• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAM MEDIS DAN INFORM CONSENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REKAM MEDIS DAN INFORM CONSENT"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Aspek Hukum

Aspek Hukum

Rekam Medis dan

Rekam Medis dan

Informed Consent

Informed Consent

Hartotok S.Kep.MH.Kes

(2)

Definisi rekam medis

Definisi rekam medis

Penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU no 29 tahun Penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,

2004 tentang Praktik Kedokteran,

berkas yang berisi berkas yang berisi catatan dan dokumen catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

telah diberikan kepada pasien

Permenkes no 269 tahun 2008 tentang Rekam Permenkes no 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis

Medis

berkas yang berisikan berkas yang berisikan catatan dan dokumen catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan, pelayanan lain yang telah pengobatan, tindakan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

(3)

Definisi rekam medis

Definisi rekam medis

Menurut Huffman EK, 1992 Menurut Huffman EK, 1992

Rekaman atau catatan mengenai Rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, siapa, apa,

mengapa, bilamana, dan bagaimana

mengapa, bilamana, dan bagaimana

pelayanan yang diberikan kepada pasien

pelayanan yang diberikan kepada pasien selama selama masa perawatan

masa perawatan yang yang memuat pengetahuan memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang

mengenai pasien dan pelayanan yang

diperolehnya

diperolehnya serta memuat informasi yang serta memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) pasien,

pasien, membenarkan diagnosis & membenarkan diagnosis & pengobatan serta merekam hasilnya

(4)

Definisi

Definisi

(Ketentuan umum Permenkes 269 tahun 2008)

(Ketentuan umum Permenkes 269 tahun 2008)

Dokter dan dokter gigi adalah Dokter dan dokter gigi adalah

dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter

gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau

gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau

kedokteran gigi baik dalam maupun di luar negeri

kedokteran gigi baik dalam maupun di luar negeri

yng diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia

yng diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sarana pelayanan kesehatan adalah Sarana pelayanan kesehatan adalah

tempat penyelenggaraan upaya pelayanan tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik

kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik

kedokteran atau kedokteran gigi.

kedokteran atau kedokteran gigi.

Tenaga kesehatan tertentu adalah Tenaga kesehatan tertentu adalah

tenaga kesehatan yang ikut memberikan tenaga kesehatan yang ikut memberikan

pelayanan kesehatan secara langsung kepada

pelayanan kesehatan secara langsung kepada

pasien selain dokter dan dokter gigi.

(5)

Pasien adalah Pasien adalah

setiap orang yang melakukan konsultasi masalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah

kesehatannya untuk memperoleh pelayanan

kesehatannya untuk memperoleh pelayanan

kesehatan yang diperlukan baik secara langsung

kesehatan yang diperlukan baik secara langsung

maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter

maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter

gigi.

gigi.

Catatan adalah Catatan adalah

tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi

tentang tindakan yang dilakukan kepada pasien

tentang tindakan yang dilakukan kepada pasien

dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.

dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.

Dokumen adalah Dokumen adalah

catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga

kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan

kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan

penunjang, catatan obsevasi dan pengobatan

penunjang, catatan obsevasi dan pengobatan

harian dan semua rekaman, baik berupa foto

(6)

Perspektif hukum rekam

Perspektif hukum rekam

medis

medis

TRANSAKSI TERAPETIK

HCR (PASIEN )

HCP (NAKES) MANAJEMEN

SARANA KES

REKAM MEDIS SUBYEK HKUM

SU BY

EK H KUM

SUBY EK H

UKUM

PERIS

TIWA HUKU

(7)

Arti dan fungsi rekam medis

Arti dan fungsi rekam medis

Pasien Dokter Hasil komu nikasi Rekam medis Permenkes Arti Formal (bentuk) Himpunan catatan menganai Riwayat penyakit dan Riwayat pengobatan Material (isi) Id Pasien Catatan penyakit Hasil-hasil pemeriksaan penunjang Produk hubungan dokter – pasien Informed Consent Permenkes 585/1989 UU No. 29/2004 Praktik Kedokteran

Diagnosis Tindakan

medis;Tujuan tind

medisAlternatif

tindakan lainRisiko dan

komplikasiPrognosis

Fungsi Administration

Legal

Financial

Research

Sebagai

(8)

Hubungan dokter – pasien

Hubungan dokter – pasien

(9)

Kedudukan hukum rekam

Kedudukan hukum rekam

medis

medis

Bahan bukti hukumBahan bukti hukumBukti prosesBukti proses

Pelayanan kesehatanPelayanan kesehatan

Pelayanan medisPelayanan medis

Pelayanan Pelayanan keperawatan keperawatan

Pelayanan kebidananPelayanan kebidanan

Pelayanan farmasiPelayanan farmasi

Sebagai dasar Sebagai dasar

penghitungan

penghitungan

Statistik Statistik

(10)

Kewajiban membuat rekam

Kewajiban membuat rekam

medis

medis

UU 29/2004 tentang Praktik Kedokteran

UU 29/2004 tentang Praktik Kedokteran

(UUPK) Pasal 46:

(UUPK) Pasal 46:

1)

1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam Setiap dokter atau dokter gigi dalam

menjalankan praktik kedokteran wajib menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.

membuat rekam medis.

2)

2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada Rekam medis sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.

selesai menerima pelayanan kesehatan.

3)

3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi

nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.

(11)

Kewajiban membuat rekam

Kewajiban membuat rekam

medis

medis

SK Dirjen Yanmed no 78/1991

SK Dirjen Yanmed no 78/1991

Tenaga yang berhak membuat rekam medis di Tenaga yang berhak membuat rekam medis di

rumah sakit adalah rumah sakit adalah

a)

a) Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter

gigi spesialis yang bekerja di rumah sakit tersebut.

gigi spesialis yang bekerja di rumah sakit tersebut.

b)

b) Dokter tamu pada rumah sakit tersebut.Dokter tamu pada rumah sakit tersebut.

c)

c) Residens yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.Residens yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.

d)

d) Tenaga paramedis perawatan dan paramedis non Tenaga paramedis perawatan dan paramedis non

keperawatan yang langsung terlibat di dalam

keperawatan yang langsung terlibat di dalam

pelayanan-pelayanan kepada pasien di rumah sakit meliputi antara

pelayanan kepada pasien di rumah sakit meliputi antara

lain: perawat, perawat gigi, bidan, tenaga laboratorium

lain: perawat, perawat gigi, bidan, tenaga laboratorium

klinik, gizi, anastesia, penata rontgen, rehabilitasi medik

klinik, gizi, anastesia, penata rontgen, rehabilitasi medik

dan sebagainya.

dan sebagainya.

e)

(12)

Sanksi

Sanksi

UUPK Pasal 79

UUPK Pasal 79

Dipidana dengan denda paling banyak Rp

Dipidana dengan denda paling banyak Rp

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),

setiap dokter atau dokter gigi yang :

setiap dokter atau dokter gigi yang :

dengan sengaja tidak memasang papan dengan sengaja tidak memasang papan

nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41

nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41

ayat (1);

ayat (1);

dengan sengaja tidak membuat rekam dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam

medis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 46 ayat (1)

Pasal 46 ayat (1); atau; atau

dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf

a, huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf e.

(13)

Rekam medis sebagai alat bukti

hukum

Pasal 48 UUPK :

Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan

praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.

Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk

kepentingan kesehatan pasien, memenuhi

permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan

perundangundangan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran

(14)

Rekam medis sebagai alat bukti

hukum

Pasal 13 Permenkes 269 : Pemanfatan rekam

medis dapat dipakai sebagai :

pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;

alat bukti dalam proses penegakan hukum,

disiplin kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi;

keperluan pendidikan dan penelitian

dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan;

dan

(15)

Permenkes 269 tahun 2008 pasal 12

Permenkes 269 tahun 2008 pasal 12

Berkas rekam medis milik sarana pelayanan

keehatan.

Isi rekam medis merupakan milik pasien.Isi rekam medis tersebut dalam bentuk

ringkasan rekam medis

Ringkasan rekam medis dapat diberikan, dicatat,

atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau persetujuan tertulis pasien atau

(16)

Wajib simpan rahasia

kedokteran

KUHP Pasal 322 :

Barang siapa dengan sengaja

membuka rahasia yang ia wajib

menyimpan oleh karena jabatan

atau pekerjaannya baik yang

sekarang maupun yang dahulu,

dihukum dengan penjara

selama-lamanya sembilan bulan atau

(17)

Wajib simpan rahasia

kedokteran

KUHP Pasal 170 Ayat 1 :

Mereka yang karena pekerjaan, harkat,

martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta

dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.

Ayat 2 :

Hakim menentukan sah atau tidaknya

(18)

Permenkes 269/2008 Pasal 13:

1) Pemanfatan rekam medis dapat dipakai sebagai :

a) pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;

b) alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin

kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi;

c) keperluan pendidikan dan penelitian

d) dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan; dan e) data statistic kesehatan.

2) Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf c yang menyebutkan indentitas pasien pasien harus mendapat persetujuan secara

tertulis dari psien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.

3) Pemanfatan rekam medis untuk keperluan pendidikan

(19)

Kepemilikan dan pemanfaatan

rekam medis

SK Dirjen Yanmed no 78/1991

Berkas rekam medis adalah milik rumah sakit.Direktur rumah sakit bertanggung jawab atas :

Hilangnya, rusaknya atau pemalsuan rekam medis.  Penggunaan oleh Badan/orang yang tidak berhak.

Isi rekam medis adalah milik pasien yang wajib

dijaga kerahasiaannya.

Untuk melindungi kerahasiaan tersebut dibuat

ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

 Hanya petugas rekam medis yang diizinkan masuk ruang

penyimpanan berkas rekam medis.

 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medis

untuk badan-badan atau perorangan, kecuali yang telah

(20)

Kepemilikan dan

pemanfaatan rekam

medis

SK Dirjen Yanmed no 78/1991

Rekam medis dapat dipakai sebagai :

 Sumber informasi medis dari pasien yang berobat ke rumah

sakit yang berguna untuk keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan pasien.

 Alat komunikasi antara dokter dengan dokter lainnya, antara

dokter dengan paramedis dalam usaha memberikan pelayanan, pengobatan dan perawatan.

 Bukti tertulis (documentary evidence) tentang pelayanan yang

telah diberikan oleh rumah sakit dan keperluan lain.

 Alat untuk analisa dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan

yang diberikan oleh rumah sakit.

 Alat untuk melindungi kepentingan hukum bagi pasien, dokter

tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit.

 Untuk penelitian dan pendidikan.

 Untuk perencanaan dan pemanfaatan sumber daya.

(21)

Kepemilikan dan

pemanfaatan rekam

medis

SK Dirjen Yanmed no 78/1991

Peminjaman rekam medis :

Peminjaman rekam medis untuk keperluan

pembuatan makalah, riset, dan lain-lain oleh seorang dokter/tenaga kesehatan lainnya

sebaiknya dikerjakan di kantor rekam medis.

Mahasiswa kedokteran dapat meminjam rekam

medis jika dapat menunjukkan surat pengantar dari dokter ruangan.

Dalam hal pasien mendapat perawatan lanjutan di

(22)

Pelepasan informasi kesehatan

pasien

Pelepasan informasi kesehatan pasien adalah

memaparkan isi rekam medis kepada pihak selain pasien:

Untuk pelayanan pasien oleh dokter, dokter

gigi atau tenaga kesehatan tertentu

Penegakan hukum

Asuransi

Penelitian oleh Komite Medik

(23)

Untuk pelayanan pasien

Tidak perlu ijin tertulis dari pasien yang

bersangkutan

Isi rekam medis akan dibaca oleh

Dokter atau dokter gigi yang merawat pasien

yang bersangkutan

Tenaga kesehatan tertentu yang melayani

langsung pasien yang bersangkutan

Dokumen rekam medis tidak boleh

diberikan pasien

(24)

Penegak hukum

Untuk pengadilan

permintaan hakim

Tidak perlu ijin tertulis pasien

Ada surat permintaan hakim ditujukan kepada

Direktur Rumah Sakit dan disetujui Komite Medik

Data/informasi yang dilepaskan tergantung

permintaan hakim

Untuk penyidikan atau penyelidikan

Harus ada ijin tertulis pasien

Ada surat permintaan yang dtujukan kepada

(25)

Asuransi

Ada surat pemintaan tertulis dari Asuransi

kepada Direktur Rumah Sakit dan dilampiri ijin tertulis pasien

Diketahui oleh Komite Rekam Medis

Formulir rekam medis yang diminta difofocopy

 diserahkan ke pemohon dengan

menandatangani bukti penerimaan fotocopy rekam medis

Perekam medis mencatat formulir-formulir

(26)

Penelitian oleh Komite

Medik

Tidak perlu ijin pasien tetapi identitas pasien

harus disamarkan

Penelitian dilakukan di kantor Unit Rekam

Medis (URM)

Ada permintaan yang ditujukan Kepala URM

untuk disediakan dokumen rekam medis yang sesuai dengan permintaan

Mencatat penggunaannya pada buku

(27)

Penelitian oleh peneliti

Tidak perlu ijin pasien tetapi identitas pasien

harus disamarkan

Penelitian dilakukan di kantor Unit Rekam

Medis (URM)

Ada permintaan yang ditujukan Direktur

Rumah Sakit  Kepala URM untuk disediakan

dokumen rekam medis yang sesuai dengan permintaan

Mencatat penggunaannya pada buku

(28)
(29)

UU No. 29/2004

UU No. 29/2004

(

(

Pasal 45

Pasal 45

)

)

Persetujuan Tindakan Kedokteran atau

Persetujuan Tindakan Kedokteran atau

Kedokteran Gigi

Kedokteran Gigi

1)

1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi

terhadap pasien harus mendapat persetujuan. terhadap pasien harus mendapat persetujuan.

2)

2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan setelah pasien mendapat penjelasan diberikan setelah pasien mendapat penjelasan

secara lengkap. secara lengkap.

3)

3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

sekurang-kurangnya mencakup : sekurang-kurangnya mencakup :

a)

a) diagnosis dan tata cara tindakan medis;diagnosis dan tata cara tindakan medis;

b)

b) tujuan tindakan medis yang dilakukan;tujuan tindakan medis yang dilakukan;

c)

c) alternatif tindakan lain dan risikonya;alternatif tindakan lain dan risikonya;

d)

(30)

UU No. 29/2004

UU No. 29/2004

(

(

Pasal 45

Pasal 45

)

)

Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi

Kedokteran Gigi

 Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.

lisan.

 Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.

oleh yang berhak memberikan persetujuan.  Ketentuan mengenai tata cara persetujuan Ketentuan mengenai tata cara persetujuan

tindakan kedokteran atau kedokteran gigi tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.

(31)

Penjelasan Penjelasan Ayat 1Ayat 1

Pada prinsipnya yang berhak memberikan persetujuan Pada prinsipnya yang berhak memberikan persetujuan

atau penolakan tindakan medis adalah pasien yang

atau penolakan tindakan medis adalah pasien yang

bersangkutan. Namun, apabila pasien yang

bersangkutan. Namun, apabila pasien yang

bersangkutan berada di bawah pengampuan (under

bersangkutan berada di bawah pengampuan (under

curatele) persetujuan atau penolakan tindakan medis

curatele) persetujuan atau penolakan tindakan medis

dapat diberikan oleh keluarga terdekat antara lain

dapat diberikan oleh keluarga terdekat antara lain

suami/istri, ayah/ibu kandung, anak-anak kandung

suami/istri, ayah/ibu kandung, anak-anak kandung

atau saudarasaudara kandung.

atau saudarasaudara kandung.

Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan

jiwa pasien tidak diperlukan persetujuan. Namun,

jiwa pasien tidak diperlukan persetujuan. Namun,

setelah pasien sadar atau dalam kondisi yang sudah

setelah pasien sadar atau dalam kondisi yang sudah

memungkinkan, segera diberikan penjelasan dan

memungkinkan, segera diberikan penjelasan dan

dibuat persetujuan.

dibuat persetujuan.

Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang

tidak sadar, maka penjelasan diberikan kepada

tidak sadar, maka penjelasan diberikan kepada

keluarganya atau yang mengantar. Apabila tidak ada

keluarganya atau yang mengantar. Apabila tidak ada

yang mengantar dan tidak ada keluarganya

(32)

Penjelasan Ayat (2)

Penjelasan Ayat (2)

Penjelasan hendaknya diberikan dalam bahasa yang Penjelasan hendaknya diberikan dalam bahasa yang

mudah dimengerti karena penjelasan merupakan

mudah dimengerti karena penjelasan merupakan

landasan untuk memberikan persetujuan. Aspek lain

landasan untuk memberikan persetujuan. Aspek lain

yang juga sebaiknya diberikan penjelasan yaitu

yang juga sebaiknya diberikan penjelasan yaitu

yang berkaitan dengan pembiayaan.

yang berkaitan dengan pembiayaan. 

Penjelasan Ayat (4)

Penjelasan Ayat (4)

Persetujuan lisan dalam ayat ini adalah persetujuan Persetujuan lisan dalam ayat ini adalah persetujuan

yang diberikan dalam bentuk ucapan setuju atau

yang diberikan dalam bentuk ucapan setuju atau

bentuk gerakan menganggukkan kepala yang

bentuk gerakan menganggukkan kepala yang

diartikan sebagai ucapan setuju.

diartikan sebagai ucapan setuju. 

Penjelasan Ayat (5)

Penjelasan Ayat (5)

Yang dimaksud dengan Yang dimaksud dengan tindakan medis berisiko tindakan medis berisiko

tinggi

tinggi”” adalah seperti tindakan bedah atau tindakan adalah seperti tindakan bedah atau tindakan invasif lainnya.

(33)

Definisi PTM (KKI)

Definisi PTM (KKI)

Persetujuan pasien atau yang sah mewakilinya Persetujuan pasien atau yang sah mewakilinya atas rencana tindakan kedokteran atau

atas rencana tindakan kedokteran atau

kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau

kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau

dokter gigi, setelah menerima informasi yang

dokter gigi, setelah menerima informasi yang

cukup untuk dapat membuat persetujuan

cukup untuk dapat membuat persetujuan

Pernyataan sepihak dari pasien dan bukan Pernyataan sepihak dari pasien dan bukan

perjanjian antara pasien dengan dokter atau

perjanjian antara pasien dengan dokter atau

dokter gigi, sehingga dapat ditarik kembali

dokter gigi, sehingga dapat ditarik kembali

setiap saat

setiap saat

Merupakan proses sekaligus hasil dari suatu Merupakan proses sekaligus hasil dari suatu komunikasi yang efektif antara pasien dengan

(34)

Definisi Infomed consent

Definisi Infomed consent

Permenkes n

Permenkes n

o

o

585

585

tahun

tahun

1989

1989

tentang

tentang

Persetujuan Tindakan Medis (pasal 1)

Persetujuan Tindakan Medis (pasal 1)

Persetujuan tindakan medik/informed consent Persetujuan tindakan medik/informed consent

adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau

adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau

keluarganya atas dasar penjelasan mengenai

keluarganya atas dasar penjelasan mengenai

tindakan medik yang akan dilakukan terhadap

tindakan medik yang akan dilakukan terhadap

pasien tersebut.

pasien tersebut.

Tindakan medik adalah suatu tindakan yang Tindakan medik adalah suatu tindakan yang

dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atau

dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atau

terapeutik.

terapeutik.

Tindakan invatif adalah tindakan medik yang Tindakan invatif adalah tindakan medik yang

langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan

langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan

tubuh.

tubuh.

Dokter adalah dokter umum/dokter spesialis dan Dokter adalah dokter umum/dokter spesialis dan

dokter gigi/dokter gigi spesialis yang bekerja di

dokter gigi/dokter gigi spesialis yang bekerja di

rumah sakit, puskesmas, klinik atau praktik

rumah sakit, puskesmas, klinik atau praktik

perorangan/bersama.

(35)

Definisi yang berkaitan dengan PTM

Definisi yang berkaitan dengan PTM

Persetujuan pasien atau yang sah mewakilinya Persetujuan pasien atau yang sah mewakilinya atas rencana tindakan kedokteran atau

atas rencana tindakan kedokteran atau

kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau

kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau

dokter gigi, setelah menerima informasi yang

dokter gigi, setelah menerima informasi yang

cukup untuk dapat membuat persetujuan

cukup untuk dapat membuat persetujuan

Pernyataan sepihak dari pasien dan bukan Pernyataan sepihak dari pasien dan bukan

perjanjian antara pasien dengan dokter atau

perjanjian antara pasien dengan dokter atau

dokter gigi, sehingga dapat ditarik kembali

dokter gigi, sehingga dapat ditarik kembali

setiap saat

setiap saat

Merupakan proses sekaligus hasil dari suatu Merupakan proses sekaligus hasil dari suatu komunikasi yang efektif antara pasien dengan

(36)

Suatu tindakan kedokteran atau kedokteran gigi Suatu tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

yang dilakukan terhadap pasien untuk tujuan

yang dilakukan terhadap pasien untuk tujuan

preventif, diagnostik, terapeutik, atau

preventif, diagnostik, terapeutik, atau

rehabilitatif

rehabilitatif

Yang mengandung risiko tinggi adalah Yang mengandung risiko tinggi adalah

Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi, yang Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi, yang

dengan probabilitas tertentu dapat mengakibatkan dengan probabilitas tertentu dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan (kehilangan anggota badan kematian atau kecacatan (kehilangan anggota badan atau kerusakan fungsi organ tubuh tertentu), misalnya atau kerusakan fungsi organ tubuh tertentu), misalnya tindakan bedah dan tindakan invasif tertentu

tindakan bedah dan tindakan invasif tertentu

Tindakan invasif adalah tindakan kedokteran Tindakan invasif adalah tindakan kedokteran

atau kedokteran gigi yang langsung dapat

atau kedokteran gigi yang langsung dapat

mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien.

mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien.

(37)

Latar belakang perlunya infomed

Latar belakang perlunya infomed

consent

consent

1.

1.Tindakan medik penuh ketidak pastian (uncertainty) dan Tindakan medik penuh ketidak pastian (uncertainty) dan hasilnyapun tidak dapat diperhitungkan secara

hasilnyapun tidak dapat diperhitungkan secara

matematik.

matematik.

2.

2.Hampir semua tindakan medik memiliki risiko.Hampir semua tindakan medik memiliki risiko.

3.

3.Tindakan medik tertentu bahkan punya akibat ikutan yang Tindakan medik tertentu bahkan punya akibat ikutan yang tak menyenangkan pasien.

tak menyenangkan pasien.

4.

4.Semua risiko (jika benar-benar terjadi) atau semua akibatSemua risiko (jika benar-benar terjadi) atau semua akibat ikutan (yang tak menyenangkan itu) akan dirasakan

ikutan (yang tak menyenangkan itu) akan dirasakan

sendiri oleh pasien, bukan oleh orang lain.

sendiri oleh pasien, bukan oleh orang lain.

5.

5.Risiko maupun akibat ikutan tersebut biasanya sulit atau Risiko maupun akibat ikutan tersebut biasanya sulit atau bahkan mustahil untuk dapat dipulihkan kembali.

bahkan mustahil untuk dapat dipulihkan kembali.

6.

6.Munculnya pola hidup konsumerisme yang mengandalkanMunculnya pola hidup konsumerisme yang mengandalkan pada prinsip “He who pays the piper calls the tune” (siapa

(38)

k o n d i s i

-

s a k i t

resultante positif

(

akan sembuh

)

resultante negatif

(

akan mati

)

tindakan medis yang benar

daya tahan

kualitas obat

respon individual terhadap obat stadium

penyakit

virulensi

kepatuhan

pasien

Medicine is a science of uncertainty, an art of

probabilities.

tindakan medis yang salah

BUKAN TANGGUNGJAWAB DOKTER / RS

(39)

Filosofi informed consent

Filosofi informed consent

Penghormatan terhadap hak pasien

Penghormatan terhadap hak pasien

terhadap

terhadap

(Hak Azasi Manusia)

(Hak Azasi Manusia)

Hak informasiHak informasi

 Berhak memperoleh informasi tentang penyakit dan Berhak memperoleh informasi tentang penyakit dan tindakan yang akan diperolehnya

tindakan yang akan diperolehnya

Hak menentukan nasib sendiriHak menentukan nasib sendiri

 Berhak menyetujui atau menolak pengobatan atau Berhak menyetujui atau menolak pengobatan atau tindakan yang akan diterimanya

tindakan yang akan diterimanya

Hak memperoleh pelayanan kesehatan Hak memperoleh pelayanan kesehatan

 Berhak Berhak memperoleh pelayanan kesehatan memperoleh pelayanan kesehatan yang yang bermutu sesuai dg standar pelayanan

(40)

Proses persetujuan tindakan

Proses persetujuan tindakan

kedokteran

kedokteran

Merupakan manifestasi dari terpeliharanya Merupakan manifestasi dari terpeliharanya hubungan saling menghormati dan

hubungan saling menghormati dan

komunikatif antara dokter dengan pasien,

komunikatif antara dokter dengan pasien,

yang bersama-sama menentukan pilihan

yang bersama-sama menentukan pilihan

tindakan yang terbaik bagi pasien demi

tindakan yang terbaik bagi pasien demi

mencapai tujuan pelayanan kedokteran yang

mencapai tujuan pelayanan kedokteran yang

disepakati

(41)

Sahnya PTM (IC)

Sahnya PTM (IC)

Suatu persetujuan dianggap sah apabila :Suatu persetujuan dianggap sah apabila : Pasien telah diberi penjelasan / informasi.Pasien telah diberi penjelasan / informasi.

Pasien atau yang sah mewakilinya dalam keadaan cakap Pasien atau yang sah mewakilinya dalam keadaan cakap

(kompeten) untuk memberikan keputusan/persetujuan. (kompeten) untuk memberikan keputusan/persetujuan.

Persetujuan harus diberikan secara sukarela Persetujuan harus diberikan secara sukarela

Meskipun formulir PTM penting dan sangat Meskipun formulir PTM penting dan sangat

menolong (dan kadang-kadang diperlukan secara

menolong (dan kadang-kadang diperlukan secara

hukum), tetapi penandatangan formulir itu sendiri

hukum), tetapi penandatangan formulir itu sendiri

tidak mencukupi.

tidak mencukupi.

Yang lebih penting adalah mengadakan diskusi Yang lebih penting adalah mengadakan diskusi yang rinci dengan pasien, dan didokumentasikan

(42)

SIAPA “PEMBERI INFORMASI DAN

SIAPA “PEMBERI INFORMASI DAN

PENERIMA PERSETUJUAN”?

PENERIMA PERSETUJUAN”?

Tanggung jawab dokter pemberi perawatan Tanggung jawab dokter pemberi perawatan atau pelaku pemeriksaan/tindakan untuk

atau pelaku pemeriksaan/tindakan untuk

memastikan bahwa persetujuan tersebut

memastikan bahwa persetujuan tersebut

diperoleh secara benar dan layak.

diperoleh secara benar dan layak.

Dokter memang dapat mendelegasikan Dokter memang dapat mendelegasikan

proses pemberian informasi dan penerimaan

proses pemberian informasi dan penerimaan

persetujuan, namun tanggung jawab tetap

persetujuan, namun tanggung jawab tetap

berada pada dokter pemberi delegasi untuk

berada pada dokter pemberi delegasi untuk

memastikan bahwa persetujuan diperoleh

memastikan bahwa persetujuan diperoleh

secara benar dan layak

(43)

SIAPA YANG DAPAT MEMBERI

SIAPA YANG DAPAT MEMBERI

PERSETUJUAN?

PERSETUJUAN?

Persetujuan diberikan oleh individu yang Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten.

kompeten.

Dianggap kompeten apabila telah berusia 18 Dianggap kompeten apabila telah berusia 18 tahun atau lebih atau telah pernah menikah.

tahun atau lebih atau telah pernah menikah.

Sedangkan anak-anak tang telah berusia 16 Sedangkan anak-anak tang telah berusia 16 tahun atau lebih tetapi belum berusia 18

tahun atau lebih tetapi belum berusia 18

tahun dapat membuat persetujuan tindakan

tahun dapat membuat persetujuan tindakan

kedokteran tertentu yang tidak berisiko

kedokteran tertentu yang tidak berisiko

tinggi apabila mereka dapat menunjukkan

tinggi apabila mereka dapat menunjukkan

kompetensinya dalam membuat keputusan

(44)

Alasan hukum

Alasan hukum

KUHPerdataKUHPerdata

Seseorang yang berusia 21 tahun atau lebih atau Seseorang yang berusia 21 tahun atau lebih atau

telah menikah dianggap sebagai orang dewasa dan telah menikah dianggap sebagai orang dewasa dan

oleh karenanya dapat memberikan persetujuan. oleh karenanya dapat memberikan persetujuan. UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak

Anak

Setiap orang yang berusia 18 tahun atau lebih Setiap orang yang berusia 18 tahun atau lebih

dianggap sebagai orang yang sudah bukan dianggap sebagai orang yang sudah bukan

anak-anak. anak.

Dengan dermikian mereka dapat diberlakukan Dengan dermikian mereka dapat diberlakukan

sebagaimana orang dewasa yang berkompeten, dan sebagaimana orang dewasa yang berkompeten, dan

(45)

APAKAH YANG DIMAKSUD

APAKAH YANG DIMAKSUD

DENGAN KOMPETEN?

DENGAN KOMPETEN?

Mampu memahami informasi yang telah Mampu memahami informasi yang telah

diberikan kepadanya dengan cara yang jelas,

diberikan kepadanya dengan cara yang jelas,

menggunakan bahasa yang sederhana dan

menggunakan bahasa yang sederhana dan

tanpa istilah yang terlalu teknis.

tanpa istilah yang terlalu teknis.

Mampu mempercayai informasi yang telah Mampu mempercayai informasi yang telah diberikan.

diberikan.

Mampu mempertahankan pemahaman Mampu mempertahankan pemahaman

informasi tersebut untuk waktu yang cukup

informasi tersebut untuk waktu yang cukup

lama dan mampu menganalisisnya dan

lama dan mampu menganalisisnya dan

menggunakannya untuk membuat keputusan

menggunakannya untuk membuat keputusan

secara bebas.

(46)

PERSETUJUAN PADA INDIVIDU

PERSETUJUAN PADA INDIVIDU

YANG TIDAK KOMPETEN

YANG TIDAK KOMPETEN

Keluarga terdekat atau pengampu umumnya dianggap Keluarga terdekat atau pengampu umumnya dianggap

dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran bagi

dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran bagi

orang dewasa lain yang tidak kompeten.

orang dewasa lain yang tidak kompeten.

Keluarga terdekat adalah suami atau istrinya, orang tua Keluarga terdekat adalah suami atau istrinya, orang tua

yang sah atau anaknya yang kompeten, dan saudara

yang sah atau anaknya yang kompeten, dan saudara

kandungnya.

kandungnya.

Sedangkan hubungan kekeluargaan yang lain seperti Sedangkan hubungan kekeluargaan yang lain seperti

paman, bibi, kakek, mertua, ipar, menantu, keponakan

paman, bibi, kakek, mertua, ipar, menantu, keponakan

dan lain-lain tidak dianggap sebagai keluarga terdekat,

dan lain-lain tidak dianggap sebagai keluarga terdekat,

meskipun mereka pada keadaan tertentu dapat diikut

meskipun mereka pada keadaan tertentu dapat diikut

sertakan ke dalam proses pemberian informasi dan

sertakan ke dalam proses pemberian informasi dan

pembuatan keputusan.

pembuatan keputusan.

Dalam hal terdapat ketidaksepakatan di dalam keluarga, Dalam hal terdapat ketidaksepakatan di dalam keluarga,

maka dianjurkan agar dokter mempersilakan mereka

maka dianjurkan agar dokter mempersilakan mereka

untuk bermufakat dan hanya menerima persetujuan atau

untuk bermufakat dan hanya menerima persetujuan atau

penolakan yang sudak disepakati bersama.

(47)

ANAK-ANAK

ANAK-ANAK

Anak-anak dianggap tak mampu memberikan Anak-anak dianggap tak mampu memberikan

keputusan karena sejumlah alasan, seperti

keputusan karena sejumlah alasan, seperti

ketidakdewasaan mereka, kesulitan untuk

ketidakdewasaan mereka, kesulitan untuk

memahami tindakan kedokteran, atau dampak dari

memahami tindakan kedokteran, atau dampak dari

kondisi mereka.

kondisi mereka.

Pada umumnya, seseorang dengan tanggung jawab Pada umumnya, seseorang dengan tanggung jawab

orang tua (orang tua atau wali) atau pengadilan

orang tua (orang tua atau wali) atau pengadilan

dapat memberikan keputusan bagi mereka.

dapat memberikan keputusan bagi mereka.

Jika keputusan penting harus dibuat yang Jika keputusan penting harus dibuat yang

menyangkut tindakan kedokteran yang dapat

menyangkut tindakan kedokteran yang dapat

mempunyai akibat yang permanen, sedangkan

mempunyai akibat yang permanen, sedangkan

terdapat dua orang dengan tanggung jawab orang

terdapat dua orang dengan tanggung jawab orang

tua (misalnya ayah dan ibu), maka keduanya harus

tua (misalnya ayah dan ibu), maka keduanya harus

dimintai pendapatnya.

dimintai pendapatnya.

Anak harus selalu dilibatkan dalam proses Anak harus selalu dilibatkan dalam proses

pengambilan keputusan, misalnya keputusan

pengambilan keputusan, misalnya keputusan

tentang siapa yang akan tinggal bersamanya pada

(48)

Orang yang dianggap memiliki

Orang yang dianggap memiliki

tanggung jawab orang tua

tanggung jawab orang tua

Orang tua si anak, yaitu

Orang tua si anak, yaitu

Bila si anak lahir sebagai anak pasangan suami Bila si anak lahir sebagai anak pasangan suami

istri yang sah. istri yang sah.

Ibu si anak, yaitu

Ibu si anak, yaitu

Bila si anak lahir dari pasangan yang tidak sah Bila si anak lahir dari pasangan yang tidak sah

sehingga si anak hanya memiliki hubungan sehingga si anak hanya memiliki hubungan perdata dengan si ibu.

perdata dengan si ibu.

Wali, orang tua angkat, atau Lembaga

Wali, orang tua angkat, atau Lembaga

Pengasuh yang sah berdasarkan UU Nomor

Pengasuh yang sah berdasarkan UU Nomor

23 tahun 2004 tentang Perlindungan Anak.

23 tahun 2004 tentang Perlindungan Anak.

Orang yang secara adat/budaya dianggap

Orang yang secara adat/budaya dianggap

sebagai wali si anak, dalam hal tidak

sebagai wali si anak, dalam hal tidak

(49)

12 kunci informasi yang sebaiknya

12 kunci informasi yang sebaiknya

diberikan kepada pasien

diberikan kepada pasien

1.

1. Diagnosia dan prognosis secara rinci dan juga Diagnosia dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak diobati

prognosis apabila tidak diobati

2.

2. Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) termasuk pilihan pemeriksaan

diagnosis banding) termasuk pilihan pemeriksaan

lanjutan sebelum dilakukan pengobatan.

lanjutan sebelum dilakukan pengobatan.

3.

3. Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi kesehatannya, termasuk pilihan untuk tidak

kondisi kesehatannya, termasuk pilihan untuk tidak

diobati.

diobati.

4.

4. Tujuan dari rencana pemeriksaan dan pengobatan; Tujuan dari rencana pemeriksaan dan pengobatan; rincian dari prosedur atau pengobatan yang

rincian dari prosedur atau pengobatan yang

dilaksanakan, termasuk tindakan subsider seperti

dilaksanakan, termasuk tindakan subsider seperti

pe

penananganan nyeri, bagaimana seharusnya pasien nganan nyeri, bagaimana seharusnya pasien mempersiapkan diri, rincian apa yang akan dialami

(50)

5.

5. Untuk setiap pilihan tindakan, diperlukan Untuk setiap pilihan tindakan, diperlukan

keterangan tentang kelebihan/keuntungan dan

keterangan tentang kelebihan/keuntungan dan

tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan

tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan

diskusikan tentang kemungkinan risiko yang

diskusikan tentang kemungkinan risiko yang

serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya

serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya

hidup sebagai akibat dari tindakan tersebut

hidup sebagai akibat dari tindakan tersebut

6.

6. Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut

adalah upaya yang masih eksperimental.

adalah upaya yang masih eksperimental.

7.

7. Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan

akibat sampingannya akan dimonitor atau

akibat sampingannya akan dimonitor atau

dinilai kembali.

dinilai kembali.

8.

8. Nama dokter yang bertanggung jawab secara Nama dokter yang bertanggung jawab secara

keseluruhan untuk pengobatan tersebut, serta

keseluruhan untuk pengobatan tersebut, serta

bila mungkin nama-nama anggota tim lainnya

(51)

9.

9. Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka sebaiknya

pelatihan atau pendidikan, maka sebaiknya

dijelaskan peranannya di dalam rangkaian

dijelaskan peranannya di dalam rangkaian

tindakan yang akan dilakukan.

tindakan yang akan dilakukan.

10.

10. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat

mengubah pendapaynta setiap waktu. Bila hal

mengubah pendapaynta setiap waktu. Bila hal

itu dilakukan maka pasien bertanggungjawab

itu dilakukan maka pasien bertanggungjawab

penuh atas konsekuensi pembatalan tersebut.

penuh atas konsekuensi pembatalan tersebut.

11.

11. Mengingatkan bahwa pasien berhak Mengingatkan bahwa pasien berhak

memperoleh pendapat kedua dari dokter lain

memperoleh pendapat kedua dari dokter lain

12.

12. Bila dimungkinkan, juga diberitahu tentang Bila dimungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya.

(52)

KAPAN DIBUTUHKAN

KAPAN DIBUTUHKAN

PERSETUJUAN TERTULIS?

PERSETUJUAN TERTULIS?

Bila tindakan terapeutik bersifat kompleks atau Bila tindakan terapeutik bersifat kompleks atau menyangkut resiko atau efek samping bermakna

menyangkut resiko atau efek samping bermakna

Bila tindakan kedokteran tersebut bukan dalam Bila tindakan kedokteran tersebut bukan dalam rangka terapi

rangka terapi

Bila tindakan kedokteran tersebut memiliki Bila tindakan kedokteran tersebut memiliki dampak yang bermakna bagi kedudukan

dampak yang bermakna bagi kedudukan

kepegawaian atau kehidupan pribadi dan sosial

kepegawaian atau kehidupan pribadi dan sosial

pasien

pasien

Bila tindakan yang dilakukan adalah bagian dari Bila tindakan yang dilakukan adalah bagian dari suatu penelitian

(53)

PENOLAKAN PEMERIKSAAN

PENOLAKAN PEMERIKSAAN

TINDAKAN

TINDAKAN

Pasien yang kompeten (dia memahami Pasien yang kompeten (dia memahami

informasi, menahannya, mempercayainya dan

informasi, menahannya, mempercayainya dan

mampu membuat keputusan) berhak untuk

mampu membuat keputusan) berhak untuk

menolak suatu pemeriksaan atau tindakan

menolak suatu pemeriksaan atau tindakan

kedokteran, meskipun keputusan pasien

kedokteran, meskipun keputusan pasien

tersebut terkesan tidak logis.

tersebut terkesan tidak logis.

Kalau hal seperti ini terjadi dan bila Kalau hal seperti ini terjadi dan bila

konsekuensi penolakan tersebut berakibat

konsekuensi penolakan tersebut berakibat

serius maka keputusan tersebut harus

serius maka keputusan tersebut harus

didiskusikan dengan pasien, tidak dengan

didiskusikan dengan pasien, tidak dengan

maksud untuk mengubah pendapatnya tetapi

maksud untuk mengubah pendapatnya tetapi

untuk mengklarifikasi situasinya.

untuk mengklarifikasi situasinya.

(54)

Akibat hukum bila tak ada

Akibat hukum bila tak ada

IC

IC

Hukum PidanaHukum Pidana

 Menyentuh atau melakukan tindakan terhadap pasien tanpa Menyentuh atau melakukan tindakan terhadap pasien tanpa

persetujuan dapat dikategorikan sebagai “penyerangan” (

persetujuan dapat dikategorikan sebagai “penyerangan” (assaultassault). ).

 Hal tersebut dapat menjadi alasan pasien untuk mengadukan dokter Hal tersebut dapat menjadi alasan pasien untuk mengadukan dokter

ke penyidik polisi, meskipun kasus semacam ini sangat jarang

ke penyidik polisi, meskipun kasus semacam ini sangat jarang

terjadi.

terjadi.

Hukum PerdataHukum Perdata

 Untuk mengajukan tuntutan atau klaim ganti rugi terhadap dokter, Untuk mengajukan tuntutan atau klaim ganti rugi terhadap dokter,

maka pasien harus dapat menunjukkan bahwa dia tidak

maka pasien harus dapat menunjukkan bahwa dia tidak

diperingatkan sebelumnya mengenai hasil akhir tertentu dari

diperingatkan sebelumnya mengenai hasil akhir tertentu dari

tindakan dimaksud, padahal apabila dia telah diperingatkan

tindakan dimaksud, padahal apabila dia telah diperingatkan

sebelumnya maka dia tentu tidak akan mau menjalaninya, atau

sebelumnya maka dia tentu tidak akan mau menjalaninya, atau

menunjukkan bahwa dokter telah melakukan tindakan tanpa

menunjukkan bahwa dokter telah melakukan tindakan tanpa

persetujuan (perbuatan melawan hukum).

persetujuan (perbuatan melawan hukum).

Pendisiplinan oleh MKDKIPendisiplinan oleh MKDKI

 Bila MKDKI menerima pengaduan tentang seorang dokter atau Bila MKDKI menerima pengaduan tentang seorang dokter atau

dokter gigi yang melakukan hal tersebut, maka MKDKI akan

dokter gigi yang melakukan hal tersebut, maka MKDKI akan

menyidangkan dan dapat memberikan sanksi disiplin kedokteran,

menyidangkan dan dapat memberikan sanksi disiplin kedokteran,

yang dapat berupa teguran hingga rekomendasi pencabutan Surat

yang dapat berupa teguran hingga rekomendasi pencabutan Surat

Tanda Registrasi.

Referensi

Dokumen terkait

Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau

Istilah informed consent menurut KKI 5 adalah Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi yang mempunyai arti persetujuan pasien atau yang sah

Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang pasien.pemeriksaan,pengobatan,tindakan dan pelayanan lain yang

pengambilan keputusan Persetujuan dan Penolakan Tindakan Kedokteran diberikan setelah diberikan informasi yang cukup (adekuat) tentang perlunya tindakan kedokteran

Keputusan untuk melakukan tindakan kedokteran diputuskan oleh dokter atau dokter gigi dan dicatat di dalam rekam medik, yang sesegera mungkin wajib

Pihak rumah sakit juga tidak dapat dipersalahkan jika tindakan invasif atau tindakan yang mengandung risiko yang tinggi yang seharusnya memerlukan persetujuan tertulis

Persetujuan Tindakan Kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai

3 Pembuatan RM dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien 4 Setiap pencatatan