• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EFIKASI DIRI SELF EFFICACY KOMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH EFIKASI DIRI SELF EFFICACY KOMP"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EFIKASI DIRI (SELF EFFICACY), KOMPLEKSITAS TUGAS DAN TEKANAN KETAATAN TERHADAP KUALITAS AUDIT JUDGMENT

AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH

Jurnal Online

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2

Program Magister Akuntansi

Diajukan oleh:

Cindy Westefina Tatiwakeng 12/340860/PEK/17254

Kepada:

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Halaman Pengesahan...ii

Daftar Isi... iii

Abstract... iv

Intisari... v

Pendahuluan... 1

Tinjauan Literatur...3

Profil Penelitian...4

Metode Penelitian...5

Hasil Penelitan dan Pembahasan...6

Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran...9

(4)

ABSTRACT

Cindy Westefina Tatiwakeng. Influence of Self Efficacy, Task Complexity and Obedience Pressure towards Audit Judgment Quality of Government Internal Auditor. Under the direction of Dr. Eko Suwardi, Msc., CMA

Audit needs is a very important thing for the public sector , responsibility for performing general governance and development towards the realization of good and clean governance . Inspectorate area is one of the government organizations that conduct examinations , investigations , tests and assessment tasks in the area of supervision . Problems currently faced inspectorate auditors in working area that is still lacking in terms of quality and quantity which causes regional inspectorate can not perform the task optimally. This study aims to look at what factors influence the auditor in making audit judgments , which will also affect the quality of the audit decision . Factors used in this study were self-efficacy, task complexity and obedience pressure. Conclusion of this study indicate that self-efficacy and task complexity had no significant effect on audit judgment quality, while obedience pressure have significant effect on audit judgment quality.

(5)

INTISARI

Cindy Westefina Tatiwakeng. Pengaruh Efikasi Diri, Kompleksitas Tugas Dan Tekanan Ketaatan Terhadap Kualitas Audit Judgment Auditor Internal Pemerintah. Di bawah bimbingan Dr. Eko Suwardi, Msc., CMA

Kebutuhan audit merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sektor publik, adanya tanggung jawab untuk melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan menuju terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih. Inspektorat daerah merupakan salah satu organisasi pemerintah yang melakukan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan di daerah. Masalah yang saat ini dihadapi inspektorat daerah yaitu auditor yang bekerja masih kurang dari segi kualitas dan kuantitas yang menyebabkan inspektorat daerah tidak bisa melaksanakan tugas secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apa yang mempengaruhi auditor dalam membuat audit judgment, yang juga akan berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan audit. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah efikasi diri, kompleksitas tugas dan tekanan ketaatan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa efikasi diri dan kompleksitas tugas memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kualitas audit judgment, sedangkan tekanan ketaatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit judgment.

(6)

I. PENDAHULUAN bergerak di lapangan pelayanan publik yang merupakan kewajiban negara sehingga tidak berkaitan dengan kewajiban mencari keuntungan atau laba (Amins, 2009).

Namun yang perlu ditekankan adalah bagaimana upaya untuk memajukan sektor publik yang dianggap kurang oraganisasi publik. Audit dapat dilakukan oleh pihak eksternal dan pihak internal. Audit yang

dipaparkan saat ini adalah audit yang dilakukan oleh pihak auditor internal pemerintah yang ada hingga kualitas auditor itu sendiri. Dari hasil survey pada tahun 2010-2011 oleh Asosiasi Auditor Internal Pemerintah Indonesia (AAIPI) menyatakan 94% Aparat Pengawas Internal Pemerinah (APIP) tidak dapat mendeteksi korupsi, Hasil pemetaan kapabilitas APIP 2010-2011 terhadap 331 APIP pusat dan daerah menunjukkan secara nasional 93,96% APIP masih berada di level 1 (initial), selanjutnya 5,74% atau hanya sembilan K/L berada di level 2 (infrastructure) dan hanya dua K/L yang berada di level 3 (integrated), BPKP dengan Kemenkeu, (Waspada Online,

(7)

survey yang dilakukan oleh bahwa setiap pemerintah daerah atau provinsi umumnya hanya memiliki 2-4 auditor, sementara dengan luasnya lingkup pekerjaan yang dilakukan, dibutuhkan setidaknya 40 auditor (Suara Pembaruan, 2012).

Adanya perubahan paradigma pemerintahan untuk melaksanakan kepemerintahan yang baik (Good Governance) mengingat organisasi sektor publik yang masih diwarnai praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Mardiasmo (2005) mengatakan terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

yaitu pengawasan,

pengendalian dan pemeriksaan.

Dan hal ini merupakan salah satu tugas dari auditor internal pemerintah.

Melihat peran auditor internal pemerintah yang penting dalam menciptakan good governance, maka diperlukan pemahaman yang baik terhadap kualitas audit yang berhubungan dengan audit judgment. Seorang auditor dalam melakukan tugasnya membuat audit judgement dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik bersifat teknis maupun bersifat non teknis.

Faktor yang diteliti disini adalah efikasi diri yaitu perihal bagaimana keyakinan yang dimiliki seseorang dalam ia mencapai target yang diinginkan, kemudian faktor kompleksitas tugas mengenai bagaimana seseorang dapat

menghadapi dan

(8)

kemudian faktor yang terakhir yaitu tekanan ketaatan, hal ini

berhubungan dengan

bagaimana seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya ketika dia mengalami tekanan yang bisa berasal dari lingkungan pekerjaan maupun yang berasal dari luar lingkungan pekerjaan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti merumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut, yaitu : apakah efikasi diri berpengaruh terhadap kualitas audit judgment, apakah kompleksitas tugas

terhadap kualitas audit judgment dan apakah tekanan ketaatan berpengaruh terhadap kualitas audit judgment.

Selanjutnya dalam penelitian ini, setelah mengetahui apakah ketiga faktor diatas memiliki

pengaruh, kita akan melihat pengaruh apakah yang dihasilkan oleh masing-masing faktor tersebut apakah negatif atau positif dan justifikasinya.

II. Tinjauan Literatur

(9)

Untuk kompleksitas tugas, Abdolmohammadi dan Wright (1987) mengatakan bahwa kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, sulit untuk dipahami dan ambigu. Chung dan Monroe (2000) mengemukakan bahwa kompleksitas tugas dalam pengauditan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu banyaknya informasi yang tidak relevan dalam artian informasi tersebut tidak konsisten dengan kejadian yang akan diprediksikan dan adanya ambiguitas yang tinggi, yaitu beragamnya hasil menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi

(10)

melaksanakan audit atas laporan keuangan suatu entitas (Zulaikha, 2006). Menurut (Jamilah et al., 2007) audit judgment adalah

kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Dalam penelitiannya (Jamilah et al., 2007) menjelaskan bahwa judgment merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, serta penerimaan informasi lebih lanjut oleh auditor.

III. PROFIL PENELITIAN A. Gambaran Umum

Responden

Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh auditor yang berkerja di Inspektorat Kabupaten/Kotadi Sulawesi Utara. Sampel di ambil dari

4 Inspektorat di

(11)

auditor dalam melakukan pekerjaannya.

IV. METODE PENELITIAN A. Model Penelitian

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel audit judgment. Variabel kualitas audit judgment diukur dengan menggunakan instrumen

kuesioner yang mereka, dengan memilih di antara lima jawaban mulai dari sangat tidak mungkin sampai ke jawaban sangat

mungkin dengan

menggunakan skala likert.

Kemudian untuk

variabel independen, variabel efikasi diri menggunakan instrumen yang diadopsi dari Bandura

(1997) yang terdiri atas 8 item pernyataan.

Variabel kompleksitas tugas, diukur dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri atas 6 pernyataan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kompleksitas tugas ini diambil instrumen yang dibuat (Pratiningsih, 2011) kemudian diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin.

(12)

Masing-masing item dalam penelitian ini, dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui survey dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada auditor yang bekerja di 4 Inspektorat Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara yaitu Kota Bitung, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Tomohon. Kuesioner akan diserahkan dan diambil langsung oleh peneliti setelah kuesioner diisi, hal ini untuk memastikan bahwa kuesioner dapat dikumpulkan kembali dan kemudian diolah, hal ini juga untuk mencegah pemborosan waktu. Adapun kuesioner yang diolah adalah kuesioner yang telah

dikumpulkan dan terisi secara lengkap.

V. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi tentang

(13)

ketaatan yang dimiliki responden cukup rendah. Dan untuk Audit judgment memiliki nilai rata-rata yang cukup tinggi yaitu 31,67 dengan standar deviasi 5,58. Hal ini mengindikasikan bahwa audit judgment yang dihasilkan semakin berkualitas.

B. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kriteria validitas secara manual, yaitu dengan membandingkan nilai rtabel dan rhitung, jika rhitung lebih besar dari rtabel maka pertanyaan kuesioner tersebut dinyatakan valid. rtabel yang digunakan yaitu 0,301. Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan variabel valid, karena seluruh item pertanyaan memiliki rhitung yang lebih besar dari rtabel yaitu 0,301.

Uji reliabilitas ini dilakukan untuk mengukur apakah suatu kuesioner merupakan indikator dari variabel tersebut.

Pengukuran reliabilitas saat ini menggunakan pengukuran sekali saja. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Sehingga seluruh item pertanyaan variabel dinyatakan reliabel. C. Uji Normalitas

(14)

bahwa data keseluruhan berdistribusi normal.

D. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengna melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas pada seluruh variabel. Karena VIF yang signifikansi yang dihasilkan, jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedatisistas. Berdasarkan hasil data yang

telah didapatkan, diketahui nilai signifikansi yang dihasilkan berada di atas tingkat signifikansi 5% maka diketahui bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedatisistas.

F. Uji Kelayakan Model Dari hasil uji kelayakan model, diketeahui bahwa Fhitung yang dihasilkan lebih besar dari Ftabel yaitu 4,556 dengan p = 0,008. Karena Fhitung > Ftabel, maka model regresi layak digunakan. Kemudian dilihat dari nilai p < 0,05 yaitu 0,008 maka variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen, dengan kata lain efikasi diri, kompleksitas tugas dan tekanan ketaatan bersama–sama. mempunyai pengaruh terhadap audit judgment.

(15)

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji t yang ada menunjukan bahwa efikasi diri memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kualitas audit judgment, kemudian kompleksitas tugas memiliki pengaruh namun tidak signifikan terhadap kualitas audit judgment, dan untuk tekanan ketaatan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit judgment.

VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam penelitian ini efikasi diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit judgment. Hasil penelitian ini menunjukan perbedaan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya

menunjukan bahwa efikasi diri memiliki pengaruh yang signifikan. Namun hasil penelitian ini, menunjukan hasil yang sebaliknya.

2. Dalam penelitian ini, kompleksitas tugas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit judgment. Hasil penelitian ini menunjukan beberapa kesamaan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya.

3. Dalam penelitian ini, tekanan ketaatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit judgment. Semakin tinggi atau rendah tekanan ketaaatan yang dihadapi oleh auditor, maka akan bepengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan audit.

B. Keterbatasan

(16)

tidak dapat mendukung penelitian-penelitian yang

telah dilakukan

sebelumnya.

2. Penelitian yang dilakukan menggunakan responden yang sebagian besar belum berfungsisecara fungsional. Sehingga, hasil ini tidak dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya

yang menggunakan

responden auditor yang sudah fungsional dan juga

penelitian yang

menggunakanresponden dari auditor eksternal KAP. 3. Jumlah daerah yang di teliti masih terbatas, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat di generalisasi pada daerah– daerah lain.

4. Variabel–variabel yang ada tidak dapat digunakan sepenuhnya untuk menjelaskan hasil yang ada. Sehingga masih ada variabel–variabel lain yang dapat digunakan

untuk menjelaskan hasil tersebut.

C.Saran

1. Variabel penelitian dan sample penelitan dapat di tambah dan diperluas lagi, karena masih banyak variabel – variabel yang dapat dikaji lebih lanjut yang berpengaruh terhadap kualitas audit judgment.

2. Kemudian pemisahan fungsi antar fungsional dan belum fungsional sangat diharapkan agar dapat dilihat, hasil mana yang lebih baik sehingga hal ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk

(17)

DAFTAR PUSTAKA

(18)

Amins, A. 2009, Manajemen Kinerja Pemerintah Daerah, LaksBang, Yogyakarta.

Bandura, A. 1997, Self-efficacy: The Exercise of Control.Freeman, New York, NY.

, 1986,Social Foundations of Thought and Action: A Social Cognitive Theory,

Prentice-Hall, NJ.

Bonner, S.E. 1994. “A model of the effects of audit task

complexity”, Accounting, Organizations and Society, Vol. 19 No. 3, pp. 213-34.

Chung, J. & G. S. Monroe., 2001, “A Research Note on The Effect of Gender and Task

Complexity on Audit judgment”,Journal of Behavioral Research, 13: 111-125.

Ghozali, I. 2011,Aplikasi Multivariate Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

DeAngelo, L, E., 1981, “Auditor size and Audit Quality”, Journal of Accounting & Economics. December. pp. 183-199.

Djamil, Nasrullah. 2002. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Sektor Publik dan Beberapa Karakteristik Untuk Meningkatkannya”.

Gist, M.E. and Mitchell, T.R.

1992.“Self-efficacy: a theoretical analysis of its determinants and malleability”, Academy of

Management Review, Vol. 17 No. 2, pp. 183-211.

Hartanto, H, Y. & Kusuma, I, W., 2001 “Analisis Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Judgment Auditor”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Ed. Desember, hal 1-14

Jamilah, S, Zaenal, F & Grahita , 2007, “Pengaruh Gender Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment”, Symposium seminar nasional akuntansi X Universitas Hassanudin Makassar. SektorPublik, Edisi ke-2, Andi, Yogyakarta.

(19)

Dipublikasikan,Univeristas Gadjah Mada Yogyakarta.

Mulyadi, 2002, Akuntansi Sektor Publik,edisi ke-4, STIE YKPN, Yogyakarta.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007.Pedoman Teknis Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Dan Kabupaten/Kota. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/05/M.PAN/03/2008.

Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta.

Praditaningrum & Januarti, I., 2011, Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit

Judgment, Universitas

Diponegoro. Semarang.

Pratiningsih,D.2011,“Pengaruh gender,pengetahuan,

pengalaman, tekanan ketaatan, dan kompleksitas tugas terhadap kualitas audit judgment internal auditor pemerintah”, Tesis tidak dipublikasikan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Rasul, S. 2009, “Penerapan Good Governance Di Indonesia Dalam Upaya Pencegahan Tindak

Pidana Korupsi”,

MimbarHukum, vol. 21, No. 3, pp. 409- 628.

Saputra, A, E., 2012, “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi”, Juraksi, Vol. 1, No.2.

Stajkovic, A.D. and Luthans, F. 1998b. “Self-efficacy and work-related performance: a meta-analysis”, Psychological Bulletin, Vol. 124 No. 2, pp. 240-61.

Suara Pembaruan (2012,19 Desember) 94% auditor pemerintah tak bisa deteksi korupsi. Diperoleh 29 Maret 2013, dari

http://www.suarapembaruan.com

performance: The importance of motivational factors and the mediation effect of

effort’, Managerial Auditing Journal, vol. 27, iss: 5, pp. 462 – 476.

& Zuraidah M, S, 2011, “Assessing The Effects Of Self-Efficacy And Task

(20)

Waspada Online (2012, 19 Desember).94% auditor

pemerintahtakbisadeteksikorupsi . Diperoleh 29 Maret 2013, dari

http://waspada.co.id/index.php? option=com_content&task=view &id=272373 &Itemid=

Yustrianthe, R, H., “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgment Auditor Pemerintah”, Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol 4, No.2, pp.72-82.

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan di atas, aplikasi messenger berbasis Android ini dibuat tidak hanya dapat melakukan pertukaran pesan singkat berbasis teks antar pengguna

Penyetelan katup harus sesuai standar operasional prosedur dan spesifikasi teknisnya, tetapi bila karena tidak teliti, penyetelan katup dapat terlalu rapat dari

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam mengajukan sertifikasi guru cukup mudah untuk menurut Ibu Gadis dan Bapak Budi yang merupakan guru di SMP Muhammadiyah

2.1.4.2 Pengaruh ROE terhadap Harga Saham Dalam Lestari, Lutfi dan Syahyunan 2007 dalam Hutami 2012, ROE merupakan rasio penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena

Tujuan proses pencucian adalah untuk menghilangkan medium gelasi dari permukaan gel, menghilangkan sebagian besar nitrat, sisa – sisa bahan aditif yang ditambahkan pada

Perhetyössä tulisi myös ottaa huomioon lasten osallisuus perhetyössä, perhetyökäyntien määrä suhteessa perheen tarpeeseen sekä perheiden tietoisuuden lisääminen

Selesai scanning, pada tahap selanjutnya proses penggunaan metode-metode penyerangan script fluxion sama seperti yang dilakukkan pada skenario tethering android,

Bentuk ini memiliki kelebihan, antara lain: (a) Opsi saham mengaitkan imbalan kepada karyawan dengan keberhasilan yang akan datang karena opsi tersebut hanya menjadi