• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Klinis Penderita Sirosis Hati yang Dirawat Inap di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Klinis Penderita Sirosis Hati yang Dirawat Inap di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

laporan penderita penyakit dalam yang dirawat di beberapa rumah sakit

sentra pendidikan umunya penyakit hati menempati urutan ketiga setelah

penyakit infeksi dan paru. Bila ditinjau pola penyakit hati yang dirawat

terlihat secara umum mempunyai urutan sebagai berikut : hepatitis virus akut,

sirosis hati, kanker hati, dan abses hati. Dari data tersebut tenyata sirosis hati

mempunyai urutan kedua (Sariani, 2010).

Sirosis hati adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus

dan menahun pada hati berlangsung progressif dengan gambaran distorsi dari

arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif (Nurdjanah, 2009).

Penyebab sirosis hati yang tersering adalah konsumsi alkohol dan infeksi

kronik virus hepatitis. Di negara berkembang umumnya sirosis hati

disebabkan oleh infeksi virus hepatitis kronik sedangkan di negara maju

sirosis hati disebabkan oleh Penyakit hati alkoholik (Gunnarsdottir, 2008).

Penderita sirosis hati lebih banyak diderita oleh jenis kelamin pria

dibandingkan wanita, di Jerman angka insiden sirosis hati untuk pasien pria

sebesar 22,5 per 100.000 penduduk sedangkan untuk wanita 11,8 per 100.000

penduduk (Blachier, 2013).

Berdasarkan data WHO (2004) sirosis hati merupakan penyebab kematian

kedelapan belas di dunia, dengan prevalensi 1,3% atau sebanyak 800.000

kasus (Sariani, 2010). Di Amerika kasus insidensi sirosis hati diperkirakan

sebanyak 360 per 100.000 penduduk dengan penyebab terbanyak adalah

konsumsi alcohol (Nurdjanah, 2009). Dari data WHO (2007), penyakit hati

(2)

pada tahun 2007 di Amerika Serikat dengan jumlah 29.1659 (1,2%). Pada

tahun 2007 prevalensi sirosis hati di Australia sebesar 2 % dan di Jepang

sebesar 2,7 %, sedangkan prevalensi sirosis hati di Indonesia tahun 2007

sebesar 1,7% (Sariani, 2010).

Sirosis hati dengan komplikasinya merupakan masalah kesehatan yang

sulit diatasi di Indonesia. Hal ini ditandai dengan tingginya angka kesakitan

dan kematian penderita sirosis hati (Sariani, 2010). Pada tahun 2010 angka

mortalitas sirosis hati di Indonesia adalah 49.224 kasus (Mokdad, dkk.,

2014). Dalam perjalanan klinisnya penyakit sirosis hati lanjut dapat dijumpai

komplikasi-komplikasi seperti : ensefalopati hepatikum, peritonitis bakterialis

spontan, sindoma hepatorenal, dan varices esophagus (Arisman, 2010).

Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan virus hepatitis B menyebabkan

sirosis hati sebesar 40-50% dan virus hepatitis C 30-40 % sedangkan 10-20%

penyebabnya tidak diketahui dan termasuk kelompok virus bukan B dan

bukan C (Nurdjanah, 2009). Telah ditemukan tujuh kategori virus hepatitis

yaitu hepatitis virus A, B, C, D, E, F, dan G. Hepatitis B, C, D merupakan

penyebab utama hepatitis akut maupun kronik dan sering berkembang

menjadi sirosis hati (Price, 2006). Berdasarkan data riset kesehatan dasar

(Riskesdas) tahun 2013 prevalensi hepatitis adalah 1,2 %, lima provinsi yang

memiliki angka prevalensi yang tinggi yaitu Nusa Tenggara Timur (4,3%),

Papua (2,9%), Sulawesi Selatan (2,5%), Sulawesi Tengah (2,3%), dan

Maluku (2,3%), untuk Provinsi Sumatera Utara sendiri prevalensinya sebesar

(1,4%).

Di kota Medan pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik sirosis

hati yang dilakukan oleh saudari Nursiah tahun 2007. Dalam penelitiannya

Nursiah melaporkan ada 217 orang yang menderita sirosis hati di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2003-2005. Penelitian lain dilakukan

oleh saudari Aisyah tahun 2008 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

(3)

669 penderita sirosis hati yang dirawat di RSUD milik pemerintah Kota

Medan tersebut. Di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik juga

pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik sirosis hati pada tahun 2014

oleh Sibuea. Dalam penelitiannya tersebut dilaporkan ada sebanyak 109

pasien sirosis hati yang dirawat selama periode tahun 2012.

Peneliti telah melakukan survei pendahuluan pada instalasi rekam medik

RSUP Haji Adam Malik Medan, terdapat 215 kasus berulang pasien rawat

inap yang menderita sirosis hati. Dari data tersebut terjadi kenaikan jumlah

kasus sirosis hati di RSUP Haji Adam Malik Medan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka perlu dilakukan

penelitian tentang karakterisitik klinis penderita sirosis hati yang dirawat inap

di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan tahun

2014.

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimanakah karakteristik klinis penderita sirosis hati yang dirawat inap

di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun

2014 ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik klinis penderita sirosis hati yang

dirawat inap di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam

(4)

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui angka kesakitan dan kematian penderita sirosis hati pada tahun 2014.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati

berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan).

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati

berdasarkan gejala klinis (keluhan utama).

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati

berdasarkan riwayat penyakit terdahulu.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati

berdasarkan jenis komplikasi.

f. Untuk mengetahui distribusi gambaran hasil laboratorium faal

hati, Protrombin time dan hasil pemeriksaan USG pasien sirosis

hati.

1.4. Manfaat Penelitian.

1.4.1. Bagi Pihak Rumah Sakit.

Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUP Haji Adam Malik

Medan khususnya praktisi medis tentang karakteristik penderita sirosis

hati sehingga praktisi medis lebih cermat dan teliti dalam menangani

pasien sirosis hati agar pasien sirosis hati memiliki outcome yang

optimal dan standar pelayanan kesehatan bagi pasien sirosis hati dapat

(5)

1.4.2. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis secara

langsung tentang karakteristik sirosis hati.

b. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar

sarjana kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara.

1.4.3. Bagi Pembaca Karya Tulis.

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca tentang

sirosis hati dan sebagai bahan masukan atau referensi bagi pembaca

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

Teknik pembangunan WarNet pada penulisan ilmiah ini, menggunakan teknologi LAN (jaringan area lokal) yang berbasis jaringan secara Workgroups di Microsoft Networks, dengan PC

3.3 Mengenal teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan dokumen milik keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat

Pokja ULP/Panitia Pengadaan Sarana Pendukung Pelayanan Kontrasepsi pada Satuan Kerja Perwakilan BkkbN Provinsi Jawa Barat akan melaksanakan Pelelangan Sederhana (Lelang

Secara garis besar menurut Healy (1985) menyatakan bahwa penggunaan transaksi discretionary accruals, manajemen dapat mempengaruhi laba dengan mengendalikan jumlah

Ayo belajar (tepuk tangan 3 kali) Bila kau ingin cerdas.. Bila kau ingin pintar Ayo