IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH WA AL-WAKALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI
BANK SYARIAH INDONESIA KCP A YANI SITUBONDO
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memperoleh salah satu persyaratan
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Perbankan Syariah
Oleh :
Anisah Rifqotul Istiqomah NIM : E20191118
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
MARET 2023
ii
IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH WA AL-WAKALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI
BANK SYARIAH INDONESIA KCP A YANI SITUBONDO
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memperoleh salah satu persyaratan
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Perbankan Syariah
Oleh :
Anisah Rifqotul Istiqomah NIM : E20191118
Disetujui Pembimbing :
Dr. Hersa Farida Qoriani, S.Kom., M.E.I NIP. 198611292018012001
iii
IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH WA AL-WAKALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI
BANK SYARIAH INDONESIA KCP A YANI SITUBONDO
SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah
Hari : Jum’at
Tanggal : 31 Maret 2023
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Dr. Nurul Widyawati I.R., S.Sos., M.Si. Hikmatul Hasanah, S.E.I., M.E.
NIP. 197509052005012003 NUP. 201708173
Anggota:
1. Dr. H. Saihan, S.Ag., M.Pd.I ( ) 2. Dr. Hersa Farida Qoriani, S.Kom., M.E.I ( )
Menyetujui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Dr. Khamdan Rifa’i., S.E., M.Si NIP. 196808072000031001
iv MOTTO
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhan-
NYA, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka
mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
 QS. Al-Baqarah/2 :275
v
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT serta shalawat dan salam tercurah limpahkan atas baginda besar Nabi Muhammad SAW. Penulis memiliki kesabaran dan ketelatenan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sebagai tanda terimakasih skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Ibu dan Bapak tercinta, bapak (Susmiyati dan Alm. Muhammad Jazuli) yang telah memberikan dukungan serta mendorongku baik secaara material, moral, maupun spritual. Terimakasih atas perjuangan dalam merawat, mendidik, menasehati, dan selalu mendoakan keberhasilan saya dalam aktivitas yang saya jalani hingga saat ini.
2. Mas kandung yang sangat saya sayangi (Moch. Ali Wafi Khalilur Rahman dan A. Farodis Amir Fiqih) yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
3. Keluarga besar yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam segala hal.
4. Guru sekolah dari SD sampai SMA, guru mengaji yang telah ikhlas memberikan ilmu yang bermanfaat.
5. Dosen-dosen FEBI yang telah memberikan banyak pengetahuan dan wawasan kepada saya semasa duduk di bangku perkuliahan.
6. Seluruh Pegawai Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo yang telah membantu memberikan informasi dalam proses penelitian terkait dengan Implementasi Akad Murabahah Wa Al-Wakalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
vi
7. Teman-teman kelas Perbankan Syariah tiga dan teman angkatan 2019 Perbankan Syariah yang telah memberikan semangat kepada saya.
8. Orang istimewa dalam hidup saya Deri Resdianto, terimakasih atas kebaikan, dukungan, bantuan, dan memberi semangat di setiap saat.
9. Almamater tecinta UIN KHAS Jember yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk menuntut ilmu.
10. Serta terimakasih banyak untuk semua orang yang telah mendukung dan memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
vii
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحّرلا للها مسب
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT sang penguasa alam semesta.
Shalawat dan salam tercurah limpahkan pada baginda besar Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Sungguh atas nikmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Implementasi Akad Murabahah Wa Al-Wakalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank Syariah Indonesia KCP Situbondo”. Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana satu (S1) dapat terselesaikan dengan baik.
Terselesaikannya skripsi ini berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., M.M. selaku Rektor UIN KHAS Jember.
2. Bapak Dr. Khamdan Rifa`i, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Ibu Nurul Setianigrum, S.E., M.S.I selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah.
4. Bapak Dr. Abdul Rokhim, S.Ag, M.E.I selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah mendampingi penulis selama menjalankan proses perkuliahan.
viii
5. Ibu Dr. Hersa Farida Qoriani, S.Kom., M.E.I selaku Pembimbing Skripsi atas segala bimbingan, arahan, serta saran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Bapak dan Ibu dosen UIN KHAS Jember, khususnya dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas ilmu yang telah diberikan kepada kami.
7. Ali Sadikin Asmoroyudo, selaku Pimpinan Kantor Cabang Pembantu BSI A Yani KCP Situbondo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
Segala daya dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi di masa mendatang. Semoga skripsi ini bagi semua pihak yang membutuhkan terutama penulis sendiri.
Situbondo, 31 Maret 2023
Penulis
ix ABSTRAK
Anisah Rifqotul Istiqomah, 2023: Implementasi Akad Murabahah Wa Al Wakalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BSI A Yani KCP Situbondo.
Akad murabahah yang disertai dengan akad wakalah merupakan jual beli dimana lembaga keuangan syariah mewakilkan pembelian produk kepada nasabah kemudian setelah produk tersebut didapatkan oleh nasabah kemudian nasabah memberikannya kepada pihak lembaga keuangan dengan bentuk nota atau kwitansi pembelian.
Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah 1). Bagaimana Prosedur Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BSI A Yani KCP Situbondo?. 2). Bagaimana mengimplementasikan Pembiayaan Akad Murabahah Wa Al-Wakalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BSI A Yani KCP Situbondo?. 3). Apa Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah Serta Bagaimana Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di BSI A Yani KCP Situbondo?.
Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif, jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan 1). Wawancara, 2). Observasi, 3). Dokumentasi. Analisis data menggunakan 1).
Reduksi data, 2). Penyajian data, 3). Kesimpulan dan verifikasi data. Dan keabsahan data yang digunakan adalah trigulasi sumber.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan yaitu, pertama, prosedur pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) di BSI A Yani KCP Situbondo yaitu memulai pengajuan dan mendaftar, pengisian persyaratan, pihak bank menganalisa menggunakan 5C, proses survei, melakukan ijab Kabul atau akad secara tertulis agar perjanjian sah dan dapat dipertanggung jawabkan, dan terakhir pencairan. Kedua, implementasi akad murabahah wa al-wakalah pada pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) di BSI A Yani KCP Situbondo yaitu pihak bank memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang kebutuhan sebagai modal usaha sesuai dengan kebutuhannya, lalu nasabah menyerahkan kwitansi atau nota pembelian kepada pihak bank agar prinsip syariah tetap terjaga. Ketiga, faktor penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah yaitu usaha yang dimiliki nasabah menurun akan berdampak kepada pembiayaan, serta penyelesaian pada pembiayaan bermasalah di BSI A Yani KCP Situbondo tersebut yaitu musyawarah antara pihak bank dan nasabah hingga tercapai kesepakatan, melalui penagihan secara terus menerus, dan melakukan restrukturisasi.
Kata kunci: Akad murabahah wa al-wakalah, pembiayaan KUR, Bank Syariah Indonesia.
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 11
E. Definisi Istilah ... 12
F. Sistematika Pembahasan ... 15
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 17
A. Penelitian Terdahulu ... 17
B. Kajian Teori ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 46
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 46
xi
B. Lokasi Penelitian ... 47
C. Subyek Penelitian ... 47
D. Tekhnik Pengumpulan data ... 48
E. Analisis Data ... 50
F. Keabsahan Data ... 51
G. Tahap-tahap Penelitian ... 52
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 54
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 54
B. Penyajian Data Dan Analisis ... 69
C. Pembahasan Temuan ... 77
BAB V PENUTUP ... 89
A. Kesimpulan ... 89
B. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91 Lampiran – lampiran
1. Surat Pernyataan Keaslian Tulisan 2. Matrik Penelitian
3. Surat Permohonan Izin Penelitian 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian 5. Jurnal Kegiatan Penelitian
6. Pedoman Wawancara 7. Foto (Dokumentasi) 8. Biodata Penulis
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Nasabah Yang Melakukan Pembiayaan KUR ... 8 Table 1.2 Penelitian Terdahulu ... 25 Tabel 4.1 Jumlah Pembiayaan KUR Yang Telah Disalurkan ... 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Maps BSI A Yani KCP Situbondo ... 58 Gambar 4.2 Struktur Pengurus BSI A Yani KCP Situbondo ... 58 Gambar 4.3 Skema Akad Murabahah Wa Al-Wakalah ... 84
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
Pembiayaan adalah barang atau jasa yang menjadi kewajiban pihak yang satu untuk dibayarkan kepada pihak lain berdasarkan perjanjian tertulis ataupun lisan. PT Bank Syariah Indonesia Cabang Situbondo adalah sebuah lembaga keuangan syariah yang bergerak dibidang perbankan syariah yang dapat memberikan pinjaman dana kepada masyarakat seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, dan Kredit Konsumtif yang dapat meningkatkan produktivitas perekonomian masyarakat. Dalam hal ini pembiayaan dana yang ditujukan spesial bagi KUR menjadikan pihak bank kesulitan dalam penentuan siapa yang layak untuk menerima pembiayaan dari pihak bank. Dalam analisa kredit jika dilaksanakan dengan baik dan benar mampu menjadi langkah awal untuk mencegah kegagalan bank akibat pembiayaan bermasalah. Jika sisi aktiva neraca bank diperhatikan dengan cermat, maka akan nampak bahwa bagian terbesar dana operasional setiap bank adalah jumlah kredit yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa kredit adalah sumber pendapatan terbesar namun sekaligus merupakan resiko terbesar.1
Maka dari itu, kesuksesan serta keruntuhan bank dalam mengelola pembiayaan akan sangat berpengaruh terhadap nasib uang milik banyak nasabah jika analisis pembiayaan kurang tepat, maka pemberian pembiayaan
1 Jurnal Sains Komputer & Informatika. ”Implementasi JST Dalam Menentukan Kelayakan Nasabah Pinjaman KUR Pada Bank Mandiri Mikro Serbelawan Dengan Metode Backpropogation”. Vol 1. No 1. 2017
tersebut dapat menyulitkan bank dan bahkan presentase pembiayaan bermasalah pada satu bank cukup tinggi akan dapat mengganggu likuiditas keuangan bank tersebut. Menilai suatu kelayakan terhadap nasabah dalam pemberian pembiayaan, bukan hal yang mudah karena melibatkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dianalisis tepat, cermat, namun cepat.
Hal ini mengingat keamanan dari pembiayaan itu sendiri agar di kemudian hari tidak menimbulkan masalah yang menyulitkan pihak nasabah maupun merugikan pihak bank akibat pengembalian pembiayaan yang kurang lancar, diragukan, dan macet.2
Pembiayaan bermasalah akan dapat menimbulkan kerugian yang akan menghambat operasi perusahaan. Dari kerugian yang ditimbulkan, dalam beberapa kasus pemerintah memberikan suntikan modal agar kegiatan perbankan tidak terganggu. Artinya, masyarakat juga harus menanggung akibat-akibat yang ditimbulkan oleh pembiayaan bermasalah tersebut. Oleh karena itu, dalam menyalurkan pembiayaan bank harus selektif dan memilih nasabah yang akan diberi pembiayaan.
Bank Syariah Indonesia kini hadir dari hasil marger atau penggabungan 3 Bank Syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Republik Indonesia Syariah (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS). Hasil penggabungan 3 bank, menjelma menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Adapun kompesisi pemegang saham pada Bank Syariah Indonesia adalah PT Bank Mandiri
2Jurnal Sains Komputer & Informatika. ”Implementasi JST Dalam Menentukan Kelayakan Nasabah Pinjaman KUR Pada Bank Mandiri Mikro Serbelawan Dengan Metode Backpropogation”. Vol 1. No 1. 2017
3
(Persero) Tbk sebesar 50,83%, PT Bank Negara Indonesia sebesar (Persero) Tbk sebesar 24,85% PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk sebesar 17,25% dan Pemegang Saham Lainnya termasuk Publik 7,07% pasca marger.
Setelah dihitung hasil 3 gabungan Bank Syariah BUMN, Bank Syariah memiliki aset sebesar RP 21 Triliun. Sedangkan modal dasar sebesar RP 40 Triliun.3Dengan jumlah tersebut Bank Syariah ini masuk top 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset. Tepatnya urutan ke-7. Selanjutnya Bank Syariah Indonesia memiliki target menjadi pemain global di tahun 2025 dan tembus 10 Bank Syariah dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
Pada BSI A Yani KCP Situbondo terdapat tiga jenis pembiayaan yang pertama Pembiayaan Mikro atau KUR (Kredit Usaha Rakyat) merupakan pembiayaan modal kerja dan investasi kepada nasabah individu/perseorangan, badan usaha atau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup. Bank Syariah Indonesia merupakan salah satu bank terbesar yang dipercaya pemerintah sebagai penyalur kredit usaha rakyat, terdapat tiga macam pembiayaan KUR di bank syariah indonesia yaitu KUR Super Mikro, KUR Mikro, dan KUR Kecil. Yang kedua Pembiayaan Griya merupakan Fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari Bank Syariah Indonesia yang diperuntukkan untuk nasabahnya. Dengan demikian, dengan mengajukan program ini, kita bisa membeli rumah dengan pembayaran cicilan menggunakan dana pinjaman yang didasari dengan prinsip syariah. Sama
3 https://ir.bankbsi.co.id/shareholdings.html
halnya seperti program KPR pada umumnya, besaran angsuran akan disesuaikan dengan harga rumah (margin) dan jangka waktunya. Yang kedua pembiayaan mitraguna merupakan pembiayaan syariah untuk berbagai kebutuhan diantaranya pendidikan, pembelian barang elektronik, pembelian furnitur, perbaikan, kesehatan dan kebutuhan konsumen lainnya. Dengan nominal pembiayaan yang ditawarkan mulai dari Rp 100.000.000 hingga Rp 1.000.000.000 dengan jangka waktu 1-15 tahun. Dimana akad mitra guna juga menggunakan akad murabahah bil wakalah yang ditujukan kepada para PNS dan pegawai negeri lainnya.
Pada skripsi ini peneliti menggunakan obyek pembiayaan KUR dimana KUR termasuk kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan koperasi (UMKMK) di bidang usaha produktif yang usahanya layak. Dilihat dari sisi kelembagaan, maka sasaran KUR adalah UMKMK (Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi).Sektor usaha yang diperbolehkan untuk memperoleh KUR adalah semua sektor usaha produktif. Pada pembiayaan Kredit Usaha Rakyat ini, nasabah perbankan syariah menggunakan akad murabahah bil wakalah. Terdapat 3 Jenis Pembiayaan KUR di BSI A Yani KCP Situbondo KUR Super Mikro, KUR Mikro, dan KUR Kecil. KUR Super Mikro merupakan program pembiayaan untuk UMKM sebagai pemenuhan kebutuhan modal kerja dan investasi. Plafon pembiayaan BSI Kredit Usaha Rakyat Super Mikro maksimum Rp 5-10 juta. Sedangkan KUR Mikro merupakan pembiayaan modal kerja dan investasi dengan limit yang lebih
5
besar. Nasabah bisa mengajukan KUR Mikro dengan nominal di atas Rp 10- 50 juta. Sementara KUR Kecil merupakan program pembiayaan modal kerja dan investasi bagi UMKM dengan limit lebih besar lagi. Nasabah bisa mengajukan KUR Mikro dengan nominal di atas dari Rp 50-500 juta.
Dalam pelaksanaan pembiayaan KUR, akad yang dipergunakan yakni akad murabahah yang disertai dengan akad wakalah. Adapun Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang menjelaskan tentang akad murabahah yakni akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Sedangkan penggunaan akad wakalah dalam murabahah tertulis dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/46/PBI/2005 tentang Standarisasi Akad. BI menegaskan kembali pada Pasal 9 ayat 1 butir d yaitu dalam hal bank mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang, maka akad murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.4 Bahkan dalam bagian penjelasan PBI tersebut ditegaskan bahwa akad wakalah harus dibuat terpisah dengan akad murabahah. Lalu ditegaskan, yang dimaksud secara prinsip menjadi milik bank dalam wakalah pada akad murabahah adalah adanya aliran dana yang ditujukan kepada pemasok barang atau dibuktikan dengan kwitansi pembelian.
Sebagaimana diketahui, dalam pelaksanaan akad murabahah fungsi bank sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah, dengan cara membeli
4 Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/46/PBI/2005 tentang Standarisasi Akad.
barang yang diperlukan nasabah, dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang setara dengan harga beli ditambah keuntungan bank. Bank harus memberitahukan dengan jujur mengenai harga pokok barang serta biaya yang diperlukan dan menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian barang terhadap nasabah. Namun, sebagai penyedia barang dalam pelaksanaan, Bank Syariah Indonesia tidak mau terlibat dengan langkah-langkah pembelian barang kepada supplier yang sebagian besar berada di luar negeri. Oleh karena itu, pihak bank menggunakan media “akad wakalah” dengan memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang tersebut.5
Langkah pemberian wakalah kepada nasabah inilah yang oleh penulis anggap bahwa Bank Syariah Indonesia kurang bijak dan tidak hati-hati menerapakan media wakalah pembelian barang. Karena Fatwa DSN No.
04/DSN-MUI/IV/2000 telah menetapkan bahwa jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, maka akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.
Dengan kata lain, pemberian kuasa dari bank kepada nasabah atau pihak ketiga manapun, harus dilakukan sebelum akad jual beli murabahah terjadi.
Dalam kenyataannya, akad murabahah seringkali mendahului pemberian wakalah dan dropping dana pembelian barang. Dalam proses tersebut barang
5 Jurnal Ilmiah ISLAM FUTURA, "Aplikasi Pembiayaan Modal Kerja Murabahah Bi Al Wakalah Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Sungkono Surabaya". Vol. 16, No. 1, 2016
7
belum bisa dikatakan milik bank, jika dropping dana pembelian barang dilakukan setelah akad murabahah ditanda-tangani.6
Dengan adanya produk pembiayaan kredit usaha rakyat yang menggunakan akad murabahah adalah upaya yang dilakukan Bank Syariah Indonesia dalam membantu nasabah untuk memperoleh kemudahan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha nasabah serta membantu nasabah dalam meningkatkan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil hasil produksi. Penerapan akad murabahah untuk penyaluran pembiayaan kredit usaha rakyat di Bank Syariah Indonesia dilakukan dengan akad murabahah yang disertai dengan akad wakalah kepada nasabah untuk membeli barang. Dalam hal ini bank hanya bertindak sebagai lembaga intermediasi atau penyalur untuk nasabah kepada pihak ketiga. Adapun persyaratan calon nasabah yang akan melakukan permohonan pembiayaan kepada Bank Syariah Indonesia yang sudah diatur dalam buku pedoman pembiayaan Bank Syariah Indonesia.
Apabila calon nasabah sudah dikatakan layak oleh bank, maka bank akan memberikan surat persetujuan pembiayaan kepada calon nasabah dan apabila nasabah dinyatakan tidak layak, maka bank akan segera mengkonfirmasi kepada nasabah dengan mengeluarkan surat penolakan pembiayaan. Setelah calon nasabah dinyatakan layak, maka Bank Syariah Indonesia dan calon nasabah akan melakukan akad (pengikatan pembiayaan
6 Jurnal Ilmiah ISLAM FUTURA, " Aplikasi Pembiayaan Modal Kerja Murabahah Bi Al Wakalah Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Sungkono Surabaya". Vol. 16, No. 1, 2016
dan pengikatan jaminan). Sebelum pencairan fasilitas pembiayaan nasabah wajib menyediakan dana minimal sebesar seluruh biaya yang muncul di rekening nasabah, biaya tersebut akan di debet oleh bank dari rekening nasabah di Bank Syariah Indonesia. Setelah seluruh biaya yang timbul didebet oleh bank, maka bank akan mencairkan dana ke rekening nasabah, realisasi pembiayaan dilakukan terlebih dahulu masuk ke rekening nasabah dan selanjutnya ditransfer sesuai dengan kebutuhan pembiayaan ke pihak ketiga.7
Pada Oktober 2020 hingga November 2022 Jumlah nasabah yang mengajukan KUR di BSI A Yani KCP Situbondo yaitu 85 orang.
Adapun data peningkatan jumlah nasabah KUR di BSI A Yani KCP Situbondo meliputi;
Tabel 1. 1
Jumlah nasabah KUR yang mengajukan pembiayaan di BSI A Yani KCP Situbondo.
Bulan Jumlah
Nasabah
2020 2021 2022
Jan - 2 4
Feb - 2 4
Mart - 2 4
Apr - 2 5
Mei - 2 5
Juni - 2 5
Juli - 2 5
Agt - 2 5
Sept - 2 5
Okt 2 2 5
Nov 2 2 6
Des 3 3 -
Total 7 25 53
Sumber Data: BSI A Yani KCP Situbondo
77 Jurnal Ilmiah ISLAM FUTURA, "Aplikasi Pembiayaan Modal Kerja Murabahah Bi Al Wakalah Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Sungkono Surabaya". Vol. 16, No. 1, 2016
9
Berdasarkan data dalam tabel 1.1 diketahui bahwa total jumlah nasabah KUR pada tahun 2020 dari bulan Oktober hingga Desember yaitu 7 orang, total jumlah nasabah KUR pada tahun 2021 dari bulan Januari hingga Desember yaitu 25 orang, total jumlah nasabah pada tahun 2022 dari bulan Januari hingga November yaitu 53, hingga saat ini jumlah keseluruhan nasabah yang mengajukan KUR di BSI A Yani KCP Situbondo dari tahun 2020-2022 sebanyak 85 orang.
Dengan demikian, BSI A Yani KCP Situbondo sebagai pendatang baru hadir di tengah masyarakat yang mempunyai usaha atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk memudahkan masyarakat dalam memperkuat kemampuan permodalan usaha yang sesuai dengan Syariat Islam yaitu sistem bagi hasil (nisbah) atau tanpa riba. Dengan lokasi BSI A Yani KCP Situbondo yang terbilang strategis yaitu dekat dengan Jalan Raya Pantura dan dekat dengan KDS Situbondo. BSI A Yani KCP Situbondo berada di JL. A Yani No. 195C, Parse, Dawuhan, Kec. Situbondo, Kab. Situbondo, Provinsi Jawa Timur, 68311.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik meneliti bagaimana prosedur pembiayaan kredit usaha rakyat yang terjadi di BSI A Yani KCP Situbondo, implementasi akad murabahah bil wakalah yang diterapkan, dan apa faktor penyebab pembiayaan bermasalah serta bagaimana penyelesaian pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan kredit usaha rakyat, karena sebagai intermediasi antara pemerintah dan masyarakat yang memiliki usaha atau UMKM yang membutuhkan modal tambahan dalam mengembangkan
atau meningkatkan usahanya. Maka peneliti ingin meneliti yang akan ditulis dalam sebuah Proposal Skripsi yang berjudul “Implementasi Akad Murabahah Wa Al-Wakalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank Syariah Indonesia KCP Situbondo”.
B. Fokus Penelitian
Agar penelitian ini mencapai sasaran yang di inginkan dengan benar dan tepat serta untuk menghindari luasnya meluasnya pembahasan, maka penulis membatasi pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Prosedur Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat di Bank Syariah
Indonesia A Yani KCP Situbondo?
2. Bagaimana Mengimplementasikan Akad Murabahah Wa Al-Wakalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat di Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo ?
3. Apa Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Serta Bagaimana Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat di Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo ? C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Menjelaskan Bagaimana Prosedur Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat di Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo.
2. Untuk Menjelaskan Bagaimana Mengimplementasikan Akad Murabahah Wa Al-Wakalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat di Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo.
11
3. Untuk Menjelaskan Apa Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Serta Bagaimana Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat di Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo.
D. Manfaat Penelitian
Hal penting dari sebuah penelitian adalah kemanfaatan yang dapat dirasakan setelah terungkapnya hasil penelitian. Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penlitian ini adalah :
1. Secara Teoritis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang Perbankan Syariah sebagai bagian dari Ekonomi Islam.
2. Secara Praktis, a. Bagi Penulis
Tulisan ini memberikan manfaat bagi penulis berupa pemahaman yang lebih mendalam lagi mengenai lembaga Perbankan Syariah khususnya mengenai implementasi pembiayaan dengan akad murabahah dan akad wakalah serta untuk memenuhi tugas proposal skripsi program studi perbankan syariah.
b. Bagi Lembaga UIN KHAS Jember.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya secara kritis dan mendalam lagi tentang hal-hal yang sama dari sudut pandang yang berbeda.
c. Bagi Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo.
Penelitian ini diharapakan dapat berguna sebagai bahan informasi bagi Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo dalam menerapkan akad-akad syariah dalam produknya khususnya menerapkan akad murabahah wa al-wakalah dalam produk pembiayaan.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah berisi tentang istilah-istilah penting yang menjadi perhatian peneliti dalam judul penelitian. Adapun tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna dari istilah yang mana dimaksud oleh peneliti. Adapun istilah-istilah penting dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara bahasa, implementasi berarti pelaksanaan, penerapan. Secara umum, implementasi adalah tindakan atau pelakasanaan dari sebuah rencana yang telah disusun dengan matang, cermat dan terperinci. Jadi, implementasi dilakukan jika sudah ada perencanaan yang baik dan matang, atau sebuah rencana yang telah disusun jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga sudah ada kepastian dan kejelasan akan rencana tersebut. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Yaitu
13
suatu kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan dengan serius dan mengacu pada norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.8 2. Akad Murabahah Wa Al-Wakalah
Akad murabahah adalah suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang-barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang di inginkan.9
Akad Wakalah (deputyship), atau biasa disebut perwakilan, adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak (muwakkil) kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang dibolehkan.10
Jadi, akad murabahah yang disertai akad wakalah dalam pembiaayaan merupakan jual beli dimana lembaga keuangan syariah mewakilkan pembelian produk kepada nasabah kemudian setelah produk tersebut didapatkan oleh nasabah kemudian nasabah memberikannya kepada pihak lembaga keuangan syariah dalam bentuk kwitansi atau berupa nota pembelian nasabah.
3. Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat merupakan pembiayaan program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan. Program KUR dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka pelaksanaan
8 Zakky, “Pengertian Implementasi menurut Para Ahli, KBBI dan Secara Umum” Agustus
27, 2018. https://www.zonareferensi.com/pengertianimplementasi/html
9 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Depok: Rajawali Pers, 2017), 81-82
10 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, hal. 104
kebijakan percepatan pengembangan sector riil dan pemberdayaan UMKM.11 Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini diluncurkan oleh pemerintah dimana pada tahap awal melibatkan enam bank termasuk salah satunya Bank Syariah. Tujuan diluncurkan program KUR adalah untuk pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hal ini dikarenakan jumlah UMKM semakin meningkat.
4. Bank Syariah Indonesia merupakan Bank di Indonesia yang bergerak di bidang perbankan syariah. Dimana pada tanggal 1 Februari 2021 yang bertepatan dengan 19 Jumadil Akhir 1442 H menjadi penanda sejarah bergabungnya Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah menjadi satu entitas yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI). Penggabungan ini akan menyatukan kelebihan dari ketiga Bank Syariah sehingga menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas, serta memiliki kapasitas permodalan yang lebih baik. Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui kementrian BUMN, Bank Syariah Indonesia didorong untuk bersaing ditingkat global. Penggabungan ketiga Bank Syariah tersebut merupakan ikhtiar untuk melahirkan Bank Syariah kebanggaan umat, yang diharapkan menjadi energi baru pembangunan ekonomi nasional serta berkonribusi terhadap kesejahteraan masyarakat luas. Keberadaan Bank Syariah
11 https://kur.ekon.go.id
15
Indonesia juga menjadi cerminan wajah Perbankan Syariah di Indonesia yang modern, universal, dan memberikan kebaikan bagi segenap alam.12 F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Formas penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi.13 Lebih jelasnya dibawah ini akan di kemukakan gambaran secara umum pembahasan skripsi ini :
Bab I : Pendahuluan, yang meliputi konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II : Kajian kepustakaan, dalam bab ini terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori.
Bab III : Metode penelitian, bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penlitian yang akan diteliti.
Bab IV : Berupa penyajian dan analisis data, bab ini berisikan gambar objek penelitian, penyajian data dan pembahasan temuan (analisis data).
Bab V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Pada bab ini berfungsi memperoleh gamabaran dan hasil penelitian. Dan memberi gambaran
12 Handploye Handbook, PT Bank Syariah Indonesia Tbk
13 Tim Penyusun, “Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah IAIN Jember, (Jember, IAIN
Jember Press, 2019), 91
tentang penelitian yang diteliti dan memberikan saran yang terkait dengan penelitian.
17 BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan ataupun belum terpublikasikan. Dengan melakukan langkah ini, maka akan dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang dilakukan.14
Sebagai penunjang kajian dalam penelitian ini, peneliti sudah melakukan telaah pustaka dengan melakukan kajian terhadap penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan judul peneliti, penelitian- penelitian skripsi terdahulu. Maka peneliti menelaah kembali dari beberapa literatur yang berhubungan erat dan mendukung dengan penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Skripsi karya Rospita Rahayu, "Peranan Pembiayaan BSI KUR Mikro Dalam Meningkatkan Pendapatan Nasabah" (2021), Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.15
Hasil dari penelitian ini adalah peranan pembiayaan BSI KUR Mikro terhadap UMKM yaitu dengan cara memberikan bantuan modal, memberikan masukan dan rekomendasi serta memberikan pengawasan
14 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Tulis ilmiah IAIN Jember, (Jember, IAIN Jember Pres, 2019), 91
15 Rospita Rahayu, “Penerapan Pembiayaan BSI KUR Mikro Dalam Meningkatkan Pendapatan Nasabah”, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu: 2021)
sebelum mendapatkan pembiayaan maupun sesudah mendapatkan pembiayaan.
Persamaan dari skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah sama- sama membahas tentang KUR Mikro di Bank Syariah Indonesia.
Sedangkan perbedaan skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah dalam skripsi ini membahas tentang peran BSI KUR Mikro terhadap UMKM, sedangkan dalam penelitian peneliti membahas implementasi akad murabahah wa al-wakalah di BSI.
2. Skripsi karya Misbachul Huda, "Implementasi Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro Syariah Dalam Pengembangan Usaha Mikro di BRI Syariah KC Madiun" (2019), Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.16
Hasil penelitian ini adalah BRI Syariah KC Madiun menyalurkan pembiayaan KUR Mikro Syariah fokus pada usaha mikro sector perdagangan. Implementasi pembiayaan KUR Mikro Syariah pada BRI Syariah KC Madiun berjalam dengan baik dan tidak ditemukan adanya kendala, dilaksanakan secara tepat sasaran yaitu kelompok usaha yan layak dan produktif yang sudah berjalan minimal 6 bulan.
Persamaan dari skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah sama- sama membahas tentang kredit usaha rakyat. Perbedaan pada skripsi ini dengan skripsi peneliti adalah dalam skripsi ini tentang implementasi dan peran KUR dalam pengembangan usaha mikro, sedangkan dalam
16 Misbachul Huda, “Implementasi Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro
Syariah Dalam Pengembangan Usaha Mikro di BRI Syariah KC Madiun”, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo: 2019)
19
penelitian peneliti membahas implementasi akad murabahah dan akad wakalah dalam produk pembiayaan kredit pembiayaan rakyat.
3. Skripsi karya Erin Al Khoeriyah, "Implementasi Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan KPR BRI Syariah IB (Studi kasus BRI Syariah KC Bandar Lampung Kedaton)" (2020), Institut Agama Islam Negeri Metro.17
Hasil penelitian ini adalah Akad murabahah bil wakalah pada pembiayaan KPR BRI Syariah IB dimana bank mewakilkan pembeliannya kepada nasabah, namun rumah yang diperjual belikan yang seharusnya secara prinsip menjadi milik bank terlebih dahulu tetapi disini langsung terjadi akad murabahah sebelum rumah tersebut secara prinsip menjadi milik bank.
Persamaan dari skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah sama- sama membahas tentang akad murabahah dan akad wakalah pada produk pembiayaan di lembaga syariah, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perbedaan pada skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah dalam skripsi ini objek yang digunakan yaitu pembiayaan KPR BRI Syariah IB, sedangkan pada penelitian peneliti tema yang digunakan yaitu produk pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR).
17 Erin Al Khoeriyah, "Implementasi Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan
KPR BRI Syariah IB (Studi kasus BRI Syariah KC Bandar Lampung Kedaton)", (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Metro: 2020)
4. Skripsi karya ST. Mugnianti, "Analisis Penerapan Akad Murabahah Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Di BMT Fauzan Azhima Parepare" (2020), Institut Agama Islam Negeri Parepare.18
Hasil penelitian dalam skripsi ini yaitu, dalam pelaksanaannya BMT memfokuskan pembiayaan murabahah terhadap peningkatan dan perkembangan usaha perorangan atau usaha mikro yang ada di kota Parepare terkhusus pada pengusaha yang ada disekitar BMT itu sendiri.
Persamaan skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah sama-sama membahas tentang akad murabahah pada produk pembiayaan syariah.
Yang menjadi perbedaan pada skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah pada skripsi ini lokasi skripsi ini yaitu di BMT sedangkan lokasi penelitian peneliti yaitu di Bank syariah Indonesia.
5. Skripsi karya Andhika Qonita Lutfiyah, “Kesesuaian Akad Murabahah Bil Wakalah Dengan Fatwa DSN-MUI NO. 04/DSN-MUI/VI/2000 Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat Di Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Mataram” (2022), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.19
Hasil dari penelitian skripsi ini, yaitu penerapan akad murabahah bil wakalah pada produk pembiayaan KUR di BSI KC Mataram dilakukan melalui beberapa tahapan. Yang pertama tahap sales yang dilakukan oleh
18 ST. Mugnianti, “Analisis Penerapan Akad Murabahah Dalam Pengembangan Usaha
Mikro Kecil Menengah Di BMT Fauzan Azhima Parepare”, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Parepare: 2020)
19 Andhika Qonita Luthfiyah, “Kesesuaian Akad Murabahah Bil Wakalah Dengan Fatwa
DSN-MUI NO. 04/DSN-MUI/VI/2000 Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat Di Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Mataram”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2022)
21
Account Officer Micro, yang kedua tahap analisa pembiayaan, yang ketiga tahap pemberian putusan, serta yang ke empat tahap akad dan pencairan.
Persamaan skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah sama-sama membahas tentang akad murabahah dan akad wakalah pada produk kredit usaha rakyat. Yang menjadi perbedaan pada skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah rumusan masalah bagaimana tentang penerapan akad murabahah bil wakalah pada pembiayaan KUR sesuai dengan Fatwa DSN- MUI No. 04/DSN-MUI/VI/2000 sedangkan rumusan masalah pada skripsi peneliti bagaimana implementasi akad murabahah pada produk pembiayaan KUR.
6. Skripsi karya Hikmatul Fauziyah, “Analisis Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan Ultra Mikro (Umi)” (2021), Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta .20
Hasil penelitian skripsi ini, Pembiayaan Ultra Mikro melalui beberapa tahapan yaitu: Uji Kelayakan-Akad Pemesanan Barang- Pencairan Dana dan Akad Wakalah-Akad Murabahah-Angsuran- Pelunasan.
Persamaan skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah sama-sama membahas tentang akad murabahah dan akad wakalah pada produk pembiayaan syariah dan sama-sama menggunakan metode kualitatif. Yang menjadi perbedaan pada skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah pada skripsi ini yaitu lokasi penelitian skripsi ini yaitu di KSSP Abdi Kerta
20 Hikmatul Fauziyah, “Analisis Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan Ultra
Mikro (Umi)”, (Skripsi, Universitas Islam Ngeri Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2021)
Raharja KCP Ciputat sedangkan lokasi penelitian peneliti yaitu di bank syariah Indonesia KCP Situbondo.
7. Skripsi karya Nurul Ica Kusniatin, “Analisis Mekanisme Pembiayaan Murabahah Bil Wakalah Dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BSI KCP Ponorogo Cokroaminoto” (2021), Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.21
Hasil penelitian dari skripsi ini yaitu, Alasan menggunakan pembiayaan murabahah bil al-wakalah dalam Kredit Pemilikan Rumah di BSI KCP Ponorogo Cokroaminoto yaitu pembiayaan tersebut memudahkan nasabah dan bank, karna cenderung nasabah ingin membeli barang yang dibutuhkannya sendiri dari pada mewakilkannya kepada pihak bank. Selain itu ketidak mungkinan bank untuk meyediakan semua barang yang di butuhkan nasabah.
Persamaan skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah sama-sama membahas tentang akad murabahah. Perbedaan pada skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah skripsi ini menjelaskan tentang produk pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sedangkan penelitian peneliti menjelaskan tentang produk pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
8. Lutfiatul Hasanah, “Penerapan Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan Multiguna Tanpa Agunan (MTA) Untuk Modal Usaha Pada Masa Pandemic di BMT UGT Nusantara Indonesia CAPEM Kraksaan
21 Nurul Ica Kurniatin, “Analisis Mekanisme Pembiayaan Murabahah Bil Wakalah Dalam
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BSI KCP Ponorogo Cokroaminoto”, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo: 2001)
23
Probolinggo” (2021), Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.22
Hasil dari skripsi ini, yaitu pihak BMT mewakilkan anggota membeli barang untuk keperluan usaha dengan menggunakan akad wakalah. Setelah itu BMT menjual kembali barang yang sudah dibeli oleh anggota kepada anggota dengan tambahan harga yang telah disepakati.
Persamaan skripsi ini dengan penelitian peneliti yaitu sama-sama membahas akad murabahah dan akad wakalah. Perbedaan antara skripsi ini dengan penelitian peneliti yaitu objek skripsi ini yaitu pembiayaan multiguna tanpa agunan (MTA), sedangkan objek penelitian peneliti yaitu produk pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR).
9. Azharudin, ”Pelaksanaan Pembiayaan Dana Kredit Usaha Rakyat Melalui Akad Murabahah di Bank Syariah Indonesia KCP Sarolangun”
(2021), Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.23
Hasil penelitian dari skripsi ini, yaitu mekanisme akad murabahah dalam produk pembiayaan dimulai dari melengkapi persyaratan dalam pengajuan pembiayaan murabahah BSI KCP Sarolangun, yang terdiri dari syarat permohonan pembiayaan badan hukum atau badan usaha. Tahapan alur proses pembiayaan dimulai dari inisiasi, pengumpulan data, evaluasi pembiayaan, putusan pembiayaan, dan akad pembiayaan.
22 Lutfiatul Hasanah, “Penerapan Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan Multiguna Tanpa Agunan (MTA) Untuk Modal Usaha Pada Masa Pandemic di BMT UGT Nusantara Indonesia CAPEM Kraksaan Probolinggo”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember:2021)
23 Azharudin, ”Pelaksanaan Pembiayaan Dana Kredit Usaha Rakyat Melalui Akad Murabahah di Bank Syariah Indonesia KCP Sarolangun”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi: 2021)
Persamaan skripsi ini dengan penelitian peneliti yaitu sama-sama membahas tentang pembiayaan kredit usaha rakyat, serta alur pengajuan pembiayaan KUR di BSI. Yang menjadi perbedaan pada skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah pada skripsi ini tidak mengikut sertakan akad wakalah, sedangkan skripsi peneliti mengikut sertakan akad wakalah.
10. Skripsi karya Deby Chintya Harahap, “Analisis Implementasi Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Produk Pembiayaan BSM Imlan” (2020), Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.24
Hasil penelitian dari skripsi ini, yaitu penyertaan akad wakalah pada pembiayaan murabahah termasuk dalam jenis penggabungan akad yang dibolehkan, namun setiap rukun dan syarat dalam kedua akad ini harus terpenuhi jika akan digabungkan agar tidak terjerumus kedalam muamalah yang terlarang.
Persamaan skripsi ini dengan penelitian peneliti adalah sama-sama membahas tentang akad murabahah yang di ikut sertakan dengan akad wakalah. Yang menjadi perbedaan pada skrispi ini dengan penelitian peneliti yaitu pada skripsi ini membahas tentang produk pembiayaan BSM Implan, sedangkan pada skripsi peneliti membahas tentang pembiayaan kredit usaha rakyat.
24 Deby Chintya Harahap, “Analisis Implementasi Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Produk Pembiayaan BSM Implan”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara: 2020)
25
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu No
Nama, Judul, dan
Tahun Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Rospita Rahayu,
“Peranan Pembiayaan BSI KUR Mikro Dalam Meningkatkan Pendapatan Nasabah di KC Bengkulu", Tahun (2021).
Peranan pembiayaan BSI KUR Mikro terhadap UMKM yaitu dengan cara member ikan bantuan modal, memberikan masukan dan rekomendasi serta memberikan
pengawasan sebelum mendapatkan
pembiayaan maupun sesudah mendapatkan.
Sama-sama membahas tentang KUR Mikro di Bank Syariah
Indonesia.
Skripsi ini membahas tentang peran BSI KUR Mikro terhadap UMKM.
2 Misbachul Huda,
“Implementasi Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro Syariah Dalam Pengembangan Usaha Mikro di BRI Syariah KC Madiun”, Tahun (2019).
BRI Syariah KC Madiun menyalurkan pembiayaan KUR Mikro Syariah fokus pada usaha mikro sector perdagangan.
Sama-sama membahas tentang kredit usaha rakyat (KUR).
Skripsi ini membahas peran KUR dalam
pengembanga n usaha mikro.
3 Erin Al Khoeriyah,
“Implementasi Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan KPR BRI Syariah IB (Studi Kasus BRI Syariah KC Bandar Lampung
Kedaton)” Tahun (2020).
Akad murabahah bil wakalah pada
pembiayaan KPR BRI Syariah IB dimana bank mewakilkan
pembeliannya kepada nasabah, namun rumah yang diperjual belikan yang seharusnya secara prinsip menjadi milik bank terlebih dahulu tetapi disini langsung terjadi akad murabahah sebelum rumah tersebut secara prinsip menjadi milik bank.
Sama-sama membahas tentang akad murabahah dan akad wakalah pada produk pembiayaan di lembaga syariah.
Skripsi ini objek yang digunakan yaitu pembiayaan KPR BRI Syariah IB.
4 ST. Mugnianti,
"Analisis
Dalam pelaksanaannya BMT memfokuskan
Sama-sama membahas
Skripsi ini lokasi skripsi
Penerapan Akad Murabahah Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Di BMT Fauzan Azhima Parepare" Tahun (2020).
pembiayaan murabahah terhadap peningkatan dan perkembangan usaha perorangan atau usaha mikro yang ada di kota Parepare terkhusus pada pengusaha yang ada disekitar BMT itu sendiri.
tentang akad murabahah pada produk pembiayaan syariah.
ini yaitu di BMT.
5 Andhika Qonita Lutfiyah,
“Kesesuaian Akad Murabahah Bil Wakalah Dengan Fatwa DSN-MUI NO. 04/DSN- MUI/VI/2000 Pada Produk
Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat Di Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Mataram” Tahun (2022).
Penerapan akad
murabahah bil wakalah pada produk
pembiayaan KUR di BSI KC Mataram, melalui beberapa tahap Yang pertama tahap sales yang dilakukan oleh Account Officer Micro, yang kedua tahap analisa pembiayaan, yang ketiga tahap pemberian putusan, serta yang ke empat tahap akad dan pencairan.
Sama-sama membahas tentang akad murabahah dan akad wakalah pada produk kredit usaha rakyat
Objek skripsi ini
menggunaka n kesesuaian dengan Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN- MUI/VI/2000
6 Hikmatul Fauziyah,
”Analisis Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan Ultra Mikro
(Umi)”Tahun (2021).
Hasil penelitian skripsi ini, Pembiayaan Ultra Mikro melalui beberapa tahapan yaitu: Uji Kelayakan-Akad Pemesanan Barang- Pencairan Dana dan Akad Wakalah-Akad Murabahah-Angsuran- Pelunasan.
Sama-sama membahas tentang akad murabahah dan akad wakalah
Berbeda lokasi penelitian.
7 Nurul Ica Kusniatin,
“Analisis Mekanisme Pembiayaan Murabahah Bil Wakalah Dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BSI KCP Ponorogo
Pembiayaan murabahah bil al-wakalah dalam Kredit Pemilikan Rumah di BSI KCP Ponorogo
Cokroaminoto yaitu pembiayaan tersebut memudahkan nasabah dan bank, karna cenderung nasabah
Sama-sama membahas akad murabahah.
Skripsi ini menjelaskan tentang produk pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
27
Cokroaminoto”
Tahun (2021).
ingin membeli barang yang dibutuhkannya sendiri dari pada mewakilkannya
8 Lutfiyatul Hasanah,
“Penerapan akad murabahah bil wakalah pada pembiayaan multiguna tanpa agunan (MTA) untuk modal usaha pada masa
pandemi di BMT UGT Nusamtara Indonesia CAPEM Kraksaaan
Probolinggo”
Tahun (2021).
Pihak BMT
mewakilkan anggota membeli barang untuk keperluan usaha dengan menggunakan akad wakalah. Setelah itu BMT menjual kembali barang yang sudah dibeli oleh anggota kepada anggota dengan tambahan harga yang telah disepakati.
Sama-sama membahas tentang akad murabahah dan akad wakalah.
Objek skripsi ini yaitu pembiayaan multiguna tanpa agunan (MTA).
9 Azharudin,
“pelaksanaan pembiayaan dana kredit usaha rakyat melalui akad murabahah di Bank Syariah Indonesia KCP Sarolangun”
Tahun (2021).
Tahapan alur proses pembiayaan dimulai dari inisiasi,
pengumpulan data, evaluasi
Pembiayaan, putusan pembiayaan, dan akad pembiayaan.
Sama-sama membahas tentang pembiayaan kredit usaha rakyat, serta alur pengajuan pembiayaan KUR di BSI.
Pada skripsi ini tidak mengikut sertakan akad wakalah.
10 Deby Chintya Harahap, “Analisis Implementasi Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Produk
Pembiayaan BSM Implan” Tahun (2020).
Penyertaan akad wakalah pada
pembiayaan murabahah termasuk dalam jenis penggabungan akad yang dibolehkan, namun setiap rukun dan syarat dalam kedua akad ini harus terpenuhi jika akan digabungkan agar tidak terjerumus ke dalam muamalah yang terlarang.
Sama-sama membahas tentang akad murabahah yang di ikut sertakan dengan akad wakalah.
Pada skripsi ini membahas tentang produk pembiayaan BSM Implan.
Sumber: Diolah oleh peneliti
B. Kajian Teori
Bagian ini menjelaskan tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai perspektif dalam melakukan penelitian. Pembahasan teori secara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan fokus kajian.25
Upaya untuk mengarahkan penelitian ini maka dibutuhkan sebuah kerangka teori yang dapat menjadi penelitian tersebut membuahkan hasil yang maksimal, jadi kerangka teori merupakan sebuah keharusan dalam penelitian ilmiah. Kerangka teori dimaksud bertujuan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori yang akan di pakai landasan penelitian.
1. Pembiayaan Syariah
a. Definisi Pembiayaan Syariah merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan hasil bagi hasil atau margin keuntungan sesuai dengan prinsip syariah.
b. Unsur pembiayaan yaitu:26
1) Adanya dua pihak, yaitu pemberi dan penerima pembiayaan.
2) Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi pembiayaan bahwa si penerima pembiayaan akan mengembalikan pembiayaan yang
25 Tim Penyusun, “Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah IAIN Jember”, (Jember, IAIN Jember Press, 2019), 52
26 https://www.kajianpustaka.com
29
diterimanya sesuai jangka waktu dan syarat-syarat yang disetujui oleh kedua belah pihak.
3) Kesepakatan, yaitu kesepakatan antara si pemberi pembiayaan dengan penerima pembiayaan.
4) Jangka waktu, yaitu masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati.
5) Resiko, yaitu adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya pembiayaan
6) Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu pembiayaan, jasa tersebut biasa dikenal dengan margin atau keuntungan.
c. Tujuan pembiayaan yaitu:27
1) Mencari keuntungan (profitability) yaitu dengan tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan yang disalurkan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang dipeoleh dari usaha yang dikelola nasabah.
2) Safety atau keamanan yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tecapai tanpa hambatan yang berarti.
27 https://www.kajianpustaka.com
3) Membantu usaha nasabah, yaitu membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi ataupun dalam bentuk pembiayaan.
4) Membantu pemerintah, yaitu semakin banyak pembiayaan yang disalurkan bank maka semakin banyak peningkatan pembangunan diberbagai sector.
2. Prosedur Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat
Kredit usaha rakyat adalah KUR adalah pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada nasabah individu atau perseorangan, badan usaha dan/atau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup.
Munculnya Bank Syariah Indonesia sebagai salah satu penyalur KUR di Indonesia tentu saja memberikan warna baru bagi masyarakat Indonesia dalam memilih layanan pinjaman KUR dari pemeritah.28
Prosedur pembiayaan pada bank syariah tidak jauh berbeda dengan tahapan yang dilakukan pada bank konvensional dalam memberikan kreditnya. Secara garis besar, Prosedur pemberian pembiayaan pada bank syariah sebagai berikut:29
a. Tahap sebelum pemberian pembiayaan diputuskan oleh bank syariah, yaitu tahap bank syariah mempertimbangkan permohonan pembiayaan
28 Nurhaliza, Ahmad Sanusi Lukman, Sri Wahyuni Hasibuan, “Implementasi Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro Pada PT. Bank Syariah Indonesia KCP Binjai Sudirman”, (Jurnal Ekonomi Islam Vol. 04 No. 01: 2022), 73
29 Rusdan, Antoni, “Prosedur Pembiayaan Bank Syariah”, (Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman Vol. IX No. 2: 2018), 285
31
calon nasabah penerima fasilitas. Tahap ini disebut tahap analisis kelayakan penyaluran dana.
b. Tahap setelah permohonan pembiayaan diputuskan pemberiannya oleh bank syariah dan kemudian penuangan keputusan tersebut ke dalam perjanjian pembiayaan (akad pembiayaan) serta dilaksanakannya pengikatan agunan untuk pembiayaan yang diberikan itu. Tahap ini disebut tahap dokumentasi pembiayaan.
c. Tahap setelah perjanjian pembiayaan (akad pembiayaan) ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dokumen pengikatan agunan telah selesai dibuat serta selama pembiayaan itu digunakan oleh nasabah penerima fasilitas sampai jangka waktu pembiayaan berakhir. Tahap ini disebut tahap penggunaan pembiayaan.
d. Tahap setelah pembiayaan menjadi bermasalah tetapi usaha nasabah penerima fasilitas masih memiliki prospek sehingga pembiayaan yang bermasalah itu dapat diselamatkan untuk menjadi lancar kembali.
Tahap ini disebut tahap penyelamatan pembiayaan.
3. Akad Murabahah Wa Al-Wakalah a. Pengertian Akad Murabahah
Murabahah secara bahasa berasa dari kata حبر yang berarti keuntungan, karena dalam jual beli murabahah harus menjelaskan keuntungannya. Sedangkan menurut istilah murabahah adalah jual beli dengan harga pokok dengan tambahan keuntungan30. Salah satu skim
30 Zuhaily, Wahbah, Al Fiqh Al Islamiy Wa Adillatuh. (Beirut: Dar Al Fikr, 1948). 72.
fiqh yang paling populer digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual beli murabahah. Transaksi pembiayaan murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah dengan margin yang disepakati.31
Seperti diketahui bahwa pembiayaan murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan/margin yang disepakati. Dalam jual beli ini, penjual harus memberi tahu harga pokok pembelian barang dan menemukan tingkat keuntungan tertentu sebagai tambahan dan menjelaskannya kepada pembeli. Murabahah menekankan adanya pembelian komoditas berdasarkan permintaan nasabah, bukan hanya pinjaman semata sebagaimana dalam sistem kredit di perbankan konvensional. Dalam praktik pembiayaan murabahah, nasabah datang mengajukan pembiayaan atas sebuah komoditas dengan kriteria tertentu. Pada tahap ini terjadi negosiasi dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak. Kemudian, bank memesan barang kepada supplier sesuai dengan kriteria yang di inginkan nasabah. Setelah barang tersebut resmi menjadi milik bank, baru kemudian terjadi kontrak jual beli antara nasabah dan pihak bank.
Barang dan dokumen dikirimkan kepada nasabah, kemudian nasabah melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Dengan demikian, jika dilihat praktik pembiayaan murabahah tidak ditemukan adanya
31 Karim, Adiwarman. Bank Islam Wacana Ulama. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)
33
bunga tetapi, hanya margin sebagai tambahan atas harga pokok pembelian sehingga tidak bertentangan dengan syariah.
Pembiayaan murabahah ini ditetapkan untuk perbankan syariah melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/34/Kep/Dir tentang bank umum prinsip syariah, yang kemudian diperbarui dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/35/PBI/2005 dan surat keputusan direksi Bank Indonesia Nomor 32/36/Kep/Dir tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip syariah, yang kemudian diperbarui dan disempurnakan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/17/PBI/2004 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/25/PBI/2006 selanjutnya ditegaskan kembali dalam Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2008.32
Dalam impelementasinya, pelaksanaan pembiayaan murabahah yaitu nasabah mengajukan permohonan kepada bank untuk membeli barang. Bank dan nasabah melakukan negoisasi, persyaratan, dan cara pembayaran, selanjutnya Bank da nasabah sepakat melakukan transaksi akad murabahah, dan pihak bank membeli barang dari penjual/supplier sesuai spesifikasi yang diminta nasabah, lalu bank dan nasabah
32 Rachmadi Usman, Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia, (Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 2009), 178
melakukan akad jual beli atas barang yang dimaksud, dan supplier mengantarkan barangnya kepada nasabah. Nasabah menerima barang dan dokumen, dan teraakhir nasabah melakukan pembayaran sebesar poko dan margin kepada pihak bank dengan cara mencicil.
Adapun rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa hal, yaitu:
1) Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, dan musytari(pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang.
2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga), dan
3) Shighah, yaitu ijab dan Qobul.
Syarat akad murabahah yang harus dipenuhi dalam dalam transaksi ada beberapa hal, yaitu:33
1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
3) Kontrak harus bebas riba.
4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.
5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
33 Binti Nur Aisyah, “Manajemen pembiayaan bank syariah”, (Yogyakarta: Penerbit Kalimedia, 2015), 225-226.