• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAYA DUKUNG PERAIRAN ALAMI DALAM PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP WADUK SEMPOR. Fuquh Rahmat Shaleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAYA DUKUNG PERAIRAN ALAMI DALAM PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP WADUK SEMPOR. Fuquh Rahmat Shaleh"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DAYA DUKUNG PERAIRAN ALAMI DALAM PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP WADUK SEMPOR

Fuquh Rahmat Shaleh

Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No. 53 A Lamongan

ABSTRAKS

Waduk Sempor merupakan salah satu waduk di Kab. Kebumen yang pemanfaatannya selain irigasi juga memberikan kontribusi dalam perikanan tangkap. Terjadinya penurunan tangkapan nelayan/hari diduga ketidaktahuan perubahan kualitas air dan kondisi fisik waduk. Tujuan penelitian ini adalah menentukan daya dukung perairan dalam pengembangan perikanan tangkap. Penelitian dilakukan bulan Januari – April 2014 di Waduk Sempor, Kebumen. Penentuan daya dukung perairan alami menggunakan pendekatan produktivitas primer. Produktivitas primer selama penelitian berkisar antara 208,91 – 280,71 dengan rata-rata 265,81 gC/m2. Berdasarkan produktivitas primer di Waduk Sempor maka daya dukung perairan alaminya mencapai 51,83 ton/tahun. Penebaran benih ikan dilakukan sebanyak tiga sesi dalam setahun sebanyak 115177 ekor/sesi di stasiun Inlet 1 da Inlet 2. Jenis ikan yang dapat ditebar antara lain ikan Nila, Tawes dan Bandeng.

Key Word : Daya dukung perairan alami, waduk, pengembangan perikanan tangkap

Pendahuluan

Waduk Sempor merupakan salah satu waduk yang berukuran 275 ha yang berada di Kebumen, Jawa Tengah. Pemanfaatan perairan Waduk Sempor dalam perikanan tangkap cukup banyak memberi kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar waduk. Terjadinya penurunan akan hasil produksi tangkap nelayan yang semulanya pada tahun 1990an yaitu 20 kg/hari/nelayan menjadi 3 kg/hari/nelayan sehingga pendapatan nelayan semakin sedikit (Supriyanto, 2011). Penurunan hasil tangkapan ini diduga terjadi pengurangan pakan alami yang diakibatkan oleh ketidaktahuan perubahan kualitas air dan kondisi fisik waduk.

Pengembangan perikanan tangkap di waduk diantaranya adalah ranching. Secara sederhana, ranching adalah pemeliharaan ikan dalam suatu kawasan perairan dan kawasan tesebut memiliki isolasi alamiah sehingga ikan yang ditebar (restocking) biasa dipastikan tidak bisa berpindah tempat dan dapat ditangkap kembali (recapture) (BAPEKAB 2003 in Kurnia 2011). Penggunaan ranching harus dilakukan dengan menyesuaikan dengan daya dukung perairan alami serta komunitas ikan diperairan tersebut.

Daya dukung perairan adalah tingkat produksi ikan maksimum yang dapat dihasilkan di perairan tersebut secara berkelanjutan (Siagian 2010). Daya dukung perairan alami dalam perikanan adalah produksi maksimum dari suatu spesies yang dapat ditampung oleh ekosistem (Legovic et al. 2008). Oleh karena itu perlunya

untuk pengembangan perikanan tangkap dalam penerapan ranching.

Metode

Penelitian ini dilakukan di Waduk Sempor, Kebumen, Jawa Tengah. Kegiatan penelitian meliputi dua macam kegiatan yakni kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Kegiatan di lapangan berupa pengambilan data primer dan sekunder, sedangkan kegiatan di laboratorium berupa analisis kualitas air yang dilakukan di Laboratorium Produktivitas Perairan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan UNDIP dan Laboratorium Limnologi Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) Bogor. Pengambilan sampel di lapangan dilakukan dari bulan Januari sampai April 2014. Lokasi sampling dibagi menjadi 4 stasiun (Gambar 1) dan pada masing-masing stasiun dibagi menjadi 3 substasiun. Selang waktu pengambilan sampel dilakukan selama 1 bulan. Parameter kualitas air yang diamati yaitu klorofil-a. Data komunitas ikan didapatkan dari hasil tangkapan nelayan selama penelitian berlangsung.

Pengambilan sampel air dilakukan pada setiap stasiun pengamatan menggunakan Van Dorn Water Sampler. Sampel air diambil secara vertikal pada kedalaman berbeda yaitu 0 m (permukaan), 2 m, dan 6 m dimana masing-masing mewakili lapisan permukaan, lapisan tengah dan batas bawah zona eufotik. Penentuan zona eufotik didugaberdasarkan persamaan Viner (1984) in An & Jones (2000) yaitu :

(2)

Sampel air dimasukkan ke dalam botol sampel untuk keperluan analisis laboratorium. Penyimpanan sampel air dilakukan dalam cool box

yang berisi es (2-4oC) dan sebagian diberi bahan pengawet.

Gambar 1. Titik lokasi penelitian

Analisis produktivitas primer

Pengukuran produktivitas primer dapat diketahui dengan pendekatan kandungan klorofil-a (Smith 2006) sebagai berikut:

Keterangan : PP = Produktivitas Primer (gC/m2/th) CHL = Klorofil-a (mg/m3)

Analisis daya dukung perikanan alami

Daya dukung perikanan alami dapat diketahui dengan pendekatan, analisis kandungan produktivitas primer suatu perairan.Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui kapasitas perairan untuk memproduksi hasil tangkapan serta dapat diketahuijumlah benih yang layak ditebarkan. Perhitungan daya dukung perikanan alami

menggunakan pendekatan metode Beveridge (1987).

Data tentang produktivitas primer, diperoleh dengan menggunakan metode konversi nilai klorofil-a (Smith 2006). Nilai dari produktivitas primer akan dikonversikan dengan menggunakan tabel konversi sesuai dengan nilai persen yang telah ditetapkan untuk merubah karbon plantonik menjadi karbon ikan. Berikut adalah tahapan pengukuran daya dukung perikanan alami :

1. Ditentukan gross primary production ( ∑pp) dari data produktivitas primer (g C/m2/th) 2. Nilai ∑PP tersebut dikonversikan kedalam

biomassa ikan yang akan dihasilkan, dengan menggunakan tabel konversi. Dihitung produksi ikan tahunan (Fy) berdasarkan tabel konversi (Tabel 1). Dalam hal ini diasumsikan kandungan Fy = 10% berat basah ikan.

(3)

Tabel 1. Konversi ∑pp dengan areal ikan yang dapat dipanen pada perairan dengan produktivitas primer yang berbeda (Beveridge 1987)

∑pp (gC/m2/th)

% Konversi ke areal ikan ( g ikan C/m/th) < 1000 1-1,2 1000-1500 1,2 - 1,5 1500-2000 1,5 - 2,1 2000-2500 2,1 - 3,2 2500-3000 3,2 - 2,1 3000 -3500 2,1 - 1,5 3500-4000 1,5 - 1,2 4000-4500 1,2 - 1,0 > 4500 -1,0

Hasil dan Pembahasan Produktivitas Perairan

Produktivitas primer di Waduk Sempor berdasarkan kandungan klorofil-a dibulan Januari - Maret 2014 berkisar antara 208,91 – 280,71 dengan rata-rata 265,81 gC/m2. Produktivitas primer

Waduk Sempor dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini. Produktivitas primer tertinggi terletak pada daerah inlet sedangkan yang terendah yaitu daerah outlet.

Gambar 2. Produktivitas Primer Waduk Sempor Januari – April 2014 Struktur komunitas ikan dan hasil tangkapan

Berdasarkan hasil tangkapan nelayan selama penelitian, jenis ikan yang terinventarisasi di Waduk Sempor selama penelitian ada 5 spesies antara lain ikan lohan (Cichlasoma trimaculatum), nila (Oreochromis niloticus), betutu (Oxyeleotris marmorata), tawes (Barbonimus gonyonotus), udang air tawar. Komunitas ikan di Waduk Sempor dari 335 sampel ikan didominasi oleh ikan lohan

(40%) dan ikan nila (36%) (Gambar 3). Purnomo et al, (2013) menyatakan komunitas ikan di Waduk Sempor tahun 2011 didominasi oleh ikan lohan yang merupakan ikan asing yang masuk secara tidak sengaja. Keanekaragaman ikan di Waduk Sempor sedang, berdasarkan nilai indeks keanekaragaman yaitu 1,18 dimana nilai 1-3 ialah keanekaragaman sedang (Shannon-Weaver 1963).

0 50 100 150 200 250 300 350

INLET INLET 2 KJA OUTLET RATA-RATA

PP

gC/

m

(4)

Gambar 3. Komunitas ikan di Waduk Sempor Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

dengan 11 responden dari 24 nelayan, alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan adalah gillnet. Jenis perahu yang digunakan yaitu perahu fiber dan kayu dengan mesin ketinting 2-5 PK. Setiap hari jumlah nelayan yang beroperasi di Waduk Sempor hanya berkisar 2-5 orang dengan alat tangkap jaring dengan ukuran 3inci. Nelayan Waduk Sempor merupakan terdiri dari nelayan harian dan musiman yang menebar jaring di malam

hari dan di ambil ketika pagi hari. Ketika musim penghujan nelayan melakukan penangkapan 30 hari/bulan tetapi ketika tidak musim hanya 20 hari/bulan. Hasil tangkapan nelayan di waduk ini berkisar 2-3kg/hari/orang dengan komoditas ikan tertangkap adalah Ikan Nila (Gambar 4).

Hal ini sesuai dengan Purnomo et al, 2013, hasil tangkapan nelayan persatuan upaya sebesar 2,3 kg/orang/hari dan Ikan Nila merupakan jenis ikan yang banyak tertangkap setiap bulan.

Gambar 4. Hasil Tangkapan nelayan Waduk Sempor Bobot ikan yang tertangkap di Waduk Sempor

berkisar antara 50- 600 gr/ekor dengan rata-rata bobot paling tinggi ditunjukkan oleh jenis ikan nila

sebagaimana yang disajikan pada Tabel 2. Rata-rata bobot ikan hasil tangkapan secara keseluruhan jenis ikan adalah 150gr/ekor.

Tabel 2. Bobot Ikan yang tertangkap di Waduk Sempor

No Jenis Ikan Kisaran (gr) Rata-rata (gr)

1 Ikan Nila 100-600 256

2 Ikan Lohan 30-90 55

3 Ikan Betutu 100-250 197

4 Ikan Tawes 80-170 132

5 Udang air tawar 80-140 110

37% 40% 20% 1% 1% 1% Ikan Nila Ikan Lohan Ikan Betutu Ikan Tawes Ikan Udang Ikan Bandeng 0 2 4 6 8 10 12

Ikan Nila Ikan Lohan Ikan

Betutu Ikan Tawes Udang air tawar

kg

/hri

(5)

Daya Dukung Perairan Alami

Penentuan daya dukung perairan alami Waduk Sempor dilakukan melalui pendekatan produktivitas primer. Daya dukung Waduk Sempor berdasarkan produktivitas primer kondisi

saat ini adalah 51,83 ton/tahun, artinya kemampuan optimum perikanan tangkap saat ini dapat memproduksi ikan sebanyak 51,83 ton (Tabel 3 ).

Tabel 3. Perhitungan daya dukung perairan alami

Parameter Satuan Hasil

Produktivitas primer gC/m2/tahun 265,81

Produktivitas ikan % 0,78

Produksi ikan gC ikan/m2/tahun 20,73

Daya dukung ton ikan /tahun 51,83

Penentuan Restoking Benih Ikan

Potensi produksi perikanan alami di Waduk Sempor yaitu 51,83 ton/tahun, jika benih ikan yang akan ditebar memiliki bobot 25 gr/ekor serta rata-rata bobot ikan hasil tangkapan nelayan adalah 150/gr/ekor, maka diketahui perubahan bobotnya adalah 125gr/ekor. Jumlah benih optimum yang dapat ditebar ialah potensi produksi ikan dibagi dengan perubahan bobot, sehingga jumlahnya adalah 345533ekor/tahun. Purnomo et al (2013) mengemukakan bahwa penebaran ikan nila yang selama ini sering dilakukan diperkirakan tidak akan banyak meningkatkan laju rekruitmen alaminya karena Waduk Sempor mempunyai daerah litoral yang sangat terbatas. Oleh karena itu penebaran ikan harus dilakukan secara berulang-ulang, minimum 3 kali dalam setahun. Sehingga jumlah bibit ikan yang ditebar dalam satu sesi penebaran adalah 115177 ekor.

Jenis ikan yang ditebar yaitu jenis ikan yang digemari masyarakat serta bersifat pemakan fitoplankton (phytoplankton grazer). Hal ini dikarenakan salah satu usaha pencegahan eutrofikasi untuk mengurangi populasi fitoplankton di perairan apabila terjadi penambahan jumlah KJA di Waduk Sempor. Jenis ikan yang cocok di Waduk Sempor yaitu ikan nila, tawes atau bandeng. Penebaran benih di

Waduk Sempor dilakukan pada daerah yang memiliki sumber pakan yaitu produktivitas perairan tinggi ialah Inlet 1 dan Inlet 2; dan sisa pakan budidaya keramba jaring apung (KJA). Daerah yang memiliki produktivitas perairan yang tinggi memiliki fitoplankton yang melimpah sehingga menciptakan sumber makanan untuk pertumbuhan benih ikan. Sehingga penebaran benih bisa dilakukan secara bergantian agar terjadi peningkatan produksi yang merata di seluruh area waduk.

Pushpalatha& Chandrasoma (2010)

mengemukakan bahwa penebaran benih ikan dengan kepadatan yang berkisar 217–870 ekor/ha/tahun di 15 waduk yang luasnya <250 ha di Sri Lanka dapat meningkatkan hasil tangkapan

berkisar 42,8–134,4%. Peningkatan hasil

tangkapan ini akan meningkatkan pendapatan nelayan sehingga kesejahteraan nelayan dapat tercipta.

Kesimpulan

Daya dukung perairan alami di Waduk Sempor berdasarkan produktivitas primer adalah 51,83 ton/ tahun. Penebaran bibit ikan untuk peningkatan perikanan tangkap di Waduk Sempor dilakukan secara tiga periodik sebanyak 115117 ekor/sesi dengan jenis Ikan Nila, Tawes atau Bandeng.

Daftar Pustaka

An K.G, Jones JR. 2000. Factors regulat ing bluegreen dominance in a Reservoir Directly Influenced by the Asian Monsoon. Hydrobiologia. 432: 37 – 48. Beveridge, MCM. 1987. Cage Aquaculture. The

News Books Ltd. Surrey.

Kurnia R. 2011. Model Restoking kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dalam sistem sea ranching di Perairan Dangkal Semak Daun, Kepulauan Seribu [ Disertasi]. Bogor. (ID) : Institut Pertanian Bogor.

(6)

Legovic T, Palerud R, Christensen G, White P, Regpala R. 2008. A Model to Estimate Aquaculture Carrying Capacity in three areas of the Philippines. J Science Diliman :31-40.

Purnomo K, Andri W dan Endi S K, 2013. Daya Dukung dan Potensi Produksi Ikan Waduk Sempor Di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. J Lit Perikan Ind, 19 (4): 203-212.

Pusphalatha, K, B, C & J. Chandrasoma, 2010. Culture-based fisheries in minor perenial reservoirs in Sri Lanka: Variability in production, stocked species and yield implication. J. Appl. Ichthyol 26: 99 – 104p

Shannon CE, Weaver W. 1963. The Mathematical Theory of Communication. University of Illinois Press, Urbana, 117pp.

Siagian, M. 2010. Daya Dukung Waduk PLTA Koto Panjang Kampar Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan 15, 1 : 25 – 38.

Smith VH. 2006. Using primary productivity as an index of coastal eutrphication: the units of measurement matter. Journal of Plankton Research 29 (1): 1-6.

Supriyanto. 2011. Ikan di Waduk Sempor semakin berkurang. Suara Merdeka [Online]. (http:// www. suaramerdeka.com/v1/index.php/read/ne ws/2011/03/27/81345, diakses 27 Mei 2013).

Gambar

Gambar 1. Titik lokasi penelitian
Tabel 1. Konversi ∑pp dengan areal ikan yang dapat dipanen pada perairan dengan produktivitas primer yang  berbeda (Beveridge 1987)
Gambar 3. Komunitas ikan di Waduk Sempor  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan
Tabel 3. Perhitungan daya dukung perairan alami

Referensi

Dokumen terkait

kedua guru sangat setuju apabila pembelajaran blended learning diterapkan pada materi kimia yang lain. Guru yang memiliki dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi

Karena pentingnya konsumen bagi perusahaan maka perusahaaan harus selalu menjaga agar konsumen jangan berpindah ke tangan pesaing. Memuaskan konsumen merupakan suatu

Bangunan yang direncanakan akan dirancang menjadi satu massa bangunan yang besar pada bagian timur site, penempatan bangunan pada bagian timur site

Pada kelompok yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular baik konsumsi obat kardiovaskular dan tidak, didapatkan adanya hubungan antara senam Tai Chi dengan tekanan darah

Hasil analisis data hipotesis menggunakan uji sampel paired t-test dapat diketahui bahwa hasil pada pre-test dan post- test kelompok eksperimen terlihat bahwa p = 0.000 (p

Konsekuensi hukum lain yang muncul dari dua pengertian itu adalah bahwa oleh karena dasar perjanjian adalah kesepakatan para pihak, maka tidak dipenuhinya prestasi dalam

4 Formulasi Sosis Ayam dengan Imbangan Daging dan Filler yang Berbeda untuk Meningkatkan Kualitas Kimia, Fisik dan Sensoris (Anggota dari 4 Peneliti).. 2015 Hibah Penelitian Tematik

Maka dari itu hidroponik menjadi salah satu cara bagaimana dapat bercocok tanam tanpa membutuhkan lahan yang luas akan tetapi untuk mempelajari hidroponik tidaklah