• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Temuan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan Temuan

77

Hal ini juga ditambahkan oleh Bapak Dedi Wijanarko selaku Back Office di BSI A Yani KCP Situbondo bahwa :

“Saat nasabah menunggak angsurannya pihak bank juga memberikan tiga Surat Peringatan (SP), yang pertama di SP 1 bank akan memberikan peringatan berupa pemberitahuan untuk membayar anggsuran melalui surat ataupun telepon disini pihak bank memberi jangka waktu selama 1-3 Minggu, yang kedua di SP 2 bank juga memberi peringatan dengan jangka waktu 1-3 Minggu juga, dan yang ketiga di SP 3 jika nasabah tetap tidak bayar angsuran, maka nasabah secara sukarela menjual jaminannya atau pihak bank yang akan menyitanya”.74

Kesimpulan diatas bahwa penyelesaian yang dilakukan oleh BSI A Yani KCP Situbondo terhadap pembiayaan KUR itu sesuai dengan yang diterapkan dilapangan sudah tepat yaitu dengan cara musyawarah dengan nasabah dan melakukan penagihan secara terus menerus kepada nasabah sampai pembiayaan tersebut lunas. Hal ini dikarenakan agar tidak merugikan pihak bank dan agar nasabah bertanggung jawab atas pembiayaannya.

1. Prosedur Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat di BSI A Yani KCP Situbondo.

Fakta dilapangan menyatakan bahwa prosedur pembiayaan kredit usaha rakyat di BSI A Yani KCP Situbondo yaitu :

a. Calon nasabah ke BSI A Yani KCP Situbondo untuk mengajukan pembiayaan KUR.

b. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan KUR serta pihak bank menjelaskan macam-macam KUR dan memberikan brosur table pembiayaan KUR sehingga calon nasabah lebih mudah memilih berapa pembiayaan yang akan diajukan.

c. Calon nasabah menyerahkan fotocopy KTP Suami Istri kepada pihak bank.

d. Fotokopi kartu keluarga calon nasabah.

e. Menyerahkan fotokopi surat nikah atau surat keterangan belum menikah.

f. Menyerahkan jaminan (BKB dengan STNK atau Sertifikat Tanah dengan SPPT)

g. Menyerahkan surat keterangan usaha (SKU) h. Membuka rekening BSI atas nama calon nasabah.

i. Bersedia membayar biaya yang dikeluarkan untuk proses pembiayaan kredit usaha rakyat karena transaksi ini adalah transaksi jangka panjang, seperti membayar notaris untuk pengikatan jaminan, membayar satu kali angsuran pertama, serta pembelian materai.

79

Sebagaimana dijelaskan dalam ayat Al-Baqarah ayat 283 yaitu:



































































Artinya: “Dan jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebgaian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT, dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan kesaksiannya karena barang siapa yang menyembunyikannya, sungguh hatinya kotor (berdosa). Allah SWT maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al- Baqarah 2: 283.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebuah transaksi muamalah harus tertulis dengan benar sesuai kesepakatan sehingga tidak terjadi kesalah fahaman yang merugikan salah satu pihak. Tetapi jika pembiayaan tersebut tidak tertulis, hendaknya ada barang jaminan yang diberikan kepada orang yang berpiutang. Apabila dalam waktu tertentu pembiayaan tersebut tidak dikembalikan, maka barang jaminan harus dijual secara sukarela oleh orang yang berpiutang, sehingga pembiayaan tersebut lunas.

Langkah-langkah persiapan pembiayaan di BSI A Yani KCP Situbondo mulai dari pengajuan pembiayaan hingga direalisasikan tentunya harus melalui proses, syarat dan tata cara penyaluran pembiayaan.

Proses dan langkah yang dimaksud adalah:

a. Inisiasi

b. Verifikasi (Pengecekan)

c. Analisis / Scoring (analisis / penilaian) d. Persetujuan Pembiayaan (credit approval) e. Perjanjian Pembiayaan (Akad)

f. Dokumentasi Hukum g. Pencairan.

Pihak BSI A Yani KCP Situbondo menganalisa calon nasabah dengan menggunakan prinsip 5C, Prinsip yang dimaksud yaitu :

a. Character

Prinsip ini dilihat dari segi kepribadian atau karakter calon nasabah, bank akan menilai calon nasabah tersebut apakah bisa dipercaya dalam menjalani kerja sama atau mendapatkan pembiayaan dari bank. Faktor karakter juga menentukan apakah seseorang tersebut memiliki I’tikad baik dalam menyelesaikan pembayaran cicilan atau sebaliknya, memiliki banyak tunggakan atau telat bayar.

b. Capacity

Prinsip ini yaitu menilai nasabah dari kemampuan nasabah dalam mengelola keuangan pribadinya atau usaha yang dimilikinya.

Factor ini juga menentukan kemampuan membayar cicilan pembiayaan seseorang kepada bank, seperti apakah nasabah tersebut pernah mengalami sebuah permasalahan keuangan sebelumnya atau tidak.

81

c. Capital

Prinsip ini yaitu terkait dengan kondisi asset dan kekayaan yang dimiliki oleh calon nasabah, khususnya nasabah yang mempunyai sebuah usaha. Bagi pengusaha, maka faktor capital akan dinilai dari laporan tahunan perusahaan yang dikelola. Sehingga dari penilaian tersebut pihak bank dapat menentukan layak atau tidaknya calon nasabah tersebut.

d. Collateral

Semakin besar nilai agunan atau jaminan yang diberikan untuk pengajuan pembiayaan maka akan semakin besar pula poin penilaiannya. Prinsip ini perlu diperhatikan bagi nasabah, sebab ketika tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam pengembalian pembiayaan dari pihak bank, maka sesui dengan ketentuan yang ada, pihak bank akan menjual asset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan. Tetapi didalam BSI A Yani KCP Situbondo jika asset sudah dijual maka dananya dipotong untuk sisa pembiayaan dan lebihnya dikembalikan kepada nasabah.

e. Condition

Prinsip ini dipengaruhi oleh faktor diluar dari pihak bank maupun nasabah. Misalnya, usia minimal pembiayaan, jumlah pembiayaan, atau kondisi lainnya yang telah ditetapkan oleh bank kepada nasabahnya. Contoh kondisi lainnya yag juga menjadi pertimbangan bank dalam memberikan pembiayaan kepada calon

nasabah atau pengusaha antara lain kondisi perekonomian suatu daerah atau Negara terhadap jenis bisnis yang dilakukan oleh peminjam.

Adapun SOP Pengajuan KUR di Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo yakni :

a. Pengajuan Lewat Cabang terdekat 1) Siapkan syarat dokumen pengajuan

2) Datangi kantor cabang BSI A Yani KCP Situbondo 3) Sampaikan tujuan kedatangan kepada petugas bank 4) Tentukan jenis KUR yang hendak anda ajukan

5) Isi formulir pengajuan dan lengkapi dokumen persyaratan 6) Lanjutkan proses sesuai panduan petugas bank.

b. Pengajuan KUR BSI Online

1) Kunjungi official website di bankbsi.co.id 2) Pilih menu “produk dan layanan”

3) Pilih jenis produk pembiayaan individu

4) Tentukan jenis KUR yang hendak anda ajukan (KUR Kecil, Mikro, atau Super Mikro)

5) Lihat syarat dan ketentuan umum 6) Pilih tombol “saya berminat”

7) Isi lengkap e-form BSI KUR sesuai yang anda pilih 8) Tuliskan nama, nomor telepon, dan alamat email aktif

9) Tentukan provinsi lalu pilih kabupaten/kota sesuai domisili anda 10) Tap tombol “Daftarkan Saya”.

83

Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat merupakan salah satu program pemerintah yang dipandang mampu untuk memacu pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sehingga dapat meningkatkan produktivitas pengusaha. Pembiayaan KUR ini memberikan kemudahan bagi masyarakat agar dapat mengembangkan usahanya dengan menggunakan pembiayaaan KUR di BSI A Yani KCP Situbondo dengan pembiaayaan tanpa bunga.

2. Implementasi Akad Murabahah Wa Al-Wakalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat di BSI A Yani KCP Situbondo.

Pembiayaan kredit usaha rakyat merupakan bentuk pembiayaan yang menjadi bagian dari program pemerintah untuk memudahkan UMKM dalam mendapatkan modal usaha yang menggunakan akad murabahah disertai akad wakalah dengan plafon pembiayaan Rp.

5.000.000 hingga Rp. 500.000.000

Jadi, implementasi akad murabahah yang disertai dengan akad wakalah pada pembiayaan kredit usaha rakyat di BSI AYani KCP Situbondo, yang mana pihak bank sebagai pemilik modal mewakilkan pembelian produk kepada nasabah yang kemudian setelah produk usaha tersebut dibeli barulah nasabah menyerahkan bukti kepada pihak bank yang berupa kwitansi atau nota pembelian.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist dari riwayat Ibnu Majah, dari Shuhaib:

،ُةَضَراَقُملاَو ،ٍلَجَا يَلِا ُعْيَ بلا :ُةَكَرَ بْلا َّنِهِف ٌثَلاَث :َلاَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها يَّلَص َّيِبَّنلا َّنَا )بيهس نع وجام نبا هاور( ِعْيَ بْلِل َلا ِتْيَ بْلِل ِرْيِعَّشلااِب ِّرُ بلا ُطْلَخلاَو

“Nabi bersabda, ada tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkahan:

jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (nama lain dari mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan tidak untuk dijual” (HR. Ibnu Majah).

Dan adapun skema pembiayaan kredit usaha rakyat yang menggunakan akad murabahah yang disertai akad wakalah yaitu :

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Gambar 4.3

Skema Implementasi Akad Murabahah Yang Disertai Akad Wakalah.

Pada skema tersebut menjelaskan bahwa tahap pembiayaan kredit usaha rakyat di BSI A Yani KCP Situbondo yaitu calon nasabah pergi ke pihak bank BSI A Yani KCP Situbondo untuk melakukan pengajuan pembiayaan setelah itu nasabah menyerahkan persyaratan pembiayaan

Akad Wakalah untuk membeli barang

Akad jual beli (murabahah)

Bayar Angsuran.

Nasabah Bank

Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo

Menyerahkan Jaminan Negosiasi dan

Persyaratan

85

kredit usaha rakyat kepada pihak bank dengan disertai jaminan, selanjutnya jika pengajuan telah disetujui oleh pihak bank, pihak bank mewakilkan pembelian produk kepada nasabah atau telah terjadi akad wakalah tersebut, setelah nasabah memdapatkan atau telah membeli produk yang telah di inginkan, nasabah memberikannya kepada pihak bank atau menyerahkan bukti berupa kwitansi pembelian ataupun nota dan disini telah terjadi akad murabahah, tahap terakhir yaitu nasabah membayar angsuran secara rutin hingga lunas.

3. Faktor Penyebab Serta Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat di BSI A Yani KCP Situbondo.

Sebelum melangkah pada penyelesaian pembiayaan bermasalah peneliti akan menguraikan faktor penyebab pembiayaan bermasalah, fakta dilapangan bahwa faktor penyebab pembiayaan bermasalah pada pembiayaan kredit usaha rakyat di BSI A Yani KCP Situbondo yang dilakukan nasabah dan diamati oleh pihak bank yaitu usaha yang dimiliki nasabah menurun dan itu akan berakibat pada pembayaran angsuran, serta pembiayaan yang dipakai tidak digunakan sebagai mana mestinya.

Menurut peneliti faktor penyebab pembiayaan bermasalah yang diamati oleh pihak bank sesuai.

Selanjutnya penyelesaian pembiayaan bermasalah pada fakta dilapangan menyatakan bahwa penyelesaian pembiayaan bermasalah pada pembiayaan kredit usaha rakyat di BSI A Yani KCP Situbondo, pihak

bank terjun langsung kepada nasabah atau tempat usaha nasabah untuk melakukan penagihan secara terus menerus hingga lunas, atau melakukan musyarawah antara pihak bank dan nasabah seperti memperkecil angsuran dengan menambah waktu angsuran, atau bisa juga dilakukan restrukturisasi.

Menurut peneliti penyelesaian pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh pihak BSI A Yani KCP Situbondo sudah benar sesuai dengan pendapat Rachmadi Usman., S.H., M.H. dalam bukunya yang berjudul Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah, diutamakan melalui jalur musyawarah atau menggunakan cara-cara damai. Cara-cara damai dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah di perbankan syariah ini sesuai dengan ajaran agama Islam. Menurut ajaran agama Islam, urusan muamalah dianjurkan untuk diselesaikan melalui cara-cara damai melalui musyawarah atau perundingan antara pihak bank dan nasabah sehingga tercapai kesepakatan.

Ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah bahwa :

“Dalam hal salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana tertuang dalam akad antara bank dengan nasabah, atau jika terjadi masalah antara bank dengan nasabah, penyelesaian dilakukan melalui musyawarah.”

87

Jadi, jika terjadi perselisihan antara pihak bank dengan nasabah perbankan syariah, penyelesaian utamanya dilakukan melalui cara

“musyawarah”. “perdamaian”, atau “damai” di antara dua belah pihak yang berselisih.

Dalam al-Qur’an juga memerintah penyelesaian suatu perselisihan yang dapat dilakukan melalui perdamaian, dengan ayat berikut :























































Artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisika-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang-orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau mengadakan perdamaian antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah SW, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar.” QS. An-nisa {4}: 114

Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa ajaran agama Islam memberikan peluang kepada umatnya untuk menyelesaikan perselisihan secara kekeluargaan atau musyarawarah.

Menurut Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H. dalam bukunya yang berjudul Perbankan Syariah Produk-produk dan aspek-aspek hukumnya, Berdasarkan Pasal 1 ayat 7 PBI No. 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, yaitu restrukturisasi pembiayaan merupakan upaya yang dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya, antara lain sebagai berikut :

1) Penjadwalan kembali (rescheduling), yakni perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya.

2) Persyaratan kembali (reconditioning), yakni perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan, antara lain perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka waktu, dan pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada bank.

3) Penataan kembali (restructuring), yakni perubahan persyaratan pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling atau reconditioning, antara lain meliputi :

a) Penambahan dana fasilitas pembiayaan.

b) Konversi akad pembiayaan.

c) Konversi pembiayaan menjadi surat berharga syariah berjangka waktu menengah.

d) Konversi pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan nasabah.

89 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang dari wawancara penelitian lapangan mengenai implementasi akad murabahah wa al-wakalah pada pembiaayaan KUR dan penambahan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditari kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur pembiayaan kredit usaha rakyat di BSI A Yani KCP Situbondo yaitu memulai pendaftaran di kantor terdekat, pengisian persyaratan, pihak bank menganalisa menggunakan 5C, proses survei pencairan dan melakukan ijab Kabul atau akad secara tertulis agar perjanjian sah dan dapat dipertanggung jawabkan.

2. Implementasi akad murabahah wa al-wakalah pada pembiayaan kredit usaha rakyat di BSI A Yani KCP Situbondo yaitu pihak bank memberi kuasa atau mewakilkan dananya kepada nasabah untuk membeli barang kebutuhan sebagai modal usaha nasabah sesuai dengan kebutuhannya, lalu nasabah memberikan bukti kwitansi atau nota kepada pihak bank agar prinsip syariah tetap terjaga.

3. Factor penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah yaitu Usaha yang dimiliki nasabah menurun akan berdampak pada angsuran. Dan penyelesaian pada pembiayaan bermasalah di BSI A Yani KCP Situbondo tersebut yaitu musyawarah antara pihak bank dan nasabah, dan melalui penagihan secara terus menerus hingga pembiayaan tersebut lunas.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai berikut :

1. BSI A Yani KCP Situbondo hendaknya lebih ditingkatkan lagi terkait menejemen marketing pada produk pembiayaan begitu juga produk tabungan BSI karena masih ada masyarakat yang tidak mengetahui produk-produk BSI.

2. Bagi BSI A Yani KCP Situbondo agar fokus pada pembelian barang yang dibeli nasabah dengan menggunakan akad murabahah wa al-wakalah untuk menjaga kualitas syariah suatu barang.

3. Bagi peneliti selanjutnya, agar bisa memaksimalkan penelitian tentang pembiayaan kredit usaha rakyat yang disetiap perbankan menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR).

91

DAFTAR PUSTAKA

Ali Sadikin Asmoroyudo, wawancara, Situbondo, 28 Desember 2022

Andhika Qonita Luthfiyah. “Kesesuaian Akad Murabahah Bil Wakalah Dengan Fatwa DSN-MUI NO. 04/DSN-MUI/VI/2000 Pada Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat Di Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Mataram”.

Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Anshori, Abdul Ghafur. 2018. Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta:

Gadjah Mada University press.

Azharudin, ”Pelaksanaan Pembiayaan Dana Kredit Usaha Rakyat Melalui Akad Murabahah di Bank Syariah Indonesia KCP Sarolangun”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2021)

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2006 Chekky Kurniasari Dewi. “Penyelesaian pembiayaan bermasalah pada perbankan

syariah ditinjau dari undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah”. (Tesis, Universitas Indonesia, Depok: 2011)

Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (cet XIII) (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013)

Deby Chintya Harahap, “Analisis Implementasi Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Produk Pembiayaan BSM Implan”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2020)

Dedi Wijanarko, wawancara, Situbondo, 28 Desember 2022 Dedy Setyabudhi, wawancara, Situbondo, 28 Desember 2022

Dirga Fitriadi, “Penyebab Pembiayaan Bermasalah dan Solusinya di BMT Pat Sepakat”, (Skripsi, Institut Agama IslAM Negeri Curup, 2019).

Dr. H Dody Ananta Rivandi Witjajaatmadja dan Dr. Cucu Shaliha. 2019. Akad Pembiayaan Murabahah di Bank Syariah Dalam Bentuk Akta Otentik.

Malang: Inteligeensa Media.

Erin Al Khoeriyah. "Implementasi Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan KPR BRI Syariah IB (Studi kasus BRI Syariah KC Bandar Lampung Kedaton)". Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Metro.

Handploye Handbook, PT Bank Syariah Indonesia Tbk

Hikmatul Fauziyah. “Analisis Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan Ultra Mikro (Umi)”. Skripsi, Universitas Islam Ngeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

https://ir.bankbsi.co.id/shareholdings.html https://kur.ekon.go.id

https://www.kajianpustaka.com

https://www.zonareferensi.com/pengertianimplementasi/html

Indrawan, Rully. Poppy Yaniarti. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran. Bandung: Refika Aditama.

Jurnal Ekonomi Islam. “Implementasi Produk Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro Pada PT. Bank Syariah Indonesia Kantor Cabang Pembantu Binjai Sudirman”. Vol. 04 No. 01. Juli 2022.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. “Dampak Penggabungan Tiga Bank Syariah di Indonesia”. Vol. 7. No. 2. 2021.

Jurnal Ilmiah ISLAM FUTURA. “Aplikasi Pembiayaan Modal Kerja Murabahah Bi Al Wakalah Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Sungkono Surabaya”. Vol. 16, No. 1. 2016

Jurnal Islamic Center. Vol. 2. No. 1. Juni 2021

Jurnal Sains Komputer & Informatika. ”Implementasi JST Dalam Menentukan Kelayakan Nasabah Pinjaman KUR Pada Bank Mandiri Mikro Serbelawan Dengan Metode Backpropogation”. Vol 1. No 1. 2017

Karim, Adiwarman A. 2009. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Karim, Adiwarman. Bank Islam Wacana Ulama. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)

Lutfiatul Hasanah. “Implementasi Akad Murabahah Bil Wakalah Pada Pembiayaan Multi Guna Tanpa Agunan (MTA) Untuk Modal Usaha Pada Masa Pandemi di BMT UGT Nusantara Indonesia CAPEM Kraksaan Probolinggo”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Misbachul Huda. “Implementasi Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro Syariah Dalam Pengembangan Usaha Mikro di BRI Syariah KC Madiun”.

Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.

Mursid. “Manajemen Pemasaran”. (Jakarta: PT. Bumi Angkasa, 2003)

Nur Aisyah, Binti. “Manajemen pembiayaan bank syariah”, (Yogyakarta: Penerbit Kalimedia, 2015).

Nurul Ica Kurniatin. “Analisis Mekanisme Pembiayaan Murabahah Bil Wakalah Dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BSI KCP Ponorogo Cokroaminoto”. Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.

Penyusun, Tim. “Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah IAIN Jember”. Jember:

IAIN Jember Press. 2019.

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/46/PBI/2005 tentang Standarisasi Akad.

Quran Surat Al Baqarah/2 :275.

Riniatin, wawancara, Situbondo 4 Januari 2023

Risa Nuril Firdausi, wawancara, Situbondo 4 Januari 2023

Rospita Rahayu, “Penerapan Pembiayaan BSI KUR Mikro Dalam Meningkatkan Pendapatan Nasabah”, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2021)

Rusdan, Antoni. “Prosedur Pembiayaan Bank Syariah”. (Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman) Vol. IX No. 2: 2018

Sari, Nilam. 2015. Kontrak (Akad) dan Implementasinya Pada Perbankan Syariah di Indonesia. Banda Aceh: PeNa.

Satori, Djam`an dan Aan Komariah. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alvabeta.

Siyoto, Sandu. Dasar Metode Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publising.

2015

ST. Mugnianti. “Analisis Penerapan Akad Murabahah Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Di BMT Fauzan Azhima Parepare”.

Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Parepare.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 2013

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2018

Syafe’i, Rachmad. Fiqh Muamalah. Bandung: CV Pustaka Setia.2001

Usman, Rachmadi. 2009. Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Wahyuni, Indah. Metode Penelitian Kuantitatif. Jember: STAIN Jember Press.

2014.

Zuhaily, Wahbah, Al Fiqh Al Islamiy Wa Adillatuh. (Beirut: Dar Al Fikr, 1948).

MATRIK PENELITIAN

JUDUL VARIABEL SUB

VARIABEL

INDIKATOR SUMBER

DATA

METODELOGI PENELITIAN

FOKUS PENELITIAN Implementa

si Akad Murabahah Wa Al- Wakalah Pada Produk Pembiayaa n Kredit Usaha Rakyat (KUR) Di BSI A Yani KCP Situbondo.

1. Implementa si Akad Murabahah Wa Al- Wakalah Pada Produk KUR.

a. Akad Murabaha h

b. Akad Wakalah

1) Pengertian Akad Murabahah 2) Rukun

Akad Murabahah 3) Syarat

Akad Muarabah 4) Landasan

Hukum Akad Murabahah.

1) Pengertian Akad Wakalah 2) Rukun

Akad Wakalah 3) Syarat

Akad Wakalah

1. Data Primer:

a. Pimpinan BSI A Yani KCP Situbondo.

b. Micro Relation Manager KUR BSI A Yani KCP Situbondo.

c. Back Office BSI A Yani KCP Situbondo.

2. Data Sekunder:

a. Buku b. Jurnal

1. Pendekatan penelitian:

Kualitatif Deskriptif.

2. Jenis Penelitian:

Field Research.

3. Tekhnik Pengumpulan data

(Wawancara, Dokumentasi, Observasi).

4. Analisis data (Reduksi Data, Penyajian Data, Kesimpulan atau Verifikasi Data).

5. Keabsahan Data menggunakan Triangulasi Sumber.

1. Bagaimana Prosedure Pembiayaa n Kredit Usaha Rakyat di Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo?

2. Bagaimana Mengimple mentasikan Akad Murabahah Wa Al- Wakalah Pada Produk Pembiayaa n Kredit

c. KUR dan Jenis KUR di BSI A Yani KCP Situbond o.

d. Penyebab Pembiaya an Bermasal ah Di BSI A Yani KCP Situbondo .

e. Penyelesai an

Pembiayaa n

Bermasala h Di BSI A Yani KCP Situbondo.

4) Landasan Hukum Akad Wakalah.

1) Pengertian KUR 2) Syarat KUR 3) KUR

Mikro, KUR Super Mikro, dan KUR Kecil.

1) Nasabah.

1) Musyawara h

2) Penagihan 3) Restrukturis

asi.

c. Websit e/Inter net.

Usaha Rakyat di Bank Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo

?

3. Apa Faktor Penyebab Pembiayaa n

Bermasalah Serta Bagaiman Penyelesaia n

Pembiayaa n

Bermasalah Pada Produk Pembiayaa n Kredit Usaha Rakyat di Bank

2. BSI A Yani KCP Situbondo.

a. Profil BSI A Yani KCP Situbondo.

1) Sejarah BSI A Yani KCP Situbondo.

2) Visi dan Misi BSI A Yani KCP Situbondo.

3) Lokasi BSI A Yani KCP Situbondo.

4) Struktur BSI A Yani KCP Situbondo.

Syariah Indonesia A Yani KCP Situbondo

?

Dokumen terkait