ABSTRAK
PT. PP. London Sumatra Indonesia,Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi CPO dan kernel. Permasalahan yang terjadi di PT. PP. London Sumatra Indonesia,Tbk yaitu pada bagian transportasi pengangkutan TBS dari kebun ke pabrik dimana perusahaan belum menetapkan sistem yang baku dalam penentuan rute pengangkutan sehingga rute pengangkutan dilakukan berdasarkan intuisi supir truk yang bersangkutan sehingga sering ditemui pemborosan baik dalam penggunaan bahan bakar dan jarak tempuh truk pengangkut. Dan juga ditemuinya beberapa truk yang menganggur pada jam kerja menyebabkan berkurangnya utilitas penggunaan transportasi. Vehicle Routing Problem (VRP) adalah permasalahan optimasi pengangkutan yang bertujuan untuk menentukan rute yang paling efisien dalam suatu kegiatan pengangkutan dengan sejumlah n kendaraan yang ditujukan terhadap sejumlah titik pengangkutan. Permasalahan ini jika dimodelkan akan menggambarkan alat angkut yang memulai proses pengangkutan dari satu titik (Pabrik) dan bergerak menuju semua titik pengangkutan (Titik Penumpukan Hasil (TPH) di kebun) kemudian kembali ke titik awal (Pabrik). TPH tersebar di dua area panen yaitu area panen I dan area panen II dengan pembagian jumlah TBS serta jarak tempuh yang berbeda. Penelitian dilakukan untuk menentukan rute pengangkutan yang optimal dari segi jarak, waktu dan jumlah rute. Penentuan rute pengangkutan ini diselesaikan dengan menggunakan metode Nearest Neighbour dan Clarke & Wright Savings. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka didapati pada area panen I metode Nearest Neighbour memiliki jarak tempuh yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode Clarke & Wright Savings dengan hasil masing-masing adalah sebesar 199,54 Km dan 207,91 Km. Sedangkan untuk area panen II didapat hasil yang berbeda, dengan metode Nearest Neighbour didapat jarak tempuh yang lebih banyak dibandingkan dengan metode clarke & wright savings dengan total jarak masing-masing adalah sebesar 264,37 Km dan 264,33 Km. Dan berdasarkan perhitungan waktu melakukan semua aktivitas pengangkutan TBS disandingkan dengan waktu kerja supir didapat pengurangan alat angkut dari 8 unit menjadi 5 unit. Didapat juga perbaikan efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 0,8%. Hal ini memberi sistem yang baku pada rute pengangkutan sekaligus peningkatan utilitas penggunaan alat angkut yang digunakan.
Kata Kunci: VRP, Nearest Neighbour, Clarke & Wright Savings, Rute Pengangkutan TBS