• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI ASPEK SYARI PEMBIAYAAN MURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI ASPEK SYARI PEMBIAYAAN MURA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI ASPEK SYAR’I PEMBIAYAAN MURABAHAH DI

BANK SYARIAH MANDIRI

CABANG BENGKULU

PROPOSAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Oleh:

HARYADI NIM : 2015SI006

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia

dan baru pada akhir abad XX ini memiliki bank-bank yang mendasarkan

pengelolaannya pada prinsip syariah. Pada awalnya perbankan di Indonesia

masih berpegang pada sistem bunga bank (interest system). Secara

kelembagaan bank syariah pertama kali yang berdiri di Indonesia adalah PT.

Bank Muamalat Indonesia (BMI), kemudian baru menyusul bank-bank lain

(2)

kegiatan usahanya. Melalui islamic window ini, bank-bank konvensional

dapat memberikan jasa pembiayaan syariah kepada para nasabahnya

melalui produk-produk yang bebas dari unsur riba (usury), gharar

(uncertainty), dan maysyir (speculative) dengan terlebih dahulu membentuk

Unit Usaha Syariah (UUS). UUS adalah unit kerja di kantor pusat bank umum

konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dan kantor cabang syariah

dan atau unit syariah (Saeed, 2004: 31).

Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia menetapkan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dalam pasal 2

undang-undang dimaksud disebutkan bahwa perbankan syariah dalam melakukan

kegiatan usahanya berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan

prinsip kehati-hatian. Kemudian dalam pasal 3 disebutkan bahwa Perbankan

Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam

rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan

kesejahteraan rakyat. Melalui undang-undang ini diharapkan perkembangan

dimaksud meliputi kualitas layanan dan lebih penting lagi menyangkut

peningkatan ketaatan terhadap prinsip syariah (sharia compliance)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasa-lahan yaitu: apakah implementasi pembiayaan murabahah di Bank

Syariah Mandiri sudah sesuai dengan prinsip syar’i ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi

pembiayaan murabahah di Bank Syariah Mandiri sudah sesuai dengan

(3)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Kalangan Akademis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teori dan aplikasi

terhadap perkembangan ilmu hukum dan ekonomi Islam di lapangan serta

bermanfaat sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat bagi Bank Mandiri Syariah

Penelitian ini difokuskan pada Bank Syariah Mandiri sebagai objek

penelitian sehingga diharapkan dapat menjadi pedoman kedepan. Serta

sebagai sosialisasi bank syariah khususnya mengenai pembiayaan

murabahah.

3. Manfaat bagi Masyarakat

Penelitian ini bermanfaat untuk bahan masukan bagi masyarakat

terkait prosedur pembiayaan murabahah.

4. Manfaat bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah sebagai

bahan masukan dan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan kebijakan dan keputusan terkait dengan implementasi aspek

syar’i pembiayaan murabahah.

2.1. Penelitian Terdahulu

Nuzuliah (2011), meneliti tentang Analisis Kepatuhan Syariah terhadap

Pelaksanaan Akad Murabahah di BMT Al-Amal Bengkulu. Dengan rumusan

masalah yaitu bagaimana pelaksanaan akad murabahah di Baitul Maal Wat

Tamwil (BMT) Al-Amal Bengkulu dalam prinsip-prinsip kepatusan syariah.

(4)

menggunakan metode kualitatif dan kajian pustaka (Library Research).

Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara,

dokumentasi, dan menggunakan teknik analisis data yaitu analisa deskriptif

kualitatif. Penelitian ini menjelaskan bahwa BMT bertindak sebagai penyedia

dana untuk pelaksanaan akad murabahah, sehingga objek dalam jual beli

tersebut adalah sejumlah dana bukan barang, oleh karena itu BMT tersebut

telah melaksanakan akad murabahah tidak murni syariah. Selain itu, akad

wakalah yang terjadi di Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Al-Amal Bengkulu

belum sesuai dengan kriteria akad wakalah dalam jual beli murabahah

karena nasabah dalam pembelian barang tidak didampingi oleh pihak BMT

serta tidak adanya kewajiban untuk menunjukkan kwitansi sebagai bukti

pembelian sehingga dalam praktik pembiayaan murabahah tersebut akan

menimbulkan kemungkinan yang sama dengan praktik kredit konsumtif yang

terjadi secara konvensional.

Meldi (2011), meneliti tentang Pembelian Barang oleh Nasabah melalui

Akad Wakalah pada Akad Murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Safir Bengkulu. Dengan rumusan masalah yaitu apakah pembelian

barang oleh nasabah melalui akad wakalah pada akad murabahah Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Safir Kota Bengkulu dilaksanakan dengan

ketentuan yang berlaku. Penelitian yang digunakannya adalah penelitian

kualitatif, dan metode yang digunakan ialah metode wawancara atau

interview, metode observasi, dan metode dokumentasi. Penelitian ini juga

(5)

Dari beberapa hasil penelitian yang ada terlihat bahwa bank syariah itu

lebih berorientasi pada pemenuhan kemaslahatan hidup umat manusia dan

dari penelitian diatas juga terlihat bahwa ada kedekatan judul dengan judul

penelitian yang peneliti lakukan. Letak perbedaannya ada pada titik tekan

rumusan masalah. Peneliti menitikberatkan pada implementasi aspek syar’i

pada pembiayaan murabahah di Bank Syariah Mandiri Cabang Bengkulu.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pembiayaan Murabahah

Menurut Burhanuddin S. (2009: 82), Secara etimologi murabahah

berasal dari kata ribhu yang berarti keuntungan. Maksudnya adalah

keuntungan dalam jual beli. Sedangkan secara terminologi, akad murabahah

adalah jual beli barang dengan harga pokok ditambah keuntungan yang

disepakati oleh kedua pihak, yaitu penjual dan pembeli.

Murabahah merupakan jual beli suatu barang dengan harga jual lebih

tinggi dari harga pembelian sehingga mendapat keuntungan. Sedangkan

harga dalam jual beli (tsaman) adalah hasil kesepakatan kedua belah pihak

yang dihitung dari nilai benda (qimah) yang menjadi objek jual beli. Namun

harga dalam jual beli murabahah meliputi harga beli termasuk biaya lain

yang diperlukan ditambah dengan keuntungan sesuai hasil kesepakatan

(Burhanuddin S., 2009: 83).

2.2.2. Landasan Syariah Murabahah

Dasar hukum Jual beli murabahah terdapat dalam QS. Al-Baqarah (2):

275), dan QS. An-Nisa (4): 29.

Artinya: Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

(6)

riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah (2): 275).

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa (4): 29).

Transaksi yang dilarang dalam ayat ini ialah segala bentuk transaksi

yang batil, yaitu yang mengandung bunga (riba) sebagaimana yang terdapat

dalam sistem kredit konvensional. Berbeda dengan keuntungan murabahah,

bahkan untuk mencapai keabsahan dalam setiap transaksi, ayat ini

mensyaratkan adanya keridhaan masing-masing pihak (Departemen Agama,

2004: 48 dan 84).

2.3. Kerangka Pemikiran

Akad murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga pokok

ditambah keuntungan yang disepakati oleh kedua pihak, yaitu penjual dan

pembeli. Keabsahan penggunaan akad murabahah sangat ditentukan oleh

terpenuhinya rukun dan syarat. Salah rukun dan syarat akad murabahah

adalah harus dilakukan atas barang yang telah dimiliki. Sehingga seharusnya

implementasi pembiayaan murabahah di bank syariah harus ada

objek/barang terlebih dahulu, yang telah dimiliki secara sah oleh pihak bank

(penjual). Dengan demikian segala keuntungan/risiko barang tersebut ada

pada pihak penjual sebagai konsekuensi dari kepemilikan yang timbul dari

(7)

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (Field

Research) dengan menggunakan metode kualitatif dan kajian pustaka

(Library Research). Menurut Bogdan et. All (2002: 6), penelitian kualitatif

adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.

3.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Kota

Bengkulu, yang berada di Jl. Semangka No. 49 Lingkar Timur Bengkulu. Dan

dilaksanakan dari mulai tanggal 20 agustus 2013 sampai dengan 20 februari

2014.

3.1.2. Pelaku

Informan atau pelaku yang akan ditanyai ialah: salah satu bagian dari

Manajer Pemasaran dan Manajer Operasi, yaitu Marketing Officer dan

Pelaksana Administrasi dan Pembiayaan.

3.1.3 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1. Jenis Data

1. Data Primer

Menurut Azwar (1998: 91), Data primer adalah sumber data yang

diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat

(8)

informasi yang dicari. Data primer dalam penelitian ini akan diperoleh dari

wawancara dengan bagian operasional, dan bagian marketing. 2. Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini adalah diperoleh dari data dokumentasi,

seperti arsip-arsip yang berkenaan dengan pembiayaan murabahah.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni

memper-hatikan sesuatu dengan mata. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan

gambaran umum tentang masalah yang diteliti di Bank Mandiri Syariah

Cabang Kota Bengkulu. 2. Wawancara

Menurut Esterberg, wawancara adalah pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam suatu topik. Ia juga mengemukakan beberapa

macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak

terstruktur. Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara semi

terstruktur. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih

terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan

ide-idenya (Sugiyono, 2008: 317 dan 320).

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari

informan dan responden, dan peneliti langsung melakukan tanya jawab

kepada pengelola antara lain seperti Account Officer (AO), Financing Officer

(FIO), dan Unit Manajer (UM) Bank Mandiri Syariah beserta beberapa

(9)

Metode dokumentasi adalah catatan peristiwa baik berbentuk tulisan,

gambar atau karya-karya monumental. (Sugiyono, 2008: 329). Teknik ini

digunakan untuk memperoleh data yang sebenarnya tentang mekanisme

pelaksanaan akad murabahah pada lembaga keuangan tersebut dengan

cara mengumpulkan informasi dan data-data yang berhubungan dengan

pembiayaan murabahah.

3.5. Metode Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, baik data dari wawancara maupun dari

literatur (kumpulan buku-buku) yang telah diperoleh. Maka analisa yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif, yaitu

dengan menggambarkan hasil penelitian dengan uraian. Kemudian dengan

metode analisa data Deduktif yaitu menarik kesimpulan dimulai dari

pernyataan yang bersifat umum menuju pernyataan yang bersifat khusus

(Azwar, 1998: 93).

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Azwar, Saifuddin. 1998. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Burhanuddin S., 2009. Hukum Kontrak Syariah. Ed. 1. Yogyakarta: BPFE.

Djuwaini, Dimyauddin. 2010. Pengantar Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Khatimah, Khusnul. 2007. Penerapan Syariah Islam: Bercermin pada Sistem Aplikasi Syariah Zaman Nabi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mas’adi, Hufron A. 2002. Fiqh Muamalah Kontekstual. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Meldi, Atri. 2011. Skripsi: Pembelian Barang oleh Nasabah melalui Akad Wakalah pada Akad Murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Safir Bengkulu. Fakultas Syariah. Bengkulu: IAIN Bengkulu.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mustofa, Ubaedul. 2012. Skripsi: Studi Analisis Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan Modal Kerja di Unit Mega Mitra Syariah (M2S) Bank Mega Syariah Kaliwungu. Fakultas Syariah. Semarang: IAIN Walisongo.

Nuzuliah, Anita. 2011. Analisis Kepatuhan Syariah terhadap Pelaksanaan Akad Murabahah di BMT Al-Amal Bengkulu. Skripsi. Fakultas Syariah. Bengkulu: IAIN Bengkulu.

Saeed, Abdullah. 2004. Menyoal Bank Syariah: Kritik atas Interpretasi Bunga Bank Kuam Neo-Revivalis. Alih Bahasa: Arif Maftuhin, Jakarta: Parama-dina.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5, jika satelit nano sedang mengalami kondisi sunlight , day diode pada rangkaian battery charging akan aktif dan medistribusikan

Pada sistem pengapian full transistor, saat kunci kontak “ON” arus listrik dari accu mengalir ke ignitor unit , saat rotor tidak berputar (mesin tidak hidup)

Pada grafik hubungan antara stabilitas dan kadar aspal yang menggunakan aspal pen.60/70 seperti yang terlihat pada Gambar 1, 2, dan 3, terlihat hasil penelitian menunjukan bahwa

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui informasi kebutuhan produk dan karakteristik media yang akan dikembangkan. Wawamcara dilakukan pada tiga guru di SD Negeri

Primjetimo samo joˇs da nam algoritam ne kaˇze koji par parametara ide s kojim redom krivulje, ali to i nije neki problem.. Jednos- tavno pronademo toˇcku P na krivulji i ako

Adapun faktor serta hambatan yang menjadi penyebab tidak tercapainya target produksi disebabkan karena, lebih besar kegiatan dari alat angkut dari pada alat

Hasil peneliitian yang dapat disimpulkan bahwa latihan lari 12 menit berpengaruh lebih baik dibandingkan latihan konvensional terhadap peningkatan daya tahan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat srategi dakwah dalam meningkatkan kinerja Madrasah Babul Ilmy Strategi yang diterapkan pada Madrasah Babul Ilmy adalah