Perbandingan Fungsi, Kewenangan, Peranan, dan
Hubungan atau Keterkaitan DPR dan DPD Dalam
Lembaga Legislatif di Indonesia
Nama
: Athaya Thalla
NPM
: 110110130288
Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
PERUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah eksistensi DPR dan DPD menurut Undang-undang?
2.
Apakah fungsi, tugas, dan kewenangan DPR dan DPD?
TUJUAN
PEMBAHASAN
I. Eksistensi DPR dan DPD
A. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan lembaga legislatif yang beranggotakan utusan-utusan partai politik. Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum legislatif dan keanggotaan anggota DPR tersebut diresmikan oleh keputusan Presiden. Anggota DPR memiliki masa jabatan selama 5 tahun dan susunan kepengurusannya diatur dalam undang-undang. Undang-undang RI No.27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, dan DPD menerangkan bahwa struktur atau alat kelengkapan DPR terdiri atas :
Pimpinan
Badan Musyawarah
Komisi
Badan Legislasi
Badan Anggaran
Badan Akuntabilitas Keuangan Negara
Badan Kehormatan
Badan Kerja Sama Antar-Parlemen
Bandan Urusan Rumah Tangga
Panitia Khusus
anggaran dan pengawasan. Dalam pelaksanaan fungsinya, DPR memiliki beberapa hak seperti yang tertera dalam UU Nomor 27 Tahun 2009 Pasal 78, yaitu :
Mengajukkan usul RUU
Mengajukkan pertanyaan
Menyampaikan usul dan berpendapat
Memilih dan dipilih
Membela diri
Imunitas
Protokoler
Keuangan dan administratif. B. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara dan merupakan salah satu lemabaga perwakilan rakyat yang diciptakan untuk menjebatani kebijakan dan regulasi. Anggota DPD memiliki 4 orang dari tiap provinsi yang terpilih dalam pemilihan umum legislatif. Keanggotaan DPD juga diresmikan oleh keputusan presiden. Dalam menjalankan tugasnya, anggota DPD akan berdomisili di daeran pemilihannya dan memiliki kantor di ibukota provinsi daerah pemilihannya. Anggota DPD memilik masa jabatan selama 5 tahun. DPD juga memiliki alat kelengkapan seperti DPR yang tertera dalam Undang-undang nomor 27 Tahun 2009. Alat kelengkapan DPD, yaitu :
Pimpinan
Panitia Musyawarah
Panitia Kerja
Panitia Perancang Undang-undang
Badan Kehormatan
Alat kelengkapan lain yg diperlukan dibentuk dalam rapat paripurna
Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukkan Rancangan Undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Rancangn Undang-undang tersebut merupakan RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, pembentukan, pengelolaan SDA, pembentukan dan pemekaran daerah, dan yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. DPD juga berhak untuk membahas RUU dan juga memberikan pertimbangan dan melakukan pengawasan pelaksanaan UU tersebut.
II. Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPR dan DPD A. DPR
DPR memiliki beberapa fungsi, yaitu :
Fungsi Legislasi
Dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegan kekusasaan membentuk Undang-undang.
Fungsi Anggaran
Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas serta memberikan persetujuan atau tidak persetujuan terhadap RUU mengenai APBN yang diajukan oleh Presiden.
Fungsi Pengawasan
Fungsi Pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan UU dan APBN.
Tugas dan Wewenang DPR, yaitu :
Membahas serta memberikan persetujuan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti UU.
Menerima serta membahas usulan RUU yang diajukan oleh DPD.
Mengundang DPD untuk membahas RUU yang diajukan DPR ataupun Pemerintah.
Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
Menetapkan APBN dengan Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan DPD.
Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
Mengajukan, menyetujui, mempertimbangkan, dan berpendapat.
Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi dari masyarakat.
Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam UUD 1945.
B. DPD
Fungsi Legislasi Tugas dan wewenang :
o Dapat mengajukkan RUU kepada DPR
o Dapat ikut serta dalam pembahasan RUU
Fungsi Pertimbangan Tugas dan wewenang :
Fungsi Pengawasan Tugas dan wewenang :
o Dapat melakukan pengawasan ata pelaksanaan UU dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR untuk dijadikan bahan pertimbangan yang akan ditindaklanjuti
III.Pelaksanaan Tugas dan Wewenang DPR dan DPD
A. DPR dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya berhak meminta pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukuk, atau masyarakat untuk memeberikan keterangan mengenai suatu hal yang perlu ditangani demi kepentingan bangsa dan negara dan wajib memenuhi permintaan tersebut.Pelaksanaan tugas dan wewenang DPR dalam hal pembentukan undang-undang, Usul RUU dapat diajukan oleh anggota DPR, komisi, gabungan komisi atau Badan legislasi. Usul RUU disampaikan secara tertulis oleh anggota DPR, pimpinan komisi, atau badan legislasi kepada pimpinan DPR disertai daftar nama dan tanda tangan pengusul. DPR dalam hal memutuskan RUU dalam rapat paripurna berupa :
a. Persetujuan
b. Persetujuan dengan pengubahan, atau c. Penolakan
Pengajuan peraturan pemerintah pengganti undang-undang dilakukan dalam bentuk pengajuan RUU tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang menjadi undang-undang. Pembahasan RUU tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang dilakukan melalui tingkat pembicaraan di DPR.
B. DPD
diambil persetujuan bersama antara DPR dan Presiden. Terkait terhadap RUU yang membahas tentang pajak, pendidikan, dan agama, DPD memberikan pertimbangan kepada DPR dan paling lambat tiga puluh hari sejak diterimanya surat dari pimpinan DPR.
DPD juga memiliki tugas dan wewenang dalam hal memberikan pertimbangan kepada DPR mengenai calon anggota BPK. Pertimbangan tersebut diputuskan dalam sidang peripurna DPD. Pertimbangan yang sudah diputuskan tersebut diserahkan kepada pimpinan DPR sebagai pertimbangan DPD paling lambat tiga hari sebelum pelaksanaan pemilihan anggota BPK. Salah satu tugas DPD adalah mengawasi jalannya undang-undang. Dalam hal penyampaian hasil pengawasan tersebut, DPD menyampaikan hasil pengawasan atas undang-undang kepada DPR sebagai bahan pertimbangan. Hasil pengawasan tersebut diputuskan dalam sidang paripurna DPD.
IV.Hubungan Antara DPR dan DPD
Sebagai lembaga legislatif yang menyatu dalam MPR, DPR dan DPD berkaitan erat dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Dasar konstitusional bagi pembentukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai bagian dari MPR melalui amandemen 1945 merupakan bagian dari pergerseran strategi konstitusionalisasi kehidupan bernegara dan berpemerintahan. Sekaligus merupakan salah satu dimensi dari konstitusionalisme yang menvuat dalam rangka reformasi Indonesia .
DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagain lembaga negara dan anggotanya terdiri atas anggota partai politik peserta pemilu dan dipilih berdasar pemilu. Sedangkan, DPD dibentuk dan ditampilkan sebagai salah satu lembaga perwakilan rakyat yang menjembatani kebijakan dan regulasi pada skala nasional oleh pemerintah pusat di satu sisi dan daerah disisi lain.
PENUTUP
I. Kesimpulan
Bila dimengerti dengan cermat, pokok-pokok kewenangan DPD yang diatur dalam pasal 22 D UUD 1945, dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketidaksetaraan antara DPR dan DPD. Walaupun DPD memiliki hak untuk beinisiatif, pada akhirnya DPR yang lebih dominan dalam membuat keputusan akhir.
II. Saran