• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sintesis Dan Karakterisasi Magnet Berbasis Barium Heksaferit- Alumina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sintesis Dan Karakterisasi Magnet Berbasis Barium Heksaferit- Alumina"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

17

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi material magnetik di dunia industri sangat pesat,

dimana material magnet saat ini diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti

bidang elektronik, sensor dan biomaterial.

Material magnet berdasarkan sifatnya dibagi dua jenis, yaitu : magnet lunak

(soft magnetic) dan magnet keras (hard magnetic) (Masno et al. 2006). Magnet

lunak merupakan suatu sifat bahan yang tidak permanen, dimana bahan akan

berubah menjadi magnet apabila ada arus yang diberikan dan sifat magnetnya

akan hilang bila arus dilepaskan. Sedangkan magnet keras merupakan suatu bahan

yang sengaja dibuat bersifat magnet secara permanen (Moulson & Herbert, 2003).

Barium heksaferit (BaFe12O19) dikenal sebagai magnet permanen dengan

struktur heksagonal yang sesuai dengan space group P 63/mmc (Smith, 1959).

Barium heksaferit memiliki sifat mekanik yang sangat kuat dan tidak mudah

terkorosi (Snoek, 1947). Pemakaian senyawa ini sangat diminati, sehingga

berbagai usaha dilakukan untuk memproduksi dengan subtitusi kation yang bisa

ke dalam BaFe12O19 guna meningkatkan sifat magnetiknya.

Magnet permanen BaFe12O19 memiliki beberapa keunggulan antara lain :

harganya murah, nilai koersivitas (HC) tinggi, saturasi magnet (MS) tinggi dan

suhu transisi (Tc = suhu curie) cukup tinggi, serta memiliki sifat kimia yang stabil

dan tahan korosi (Bin yu dkk. 2007; Alexandre dkk. 2008; Kojima H 1985).

Magnet berbasis ferit memiliki bidang aplikasi yang sangat luas, serta

memiliki daya saing pasar yang sangat tinggi (Sudirman et al. 2002). Hal ini

merupakan salah satu faktor yang mendorong dikembangkannya magnet berbasis

ferit dan disubsitusi alumina dengan pengikat polivinil alkohol. Pada dasarnya

semua bahan yang penyusun utamanya mengandung besi dinamakan ferit dan

merupakan salah satu komponen dalam pembuatan magnet (Idayanti et al. 2002).

Aluminium oksida (alumina) adalah senyawa kimia dari aluminium dan

oksigen dengan rumus kimia Al2O3. Senyawa alumina merupakan insulator listrik

yang baik karena memiliki kapasitas panas yang besar, sehingga digunakan secara

(2)

18

luas sebagai bahan isolator suhu tinggi (Xu et al. 1994). Alumina merupakan

senyawa berpori, sehingga dimanfaatkan sebagai absorben (Ghababazade et al.

2007). Sifat lain dari alumina yang sangat mendukung aplikasinya adalah daya

tahan terhadap korosi (Mirjalili et al. 2011) dan titik lebur yang tinggi mencapai

2050 oC (Moulson & Herbert, 2003).

Pembuatan magnet permanen (barium heksaferit) dapat dilakukan dengan

beberapa cara seperti sol-gel dan metalurgi serbuk (Priyono et al. 2004). Metode

metalurgi serbuk sering digunakan karena relatif ekonomis dan mudah dilakukan,

tetapi metode ini memiliki beberapa kelemahan seperti ketidakseragaman kimia,

ukuran partikel kasar dan kontaminasi pengotor selama proses milling (Tang et al.

2005). Penelitian yang akan dilakukan adalah sintesis dan karakterisasi magnet

berbasis barium heksaferit (BaFe12O19)-alumina (Al2O3) dengan bahan pengikat

polivinil alkohol (PVA) melalui metode melalurgi serbuk.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah adalah :

1. Bagaimana proses pembuatan magnet berbasis barium heksaferit dan

Alumina dengan metode metalurgi serbuk?

2. Bagaimana pengaruh komposisi serbuk barium heksaferit dan alumina (%

wt) terhadap sifat fisis dan sifat kemagnetan magnet yang dihasilkan?

3. Bagaimana pengaruh suhu sintering terhadap sifat fisis dan sifat

kemagnetan pada magnet yang dihasilkan?

4. Bagaimana mikrostruktur, sifat fisis dan sifat kemagnetan magnet yang

dihasilkan?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bahan magnet yang digunakan adalah serbuk barium heksaferit

(BaFe12O19) dan Alumina (Al2O3) dengan variasi komposisi 100:0,

60:40, 50:50 dan 40:60 (% wt).

2. Suhu sintering yang digunakan 900, 950, 1000, 1050 dan 1100 0C dan

(3)

19

3. Karakterisasi : analisis mikrostruktur dengan X-Ray Diffraction (XRD)

dan Scanning Electron Microscope (SEM), pengujian sifat fisis

densitas, porositas dan shrinkage.

4. Pengujian sifat magnet dengan Gaussmeter dan Permagraph.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Membuat magnet berbasis barium heksaferit-alumina.

2. Mengetahui karakteristik dan sifat magnet.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini, antara lain :

1. Diperolehnya informasi tentang pembuatan magnet berbasis barium

heksaferit - alumina dengan metode metalurgi serbuk, serta karakterisasi

mikrostruktur, sifat fisis dan sifat kemagnetan magnet yang dihasilkan.

2. Diperolehnya material magnet dengan sifat mekanik dan sifat kemagnetan

yang lebih baik (Br, Hc, BHmaks, mikrostruktur dan sifat fisis yang baik).

3. Diperolehnya soft magnet yang diharapkan dapat dimanfaatkan pada

Referensi

Dokumen terkait

[r]

dimana karyawan tidak masuk bekerja dengan tanpa alasan, biaya temporer ini.. dikeluarkan perusahaan dengan menempatkan karyawan lain pada

Bila tidak diantisipasi, bukan tidak mungkin, peristiwa riil yang dimuat media sudah tidak ada, karena wacana lah yang menggantikan semua makna, menggeser makna

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa variabel frekuensi keaktifan mahasiswa dan variabel nilai akhir laboratorium

[r]

ATS adalah singkatan dari Automatic Transfer S witch, yaitu proses pemindahan penyulang dari penyulang/sumber listrik yang satu ke sumber listrik yang lain secara

BERBICARA SEKARANG TIDAK ADA MAKA HAK ANGKET DIGULIRKAN//.. KMP intervensi Golkar. KMP mengajukan hak angket untuk mengetahui dan menginvestigasi SK Menkumham. Pemerintah

yang digunakan sesuai untuk rating tegangan genset yaitu sebagai berikut.. 4.2.6 Menghitung Arus Hubung Singkat