• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER HUKUM TATA NEGARA INDONESIA Konst

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUMBER HUKUM TATA NEGARA INDONESIA Konst"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER HUKUM TATA NEGARA INDONESIA

(Konstitusi Tidak Tertulis, UUD 1945, dan Peraturan Tertulis Lainnya)

DISUSUN OLEH : IKHDA ZIKRA (8111416096)

UNIVERSITAS NEGEI SEMARANG SEMARANG

(2)

Kata Pengantar

Atas berkat limpahan rahmat Tuhan yang maha esa penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan judul “ Sumber Hukum Tata negara Indonesia (konstitusi tidak tertulis, uud 1945, dan peraturan perundang-undangan lain)” dalam rangka mengkaji landasan berpijaknya suatu hukum di Indonesia. Sebagai negara hukum Indonesia tentunya memiliki struktur tata hukum tersendiri ini jelas diatur dalam undang-undang No.11 Tahun 2012 tentang hirarki peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Kajian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya selain itu penulis juga mempunyai tujuan lain yakni sebagai unsur deklaratif pemenuhan tugas mata kuliah Hukum Tata Negara dan perlu juga penulis sampaikan bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini penulis mempunyai literartur sumber penulisan terutama buku Pengantar Hukum Tata Negara karya Prof. Jimly Asiddiqi.

Perlu juga penulis sampaikan bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dan kritikan positif dan konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini kedepannya, harapannya dengan tema dan teori yang kami angkat dapat menjadi referensi ilmiah dan menambah waawasan pembaca.

Semarang, 05 April 2017

(3)

DAFTAR ISI

COVER i

KATA PENGANTA ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN 4

2.1 Sumber Hukum Tata Negara di Indonesia 4 a. Konstitusi tidak tertulis 5

b. UUD 1945 7

c. Peraturan Perundang-undangan lain 9

BAB III PENUTUP 10

3.1 Kesimpulan 10

3.2 Saran 10

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sebagai negara hukum, Indonesia tentunya mempunyai struktur, badan/perangkat maupun sistem hukum yang telah tersusun secara sistematis, terkhusus pada kajian hukum yang mengatur tentang bagaimana tata cara pemilihan, pengangkatan para pejabat atau perangkat negara atau umumnya disebut sebagai Hukum Tata Negara sedangkan lanjutannya adalah Hukum Administrasi Negara yang mengatur tentang pengawasan terhadap kinerja Hukum Tata Negara. Umumnya keberadaan hukum adalah untuk membatasi wewenang yang dimiliki oleh para pejabat agar tidak terjadi penyelewengan dan kesewenang-wenangan yang dimiliki.

Begitu juga dengan keberadaan HTN/HAN di Indonesia adalah untuk membatasi kesewenang-wenangan para pejabat dalam menjalankan kekuasaannya sehingga tak jarang kita dengar kasus korupsi dimana-mana yang dilakukan oleh para pejabat negara seperti kasus Irman Gusman yang saat itu menjabat sebagai ketua DPD RI dan kasus papa minta saham Setya Novanto yang saat itu menjabat sebagai ketua DPR RI tentunya hal ini sontak mencuri perhatian publik, bagaimana tidak pejabat yang seharusnya menjadi wakil rakyat malah menjadi pemangsa uang rakyat.

Dalam kasus tindak pidana korupsi ini sendiri Indonesia sebenarnya telah mempunyai badan khusus yakni Komisi Pembrantasan Korupsi (KPK) dan dikenai undang-undang tindak pidana korupsi ( TIPIKOR), tapi sekarang dengan keluarnya undang-undang No.30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan, maka prosedural pengadilan para pelaku korupsi terutama oleh pejabat negara tidak langsung diambil alih oleh Tipikor melainkan harus diadili oleh PTUN terlebih dahulu setelah itu jika dalam pemeriksaan memang memberatkan si tersangka maka baru boleh dilanjutkan kepengadilan pidana.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistematika dasar hukum tata negara di Indonesia ? 1.3 Tujuan

1.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja yang menjadi dasar hukum tatanegara di Indonesia.

2. untuk memenuhi tugas hukum tata negara. 3. menambah wawasan pembaca.

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sumber Hukum Tata Negara di Indonesia

1. Pengertian Sumber Hukum

Sumber hukum (source of law) mempunyai banyak arti tergantung dari sudut pandang orang yang melihat (point of view) dan bidang masing-masing yang dikuasai misalnya orang ahli sejarah akan mmiliki pandangan yang berbeda dengan ahli ekomomi , antropologi dan sebagainya. Jadi untuk menentukan sumbr hukumnya maka ditentukan terlebih dahulu sudut pandangnya.

C.S.T Kansil (1986;34) mengataka sumber hukum sebagai “segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang bersifat memaksa , yakni aturan yang apabila dilanggar maka akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.” Dengan demikian maka ada 2 jenis/macam sumber hukum yaitu sumber hukum formil dan materiil.

2. Macam-Macam Sumber Hukum a. Sumber Hukum Materiil

Sumber dalam arti materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi/materi hukum, dalam arti segala hal yang harusnya menjadi bahn pertimbangan pembentuk hukumatau undang-undang terhadap materi atau hukum itu sendiri. Dari mana materi hukum itu berasal, maka disitulah sumber hukum materil itu. Sumber hukum materil meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi isi dari aturan aturan hukum yang meliputi sumber historis, sumber filosofis, dan sumber sosiologis-antropologis.

(7)

b. Sumber Hukum Formil

Sumber hukum dalam arti formil adalah sumber hukum yang dikenal dari bentuk atau formatnya. Karena bentuknya itu menyebakan berlaku umum , diketahui dan ditaati ( E. Utrecht dalam Moh. Kusnardi dan Harmaily, 1988; 45). Sumber hukum tersebut berasal dari aturan –aturan yang sudah mempunyai bentuk sebagai pernyataan berlakunya hukum.

Bagi ahli hukum, sumber hukum formal adalah yang terpenting karena disitulah akan ditemukan hukum yang berlaku sekarang (hukum positif) baru akan ia menganggap perlu akan asal muasal hukum itu, ia akan memperhatikan dari pada sumber sumber hukum materiil. Berbeda dengan sumber hukum materiil yang penggaliannya yang memerlukan penggalian mendalam , maka dalam sumber hukum formil penggalian nya tidak lah terlalu sulit karena bentuknya telah dituangkan dalam suatukodifikasi yang sifatnya jelas atau dokumen-dokumen resmi negara. ( Moh. Kusnardi dan Harmaily, 1988;4).

Maka bentuk bebtuk dari hukum formal ini ada 5 bentuk yakni: a. Undang-undang

Merupakan peraturan-peraturan yang memiliki sifat memaksa yang dimuat dalam bentuk tertulis, yang memiliki sanksi yang tegas dan nyata bagi pelangarnya.

b.Custom

Merupakan kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat yang sifatnya tidak tertulis dalam bentuk moralitas yang disepakati bersama seperti hukum adat dan konvensi.

c.Traaktat

Perjanjian yang dilakukan oleh dua negara(bilateral) atau lebih ( multilateral) sebagai subjek hukum internasional guna melindungi hak-hak masing-masing dari pada negara itu.

d.Yurisprudensi

Kebiasaan-kebiasaan hakim terdahulu yang dijadikan acuan oleh hakim saat ini sebagai dasar memutus perkara atau kasus yang sama. e. Doktrin

Pendapat para pakar ahli hukum terkemuka yang dapat dijadikan dalil atau dasar pengambilan keputusan oleh hakim.

Maka sumber-sumber hukum tata negara Indonesia dapat diklasifikasikan menajadi beberapa pokok yaitu sebagai berikut :

(8)

Konstitusi secara harfiah dapat diartikan sebagai hukum dasar dari terjemahan etimologis yaitu: gronwet (Belanda), grungesetz (jerman), droit constitusionel (prancis) untuk yang tertulis, sedangkan untuk konstitusi yang tidak tertulis maka menggunakan istilah (ongeschreven constitutie, unwritten constitutions). Pengertian terhadap konstitusi tidak tertulis menurut Prof. Jimly adalah sebagai berikut :

 Norma konstitusi dalam pikiran warga negara.

 Norma konstitusi dalam perilaku nyata segenap warga negara. Yang secara logis melihat bahwa konstitusi tidak tertulis ini adalah nilai-nilai dan norma hukum tata negara yang dianggap ideal akan tetapi sifatnya tidak tertulis. Walaupun tidak tertulis namun ini bisa menjadi sumber hukum tata negara karena kita adalah bangsa yang plural yang tentunya mempunyai nilai yang hidup dalam kebiasaan (adat) yang berbeda-beda tiap daerahnya namun tetap sama karena akan bermuala pada Pancasila yang menjiwai undang-undang dasar 1945.

Akan tetapi dalam kenyataan yang sesungguhnya norma ideal (ideal norms ) tidak sesuai dengan kenyataan (actual behavoirs) inilah yang menjadi problematika konstitusi dan kehidupan sistem hukum kita untuk itu perlu dilakukan revisi dan modifikasi hukum agar hukum ideal yang hidup dalam masyarakat dapat sejalan dengan hukum positif tertulis kita. Konstitusi itu memuat hal-hal yang berisi norma-norma ideal yang yang harus menjadi living constitusion atau konstitusi yang hidup dan dekat dengan segenap warga negara dimana setiap warga negara dapat merasakan harmonisasi hukum yang akan melindungi hak-hak mereka, serta menjadikannya sebagai pegangan dalam setiap urusan kenegaraan , sebagai kesatuan system rujukan keatatanegaraan , serta sebagai sarana pemersatu bangsa.

Modifikasi hukum ini akan menjadi solusi atas rasa ketidak adilan yang selama ini menghantui masyarakat kita, rasa tidak nyaman menjalankan dan mematuhi aturan yang bertentangan dengan idealitas, moralitas , dan identitas bangsa kita sendiri. Nilai kebiasaan ini telah ada dan menjadi (hal) pegangan hidup jauh sebelum hukum positif diberlakukan jadi selayaknya norma ini dipandang dan di pertimbangkan dalam mengambil keputusan.

(9)

Undang-undang dasar merupakan naskah konstitusi tertulis yang tertuang didalam suatu kodifikasi (written constitution). Republik Indonesia pernah mempunyai alur perkembangan konstitusi yang silih berganti dan akhirnya kembali ke undang-undang dasar 1945 dengan alur sebagai berikut: UUD 1945 (145-1949), konstitusi RIS Tahun 1949 (1949) , UUDS 1950 (1950-1959), UUD 1945 (1959-1999) kemudian mengalami beberapa kali amandemen tepatnya pada tahun 1999, 2000,2001,dan 2002 (Mahfud MD dalam Martitah, 2013; 2).

Ada yang tidak boleh dirubah dalam amandemen yaitu pembukaan UUD 1945 karena didalamnya memuat mengenai dasar negara yaitu Pancasila jika itu dirubah maka sama saja dengan menghancurkan falsafah bangsa Indonesia yang telah menjadi kepribadian dan cara pandang bangsa Indonesia dalam kehidupan yang bermartabat alasan dilakukannya amandemen adalah tuntutan kebutuhan hukum yang dinamis artinya hukum harus relevan dengan zaman sehingga keamanan dan kenyamanan warganegara terjamin.

Namun ketentuan lama masih tetap berlaku apabila tidak diadakan perubahan sesuai dengan Pasal 1 aturan peralihan UUD 1945 “ segala peraturan perundang-undangan yang ada masih berlaku selama belum diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini**** ” ini juga mengacu pada asas “ lex posteriori derogat lex priori ” artinya undang-undang yang muncul kemudian hari mengganti undang-undang sebelumnya dengan syarat atas undang-undang yang baru tidak boleh bertentangan dengan yang pertama. c. Peraturan perundang-undangan tertulis lainnya

Setelah amandemen amandemen undang-undang dasar 1945 , pada tahun 2004 telah diundangkan uu no 10 tahun 2004 tentang pembentukan perundang-undangan yang dijadikan rujukan dalam regulasi legislative acts berupa undang-undang , dan executive acts berupa peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan KPU dan sebagainya. Namun peraturan yang termasuk executive acts tersebut tidak secara khusus disebutkan didalam undang-undang no.10 Tahun 2004 , menurut ketentuan pasal 7 ayat 1 jenis -dan hierarki peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

1. UUD 1945;

2. Undang-undang / peraturan pengganti undang-undang; 3. Peraturan pemerintah

(10)

Ketentuan Perda dalam pasal 7 adalah :

a) Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh DPR tingkat 1 bersama Gubernur ; b) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DPR tingkat 2 bersama dengan Bupati/ Walikota ;

c) Peraturan Daerah tingkat desa dibuat oleh badan perwakilan desa atau anam lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.

Tapi undang-undang no 10 tahun 2014 telah diganti menjadi UU No. 12 Tahun 2011 tentang pembentukan perundang-undangan dimana pada BAB III dalam undang-undang ini mengatur mengenai jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan. Sehingga hierarki peraturan perundang-undangan menurut pasal 7 undang-undang no 12 tahun 2011 adalah :

1. UUD 1945 2. Ketetapan MPR

3. Undang-undang/ peraturan pengganti undang-undang 4. Peraturan pemerintah

5. Peraturan presiden 6. Perda Provinsi

7. Perda Kabupaten/kota.

Inilah sumber hukum tata negara yang berlaku di Indonesia diantara 7 sumber hukum menurut Prof. Jimly didalam bukunya pengantar hukum tata negara yang meliputi : konstitusi tidak tertulis, UUD 1945, Peraturan perundang-undangan lain, Yurisprudensi peradilan, Konvensi, Doktrin Ilmu Hukum , dan Hukum Internasional.

(11)

3.1 Kesimpulan

Jadi dalam sumber hukum tata negara adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan hukum tata negara . sedangkan hukum tata negara itu sendiri adalah hukum yang mengatur tentang tata cara pembentukan atau pengangkatan pejabat/perangkat kenegaraan dalam menajalan kan tugasnya. Yang nantinya akan di awasi melalui hukum administrasi negara yakni hukum yang mengatur tentang bagaimana pengawasaan dan evaluasi terhadap kinerja dan kewenangan yang di jalan kan oleh pejabat negara menurut HTN.

Sumber hukum tata negara Indonesia sendiri terdiri atas 7 unsur yaitu : Konstitusi Tidak Tertulis, UUD 1945, Peraturan Perundang-undangan lain, Yurisprudensi Peradilan, Konvensi Ketatanegaraan, Doktrin Ilmu Hukum, Hukum Internasional.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya kesadaran normatif untuk mencoba memodifikasi dan memperbaiki kembali tatanam hukum kita, mayarakat dapat terlepas dari rasa ketidak adilan dan rasa takutnya, rasa tidak nyaman dalam menerapakan dan mematuhi hukum posistif yang tidak sesuai dengan idealitas, moralitas , serta identitas bangsa kita.

Perlu diingat bahwa konstitusi harus dapat memberikan harmonisasi dengan jiwa kepribadian masyarakat sehingga kewajiban yang dia lakukan dapat menjadi kepercayaan baginya atas perlindungan hak-haknya.

(12)

Jimly asshidiqie, Pengantar Hukum Tata Negara, PT Raja Grafindo,Jakarta,2015.

Jimly asshidiqie, Gagasan Kedaulatann Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1994.

Jimly asshidiqie, Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia, Angkasa, Bandung,1995.

Jimly asshidiqie, Agenda Pembangunan Hukum di Abad Globalisasi, Balai Pustaka, Jakarta ,1996.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu upaya penyelesaian masalah yang telah dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan Lesson Study yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan membantu guru

Bahan makanan berupa fruit leather merupakan salah satu jenis makanan sehat yang berbahan alami, kaya vitamin dan dapat dijadikan alternatif pangan olahan yang dibuat

Jawazul wajhaini (boleh tebal atau tipis) ialah jika jika RA’ berharkat sukun huruf sebelumnya berharkat kasrah dan huruf sesudahnya huruf ISTI’LA’ berharkat kasrah.. HUKUM

Judul : Elearning sebagai strategi pembelajaran mandiri dengan pendekatan koperatif tipe jigsan dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada materi

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keterkaitan antara hasil penelitian di lapangan dengan variabel yang diteliti yaitu pengaruh motivasi dengan nilai

Portable solid phase extraction containing the Analig ME-02 chelating developed in this work provides excellent adsorption of heavy metal ions at wide range pHs with no loss of

Selain itu, penyebaran komponen nutrisi pada setiap bagian biji jagung beragam, sehingga bagi industri pangan dapat memilih varietas bahan baku dan prosesing

Algar, Hamid, Religion and State in Iran, 1785-1906: The Role of the Ulama in the Qajar Period. Berkeley and Los Angeles: University of California Press, 1969. "The Early Years