• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Program Tax Amnesty pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penerapan Program Tax Amnesty pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan

berkesinambungan selama ini, bertujuan meningkatkan kesejahteraan

rakyat baik materil dan spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut

diperlukan anggaran pembangunan yang cukup besar. Salah satu usaha

untuk mewujudkan peningkatan penerimaan untuk pembangunan tersebut

adalah dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri,

yaitu pajak. Pendapatan negara dari tahun ke tahun selalu mengalami

peningkatan, namun demikian peluang untuk terus ditingkatkan di masa

yang akan datang terbuka lebar karena potensinya belum digali secara

optimal.

Untuk menggali penerimaan negara dari sektor

perpajakandibutuhkan upaya-upaya nyata, serta diimplementasikan dalam

bentukkebijakan pemerintah. Upaya-upaya tersebut dapat berupa

intensifikasimaupun ekstensifikasi perpajakan. Intensifikasi pajak dapat

berupapeningkatan jumlah Wajib Pajak (WP) maupun peningkatan

penerimaan pajak itu sendiri. Upaya ekstensifikasi dapat berupa perluasan

objek pajakyang selama ini belum tergarap. Untuk mengejar penerimaan

pajak, perludidukung situasi sosial ekonomi politik yang stabil, sehingga

masyarakatjuga bisa dengan sukarela membayar pajaknya. Pemerintah

(2)

yang bisa menarik minat masyarakat menjadi wajib pajak seperti sunset

policy.Demikian juga, salah satu kebijakan yang perlu dipertimbangkan

adalahdiberikannya tax amnesty atau pengampunan pajak. Kebijakan

inidiharapkan dapat meningkatkan subyek pajak maupun obyek

pajak.Subyek pajak dapat berupa kembalinya dana-dana yang berada di

luarnegeri, sedangkan dari sisi obyek pajak berupa penambahan jumlah

wajibpajak.

Indonesia pernah menerapkan amnesti pajak pada 1984.

Namunpelaksanaannya tidak efektif karena wajib pajak kurang merespons

dantidak diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan secara

menyeluruh. Disamping itu peranan sektor pajak dalam sistem APBNmasih

berfungsi sebagai pelengkap saja sehingga pemerintah tidakmengupayakan lebih

serius. Pada saat itu penerimaan negara banyakdidominasi dari sektor ekspor

minyak dan gas bumi. Berbeda dengansekarang, penerimaan pajak merupakan

sumber penerimaan dominandalam struktur APBN Pemerintah Indonesia.

Jadi dari satu sisi adanya tax amnesty tahun 2016 dan seterusnya akan

sangat membantu upaya pemerintah memperbaiki kondisi perekonomian,

pembangunan dan mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan serta

memperbaiki ketimpangan. Tetapi disisi lain, disisi yang di luar fiskal atau

pajaknya, dengan kebijakan taxamnesty ini yang diharapkan dengan diikuti

repatriasi sebagian atau keseluruhan aset orang Indonesia di luar negeri maka akan

sangat membantu stabilitas ekonomi makro. Apakah itu dilihat dari nilai tukar

rupiah, apakah itu dilihat dari cadangan devisa, apakah itu dilihat dari neraca

(3)

kebijakan ini sangat strategis karena dampaknya yang sifatnya makro, menyeluruh

dan fundamental bagi perekonomian Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, implementasi perpajakan di Indonesiamasih

mempunyai beberapa permasalahan. Pertama, kepatuhan wajibpajak masih

rendah. Kedua, kekuasaan Direktorat Jenderal Pajak masihterlalu besar karena

mencakup fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatifsekaligus sehingga

menimbulkan ketidakadilan dalam melayani hak wajibpajak yang berefek

turunnya tingkat kepatuhan wajib pajak. Ketiga, masihrendahnya kepercayaan

kepada aparat pajak dan berbelitnya aturanperpajakan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk memilih judul “Analisis

Penerapan Program Tax Amnesty pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah sebagai berikut:

1.1 Mengetahui bagaimana Penerapan program Tax Amnesty pada Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

1.2 Mengetahui kendala apa saja yang biasanya dihadapi fiskusdan wajib

pajakpada saat Tax Amnesty berlangsung

1.3 Mengetahui apa saja upaya fiskus untuk mensukseskan program Tax

Amnesty

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah sebagai

(4)

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa khususnya

mengenai Analisis Penerapan program Tax Amnestypada Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

b. Agar dapat menerapkan teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan

terhadap masalah yang nyata dalam dunia kerja dan Belajar menyesuaikan

diri dengan lingkungan kerja dengan disiplin ilmu.

c. Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki mahasiswa dalam

menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya.

d. Menumbuhkan rasa percaya diri,tanggung jawab,disiplin terhadap segala

sesuatu pekerjaan yang ditugaskan.

e. Memperoleh perbandingan yang nyata antara pendidikan yang diperoleh

dan kenyataan di Kantor Pajak.

2.2 Bagi Kantor Pajak Pratama Medan Timur

a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara KPP

Medan Timur dengan Program Studi Administrasi Perpajakan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ( FISIP ) Universitas Sumatera Utara.

b. Sebagai bahan masukan berupa saran maupun kritik yang bersifat

membangun bagi pimpinan untuk meningkatkan kinerja sumber daya

manusia melalui pembangunan di bidang pendidikan.

c. Dengan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM),

mahasiswa dapat memberikan kritik dan saran untuk memperbaiki sistem

(5)

d. Mempromosikan KPP Pratama Medan Timur kepada masyarakat.

e. Sebagai sarana untuk memudahkan perekrutan/tenaga kerja.

2.3 Bagi Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Mempererat hubungan kerjasama Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara dengan instansi pemerintah khususnya KPP Pratama Medan Timur.

b. Untuk mendorong mahasiswa untuk selalu update dengan

peraturan-peraturan dibidang perpajakan.

c. Membuka interaksi antara Program Studi Administrasi Perpajakan dengan

KPP Pratama Medan Timur dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu

pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui PKLM.

d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kurikulum untuk

mencapai standar mutu pendidikan di kalangan mahasiswa Program Studi

Administrasi Perpajakan FISIP USU.

e. Mempromosikan sumber-sumber daya yang potensial dari Universitas dan

memperbaiki persepsi umum tentang Universitas.

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang

Ketentuan Umum Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

(6)

Sedangkan menurut Soemitro (1990 : 9) pajak adalah iuran wajib kepada

kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan untuk

membayar pengeluaran umum.

Serta menurut Seligman dalam Essays in Taxation, (1925:9), “Tax is

compulsary contribution from the person,to the government to depray the

expenses incurrd in the common interest of all,without refrence to special benefit

conferred.”. Pajak adalah adanya kontribusi seseorang yang ditunjukkan kepada

negara tanpa adanya manfaat yang ditujukan secara khusus pada seseorang.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Pajak adalah iuran wajib kepada

kas negara yang didasarkan pada undang-undang dengan tidak mengharapkan jasa

timbal (kontraprestasi) untuk kepentingan negara dalam membiayai

pembangunannya dan menutup biaya produksi serta jasa kolektif dalam mencapai

kesejahteraan umum yang bersifat memaksa dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Tax Amnesty

Tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak

dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan,

dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan (UU pengampunan

pajak 2016). Tujuan tax amnesty adalah untuk meningkatkan penerimaan Negara

dan pertumbuhan perekonomian serta meningkatkan kesadaran dan kepatuhan

masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan (Suyanto, 2016).

Kebijakan tax amnesty sebenarnya pernah dilakukan Indonesia pada tahun

(7)

wajib pajak yang selama ini sudah taat membayar pajak. Pelaksanaan tax amnesty

berdampak tidak baik apabila sering di lakukan, karena wajib pajak yang selama

ini sudah taat akan malas membayar pajak sebab kedepan akan ada tax amnesty.

Tax Amnesty adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh otoritas pajak suatu

negara untuk memberikan kesempatan kepada wajib pajak yang selama ini tidak

patuh untuk melporkan penghasilannya dan membayar pajak secara sukarela

melalui pemberian insentif. Dalam pelaksanaan tax amnesty 2016 ini uang

tebusan hanya dikenakan atas harta yang belum di laporkan pada SPT tahun 2015

bagi yang menyampaikan SPT atau semua harta yang dilaporkan apabila wajib

pajak belum pernah melaporkan (mengungkap) harta yang dimiliki. Besarnya

uang tebusan di sesuaikan dengan tarif dan waktu (bulan) yang sudah di tetapkan

dalam undang-undang pengampunan pajak. Adapun bentuk pengampunannya

dikenakan tebusan dengan tarif uang tebusan dari bulan pertama sampai dengan

Sembilan bulan berikutnya dari 2%, 3,%, dan 5% untuk pengungkapan harta yang

berada di Indonesia dan Luar Negeri yang akan di pindahkan ke Indonesia dan

4%, 6%, dan 10% untuk pengungkapan harta yang ada di luar negeri dan tidak

akan di pindahkan ke Indonesia. Untuk harta yang disimpan di Luar Negeri sangat

diharapkan oleh pemerintah untuk di bawa pulang ke Indonesia dan tidak dikenai

sanksi pajak, hanya akan dikenai uang tebusan yang lebih kecil dibandingkan

harta yang ada di luar negeri yang tetep disimpan di luar negeri.

Wajib pajak yang tidak mengikuti program tax amnesty namun ditemukan

adanya data mengenai harta bersih yang tidak dilaporkan maka atas harta

dimaksud diperlakukan sebagai penghasilan pada saat ditemukan dan dikenai

(8)

Apabila wajib pajak mendapatkan kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty)

maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat.

Penerapan Tax Amnesty dari Masa ke Masa

a. Pengampunan Pajak pada tahun 1964

Dasar hukum diberlakukannya pengampunan pajak ini adalah Penetapan

Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1964 tentang peraturan

pengampunan pajak. Ditetapkan pada tanggal 9 September 1964, tetapi mulai

berlaku pada hari yang akan ditetapkan oleh Menteri Urusan Pendapatan,

Pembiayaan, dan pengawasan. Objek pengampunan pajaknya adalah modal

yang berada pada masyarakat yang belum pernah dikenakan Pajak Perseroan,

Pajak Pendapatan, dan Pajak Kekayaan dan yang menjadi subjek pajaknya

adalah masyarakat yang belum pernah dikenakan Pajak Perseroan, Pajak

Pendapatan, dan Pajak Kekayaan dan atas pelunasannya mereka bertanggung

jawab penuh. Pengampunan pajak pada tahun ini bersifat wajib dan tidak ada

pengecualian subjek pengampunan pajaknya. Pajak yang dicakup adalah

Pajak Perseroan, Pajak Pendapatan, dan Pajak Kekayaan dengan cara

pengampunan membayar uang tebusan dan dengan tarif sebagai berikut:

1. 10% (sepuluh persen); dan

2. 5% (lima persen) dalam hal modal ditanam di bidang pertanian,

perikanan, peternakan, pertambangan, perindustrian, serta

pengangkutan yang ditunjuk oleh Menteri Urusan Pendapatan,

Pembiayaan dan pengawasan.

Sanksi bila menyampaikan data yang tidak benar adalah jumlah uang

(9)

sejak tanggal 17 agustus1965 belum lewat dua tahun dan sanksi bila tidak

mengikutinya akan mendapatkan kurungan selama-lamanya 5 (lima) tahun

atau hukuman denda paling banyak 100 (seratus) juta rupiah bagi yang tidak

mengikutinya.

b. Pengampunan Pajak Pada tahun 1984

Dasar hukum ditetapkannya pengampunan pajak ini adalah Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1984 tentang pengampunan

pajak dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1984

tentang perubahan keputusan presiden nomor 26 tahun 1984 tentang

pengampunan pajak yang mulai diberlakukan pada 18 April 1984. Yang

menjadi objek pengampunan pajaknya adalah pajak-pajak yang belum pernah

atau belum sepenuhnya dikenakan atau dipungut dan subjek pengeampunan

pajaknya adalah wajib pajak orang pribadi atau badan dengan nama dan

dalam bentuk apapun baik yang telah maupun yang belum terdaftar sebagai

wajib pajak. Sifat pengampunan pajaknya wajib dan pajak yang dicakup

adalah:

1. Pajak pendapatan atas pendapatan yang diperoleh dalam tahun pajak

1983 dan sebelumnya;

2. Pajak kekayaan atas kekayaan yang dimiliki pada tanggal 1 Januari

1984 dan sebelumnya;

3. Pajak perseroan atas laba yang diperoleh dalam tahun pajak 1983 dan

(10)

4. Pajak atas Bunga, Deviden, Royalty yang terutang atas Bunga,

Deviden, Royalty yang dibayarkan atau disediakan untuk dibayarkan

sampai dengan tanggal 31 Desember 1983;

5. MPO wapu (membayar pajak orang lain wajib pungut) yang terutang

dalam tahun 1983 dan sebelumnya;

6. Pajak pendapatan buruh (PPd.17a) yang terutang dalam tahun pajak

1983 dan sebelumnya; dan

7. Pajak penjualan yang terutang dalam tahun 1983 dan sebelumnya.

Cara pengampunan nya dengan membayar uang tebusan dengan tarif

sebagai berikut:

1. 1% bagi WP yang belum memasukkan surat pemberitahuan pajak

pendapatan/pajak perseroan tahun 1983 dan pajak kekayaan tahun

1984 s.d. 18 April 1984; dan

2. 10% bagi WP yang sudah memasukkan surat pemberitahuan pajak

pendapatan/pajak perseroan tahun 1983 dan pajak kekayaan tahun

1984 s.d. 18 April 1984.

Yang menjadi dasar pengenaan nya adalah jumlah kekayaan bersih yang

tercantum dalam daftar kekayaan / neraca per 1 Januari 1984 yang benar,

dikurangi dengan jumlah kekayaan bersih yang tercantum dalam surat

pemberitahuan pajak pendapatan / pajak perseroan tahun 1983 dan pajak

kekayaan tahun 1984. Fasilitas yang didapatkan bagi wajib pajak yang

(11)

1. Pajak-pajak yang menjadi objek pengampunan pajak dibebaskan dari

pengusutan fiskal; dan

2. Laporan tentang kekayaan dalam rangka pengampunan pajak tidak

dijadikan dasar penyidikan dan penuntutan pidana dalam bentuk

apapun terhadap wajib pajak.

Wajib pajak juga mendapatkan konsekuensi apabila diberikan

pengampunan pajak berupa permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran pajak mengenai tahun pajak yang dimohonkan batal, kecuali:

1. Pada saat berlakunya Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1984 telah

diterbitkan surat keputusan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak, atau

2. Dalam hal permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

mengenai pajak yang sebenarnya tidak terutang.

Batas Waktu permohonan pengampunan pajak ini berakhir sampai 30 Juni

1985 dan tidak memiliki sanksi apabila data yang disampaikan tidak benar

dan sanksi bila tidak mengikuti pengampunan pajak ini.

3. Pengertian Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan

adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa para ahli

berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktikkan suatu teori,

metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan

yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan

(12)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

adalah:

a. Penerapan program Tax Amnesty Pada KPP Pratama Medan Timur

b. Kendala yang dihadapi fiskus dan wajib pajak selama Tax Amnesty

berlangsung

c. Upaya fiskus untuk mensukseskan program Tax Amnesty

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Metode yang dipergunakan dalam pelaksanaan PKLM adalah :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan yang dibutuhkan mulai

dari pengenalan objek pajak yang akan dibahas, pengajuan judul, persetujuan

judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, penyusunan

proposal, seminar proposal, berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang

ditunjuk oleh Program Studi Diloma III Administrasi Perpajakan dan memohon

surat pengantar PKLM dari pihak Fakultas/Program Studi Diploma III

Admnistrasi Perpajakan.

2. Studi Literatur (kepustakaan)

Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan kegiatan studi mencari

data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur,

peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, majalah, surat kabar,

catatan-catatan, maupun bahan tertulis yang ada hubungannya dengan laporan

(13)

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis menyediakan kegiatan studi pengamatan secara

langsung di KPP Pratama Medan Timur.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam

menyusun Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang terdiri dari:

a. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang

mengetahui dan memahami tentang Analisis Penerapan Program Tax

Amnestydi KPP Medan Timur.

b. Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang

mendukung laporan PKLM.

5. Analisis Dan Evaluasi Data

Dalam tahap ini penulis menganalisa permasalahan berupa

informasi data-data yang telah dikumpulkan dengan adanya kendala serta

mencari tahu solusi danupaya yang terbaik dalam pembahasan Analisis

Penerapan Program Tax Amnesty Pada KPP Medan Timur.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk menngumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam PKLM

ini,maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Daftar Pertanyaan (Interview Guide)

Kegiatan mengajukan beberapa pertanyaan dengan para petugas

(14)

Amnesty pada KPP Pratama Medan Timur yang berpotensi mendukung

hasil laporan untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Kegiatan mengumpulkan dan mencari data secara langsung dengan

terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati,

mendengar, dan meneliti bagaimana Analisis Penerapan Program Tax

Amnesty Pada KPP Medan Timur tersebut.

3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi

yang telah diperoleh dari instansi maupun Wajib Pajak. Penulis juga melakukan

pengamatan yang dilakukan berdasarkan bahan bacaan di perpustakaan,

Undang-Undang Perpajakan, Peratuaran Pemerintah, Keputusan Menteri

Keuangan,Keputusan Direktorat Jendral Pajak dan sumber lainnya yang

berhubungan dengan Tugas Akhir penulis untuk memperoleh data dan keterangan

yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini.

G. Sistematika Laporan PKLM

Adapun yang menjadi maksud dalam membuat sistematika penulisan

adalah untuk mempermudah pembahasan, pemahaman, dan penulisan laporan

PKLM. Sistematika penulisan laporan PKLM dibuat dalam 5 (lima) bab dengan

sub bab dan diberi penjelasan yang terperinci, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang antara lain menguraikan

(15)

PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode

PKLM, metode pengumpulan data, dan sistematika

penulisan laporan PKLM.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM

Pada bab ini penulis menerangkan tentang sejarah singkat,

struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, keadaan

pegawai/karyawan, dan mekanisme administrasi seksi

Pengolahan Data dan Informasi dan seksi Pelayanan KPP

Pratama Medan Timur.

BAB III GAMBARAN DATA

Pada bab ini penulis menguraikan tentang bagaimana

Penerapan Program Tax Amnesty

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa dan mengupas

masalah atau kendala wajib pajak saat mengikuti Tax

Amnesty dan evaluasi terhadap pemecahan masalah

tersebut

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis

sehubungandengan uraian-uraian pada bab-bab

sebelumnya dan penulis ingin memberi saran tentang

bagaimana Penerapan Program Tax Amnesty kepada

Referensi

Dokumen terkait

Buku nyanyian ibadah GKT edisi revisi 1997 dengan salah satu contoh nyanyian di dalamnya yang tidak lagi memakai teks bahasa Tionghoa.... Buku nyanyian GKT edisi 1966 dengan contoh

Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu barang yang diproduksi/dijual akan mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut, mempengaruhi harga keseimbangan

Indosat Tbk is a leading telecommunication and information service provider in Indonesia that provides cellular services (Mentari, Matrix and IM3), fixed telecommunication services

Gambaran-gambaran tentang kekerasan dalam Kitab Suci Ibrani itu mendapat inspirasinya bukan dari monoteisme melainkan dari politeisme.“ 16 Pada tataran yang sudah direfleksikan,

[r]

berkembang sangat perlahan – perlahan karena dinamika masyarakat penunjangnya demikan. 3) Kesenian tradisional merupakan bagian dari satu – satunya “kosmos” kehidupan yang

Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang

Pada penelitian ini, ALA dosis 80 dan 200mg/kgBB/hari tidak memberikan pengaruh terhadap kadar MDA, namun terjadi perbaikan gambaran histologi, warna hati, dan penurunan