• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi: Menciptakan

Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi dalam Pendidikan Islam

Oleh: Noor Jannah, S.Pd NIM. 12.0212.0994

Dosen Pengasuh: Dr. H. Husnul Yaqin, M.Ed

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PASCASARJANA

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM BANJARMASIN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang dinamis di dalam lingkungan sosialnya. Agar dapat berkembang, manusia melakukan interaksi dengan sesamanya. Hubungan yang baik diperoleh dari komunikasi yang baik pula. Oleh karena itulah manusia melakukan komunikasi untuk mendapatkan hubungan atau ikatan yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Komunikasi merupakan sendi dasar terjadinya sebuah interaksi sosial, antara yang satu dengan yang lain saling tolong menolong, saling ketergantungan, saling memberi dan menerima.

Komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, seperti halnya manusia membutuhkan udara untuk bernafas. Maka dari itu, karena komunikasi sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa terjadi, sehingga tanpa disadari sebagian orang kurang memperhatikan bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan baik, dan akibatnya seringkali seseorang mengalami kegagalan dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga menimbulkan kesalahpahaman atau salah pengertian antara satu dengan yang lain.

Sebuah organisasi membutuhkan koordinasi antara satu dengan yang lain agar tercipta adanya keharmonisan, saling pengertian, kesepahaman antara sub kerja yang satu dengan yang lainnya. Karena pada dasarnya organisasi dibangun atas dasar interaksi antara satu orang dengan orang lain. Jika kerjasama dalam kelompok dapat terselenggara dengan baik, maka tujuan dari sebuah kelompok (organisasi) akan cepat terwujud. Namun jika terdapat distorsi dalam kerjasama tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai akan terasa lebih sulit.

(3)

aspek yang harus diperhatikan dan didayagunakan oleh seorang pemimpin untuk dapat berhasil menggerakkan organisasi agar semua orang yang dipimpinnya bergerak menuju pencapaian tujuan organisasi, salah satunya adalah aspek komunikasi.

Menciptakan komunikasi efektif bagi pimpinan merupakan keterampilan penting karena perencanaan, pengorganisasian, dan fungsi pengendalian dapat berjalan hanya melalui aktivitas komunikasi. Komunikasi juga merupakan faktor penting dalam menggerakkan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal itu terbukti dari kenyataan lebih dari 70 % waktu seorang pemimpin (manajer) dihabiskan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada dalam koordinasi tugasnya.1

Kajian terhadap komunikasi organisasi merupakan hal yang paling relevan untuk menampilkan peranan masing-masing individu dan kelompok. Begitu juga terhadap organisasi formal sebagai usaha untuk menggambarkan karakteristik organisasi dan melahirkan kualitas yang bersifat unik sebagai wahana pengelompokan manusia masing-masing.

Tidak terbantahkan lagi, komunikasi turut berperan dalam sebuah organisasi termasuk lembaga pendidikan. Dengan komunikasi yang baik, suatu lembaga pendidikan dapat berjalan lancar dan berhasil, sebaliknya kurang atau tidak adanya komunikasi maka roda lembaga pendidikan tidak akan berjalan lancar sebagaimana mestinya.

Dewasa ini perubahan dan perkembangan peradaban zaman sangat cepat dan begitu canggih. Untuk itulah tuntutan kinerja yang baik dalam sebuah organisasi agar mampu bersaing dan tampil sebagai ciri yang mandiri, serta mampu memenangkan persaingan harus diperhatikan.

Efektivitas komunikasi organisasi yang ada di sekolah, diharapkan akan mampu memberikan pengaruh terhadap kinerja guru. Adanya komunikasi yang sehat dan baik antara sub kerja yang satu dengan yang lain, diharapkan akan turut membantu perkembangan kinerja guru di sekolah.

1M. Ma’ruf Abdullah,Manajemen Berbasis Syariah,Yogyakarta: Aswaja Pressindo,

(4)

Berdasarkan uraian tersebut, maka makalah ini membahas mengenai “Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi: Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong ?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Komunikasi

Komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, seperti halnya manusia membutuhkan udara untuk bernafas. Maka dari itu, karena komunikasi sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa terjadi, sehingga tanpa disadari sebagian orang kurang memperhatikan bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan baik, dan akibatnya seringkali seseorang mengalami kegagalan dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga menimbulkan kesalahpahaman atau salah pengertian antara satu dengan yang lain.

1. Persepsi dan Komunikasi

Persepsi sangat tergantung kepada komunikasi, sebaliknya komunikasi juga tergantung pada persepsi. Persepsi timbul karena adanya dua faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan, dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai, sedangkan faktor eksternal berupa

lingkungan. Kedua faktor ini menimbulkan persepsi karena didahului oleh

suatu proses yang dikenal dengan komunikasi. Begitupun proses komunikasi dapat terselenggara dengan baik atau tidak, tergantung persepsi masing-masing orang yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut.2

Komunikasi timbul karena seseorang ingin menyampaikan informasi kepada orang lain. Informasi dapat membuat seseorang punya pengertian yang sama dengan orang lain dan bisa juga berbeda, karena informasi yang dikomunikasikan itu membuat orang-orang mempunyai kesamaan dan

2Veithzal Rivai & Deddy Mulyadi,Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,Jakarta:

(6)

perbedaan pengertian. Kesamaan atau perbedaan disebabkan persepsi orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut.

Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui penginderaannya. Persepsi juga diartikan sebagai suatu proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan

mereka. Di samping itu, persepsi dapat pula dilihat dari proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi merupakan

penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.3

Menurut asal katanya (etimologi), komunikasi berasal dari bahasa Latin:

communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus

terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima

pesan).4

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Dalam perpindahan pengertian tersebut tidak hanya sekedar kata-kata yang digunakan dalam sebuah percakapan, tetapi juga dibutuhkan ekspresi wajah, intonasi, titik putus vocal dan lain sebagainya.5

Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan dengan prilaku orang lain, serta berusaha merubah sikap dan prilaku itu.6

3ibid,hal. 326

4Rosady Ruslan,Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi

dan Aplikasi,Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007, hal. 81

(7)

Pengertian komunikasi secara terminologi banyak dikemukakan para ahli komunikasi yang dapat ditarik sebuah benang merah bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim (komunikator) dengan si penerima pesan (komunikan) untuk mempengaruhi sikap dan perbuatannya. Pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok atau organisasi. Komunikasi dapat berlangsung melalui tatap muka atau melalui media tanpa batasan ruang dan waktu. Komunikasi berjalan dengan baik apabila makna yang dikirimkan oleh pengirim pesan dimengerti secara tepat oleh penerima pesan.

2. Unsur dan Proses Komunikasi

Untuk itu pemahaman terhadap komunikasi menjadikan proses komunikasi akan berlangsung efektif. Untuk lebih jelasnya elemen-elemen pokok komunikasi terdiri atas:

a. Pengirim pesan

Pengirim pesan (komunikator) adalah sebagai pemancar atau tempat dimulainya komunikasi. Pengirim pesan tersebut bisa seorang individu, kelompok atau masyarakat yang memiliki pesan dan bertujuan untuk menyampaikannya kepada penerima pesan.

b. Pesan

Pesan merupakan suatu gagasan dan ide yang berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan). Pesan pada dasarnya mengandung infomasi yang bernilai positif dan negatif tergantung kepada kepentingan pengirim dan penerima.

c. Saluran

Saluran (channel) adalah berupa alat, media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan

(8)

d. Penerima pesan

Penerima pesan (komunikan) adalah seorang yang menerima pesan dan menafsirkannya untuk tujuan tertentu.

e. Umpan balik(Feedback)

Kemampuan seorang penerima pesan memberikan respon terhadap pengirim pesan menunjukkan tingkat pemahaman penerima pesan. Hal itu menentukan balikan yang diberikan kepada pengirim pesan tersebut. Respon dan dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut dapat berakibat

positif maupun negatif tergantung dari tanggapan, persepsi, dan opini dari hasil komunikasi tersebut.7

Adapun gambaran umum proses komunikasi dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap Ideasi (Ideation), yaitu tahap proses penciptaan gagasan, pesan atau informasi. Pada umumnya ideasi muncul karena ada rangsangan dari luar atau ada kebutuhan untuk berkomunikasi pada diri peserta.

b. Tahap Penyandian (Encoding), yaitu proses penyusunan gagasan atau pesan menjadi suatu bentuk informasi (simbol, lambang, sandi) yang akan dikirimkan; termasuk pemilihan dan penentuan cara maupun media untuk menyampaikannya. Agar dapat ditransmisikan melalui media transmisi, informasi dilakukan pengodean yaitu mengubah pesan menjadi suara, tulisan atau kode tertentu.

(9)

c. Tahap Pengiriman (Transmitting), merupakan kegiatan penyampaian pesan atau informasi yang terjadi di antara peserta komunikasi. Pengiriman pesan ini dapat dilakukan dengan cara berbicara (verbal/lisan), atau non-verbal dengan tulisan, gambar, warna atau gerakan; disampaikan secara langsung atau melalui media tertentu.

d. Tahap Penerimaan (Receiving), yakni proses penerimaan atau pengumpulan pesan yang terjadi pada para peserta komunikasi. Penangkapan atau pengumpulan pesan ini dapat terjadi dengan cara mendengarkan, membaca, mengamati atau memperhatikan, tergantung pada cara dan alat yang digunakan dalam berkomunikasi tersebut.

e. Tahap Penafsiran (Decoding), yakni usaha pemberian arti terhadap informasi/pesan di antara peserta komunikasi. Peserta komunikasi yang berkepentingan, melalui proses berpikir, berusaha menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang telah terkumpul dalam pikirannya.

f. Gangguan (Noise), yakni ketika informasi ditransfer melalui saluran komunikasi, dapat terjadi gangguan yaitu distorsi terhadap informasi yang dikirim tersebut. Misalnya, komunikasi yang ditransfer melalui telepon genggam tidak jelas diterima karena cuaca buruk. Informasi yang ditransfer melalui email tidak dapat diterima karena listrik mati.

g. Tahap Respon (Pemberian Tanggapan), merupakan tindak lanjut dari penafsiran yang telah dilakukan, yakni pemberian reaksi terhadap pesan yang telah disampaikan. Jadi para peserta komunikasi menggunakan arti atau makna suatu pesan sebagai dasar untuk memberikan reaksi. Apabila respon/reaksi yang diberikan sesuai dengan maksud pengirim pesan berarti terjadi komunikasi yang efektif; dan sebaliknya apabila tidak sesuai berarti terjadimis-communication.

(10)

petunjuk keberhasilan atau kegagalan suatu proses komunikasi. Jadi pengertianfeedbackini harus dibedakan dengan hasil (respon).8

3. Bentuk dan Jenis Komunikasi

Komunikasi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:

a. Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan adalah komunikasi yang hanya melalui lisan saja dan tidak tertulis. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu komunikasi lisan secara langsung dan komunikasi lisan secara tidak langsung. Komunikasi lisan secara langsung bisa berarti bahwa komunikasi yang terjadi secara langsung yakni melalui tatap muka, seperti halnya orang berceramah, berpidato, berorasi. Sedangkan komunikasi lisan tidak langsung berarti terjadi komunikasi tanpa adanya tatap muka, seperti orang berbicara di telepon. b. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis adalah komunikasi dengan mempergunakan rangkaian kata-kata atau kalimat, kode-kode (yang mengandung arti), yang tertulis atau tercetak yang dapat dimengerti oleh pihak lain. Komunikasi ini lebih kepada komunikasi satu arah, dimana komunikator hanya menyampaikan pesan yang ada. Komunikasi ini dirasa kurang efektif karena penyampaian pesan dari komunikator belum tentu bisa dipahami oleh komunikan. Ketika komunikator memberi informasi, dia tidak memahami apakah yang diberi informasi sudah mengerti atau belum akan informasi yang telah disampaikan.

c. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa badan atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata, kepala, dan lain-lain. Komunikasi ini melalui berbagai isyarat non-verbal. Media yang

8Depdiknas,Dimensi Kompetensi Kepribadian & Kompetensi Sosial(Bahan Belajar

(11)

dipergunakan ialah ekspresi, gerak isyarat, gerak dan posisi badan, yang disebut bahasa badan yang menyatakan sikap dan perasaan seseorang. Misalkan seorang manajer menampakkan wajah yang masam ketika bawahannya mengajukan pendapat, dan bisa jadi bawahan tersebut menafsirkan muka masam itu sebagai penolakan, padahal bisa jadi manajer tersebut sakit gigi.9

Setiap bentuk komunikasi memiliki konsekuensi. Manfaat dan kerugian masing-masing bentuk komunikasi dapat diamati dari tabel dibawah ini:10

Bentuk

Komunikasi Manfaat Kerugian

Memo  Ringkas

 Terdapat arsip  Pesan dapat dikaji

ulang

 Dapat disebarluaskan

 Tidak terdapat kontrol terhadap penerima  Kurang pribadi  Hanya satu arah  Umpan balik tertunda Telepon  Secara verbal, cepat

 Terbuka

kemungkinan untuk tanya jawab

 Menyenangkan  Arus timbal balik /

dua arah

 Segera didapat umpan balik  Mungkin sulit untuk

dibatasi Laporan Formal  Lengkap, menyeluruh

 Bahan dapat disusun pada waktu luang  Dapat disebarluaskan

 Kurang pribadi

 Membutuhkan banyak waktu membacanya  Bahasa mungkin kurang

dapat dimengerti  Hanya satu arah  Umpan balik tertunda

9Wursanto,Dasar-dasar Ilmu Organisasi,Yogyakarta: Andi, 2003, hal.161. Lihat juga

Amirullah Haris Budiyono,Pengantar Manajemen,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004, hal. 286

(12)

Rapat  Dapat menggunakan

Langsung  Dapat dipandangAdanya kontak pribadi

 Dapat menunjukkan sesuatu dan

menjelaskannya  Dua arah

 Segera didapat umpan balik

 Mungkin tak mudah untuk dibatasi  Kedudukan dan

kewenangan seseorang mungkin memberikan tekanan

Tabel 1. Bentuk Komunikasi beserta Manfaat dan Kerugiannya

Adapun bentuk dari segi jenisnya dalam komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Sistem Komunikasi Interpersonal

(13)

b. Sistem Komunikasi Antarpersonal

Sistem komunikasi antarpersonal adalah komunikasi yang terjadi terutama di antara dua orang atau beberapa orang yang bersifat alamiah sehingga dapat menghasilkan suatu hubungan yang produktif secara terus-menerus. Hal ini bisa diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pertukaran di sini maksudnya suatu tindakan untuk menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik, sehingga menimbulkan efek atau pengaruh bagi penerimanya. Jika sudah demikian maka akan timbul kesepakatan bersama.11

4. Fungsi Komunikasi

Komunikasi bertujuan untuk memberi dan menerima informasi, untuk mempengaruhi orang lain, membantu orang lain, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan mengevaluasi perilaku secara efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa tujuan tersebut tidak akan tercapai.12

Proses komunikasi merupakan bagian integral dari perilaku organisasi untuk menjalakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab pimpinan, staf pimpinan, dan personil pegawai. Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Informatif

Organisasi dapat dikatakan sebagai sistem proses informasi. Melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide. Para pegawai dalam organisasi memerlukan sejumlah informasi melalui saluran informasi untuk menyampaikan dan mengambil keputusan.

11Jalaluddin Rakhmat,Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, hal.49 12Hendyat Soetopo,Perilaku Organisasi: Teori dan Praktik dalam Bidang Pendidikan,

(14)

b. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi komando dan perintah kepada bawahan di mana para bawahan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Seorang manajer dituntut untuk mampu mengawasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan dari organisasi. Alat-alat, kebijakan, catatan dan perintah-perintah dilahirkan dalam seluruh hirarki organisasi.

c. Fungsi Persuasif

Manajer harus selalu mengatur dengan cara persuasi yang kadang harus digunakan pada semua level organisasi. Kadang-kadang bidang tertentu lebih baik diberikan bujukan, motivasi maupun bimbingan dari pada melalui perintah, sebab seorang pegawai lebih dapat menerima dan melaksanakannya dengan sukarela dan tanpa beban karena ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.

d. Fungsi Integratif

Organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.13

5. Hambatan Komunikasi

Unsur-unsur komunikasi terdiri dari komunikator, persepsi/interpretasi, berita dalam bahasa sandi (encoding), pesan, saluran, penerjemahan, sandi

(decoding), penerima, umpan balik, dan noise. Kalau noise terjadi dalam setiap unsur lainnya dengan cara apapun, kejelasan arti dan pemahaman akan rendah.

13Maman Ukas,Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, Bandung: Ossa Promo, 1999,

(15)

Seorang pemimpin tidak memiliki tanggung jawab lebih besar daripada mengembangkan komunikasi yang efektif. Langkah pertama yang penting untuk mengembangkan komunikasi efektif adalah menyadari dan memahami rintangan yang menghalangi komunikasi organisasi.14

Komunikasi baru dikatakan mencapai sasaran apabila komunikan dapat menangkap pengertian sama dengan pengertian komunikator, jika tidak demikian komunikasi tersebut dianggap gagal. Standarisasi keberhasilan komunikasi ialah ketetapan waktu, jadi apabila komunikator terlambat menyampaikan pesan-pesan meskipun benar yang disampaikan maka komunikasi dianggap gagal.

Komunikasi dalam prosesnya, ada saja beberapa hal yang merintangi atau menghambat tercapainya tujuan dari proses komunikasi. Hambatan atau rintangan dalam komunikasi bisa berasal dari pribadi komunikan dan komunikator, lingkungan dan segala sesuatu lainnya yang mengganggu penyampaian atau penerima penerimaan pesan.

Adapun kendala-kendala komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga hal sebagai berikut:

a. Hambatan yang bersifat teknis

1) Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses komunikasi.

2) Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai.

3) Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komuniakasi. b. Hambatan semantik

Semantik dapat diartikan sebagai suatu studi tentang pengertian dapat diungkapkan melalui bahasa, baik bahasa lisan (melalui ucapan, bahasa badan) maupun bahasa tertulis. Maksud dengan hambatan semantik ini adalah kesalahan dalam penafsiran, salah dalam pemberian pengertian bahasa dalam menyampaikan pesan dalam proses komunikasi.

14Isti’anah,Kepemimpinan: Pengembangan Organisasi, Team Building, dan Perilaku

(16)

c. Hambatan perilaku

1) Pandangan yang bersifat apriori,

2) Prasangka yang didasarkan pada emosi, 3) Suasana otoriter,

4) Ketidakmauan untuk berubah, dan 5) Sifat yang egosentris.15

B. Komunikasi dalam Organisasi

Ada sejumlah aspek yang harus diperhatikan dan didayagunakan oleh seorang pemimpin untuk dapat berhasil menggerakkan organisasi agar semua orang yang dipimpinnya bergerak menuju pencapaian tujuan organisasi, salah satunya adalah aspek komunikasi. Menciptakan komunikasi efektif bagi pimpinan merupakan keterampilan penting karena perencanaan, pengorganisasian, dan fungsi pengendalian dapat berjalan hanya melalui aktivitas komunikasi.

1. Kepemimpinan dan Komunikasi

Kepemimpinan merupakan proses memengaruhi yang dilakukan oleh pemimpin terhadap para pengikutnya. Memengaruhi merupakan proses komunikasi antara pemimpin dan para pengikutnya. Agar dapat memengaruhi para pengikutnya dengan baik, pemimpin harus mempunyai kompetensi mengenai komunikasi. Sejumlah pemimpin politik dan sosial seperti Adolf Hitler, Mahatma Gandhi, Bung Karno, Lenin, dan Martin Luther King mampu mempengaruhi puluhan juta pengikutnya karena mempunyai kemampuan komunikasi yang sangat baik. Mereka merupakan demagog dan orator ulung sehingga dengan mudah memengaruhi dan menggerakkan para pengikutnya untuk merealisasikan visinya.16

15Wursanto,op cit, hal.176

16 Wirawan,Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan

(17)

Di dalam kepemimpinan, komunikasi amat penting untuk menyampaikan informasi, kebijakan, perintah, dan keputusan, maupun untuk melakukan konsultasi, tindakan disiplin, perundingan, dan negosiasi.

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi atau mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mau bekerja sama agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan tertentu atau sasaran dalam situasi tertentu. Sejalan dengan hal itu kepemimpinan dalam organisasi sekolah secara umum sama. Kepala Sekolah adalah pemimpin sekaligus manajer yang harus mengatur, memberi perintah sekaligus mengayomi bawahannya yaitu para guru dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.

Kepemimpinan kepala sekolah memberikan motivasi kerja bagi peningkatan produktivitas kerja guru dan hasil belajar siswa. Kepemimpinan kepala sekolah harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena tanggung jawab kepala sekolah sangat penting dan menentukan tinggi rendahnya hasil belajar para siswa, juga produktivitas dan semangat kerja guru tergantung kepala sekolah dalam arti sampai sejauh mana kepala sekolah mampu menciptakan kegairahan kerja dan sejauh mana kepala sekolah mampu mendorong bawahannya untuk bekerja sesuai dengan kebijaksanaan dan program yang telah digariskan sehingga produktivitas kerja guru tinggi dan hasil belajar siswa meningkat.

2. Komunikasi Organisasi

Bila dikaitkan dengan kehidupan suatu organisasi maka komunikasi yang berlangsung didalamnya disebut komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi adalah pembagian pesan, ide-ide atau sikap dalam suatu struktur organisasi diantara manajer dan kelompok pegawai yang menggunakan teknologi komunikasi modern atau media memindahkan informasi.17Komunikasi oganisasi

17Miftah Thoha,Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya,Jakarta: Rajawali

(18)

adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.18

Komunikasi organisasi belangsung atas pemimpin dan bawahan, bawahan dengan atasan, atau bawahan dangan bawahan dalam konteks pelaksanaan tugas dan hubungan sosial. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan proses pertukaran pesan diantara unit-unit organisasi dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas untuk mencapai tujuan oraganiosai secara efektif dan efisien.

Organisasi tidak akan efektif apabila interaksi diantara orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tidak pernah ada komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan aktivitas tempat pimpinan mencurahkan waktunya untuk menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada seseorang atau kelompok orang. Dengan komunikasi, maka fungsi manajerial yang berawal dari fungsi perencanaan, implementasi dan pengawasan dapat dicapai.

Komunikasi di dalam organisasi sering digambarkan dalam dua apek yaitu komunikasi formal dan informal, yaitu:

a. Komunikasi Formal

Komunikasi formal mengacu pada komunikasi yang mengikuti rantai komando resmi atau bagian dari komunikasi yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sebagai contoh, ketika seorang manajer meminta karyawannya untuk menyelesaikan suatu tugas, ia berkomunikasi secara formal. Demikian pula karyawan yang menyampaikan masalah sehingga masalah itu diketahui manajernya. Segala komunikasi yang terjadi dalam rancangan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya akan digolongkan sebagai formal.

b. Komunikasi Informal

Komunikasi informal adalah komunikasi organisasi yang tidak didefinisikan oleh hierarki struktur organisasi. Ketika karyawan berbicara satu sama lain di ruang makan, atau ketika mereka berpapasan di lorong, itu adalah komunikasi

18Abdul Azis Wahab,Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan,Bandung:

(19)

informal. Para karyawan membentuk persahabatan dan berkomunikasi satu sama lain. Sistem komunikasi informal tersebut memenuhi dua tujuan dalam organisasi, yaitu agar komunikasi itu memberi kesempatan para karyawan untuk memuaskan kebutuhan mereka akan interaksi sosial, dan agar komunikasi itu dapat meningkatkan kinerja organisasi dengan menciptakan saluran komunikasi alternatif yang sering lebih cepat dan efisien.19

Untuk membedakan komunikasi organisasi dengan komunikasi yang ada di luar organisasi adalah struktur hierarki yang merupakan karakteristik dari setiap organisasi. Perilaku orang-orang yang berada di luar organisasi

dalam berkomunikasi tidaklah mengikat karena tidak ada struktur hierarki.

3. Arah Arus Komunikasi

Dalam sebuah organisasi harus memungkinkan komunikasi ke arah yang berbeda, sehingga membentuk kerangka kerja dimana komunikasi berlangsung dalam sebuah organisasi. Hierarki arus komunikasi organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Komunikasi Vertikal (dari Atas ke Bawah)

Segala komunikasi yang mengalir ke bawah dari manajer ke para karyawan adalah komunikasi ke bawah. Komunikasi ke bawah digunakan untuk memberitahu, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi karyawan. Ketika para manajer membebankan sasaran kepada para karyawannya, mereka menggunakan komunikasi ke bawah. Para manajer juga menggunakan ke bawah dengan memberikan kepada karyawannya deskripsi pekerjaan, memberitahu mereka tentang kebijakan dan prosedur organisasi, menekankan masalah yang paling memerlukan perhatian, atau mengevaluasi kinerja mereka. Komunikasi ke bawah dapat terjadi melalui semua metode komunikasi.

19Stephen Robbins & Mary Coulter,Management,Terj. Hermaya, Jakarta: Indeks, 2004,

(20)

b. Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang mengalir ke atas dari karyawan ke manajer. Laporan diberikan kepada para manajer untuk memberitahu mereka tentang perkembangan ke arah sasaran dan semua masalah terkini. Para manajer bergantung pada para karyawannya untuk mendapatkan informasi, mendapatkan ide tentang bagaimana cara memperbaiki sesuatu, serta membuat manajer tetap sadar tentang bagaimana perasaan karyawan terhadap pekerjaannya, rekan kerjanya dan organisasi itu secara umum. Jika manajer telah menciptakan iklim kepercayaan dan penghormatan serta menggunakan pengambilan keputusan yang partisipatif atau pemberdayaan, akan ada komunikasi ke atas yang memadai karena karyawan memberikan masukan untuk keputusan. Akan tetapi, dalam lingkungan yang sangat mekanistis dan otoritarian, komunikasi ke atas tetap terjadi tetapi akan terbatas baik dalam gaya maupun isi.

c. Komunikasi Lateral (Horizontal)

Komunikasi yang terjadi di antara semua karyawan pada tingkatan organisasi yang sama disebut komunikasi lateral (menyamping atau horizontal). Dalam lingkungan yang kacau dan cepat berubah, komunikasi horizontal sering diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi. Tim lintas fungsi sangat mengandalkan pada bentuk interaksi komunikasi ini. Namun komunikasi seperti ini dapat menciptakan konflik jika para karyawan tidak memberitahu manajemya tentang keputusan atau tindakan yang mereka ambil. d. Komunikasi Diagonal.

Komunikasi yang memotong baik bidang kerja maupun tingkat organisasi. Untuk kepentingan efisiensi dan kecepatan, komunikasi diagonal dapat menguntungkan. Dengan peningkatan penggunaan e-mail memudahkan komunikasi diagonal. Semua karyawan dapat berkomunikasi melalui e-mail dengan karyawan lainnya, tanpa melihat bidang kerja atau tingkatan organisasi. Namun komunikasi diagonal juga mempunyai potensi menciptakan masalah jika para karyawan tidak senantiasa memberitahu manajernya.20

(21)

Sistem manajemen komunikasi berdasarkan hierarki organisasi dapat ditunjukkan oleh gambar berikut ini:21

Gambar 2. Sistem Manajemen dan Metode Komunikasi

Secara tradisional, arah komunikasi dalam organisasi akan menjurus ke atas dan ke bawah melalui dan terikat kepada struktur hierarki. Di dalam praktek, hal ini akan menyebabkan terlambatnya informasi diterima oleh yang bersangkutan karena komunikasinya akan melalui beberapa tahapan. Perhatikan gambar di bawah: B menerima komunikasi dari A setelah komunikasi itu melalui jenjang ke atas, lalu turun lagi ke bawah. Oleh karena itu, perlu dibuka jalur komunikasi horizontal, yang oleh Fayol disebutgangplank.22

21Rosady Ruslan,op cit, hal. 90 22Dann Sugandha,op cit, hal.91

TOP - Keputusan / Peraturan

(22)

Gambar 3. Jalur Komunikasi

C. Komunikasi Efektif di Lembaga Pendidikan

Komunikasi efektif bagi pimpinan merupakan keterampilan penting karena perencanaan, pengorganisasian, dan fungsi pengendalian dapat berjalan hanya melalui aktivitas komunikasi. Komunikasi bagi pimpinan merupakan aspek pekerjaan yang penting sebagai bagian dari fungsi organisasi. Masalah bisa berkembang serius manakala pengarahan menjadi salah dimengerti; gurauan yang membangun dalam kelompok kerja malah menyulut kemarahan; atau pembicaraan informal oleh pimpinan terjadi distorsi (penyimpangan). Dengan kata lain bahwa masalah komunikasi dalam organisasi adalah apakah anggota organisasi dapat berkomunikasi dengan baik atau tidak?

1. Komunikasi Efektif

Secara terminologi efektivitas berarti menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya.23

Dengan kata lain, sesuatu disebut efektif apabila proses kegiatan itu waktunya singkat, tenaga sedikit, hemat biaya, tetapi hasilnya sesuai dengan target.

(23)

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang memberikan pengaruh (efek) kepada orang yang menerima (komunikan). Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan prilaku

(behavior). Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam upaya pemimpin (manajer) untuk menggerakan orang-orang yang dipimpinnya dalam suatu organisasi. Semua perubahan yang dihasilkan oleh proses komunikasi yang efektif ini akan bermuara pada peningkatan kinerja karyawan yang bersangkutan, dan pada akhirnya akan terjadi peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan.24

Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dan ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.

Tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung.

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi antara satu individu dengan individu yang lain, untuk itu dari masing-masing individu diharapkan memiliki kamampuan serta keterampilan yang dibutuhkan dalam proses komunikasi. Umpan balik sangat penting dalam komunikasi, umpan balik adalah informasi tentang keberhasilan penerima dalam menangkap pesan yang disampaikan oleh sumber sebagai kontrol efektivitas tindakan komunikator dan untuk pedoman bagi tindakan selanjutnya. Dengan demikian ukuran dari efektivitas komunikasi adalah dengan adanya umpan balik, yakni pemberian tanggapan terhadap komunikator.

Jika pimpinan ingin mengetahui perilaku bawahannya setelah

(24)

menerima informasi atau instruksi yang diberikan olehnya, maka umpan balik perlu disediakan. Sarana umpan balik yang efektif adalah dimulai dari kesediaan atasan untuk mau menerima semua saran, kritik, masukan, usul, tuntutan, anjuran, dan sejenisnya dari bawahan. Jika kesediaan atasan telah ada, maka umpan balik otomatis akan tercipta. Setiap informasi yang berupa perintah,

instruksi, atau keputusan dari pimpinan, maka dengan sendirinya bawahan akan memberikan masukan sebagai umpan balik kepadanya.

Kesediaan atasan untuk menciptakan umpan balik ini termasuk kesediaan untuk memperhatikan masukan dari bawahan tersebut. Kalau sarana umpan balik disediakan, tetapi setiap masukan dari bawahan dibiarkan berlalu tanpa kesan, atau diterima tanpa ada tindak lanjutan maka lama-kelamaan umpan balik itu tidak akan efektif lagi. Suatu iklim yang

menganggap bawahan adalah manusia yang bisa berperanan dan merupakan suatu potensi yang amat bermanfaat bagi pimpinan, perlu diciptakan agar

umpan balik benar-benar sebagai sarana yang efektif.25

2. Prinsip Dasar Komunikasi Efektif

Suksesnya komunikasi efektif dalam lembaga pendidikan berangkat dari lima prinsif dasar atau hukum komunikasi yang efektif (The Five Inevitable Laws of Effective Communication) meliputi Respect, Empathy, Audible, Clarity dan

Humbledisingkat dengan REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. a. HukumRespect,

yaitu sikap hormat dan menghargai lawan bicara. Dengan sikap ini kita belajar agar lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Dengan informasi yang telah disampaikan kita berusaha untuk memahami orang lain dan menjaga sikap bahwa kita memang butuh akan informasi tersebut. Jika ini terbangun maka kerjasama yang menghasilkan sinergi akan meningkatkan kualitas hubungan antar manusia.

(25)

b. HukumEmpathy,

yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Dalam hal ini kita berusaha untuk memahami sikap seseorang serta ikut dalam kondisi yang sedang dialami oleh seseorang tersebut, sehingga hubungan emosional pun akan lebih mudah terjalin. Biasanya orang akan lebih senang berkomunikasi dengan orang yang bisa membuat perasannya nyaman. Arti nyaman di sini adalah lebih pada perhatian dan pengertian seseorang dalam memahami sikap orang lain.

c. HukumAudible,

yaitu dapat didengar atau dapat dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah: (1) Buat pesan mudah untuk dimengerti, (2) Fokus pada informasi yang penting, (3) Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut, (4) Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan sekitar, (5) Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul, (6) Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan(back up).

d. HukumClarity,

yaitu kejelasan dari pesan yang disampaikan. Sejatinya menentukan goal

yang jelas dari suatu pesan, dan tidak menyampaikan pesan yang dapat menimbulkan interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kejelasan dari pesan dibutuhkan adanya simbol atau isyarat, bahasa yang baik, penegasan kata, dan istilah-istilah yang familiar. Ketika menyampaikan sebuah pesan diusahakan jelas, tepat, meyakinkan, dan semenarik mungkin, sehingga kesan dari pesan tersebut mampu bertahan lama.

e. HukumHumble,

(26)

tidak sombong, karena dengan kerendahan hati, seseorang akan lebih dihargai.26

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif memerlukan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan, menganalisis, serta cepat tanggap tehadap situasi dan kondisi yang ada. Komunikasi efektif menuntut kepekaan seseorang dalam situasi dan kondisi yang ada, bahkan telah banyak kegagalan organisasi dikaitkan dengan komunikasi yang buruk. Masalah yang paling sulit dalam komunikasi adalah bagaimana cara mendapatkan perhatian dari para pendengar untuk memastikan bahwa mereka mendengarkan. Sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal.

3. Teknik dan Strategi Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah keinginan semua orang dan untuk menghasilkan komunikasi efektif dibutuhkan teknik dan strategi komuniasi. Setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan dalam teknik dan strategi komunikasi efektif, yaitu:

a. Cara Penyampaian Pesan

Seorang komunikator harus memahami betul bagaimana teknik dan strategi menyampaikan pesan sehingga sampai dan berterima di hati komunikan. Selami kepribadian komunikan kita, terima komunikan kita sebagai pribadi yang utuh yang memiliki latar belakang budaya, agama, pendidikan dan lingkungan yang berbeda antara satu dengan lainnya.

b. Peran Bahasa

Bahasa menunjukkan bangsa, artinya bahasa dapat menjadi ciri atau identitas suatu bangsa. Idealnya memahami bahasa orang lain dalam berkomunikasi. Dengan memahami bahasa orang lain, berarti berusaha untuk menghargai

26Nurdin,Komunikasi Antar Personal Pendidik Mengajar Matematika Terhadap

Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Pangsid Kabupaten

(27)

orang lain. Untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi, gunakan kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami hindari penggunaan jargon-jargon atau istilah-istilah yang tidak dipahami komunikan, kalimat yang panjang apalagi bertele-tele sering mengaburkan makna. Kepiawaian dalam menggunakan kalimat sederhana dan tepat dalam berbahasa sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi.

c. Cara Berbicara

Berbicara sebagai salah satu teknik berkomunikasi sangat membutuhkan keterampilan, apalagi jika kita hendak mencapai komunikasi yang efektif dengan orang lain. Diantaranya harus percaya diri, tidak gugup, mengucapkan kata-kata dengan perlahan tetapi jelas, bicara dengan wajar, atur irama dan tekanan suara, jangan monoton, atur pernapasan secara baik (menarik napas dalam-dalam dan hindari sindrom seperti ungkapan eh, ah, anu).

d. Menciptakan Hubungan Baik

Komunikasi yang efektif juga bergantung pada kemampuan menciptakan hubungan baik. Hubungan yang dijalin tidak sekedar hubungan struktural, namun sebagai mitra sejajar dalam rangka menjalin interaksi dan mencapai tujuan bersama.

e. Mendengar dengan Baik

Untuk melahirkan komunikasi yang efektif, komunikator tidak mesti monoton menjadi pembicara namun juga mesti memiliki teknik untuk menjadi pendengar yang baik untuk kelancaran komunikasinya.27

4. Indikator Komunikasi Efektif

Menurut Suranto, ada beberapa indikator komunikasi efektif yaitu sebagai berikut:

a. Pemahaman

27Lihat Ibrahim Nasution,Komunikasi Efektif Supervisi Pendidikan,Medan: IAIN SU,

(28)

Kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Tujuan dari komunikasi adalah terjadinya pengertian bersama, penerimaan pesan oleh komunikan sesuai dengan pesan yang dikirim oleh komunikator. Umpan balik dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan penerima dalam menangkap pesan yang disampaikan oleh komunikator. b. Kesenangan

Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan ke dua belah pihak. Suasana yang lebih rileks dan menyenangkan akan lebih enak untuk berinteraksi dan akan timbul kesan yang menarik.

c. Pengaruh pada Sikap,

Tujuan berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Jika dengan berkomunikasi dengan orang lain, kemudian terjadi perubahan pada perilakunya, maka komunikasi yang terjadi adalah efektif, dan sebaliknya. d. Hubungan Makin Baik

Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Seringkali jika orang telah memiliki persepsi yang sama, kemiripan karakter, dan cocok, dengan sendirinya hubungan akan terjalin dengan baik.28

28Suranto,Komunikasi Efektif untuk Mendukung Kinerja Perkantoran, Yogyakarta:

(29)

BAB III

KAJIAN LAPANGAN

A. Sejarah Berdirinya SMA Hasbunallah Plus Tabalong

Lembaga pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya menyiapkan, mencetak dan mewujudkan generasi yang memiliki akhlaq dan kepribadian, intelektual yang cerdas serta beriman dan bertaqwa kepada Allah. Pemikiran di atas menjadi dasar pijakan munculnya gagasan seorang tokoh agama yang bemama KH. Akhmad Sanusi Ibrahim yang dikenal dengan nama Ustadz Akhmad Jaro untuk membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Hasbunallah. Yayasan Hasbunallah berkeinginan besar untuk dapat merealisasi dan mengakomodir keinginan dan harapan orang tua untuk bisa mewujudkan pendidikan yang berkualitas, unggul dan memiliki ciri pendidikan Islam.

Untuk merealisasi keinginan tersebut Yayasan Hasbunallah melakukan pendekatan dan menggalang mitra bersama PT. Pama Persada Nusantara untuk membangun sarana dan prasarana fisik, kemudian lahan untuk bangunan mendapat sumbangan dari seorang pengusaha yang bergerak di bidang properti H. Nurdin Sa'ad, terletak di lahan komplek perumahan beliau, yaitu Komplek Swadharma Lestari, Mabu'un, Tanjung.

(30)

B. Profil SMA Hasbunallah Plus Tabalong

Nama Sekolah : SMA Hasbunallah Plus

No. Statistik Sekolah : 302150807019

N P S N : 30312602

Alamat Sekolah : Komp. Perum Swadharma, Jln. Lestari Indah No.01, Mabu’un, Murung Pudak, Tabalong

Status Sekolah : Swasta

Didirikan pada Tahun : 2009

Waktu Penyelenggaraan : Pukul 07.15 – 16.00

Visi SMA Hasbunallah Plus adalah ”Berprestasi dalam IPTEK dan maju dalam IMTAQ.” Berdasarkan visi tersebut, maka misi yang ingin diwujudkan SMA Hasbunallah Plus adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran IPTEK dan IMTAQ di sekolah, 2. Mendorong siswa berlomba untuk meningkatkan prestasi dalam IPTEK, 3. Membina dan mendorong kegiatan rohani, penelitian ilmiah, olah raga

prestasi, kesenian yang Islami, dan kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah.

Kepemimpinan SMA Hasbunallah Plus telah mengalami beberapa periode kepemimpinan yaitu sebagai berikut:

1. Drs. H. Tarsi Mugeni ( 1 Juli 2009 – 31 Januari 2011 ) 2. H. Hairani Fauzi, S. Pd ( 31 Januari 2011 – 31 Juli 2013 ) 3. H. Rifki Azhari, Lc ( 1 Agustus 2013 – Sekarang )

(31)

C. Komunikasi SMA Hasbunallah Plus Tabalong

1. Sistem Manajemen dan Metode Komunikasi

Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya dalam berkomunikasi, baik berkaitan dengan menyampaikan informasi, kebijakan, perintah, dan keputusan, maupun untuk melakukan konsultasi, tindakan disiplin, perundingan, dan negosiasi, memiliki sistem manajemen dan metode komunikasi tersendiri.

Kepala Sekolah sebagai top level dalam organisasi sekolah senantiasa mendapatkan informasi, instruksi, dan kebijakan dari Dinas Pendidikan maupun Yayasan. Dalam melaksanakan kebijakan tersebut, Kepala Sekolah mengambil langkah terlebih dahulu untuk mengkomunikasikannya dengan mengadakan rapat bersama middle level, yaitu para Wakil Kepala Sekolah (Wakasek Kurikulum, Kesiswaan, Sarana Prasarana, dan Humas). Adapun struktur organisasi SMA Hasbunallah Plus periode saat ini adalah sebagai berikut:

Kepala Sekolah H. Rifki Azhari, Lc

Wakasek Kurikulum Rabiatul Fitriah, S. Pd Wakasek Kesiswaan H. Khalilurrahman, Lc Wakasek Sarana Prasarana Akhmad Riza Wahidi, S. Pd

Wakasek Humas Asliah Apriani, S. Hut

Tabel 2. Struktur Organisasi SMA Hasbunallah Plus

Dalam pertemuan tersebut membahas mengenai informasi dan kebijakan yang diperoleh sekolah, kemudian mendiskusikannya bersama-sama untuk tahapan pelaksanaan selanjutnya, serta Kepala Sekolah mendapatkan saran dan masukan terkait hal tersebut.

(32)

juga dapat membantu untuk menyampaikan, dan mendukung, dan memahamkan para guru.

Dengan demikin, arus informasi berjalan dengan lancar terkendali. Sehingga informasi yang diperoleh oleh komunikan dapat dipahami dengan baik dan memberikan pengaruh sikap untuk melaksanakan sebagaimana yang dikehendaki.

2. Bentuk Komunikasi

Kepala Sekolah senantiasa mengadakan pertemuan rutin berupa rapat bersama dengan para guru. Jika ada hal mendesak yang harus segera dilakukan, beliau juga mempergunakan media komunikasi telepon maupun sms. Namun hal ini jarang dilakukan dan hanya jika mendesak, karena beliau mengkhawatirkan jika informasi yang diterima tidak sepenuhnya dipahami dengan baik dan malah terjadimisscommunication.

Secara pribadi, beliau lebih suka melakukan komunikasi langsung tatap muka dengan masing-masing guru jika ada hal penting yang harus dibicarakan, serta menjalin hubungan yang hangat dan kekeluargaan. Misalnya jika ada guru yang menyampaikan kritik dan keberatan terhadap suatu kebijakan yang harus dilaksanakan. Beliau menyikapi respon dan feedback ini, dengan membicarakannya langsung dari hati ke hati untuk menjernihkan masalah dan menemukan titik temu solusi. Setiap individu guru tentu khas dan tentu memiliki kepentingan berbeda, sehingga akan lebih tepat jika bicarakan langsung dan mengetahui apa yang dikehendakinya. Selain respon demikian, seringkali pula beliau mendapat tanggapan positif dan membangun dari para guru.

(33)
(34)

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Komunikasi organisasi di sekolah terjadi atas Kepala Sekolah dan para guru. Arus komunikasi vertikal di SMA Hasbunallah Plus berlangsung dari Kepala Sekolah sebagai top level dalam organisasi sekolah, kemudian kepadamiddle level, yaitu para Wakil Kepala Sekolah, selanjutnya kepada para Wali Kelas dan guru lainnya.

2. Kepala Sekolah cenderung melakukan komunikasi dengan mengadakan rapat, serta pertemuan langsung tatap muka terlebih ketika ada feedback dan kendala yang harus diselesaikan. Jika ada hal mendesak yang harus segera dilakukan, beliau juga mempergunakan media komunikasi telepon maupun sms. Namun hal ini jarang dilakukan karena beliau mengkhawatirkan jika informasi yang diterima tidak sepenuhnya dipahami dengan baik dan malah terjadimisscommunication.

3. Kepala Sekolah membangun komunikasi vertikal dan horizontal dengan sebaik-baiknya. Komunikasi formal dan informal pun ditempatkan sesuai situasi dan kondisi yang diperlukan. Selain itu, terjalin juga hubungan harmonis antara sekolah dengan Komite, Yayasan, Pemerintah, maupun masyarakat sekitar sekolah.

B. Saran

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Ma’ruf. 2012. Manajemen Berbasis Syariah. Aswaja Pressindo, Yogyakarta

Depdiknas. 2009. Dimensi Kompetensi Kepribadian & Kompetensi Sosial (Bahan Belajar Mandiri Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah). Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Jakarta

Handoko, Hani. 1995.Manajemen.BPFE, Yogyakarta

Isti’anah. 2008. Kepemimpinan: Pengembangan Organisasi, Team Building, dan Perilaku Inovatif.UIN Maliki Press, Malang

Nasution, Ibrahim. 2013. Komunikasi Efektif Supervisi Pendidikan. IAIN SU, Medan

Nurdin. 2011. Komunikasi Antar Personal Pendidik Mengajar Matematika Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Pangsid Kabupaten Sidenreng Rappang (Penelitian Tesis). Ilmu Komunikasi Pendidikan Universitas Satria Makassar, Makassar

Rakhmat, Jalaluddin. 2000.Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung

Rivai, Veithzal & Deddy Mulyadi. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Robbins, Stephen & Mary Coulter. 2004. Management. Terj. Hermaya. Indeks, Jakarta

Ruslan, Rosady. 2007. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi: Teori dan Praktik dalam Bidang Pendidikan.Remaja Rosdakarya, Bandung

Sugandha, Dann. 1986.Manajemen Administrasi.Sinar Baru, Bandung

Suranto. 2007. Komunikasi Efektif untuk Mendukung Kinerja Perkantoran. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

(36)

Thoha, Miftah. 2010. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Rajawali Pers, Jakarta

Ukas, Maman. 1999. Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Ossa Promo, Bandung

Wahab, Abdul Azis. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan.

Alfabeta, Bandung

Wirawan. 2013. Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian.Rajawali Pers, Jakarta

Gambar

Tabel 1. Bentuk Komunikasi beserta Manfaat dan Kerugiannya
Gambar 2. Sistem Manajemen dan Metode Komunikasi
Gambar 3. Jalur Komunikasi
Tabel 2. Struktur Organisasi SMA Hasbunallah Plus

Referensi

Dokumen terkait

Anda mungkin memiliki keterampilan atau keahlian untuk melaksanakan tugas- tugas yang dituntut oleh pekerjaan yang ditawarkan, tetapi pimpinan perusahaan juga ingin mengetahui

Pola spasial indikator pembangunan berkelanjutan dapat diketahui dengan cara menghitung nilai autokorelasi spasial indikator pembangunan berkelanjutan antar daerah, dan

Agar tercapai hasil rancang bangun alat penyangga mesin bor tangan sesuai dengan yang diharapkan, maka disusunlah beberapa tahapan atau langkah-langkah perancangan

CO atau Peduli Pada Keteraturan adalah kemampuan untuk peduli dan melaksanakan pekerjaan secara teratur dalam rangka mencapai sasaran kerja, dengan cara mengawasi dan meninjau

Lembar tugas yang diselesaikan siswa secara individu, dimaksudkan untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam pemahaman matematis sebelum mendapatkan bantuan dari

Jadi sistem merupakan komponen – komponen yang saling bergabung satu sama lain yang memiliki satu tujuan yang sama untuk menyelesaikan suatu kegiatan dalam

Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Menurut Hidayat, Aziz (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi tahap pertumbuhan anak adalah faktor keturunan dan

Pada prakteknya, produk reksa dana Mandiri Investa Syariah Berimbang (MISB) di Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung, dalam sistem bagi hasil keuntungan untuk manajer