SUMBER : DETIKNEWS | Jual-Beli Jabatan Jadi Fokus Kemendagri Awasi Kinerja Pemda
http://m.detik.com/news/berita/d-3405186/jual-beli-jabatan-jadi-fokus-kemendagri-awasi-kinerja-pemda Di akses pada 18 April 2017 pukul 10.12 WIB.
A. Latar Belakang
Jual beli jabatan pegawai negeri sipil (PNS) kembali merebak. Adanya jual beli jabatan ini salah satu dipicu oleh biaya politik yang tinggi. Dengan kondisi itu, jabatan menjadi komoditas dagangan. Setiap kali ada penerimaan CPNS animo masyarakat tidak pernah berkurang, malah cendrung meningkat. Sehingga dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk melakukan KKN, dengan berbagai macam modus operandi seperti bikin formasi siluman, kerjasama dengan PTN penyelenggara test CPNS, pengangkatan Honorer, sehingga tak heran jika ada pemberitaan di media online bahwa hampir 95% PNS di Indonesia tidak kompeten.
Oleh karena itu Pemerintah berusaha menata kembali manajemen PNS dengan melakukan teroboson-terobosan kebijakan mengenai manajemen PNS, seperti Moratorium CPNS yang sedang berjalan saat ini sampai akhir tahun 2012 efek dari kebijakan ini diharapkan dapat menghemat anggaran belanja pegawai dan pelayanan. Kebijakan yang patut ditunggu adalah pengesahan RUU ASN menjadi UU ASN yang digodog DPR bersama Menpan dan Depdagri.
pengganti dari pimpinan sebelumnya. Siklus ini akan berlangsung terus menerus, sampai ketika ada yang "berani" memangkas siklus ini dengan penegakan hukum serta perbaikan sistem yang tidak memungkinkan para pejabat pemegang kuasa memanfaatkan peluang usaha yang tidak seharusnya.
B. Identifikasi Masalah
Jual beli Jabatan yang marak di terjadi ini dikarenakan tingginya biaya politik. Juga, keinginan masyarakat menjadi PNS membuka peluang oknum tertentu untuk meraup untung. Hal itulah asal-usul KKN terjadi, Ini menjadi awal persinggungan antara birokrasi dan korupsi. Jual beli jabatan ini, awal dari korupsi. Maraknya jual beli jabatan tujuannya untuk politisasi ASN, bandit anggaran, dan keuntungan dari kewenangan urusan kepegawaian dengan jual beli.
C. Solusi Permasalahan
Solusi dari permasalahan ini memang harus muncul dari jiwa pemimpin sejati yang amanah, yang melihat posisi atau jabatan adalah amanah dan tanggung jawab yang harus dituntaskan untuk kemanfaatan orang banyak. Ketika jiwa kepemimpinan yang amanah ini tidak ada, mustahil mampu memutus siklus jual beli jabatan seperti ini.
Solusi lain adalah pembenahan sistem. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan sistem lelang jabatan, dimana individu yang berpotensi dan punya jiwa kepemimpinan yang baik lah yang punya peluang memperoleh kursinya dari hasil persaingan yang sehat. Cara ini lebih elegan dan gentleman. Dan ketika posisi yang diinginkan sudah diraih, tidak sampai di situ saja, evaluasi terus dilakukan untuk menjaga kualitas pejabat terkait di posisinya, untuk memberikan pelayanan prima terhadap publik. Sistem yang baik ini memperkecil, pejabat pemegang kuasa ikut campur dalam proses lelang jabatan ini. Karena semuanya sudah tersistem dan dilakukan dengan prinsip transparansi, sehingga publik mampu menilai, dan apabila ada trik kecurangan didalamnya akan dengan mudah dilihat.
Solusi komprehensif dari itu semua adalah penegakan hukum yang tegas ketika ada pelanggaran yang terjadi. Apapun itu tanpa memandang status dan jabatan si pelanggar. Penegakan hukum yang tak pandang bulu, ketika menyalahi aturan tindak tegas. Penindakan hukum ini sebagai pemberi efek jera terhadap pelakunya.
Negara (KASN). Keberadaan lembaga independen semacam KASN diharapkan dapat membuat proses manajemen pemda seperti rekrutmen dan mutasi pejabat tidak didasari kepentingan politik atau pragmatis. Pemerintah harus memperkuat aturan, memperketat aturan dalam pengawasan. Pengawasan ini dilakukan terutama di bidang administrasi.
JUAL-BELI JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PUBLIK
Dosen Pengampu :
Rodlial Ramadhan Tackbir Abubakar, S.IP., M.AP.
SANITA LARASSATI 1158010282
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG