatu wilayah pada dasarnya memiliki keterkaitan antara rencana pembangunan dan perencanaan spasial. Perencanaan pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan suatu wilayah secara umum perlu diterjemahkan secara spasial ke dalam bentuk perencanaan spasial atau yang biasa dikenal sebagai penataan ruang. Adapun kedua hal tersebut dalam upaya untuk mengarahkan pembangunan diwadahi ke dalam dua bentuk dokumen perencanaan, yaitu :

Ø Dokumen rencana pembangunan (development plan) yang memberikan kerangka konseptual bagi pembangunan suatu wilayah.

Ø Dokumen penataan ruang (spatial plan) merupakan arahan pembangunan yang merujuk pada kebutuhan ruang, dan berfungsi untuk memberikan arahan pembangunan yang berimplikasi pada keruangan.

SPPIP merupakan hasil sinkronisasi atau perpaduan antara Rencana Pembangunan (RPJP dan RPJM) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Dalam penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan ini juga melihat Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan rencana terkait pembangunan kota lainnya yang telah ada. Jadi pada intinya SPPIP ini bukan merupakan kegiatan yang bisa berdiri sendiri, tetapi SPPIP ini membutuhkan keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergisasi dengan dokumen-dokumen rencana yang telah ada sebelumnya.Tentunya, sinkronisasi ini tetap memperhatikan kebutuhan Kota Singkawang secara nyata baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang.

G

Gambar 1. 3 Peran SPPIP dalam Sistem Kebijakan Perencanaan Pembangunan dan

Kebijakan Tata Ruang

Secara skematis, kedudukan SPPIP dalam kerangka kebijakan pembangunan Kota Singkawang, bisa dilihat pada gambar bagan berikut ini

.

RPJPD KOTA SINGKAWANG 2005 - 2025 RPJMD KOTA SINGKAWANG 2008 - 2013 RTRW KOTA SINGKAWANG (DRAFT) 2011 - 2031 RENCANA SEKTORAL:

 STRATEGI SANITASI KOTA SINGKAWANG 2010 – 2015

 MASTERPLAN PENGELOLAAN SAMPAH 2007 – 2027

 KOORDINASI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN

 MASTERPLAN AIR BERSIH 2010-2025

 MASTERPLAN DRAINASE 2010-2025

 TATARAN TRANSPORTASI LOKAL 2007 – 2027

 RENCANA SEKTORAL LAINNYA

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KOTA

SINGKAWANG

RDTR BWK

STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

(SPPIP) KOTA SINGKAWANG

RDTR Kawasan Lain

SINKRONISASI SINKRONISASI

SINKRONISASI SINKRONISASI

ARAHAN BAGI

SINKRONISASI

(5)

1- 5

1.5

SISTEMATIKA PENYAJIAN

Untuk memudahkan dalam memahami substansi yang ada dalam Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan (SPPIP) Kota Singkawang, maka secara substansi akan dijelaskan kedalam 7 (tujuh) bagian pembahasan, sebagai berikut.

BAGIAN 01 PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai penjelasan dasar-dasar pelaksanaan kegiatan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Singkawang, yang terdiri dari : (1) Latar belakang; (2) Maksud, tujuan, dan sasaran; (3) Ruang lingkup; (4) Kedudukan SPPIP dalam kerangka kebijakan pembangunan Kota Singkawang; dan (5) Sistematika Penyajian.

BAGIAN 02 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Pada bagian ini akan dijelaskan tinjauan-tinjauan kebijakan perencanaan pembangunan (Development Plan) dan perencanaan tata ruang (Spatial Plan), terutama yang terkait dengan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan Singkawang. Secara substansi, pokok-pokok bahasan yang akan dibahas pada bab ini terdiri dari : (1) Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kota Singkawang, meliputi : RPJPD, RPJMD, RPIJM, dan RKPD Kota Singkawang; (2) Kebijakan Perencanaan Tata Ruang Kota Singkawang, meliputi : RTRW, Provinsi Kalimantan Barat, RTRW Kota Singkawang, dan RDTR BWK; dan (3) Kebijakan Perencanaan Sektor Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Singkawang.

BAGIAN 03 PROFIL KOTA SINGKAWANG

Bagian ini akan menjelaskan profil permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Singkawang, yang secara substansi terdiri dari pokok bahasan : (1) Kondisi Umum Wilayah Kota Singkawang; (2) Gambaran Kondisi Permukiman Kota Singkawang; dan (3) Gambaran Kondisi Infrastruktur Keciptakaryaan Kota Singkawang, yang terdiri dari : Kondisi Infrastruktur Jaringan Air Bersih, Kondisi Infrastruktur Jaringan Air Limbah, Kondisi Infrastruktur Jaringan Drainase, dan Kondisi Infrastruktur Persampahan; (4) Potensi, Persoalan dan Isu Perkembangan Kota dan Pembangunan Permukiman Perkotaan; dan (5) Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kota Singkawang.

BAGIAN 04 TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Secara rinci bagian ini akan menjelaskan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Singkawang. Pembahasan ini akan didahului dengan hal – hal yang mendasari perumusan tujuan dan kebijakan tersebut.

BAGIAN 05 KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTU PERMUKIMAN PERKOTAAN KOTA SINGKAWANG

Bagian ini akan menjelaskan tentang penetapan kawasan permukiman prioritas. Pembahasan ini akan meliputi: (1) Dasar Pertimbangan Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas; (2) Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan; (3) Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas; (4) Profil Kawasan; dan (5) Konsep Penanganan Kawasan.

BAGIAN 06 STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Pada bagian ini akan menjelaskan strategi, dasar perumusan dan target pencapaian strategi. Penjelasan mengenai strategi ini akan dikaitkan dengan tujuan dan kebijakan yang telah dibahas pada Bagian 04.

BAGIAN 07 PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Bagian ini akan menjelaskan program yang merupakan indikasi langkah teknis perwujudan strategi. Penjelasan program ini akan dilengkapi dengan peta dan rekapitulasi kebijakan, strategi dan indikasi program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Singkawang.

Gambar

Gambar 1. 1 Kebutuhan Kebijakan yang Dapat Menjembatani Kebijakan Perencanaan  Pembangunan dan Tata Ruang
Gambar 1. 2 Skematis Latar Belakang Kebutuhan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman  dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP) di Kota Singkawang
Gambar 1. 3  Peran SPPIP dalam Sistem  Kebijakan Perencanaan Pembangunan dan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa substansi adrenergic (Adrenalin dan sulfas atropin) dapat mengakibatkan penurunan kontraksi

Semakin dekatnya rentang kendali antara pemerintah daerah dengan masyarakat terhadap fasilitas pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia daerah hasil pemekaran..

Sebenarnya penyebaran aliran bervariasi sepanjang lebar lantai jembatan (B) dan setiap sudut fase. Nilai 0,4 B dipilih untuk mewakili titik referensi dalam menghitung

Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang terbukti sebagai faktor risiko dari hipertensi yaitu umur (OR=2,2), riwayat keluarga (OR=5,4), kebiasaan merokok (OR=1,5) dan

Obat palsu diedarkan tanpa memiliki izin edar sesuai dengan yang terdaftar di Badan POM ataupun memiliki izin edar yang dibuat fiktif (dipalsukan), serta tanpa uji

Hasil yang tidak sejalan dibuktikan Oktomegah (2012) bahwa manajer cenderung akan mengurangi penerapan kebijakan konservatisme akuntansi pada perusahaan yang memiliki

Dalam rangka pengaturan pelayanan perizinan, yang terdiri atas Izin Lokasi, Izin Mendirikan Bangunan, Izin Usaha Pariwisata, Izin Gangguan, Izin Tempat Usaha, Izin

Karakteristik dari sedimen adalah kecepatan jatuhnya atau fall velocity ( ), yang mana adalah kecepatan maksimum yang dicapai oleh suatu partikel akibat gaya