MESIN-MESIN KHUSUS/ ALAT ALAT BERAT
BULLDOZER
Disusun Oleh: Septy Jumantoro
09/285663/35879
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan kesempatan kepada penulis dan kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Bulldozer”.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Orang Tua, Bapak Ir. Suhijarto PS. selaku dosen pengajar mata kuliah Alat Berat, teman-teman mahasiswa serta semua pihak yang selalu memberikan bantuan baik secara moral maupun materi hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan dalam mengembangkan wawasan kepada para pembaca. Penyusun menyadari adanya kekurangan dalam penyajian makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini, atas perhatiannya mohon maaf dan terima kasih penyusun sampaikan.
Yogyakarta, Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
II.2 Kegunaan Bulldozer... 5
II.3 Bagian Utama Bulldozer... 8
II.4 Tipe-Tipe Bulldozer..……….... 8 II.5 Operasi Bulldozer... 12 II.6 Produktivitas Bulldozer...
13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pekerjaan konstruksi baik itu membangun suatu gedung, jalan, jembatan ataupun pekerjaan konstruksi lainnya sangat membutuhkan alat-alat yang dapat mendukung pekerjaan tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi tidak hanya alat-alat ringan yang sudah biasa digunakan dalam membangun konstruksi sederhana tetapi untuk konstruksi yang dirancang tidak sederhana sangat memerlukan alat-alat berat.
Alat-alat berat mempunyai faktor efektifitas dan efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara manual. Alat-alat berat ini tidak dapat begitu saja didistribusikan ke lapangan karena membutuhkan alat berat lainnya yang berfungsi sebagai alat pengangkut. Tidak hanya alat-alat berat saja yang perlu diangkut ke lapangan tetapi bahan-bahan bangunan ataupun material memerlukannya. Pemilihan alat angkut sangat berpengaruh terhadap barang yang akan diangkutnya, kondisi medan yang akan dilalui ke lapangan, dan juga tergantung pada fungsi dari alat angkut tersebut. Dalam pekerjaan konstruksi, alat angkut khusus yang sering digunakan yaitu Bulldozer, Scraper, Motor Grader, Loader, Ripper, Power Shovel, Back Hoe, Clamshell, Dragline, Crane, dan alat-alat lain. Alat angkut khusus tersebut mempunyai fungsi, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda-beda.
Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik mesin adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah di tentukan, atau kerugian perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmentnya, haruslah dipahami fungsi dan aplikasinya. Terdapat beraneka macam alat yang sering di gunakan dalam pekerjaan konstruksi, tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini hanya bulldozer saja. Disini akan diberikan juga contoh perhitungan prodktivitas untuk bulldozer.
Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau construction equipment) dengan penggeraknya adalah traktor, menggunakan track/ rantai, serta dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik material (tanah, pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan untuk menggambarkan semua tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi dengan blade.
Ripper untuk membongkar material yang tidak dapat digali menggunakan blade, biasanya untuk pekerjaan pembuatan jalan atau pertambangan.
Winch untuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan
pengeluaran kayu di hutan.
Umumnya bulldozer banyak digunakan di pekerjaan pertambangan, terutama untuk pertambangan batubara. Bulldozer ini digunakan untuk meratakan tanah, menggali dan menumbangkan pohon saat proses land clearing.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Memenuhi tugas khusus pembuatan makalah untuk mata kuliah Alat Berat.
1.2.2. Tujuan Khusus
Mengetahui kegunaan bulldozer, tipe-tipe bulldozer, pengoperasian bulldozer, serta menghitung produktifitas bulldozer.
1.3 Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bulldozer
Bulldozer adalah suatu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe) untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa digunakan untuk menggali (digging), mendorong (pushing), menggusur meratakan (spreading), menarik beban, menimbun (filling), dan banyak lagi. Mampu beroperasi di daerah yang lunak sampai daerah yang keras sekalipun. Dengan swamp dozer untuk daerah yang sangat lunak, dan daerah yang sangat keras perlu dibantu dengan ripper (alat garu), atau dengan blasting (peledakan dengan tujuan pemecahan pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada daerah yang miring dengan sudut kemiringan tertentu, berbukit, apalagi didaerah yang rata. Jarak dorong efisien berkisar antara 25-40 meter dan tidak lebih dari 100 meter. Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh, bila perlu gerakan mendorong dilakukan secara estafet. Mendorong pada daerah turunan lebih efektif dan produktif daripada di daerah tanjakan. Attachment yang biasanya menyertainya antara lain: bermacam-macam blade, towing, winch, ripper, tree pusher, harrow, disc plough, towed scraper, sheep foot roller, peralatan pipe layer, dan lain-lain.
Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak utamanya, artinya traktor yang dilengkapi dozer attachment dalam hal ini perlengkapannya attachment adalah blade. Sebenarnya, bulldozer adalah nama jenis dari dozer, selain mendorong lurus ke depan, juga memungkinkan untuk mendorong ke samping dengan sudut 250 terhadap kedudukan lurus.
2.2. Kegunaan Bulldozer
2.2.1. Pembabatan atau penebasan (cleraring) lokasi proyek.
Buldoser mampu membersihkan lokasi dari semak-semak, pohon besar/ kecil, sisa pohon yang sudah ditebang, menghilangkan/ membuang bagian tanah atau batuan yang menghalangi pekerjaan pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan ini dapat dikerjakan sebelum pemindahan tanah itu sendiri dilakukan atau dikerjakan bersama-sama.
• Didorong bebarapa kali dengan perlahan supaya bagian pohon yang kering gugur, lalu didorong secara mendadak dengan sedikit mengangkat sudunya sampai pohon roboh.
• Pohon dilingkari dengan rantai lalu ditarik oleh dia buah Buldoser. Jika diameter pohon itu lebih besar dari 25 cm, ada tiga cara yang dapat dilakukan.
• Tanah disekeliling pohon digali supaya akar-akarnya putus, lalu pohon didorong. digergaji, kemudian tunggulnya diangkat dengan peledakan.
Jika di lokasi proyek terdapat bongkahan batu besar yang mengganggu pekerjaan, maka batu harus dicongkel dan didorong dari sebelah luar sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya sampai pada batas luar daerah kerja. Jika batu tersebut ada disebuah lembah, maka lerengnya harus digali dulu agar tidak terlalu curam, sebab ada kemungkinan Buldoser akan terbalik.
2.2.2. Merintis (pioneering) jalan proyek.
Pekerjaan perintisan merupakan kelanjutan dari pekerjaan pembabatan/penabasan. Pekerjaan merintis meliputi: pekerjaan perataan tanah, pembuatan jalan darurat untuk transportasi alat mekanis, dan jika perlu adalah pembuatan saluran air untuk drainase tempat kerja.
2.2.3. Gali/angkut jarak pendek.
Menggali lalu mendorong tanah galian itu ke suatu tempat tertentu, misalnya pada pembuatan jalan raya, kanal, dan sebagainya. Bila kondisi jalan tidak licin, penggunaan Buldoser roda karet akan lebih efisien.
Jika dibandingkan dengan cara pemindahan tanah yang lain, pada tahap-tahap tertentu cara gali/ angkut menggunakan Buldoser tidak selalu ekonomis; penggunaan Buldoser untuk gali angkut sangat efisien jika:
1) Jarak dorong Buldoser roda besi < 200 ft, dan untuk roda karet < 400 ft, pemakaian lebih dari itu sangat tidak efisien, dan
2.2.4. Pusher loading.
Membantu Power Scrapper konvensional (standar) dalam mengisi muatan. Bantuan Buldoser itu diperlukan untuk menambah tenaga agar diperoleh kecepatan pengisian yang lebih tinggi.
2.2.5. Menyebarkan material.
Menyebarkan tanah ke tempat-tempat tertentu denganketebalan yang dikehendaki; misalnya material yang ditumpuk disuatu tempat oleh truck atau alat angkut lainnya.
2.2.6. Penimbunan kembali
Pekerjaan penimbunan kembali terhadap bekas lubang-lubang galian seperti menutup kembali gorong-gorong di bawah tanah, penimbunan lubang fondasi atau tiang penyangga bangunan besar (jembatan, menara beton, dan lain-lain), dan menutup kembali pipa minyak, pipa gas alam, atau pipa air minum bila sudah terpasang.
2.2.7. Trimming dan sloping
Pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat; misalnya tanggul, dam, kanal besar, tepi jalan raya, dan sebagainya. Pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh operator yan sudah berpengalaman, lebih lebih jika sudut kemiringannya besar, sebab ada kemungkinan Buldoser tergelincir ke bawah.
2.2.8. Ditching
Kegiatan menggali saluran/ selokan/ kanal yang penampangnya berbentuk U atau V.
2.2.9. Menarik
Pekerjaan untuk menarik benda-benda berat atau peralatan mekanis yang sedang rusak, agar dapat dipindahkan ke tempat yang diinginkan.
2.2.10.Memuat.
2.3 Bagian-Bagian Utama Bulldozer
Gambar 2.1 Bagian-bagian utama bulldozer
1) Blade : Untuk Mendorong Material
2) Lift Silinder : Menggerakkan Blade
3) Carier Roller : Penahan Main Frame
4) Ripper : Pengeruk
5) Sproket : Menggerakkan Track
6) Main Frame : Alur Carier Roller
7) Staright Frame : Batang Penyanggah Blade
8) Track : Sebagai roda untuk excavator
9) Cutting Edge : Meratakan Permukaan Tanah
10) End Bit : Menyerok Material
2.4 Tipe-Tipe Bulldozer
2.4.1. Berdasarkan Alat Geraknya
Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan
penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu
Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan
maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan
di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.
Perbandingan antara Crawler Tractor Dozer dan Wheel Tractor Dozer
disajikan dalam tabel berikut ini:
Crawler Tractor Dozer Wheel Tractor Dozer
Punya daya dorong besar, terutama pada
tanah lunak karena bidang geser besar
Daya dorongnya lebih kecil tapi
kecepatannya lebih besar
Dapat digunakan pada tanah lumpur
maupun berbatu tajam
Tak dapat digunakan pada tanah lumpur,
jika digunakan pada tanah berbatu usia ban
menjadi lebih pendek
Untuk membawa ke lokasi harus diangkut,
karena jika berjalan di aspal dapat merusak
aspal
Dapat dibawa ke lokasi tanpa diangkut
Memiliki jarak angkut yang pendek
(maksumum 30 feet) Jarak angkutnya bisa jauh
Operator cepat lelah Enak dikendarai
Gambar 2.2 Wheel tractor Dozer (roda rantai)
Gambar 2.3 Crawler tractor Dozer (roda karet)
2.4.2 Berdasarkan Alat Kendali
Menurut alat kendali pisau dozer (blade)-nya, dibedakan dalam:
1) Cable controlled
2) Hydraulic controlled
Perbandingan Cable controlled dengan Hydraulic controlled: Cable Controlled Hydraulic Controlled
Sederhana dalam pemasangan dan
pemakaian
Tekanan pisau lebih besar
Daya apung (floating) besar Tidak dapat bekerja pada medan
yang jelek, becek, lembek
Tidak cocok untuk tanah yang
keras
Kadang-kadang kesulitan untuk
menyiapkan minyak hidrolis jika
lokasi jauh dari kota
Gambar 2.5 Cable controllede dozer 2.4.3 Berdasarkan Blade/Pisau
Posisi blade pada bulldozer ada 2(dua), yaitu posisi tegak lurus dan
posisimiring. Posisi blade tegak lurus hanya dapat bergerak maju, dan posisi
miring dapat bergerak-gerak sesuai dengan jarak kemiringannya (kedepan
dan kesamping).
Jenis blade yang digunakan pada bulldozer adalah :
1) Universal Blade (U – Blade)
Blade ini dilengkapi dengan sayap yang bertujuan
meningkatkan produktivitas. Sayap ini akan membuat bulldozer
mendorong/membawa muatan lebih banyak, karena memungkinkan
kehilangan muatan lebih kecil. Kebanyakan blade tipe ini dipakai
untuk pekerjaan reklamasi tanah, pekerjaan penyediaan bahan (stock
pilling) dan lain-lain.
Gambar 2.6 U-Blade Dozer
2) Straight Blade (S – Blade)
Blade jenis ini sangat cocok untuk berbagai kondisi medan,
untuk mendorong material cohesive, penggalian struktur dan
penimbunan. Dengan memiringkan blade dapat berfungsi untuk
menggali tanah keras. Manuver blade jenis inilebih mudah dan dapat
menangani material dengan mudah.
Gambar 2.7 S-Blade Dozer
3) Angling Blade (A – Blade)
Blade dengan posisi lurus dan menyudut, juga dibuat untuk:
Pembuangan kesamping (side casting)
Pembukaan jalan (pioneering roads)
Penggalian saluran (cutting ditches)
Sangat effektif untuk pekerjaan side hill cut atau back filling
Gambar 2.8 A-Blade Dozer
4) Cushion Blade (C – Blade)
Blade tipe ini dilengkapi dengan rubber cushion (bantalan
karet) untuk meredam tumbukan. Selain untuk push dozing, blade
juga dipakai untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing yang lain.
Lebar C-blade memungkinkan peningkatan manuver.
Selain perlengkapan standar Bulldozer ini juga memiliki
beberapa option/Peralatan tambahan seperti: Pisau garuk, Garu
batuan, Pembajak akar, Pemotong pohon jenis V, Kanopi pelindung
Gambar 2.9 C-blade dozer
5) Bowl Blade
Blade ini dibuat untuk membawa /mendorong material dengan
kehilangansesedikit mungkin, karena adanya dinding besi pada sisi
blade yang cukup lebar. Bentuknya seperti mangkuk, menyebabkan ia
disebut bowl-dozer
6) Light material U Blade (U – Blade, material ringan)
Alat ini didesain untuk pekerjaan material non-kohesif yang
lebih ringan.Contohnya seperti stock pile dari tanah lepas/gembur.
Gambar 2.11 Jenis Blade pada Bulldozer
2.5 Operasi Bulldozer
Untuk meningkatkan produksi ada beberapa cara operasi menggunakan
bulldozer, antara lain:
1) Slot Dozing
Membuat beberapa lintasan dan membiarkan tanah yang berceceran di
kiri-kanan dozer, hal ini akan menghalangi tercecernya tanah pada
2) Side by Side Dozing atau Blade to Blade Dozing
Cara bekerja dengan dua dozer berdampingan, sehingga ujung blade
berjalan pada arah yang sama. Cara ini dapat meningkatkan produksi sebesar
15 – 20%.
3) Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian Bulldozer :
1) Bulldozer tidak boleh digunakan pada tanjakan yang melebihi 45º .
2) Peralatan pelengkapan (option equipment) akan mengakibatkan
berubahnyaKeseimbangan Bulldozer.
3) Bulldozer dapat tergelincir bila berada diatas tanah timbunan baru
pada daerah kemiringannya, terutama bila timbunan tersebut terdiri
dari batuan.
4) Slipnya track akibat berat yang melampaui batas akan mengakibatkan
terjadinya down hill track (track sebelah menurun) dan akan membuat
lubang yang akan menambah kemiringan traktor.
5) Menarik beban yang diikatkan pada drawbar akan mengurangi
tekanan pada up hill track.
6) Tingginya titik gandulan melebihi titik yang telah ditentukan pada
traktor, akan mengakibatkan berkurangnya kestabilan.
7) Track-track lebar akan mengurangi “digging in” sehingga traktor lebih
stabil.
8) Dalam mengoperasikan alat, agar hati-hati terhadap stability alat-alat
9) Jangan memaksakan Bulldozer beroperasi untuk hal-hal yang tidak
perlu,seperti mendorong tanah melebihi ketentuan 100 m, karena tidak
effektif.
10) Dalam mengoperasikan Bulldozer harus direncanakan dengan baik,
harus diketahui dimana pass berikutnya yang harus dikerjakan.
11) Dalam menggunakan tilt dan angling adjustment harus bergantian,
agar keausan blade dan steering dapat merata.
12) Dalam keadaan berjalan tanpa dozing maka blade atau pisau harus
terangkat tidak boleh melebihi 35 cm untuk melindungi bagian bawah
tractor.
2.6 Produktifitas Bulldozer
Kapasitas operasi alt berat biasa dinyatakan dalam m³/jam atau cuyd/jam,
sedangkan produksi alat dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per
siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam kerja.
dimana,
Q : Produksi per jam dari alat (m³).
q : Produksi (m³) dalam saatu siklus kemampuan alat untuk
memindahkan tanah lepas.
N : Jumlah siklus dalam satu jam. dimana N = 60/cm
E : Efisiensi kerja.
Cm : Waktu siklus dalam menit
Efisiensi kerja (E) :
Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari
alattersebut bekerja dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor
tersebutmerupakan faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat tergantung kondisi
kerjadan faktor alam lainnya seperti topografi, keahlian operator, pemilihan standar
perawatan dan lain-lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat.Pada kenyataan
pengalaman-pengalaman dapatlah ditentukan faktor efisiensiyang mendekati
kenyataan
Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut:
1. Apakah alat sesuai dengan topografi yang ada.
2. Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti : ukuran medan dan peralatan
3. Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antara peralatan dan mesin.
4. Metode operasional dan perencanaan persiapan kerja.
5. Pengalaman dan ketrampilan operator dan pengawas untuk pekerjaantsb.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan alat adalah :
1. Penggantian pelumas atau grease (gemuk) secara teratur.
2. Kondisi peralatan pemotongan (blade, bucket, bowl).
3. Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk alat yang bersangkutan.
Produksi per siklus :
Produksi kerja Bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut :
Produksi (q) = L x H² x a
dimana,
L = Lebar blade/sudu (m , yd)
H = Tinggi blade (m)
Untuk menghitung produktivitas standar dari Bulldozer, volume tanah yang
dipindahkan dalam satu siklus dianggap sama dengan lebar sudu x (tinggi
sudu)².Pada kenyataannya dilapangan produksi per siklus akan berbeda-beda
tergantungdari jenis tanah, sehingga faktor sudu perlu disesuaikan karena pengaruh
Waktu siklus :
Waktu siklus yang dibutuhkan Bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan
adalahdimulai pada saat menggusur, ganti persneling dan mundur.Diperhitungkan
dengan rumus :
dimana,
D : Jarak angkut (gusur) (m, yd).
F : Kecepatan maju (m /menit), berkisar 3 - 5 km /jam.
R : Kecepatan mundur (m /menit), berkisar 5 - 8 km/jam.
Z : Waktu ganti persneling (menit), berlisar 0,10 - 0,20 menit.
Ripper:
Bulldozer sulit untuk menggusur dan meratakan tanah yang keras jika terdapat dilokasi proyek. Pelaksanaan pembersihan dengan Bulldozer akan menurunkan produksi Bulldozer bahkan akan mudah rusak. Untuk keadaan tersebut diperlukan alat bajak (ripper). Ripper adalah alat yang menyerupai cakar (shank) yang dipasangkan dibelakang traktor. Fungsi dari alat ini untuk menggemburkan tanahkeras, jumlah cakar ripper antara 1 - 5 buah. Bentuk shank ada yang lurus danlengkung, shank lurus dipakai untuk material padat dan batuan berlapis sedang yang lengkung dipakai untuk batuan yang retak.
berangkatdapat dicari. Total waktu siklus merupakan penambahan waktu berangkat denganwaktu yang dibutuhkan Ripper untuk mengangkat/menurunkan cakarnya.
Kapasitas Produksi Ripping dengan Multy Shank Ripper adalah sbb:
Keterangan:
KP = Kapasitas produksi ripping LK = Lebar kerja (meter)
P = Kedalaman penetrasi (meter) J = Jarak ripping (meter)
FK = Faktor koreksi
Contoh Peritungan
Sebuah bulldozer D35A digunakan untuk pekerjaan ripping. Jarak ripping
rata-rata 30 meter. Data teknis bulldozer dan ripping adalah sbb:
Attachment yang digunakan adalah Giant ripper
Kedalamaan penetrasi = 0,30 meter
Konversi material dari bank ke loose = 1,25
Faktor effesoensi waktu = 0,83
Effisiensi kerja = 0,75
Effisiensi operator = 0,80
Berapa produksi ripping dari bulldozer tersebut?
Jawab:
FK = Faktor koreksi total, terdiri dari : Effesiensi waktu = 0,83
Effisiensi kerja = 0,75 Effisiensi operator = 0,80 ---
0,83 x 0,75 x 0,80 = 0,50
Kapasitas Produksi gabungan Ripping – Dozing:
Pada prakteknya pekerjaan ripping merupakan pekerjaan bantuan untuk
Untuk mengetahui kapasitas produksi gabungan ripping-dozing, digunakan
rumus sbb:
Keterangan:
TD = Kapasitas produksi dozing
TR = Kapasitas produksi ripping
2.7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk
melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa
terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang
bekerja dalan suatu lingkungan konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh
seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi. Namun tidak banyak
yang menyadari betapa pentingnya peralatan-peralatan ini untuk digunakan.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh
karenanya, semua perusahaan konstraktor berkewajiban menyediakan semua
keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau personal protective
Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :
2.7.1 Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap
pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan.
Megingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya
mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang
digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan
yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya
menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
2.7.2 Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap
pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup
keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
2.7.3 Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu,
atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel
debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh
karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang
membutuhkan kacamata adalah mengelas.
2.7.4 Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan
utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda
keras dab tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang
memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan
yang sifatnya berulang seperti medorong gerobag cor secara terus-meerus
dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada
gerobag.
2.7.5 Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya
dengar benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala
dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan
atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat
kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya
dapat membahayakan diri sendiri.
2.7.6 Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada
ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan
menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya
saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.
2.7.7 Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan
bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar
suara bising tanpa penutup telinga ini.
2.7.8 Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi
mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi
berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan,
misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas, mengerut
kayu.
2.7.9 Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan
dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman
harus menjadi pertimbangan utama.
2.7.10 P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat
pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di
proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang
digunakan untuk pertolongan pertama.
Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang harus ada dan
disediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya wajib. Ingat tindakan preventif
BAB III PENUTUP
3 A
3.3Kesimpulan
Pembangunan yang pesat dan semakin berkembangnya teknologi membuat
pekerjaan berat yang tidak dapat ditangani oleh tenaga manusia. Maka dari itu
digunakanlah alat berat guna membantu pekerjaan konstruksi tersebut.
Bulldozer merupakan salah satu alat berat yang digunakan dalan pelaksanaan
konstruksi, seperti pembabatan atau penebasan (clearing), perintisan (pioneering), gali
atau angkut jarak pendek, pusher loading, menyebarkan material, penimbunan
kembali, trimming dan sloping, ditching, menarik (winching), memuat, bentuk
sudut/bilah/blade.
Agar dalam penggunaan alat berat sesuai dengan kebutuhan, efisiensi waktu dan
tidak menimbulkan kerugian, maka kita harus mengetahui secara mendalam hal-hal
yang berhubungan dengan alat berat.
3.4Saran
Semua pengetahuan mengenai alat berat tentunya akan sangat bermanfaat untuk
kita semua , terlebih jika sudah terjun di dunia kerja. Untuk itu semoga kita dapat lebih