• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Tw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Tw"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

September 7, 2011

13 Votes

Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dikembangkan oleh Spencer Kagan. Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik.

Lie (dalam Yusritawati, 2009:14) menyatakan, “Struktur Two Stay Two Stray yaitu memberi kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain”. Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray seperti yang diungkapkan, antara lain:

1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa.

Kelompok yang dibentuk pun merupakan kelompok heterogen seperti pada pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membelajarkan (Peer Tutoring) dan saling mendukung.

2. Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

3. Siswa bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang.

Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir.

4. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain.

(2)

Struktur Two Stay Two Stray

5. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

6. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

7. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.

Terdapat beberapa kendala yang biasanya selalu muncul dalam penerapan metode pembelajaran TS-TS ini berdasarkan pengalaman saya di lapangan, adalah sebagai berikut:

1. Alokasi waktu. Penerapan metode TS-TS membutuhkan banyak waktu dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Dimulai dari persiapan pembagian kelompok, diskusi dan presentasi siswa. Guru harus benar-benar bisa mengelola alokasi waktu pembelajaran dengan baik sehingga, pembelajaran tidak sia-sia dan materi ajar tersampaikan.

Solusi: Bila tidak memungkinkan semua kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas, cukup beberapa kelompok (2-3 kelompok) saja yang mempresentasikannya, atau tergantung sisa waktu yang tersedia. Hasil kerja sisa kelompok yang lain bisa dikumpulkan sebagai tugas dan mendapat giliran tampil di pertemuan selanjutnya.

2. Pelaksanaan pada saat bertamu. Guru harus benar-benar menerangkan kepada siswa mengenai maksud dan tujuan dari bertamu. Siswa terkadang masih kebingungan untuk saling bertukar informasi dengan kelompok lain. Karena tujuan dari berbagi informasi disini bukan untuk mencontek hasil jawaban dari kelompok lain.

(3)

3. Pembagian kelompok. Pembagian kelompok sangat berpengaruh dalam suatu diskusi agar tidak tumpang tindih antara siswa kelompok tinggi dan siswa kelompok rendah. Kelompok siswa sebaiknya dibentuk secara heterogen, misalnya satu kelompok terdiri dari 1 siswa

berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 1 siswa berkemampuan rendah).

Referensi

Dokumen terkait

Potensi produksi perikanan alami di Waduk Sempor yaitu 51,83 ton/tahun, jika benih ikan yang akan ditebar memiliki bobot 25 gr/ekor serta rata-rata bobot ikan hasil

Dari hasil penanaman bawang merah yang dilakukan masyarakat pihak Pemerintah Kabupaten Kampar dapat mengevaluasi hasil penanaman bawang merah tersebut dan menilai

Isolat-isolat bakteri indigenous yang memiliki ketiga potensi sekaligus (multipoten- si) merupakan isolat yang paling sesuai untuk dimanfaatkan sebagai sumber inokulum dalam

Hasil persilangan antara varietas Dering sebagai tetua betina dengan varietas Gobogan, Devon dan Detam sebagai tetua jantan serta dialelnya menghasilkan jumlah

Penelitian bermain terapetik mewarnai sebelumnya telah ada, namun perlu inovasi dengan yaitu intervensi mewarnai dengan gambar tema Rumah Sakit yang masih

tersebut bertentangan dengan fatwa DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah dalam bank syari’ah ketentuan pertama poin ke 9, yang menyebutkan bahwa jika bank

yang sama dengan pemetikannya (X2)... DAFTAR LAbfPIARAN

Dalam mengukur parameter clarity, saya dibantu oleh beberapa teman sebagai penerima suara yang mendengarkan di posisi tengah dan sisi sisi aula barat ( posisi pendengar dan penonton