• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perancangan Unit Instalasi Generator Set (Genset) Di PT. Kunango Jantan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perancangan Unit Instalasi Generator Set (Genset) Di PT. Kunango Jantan Chapter III V"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang,

Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Juli 2016. Tanggal 08 – 19 Juli 2016,

Pukul 10.00 WIB s/d 21.00 WIB atau sesuai jam kerja yang berlaku di lokasi

penelitian (PT Kunango Jantan).

3.3 Jenis Penelitian

Dalam menyusun suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang benar

sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode observasi.

3.4 Sumber Data

Data-data yang akan diperlukan nantinya dalam proses pembuatan laporan

Tugas Akhir diperoleh dari:

1. Observasi

Penulis mengamati secara langsung ditempat operator dan mencatat

(2)

2. Wawancara

Metode wawancara ini dilakukan dengan cara menanyakan hal-hal yang

sekiraya belum penulis ketahui kepada pembimbing dilapangan.

3. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan membaca buku-buku pendukung dan

mencari data yang diperlukan mengenai hal-hal atau materi yang

dianalisa.

4. Bimbingan

Metode ini dilakukan dengan cara meminta bimbingan untuk hal yang

berkaitan dengan analisa dari penelitian dari pembimbing, baik dosen

maupun orang yang mengerti akan topik penelitian.

3.5 Data dan Peralatan yang Digunakan 3.5.1 Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Total Load Actual dari :

1. LVMDP 1

2. LVMDP 2

b. Data spesifikasi dari motor dan mesin pada Pabrik Pipa di PT.

Kunango Jantan.

3.5.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. 1 (satu) unit alat ukur Tang Ampere

b. 1 (satu) unit Laptop

(3)

3.6 Teknik Penelitian

Gambar 3.1 Flowchart Perhitungan Menentukan Kapasitas Genset yang digunakan

MULAI

PENGAMBILAN DATA DARI PANEL

LVMDP

MASUKKAN DATA DRI TIAP PENGAMBILAN DATA

PANEL LVMDP

PERHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS

GENSET YANG AKAN DI GUNAKAN

HASIL PERHITUNGAN KONVERGEN

CETAK HASIL

SELESAI

TIDAK

(4)

3.7 Pelaksanaan Penelitian

Secara garis besar yang akan dilakukan selama pelaksananan penelitian

adalah :

a. Membuat yang akan dibahas, dalam tulisan ini adalah instalasi generator

set di PT Kunango Jantan

b. Data setiap panel LVMDP dapat dimasukan kedalam rumus setelah

dilakukan pengukuran.

c. Masukan data studi kasus yang ditinjau.

d. Melakukan perhitungan menggunakan rumus yang berhubungan dengan

instalasi generator set.

e. Penentuan kapasitas generator set dapat diketahui setelah melalui

pengukuran, perhitungan dan melalui analisis.

f.

3.8 Populasi

Populasi adalah seluruh objek yang dimaksudkan untuk diselidiki, dimana

(5)

BAB IV

diukur pada masing-masing panel distribusi.

Table 4.1 Total Load Actual dari LVMDP 1

No Name of Panel

Total Load Pengukuran 761,3

Total kW 425,6

(6)

Table 4.2 Total Load Actual dari LVMDP 2

1 Pabrik Crusher 400 380 0,85 202,5 113,2 133,2

2 Pabrik Elbow 600 380 0,85 55,8 31,2 36,7

3 Office 150 380 0,85 14,2 7,9 9,3

Total Load Pengukuran 272,5

Total kW 152,3

Total kVA 179,2

4.1.2 Data Total Load Terpasang Panel Distribusi yang akan Disuplai Genset

Table 4.3 Total Load terpasang dari LVMDP 1

No Name of Panel

1 Pabrik Tiang Besi 380 0,85 162,5 191,1

2 Pabrik Pipa 380 0,85 210,4 247,5

3 Gudang Repairing 380 0,85 14,6 17,1

4 Workshop 1 380 0,85 60,3 70,9

5 Workshop 2 380 0,85 22,6 26,5

Total P 470,4

(7)

Table 4.4 Total Load terpasang dari LVMDP 2

1 Pabrik Crusher 380 0,85 143,2 168,4

2 Pabrik Elbow 380 0,85 38,5 45,2

3 Office 380 0,85 8,2 9,6

Total P 189,9

Total S 223,2

4.2 Perancangan

4.2.1 Deskripsi Perancangan

Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan

daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 18.00 WIB di PT

Kunango Jantan. Karena permintaan dari perusahaan tersebut, besarnya daya

genset yang digunakan berdasar beban maksimum terukur dari setiap panel

distribusi. Dan catu daya cadangan atau genset hanya digunakan untuk mensuplai

beberapa panel distribusi.

 LVMDP 1, terdiri dari panel distribusi.

1. Pabrik Tiang Besi

2. Pabrik Pipa

3. Gudang Repairing

4. Workshop 1

5. Workshop 2

 LVMDP 2, terdiri dari panel distribusi.

1. Pabrik Crusher

2. Pabrik Elbow

(8)

Perancangannya menggunakan dua genset untuk dua LVMDP. Pada

LVMDP 1 tegangan yang digunakan adalah 380 V, maka perancangan tegangan

genset yang digunakan sebesar 380/220 V. Dan untuk LVMDP 2 tegangan yang

digunakan sama dengan LVMDP 1 yaitu 380 V, maka perancangan tegangan

genset yang digunakan juga sebesar 380/220 V.

4.2.2 Menentukan Daya yang Digunakan Genset

Penaksiran beban maksimum yang biasanya terjadi pada jam 18.00-21.00

WIB. Karena PT Kunango Jantan siang dan malam aktivitas produksi terus

berjalan. Mesin-mesin beroperasi yang membutuhkan energi listrik yang besar

pula. Data yang diperoleh dengan perkiraan beban maksimum sebesar 761,3 A

untuk LVMDP 1 dan 272,5 A untuk LVMDP 2.

Sehingga daya genset yang terukur untuk LVMDP 1 sebesar 425,6 kW

dan LVMDP 2 sebesar 152,3 kW. Daya tersebut merupakan daya genset sebesar

80% dari daya genset sebesar 100%. Daya genset yang terpasang untuk LVMDP

1 sebesar 470,4 kW dan LVMDP 2 sebesar 189,9 kW. Agar daya genset yang

digunakan mencapai 100%, untuk itu dilakukan perhitungan.

Terlebih dahulu mencari Demand Factor (DF) selanjutnya menentukan

kapasitas daya yang harus digunakan genset, dengan rumus sebagai berikut.

(Hasan Basri, 1997;12)

(9)

Kapasitas daya = DF x Beban total terpasang x Faktor keamanan trafo

= DF x Beban total terpasang x 125%

a) LVMDP 1

P = 467,6 kW

Cos = 0,85

Perhitungan:

DF =

= 0,904

Kapasitas daya = 0,904 x 470,4 kW x 125% = 531,52 kW

b) LVMDP 2

P = 152,3 kW

Cos = 0,85

Perhitungan:

DF =

= 0,802

Kapasitas daya = 0,802 x 189,9 kW x 125% = 190,37 kW

Kebutuhan daya genset yang digunakan setelah dilakukan perhitungan

adalah 531,52 kW untuk LVMDP 1 dan 190,37 kW untuk LVMDP 2.

4.2.3 Menentukan Rating Kinerja Daya Genset

Dalam menentukan rating kinerja daya Genset di PT. Kunango Jantan

direncanakan penggunaannya digunakan pada saat beban puncak yaitu jam 6 sore

sampai jam 9 malam.. Untuk menghindari kerja Generator Set yang berat, maka

(10)

Generator Set. Besar kapasitas Generator Setyang akan digunakan adalah sebagai

berikut : (P.Van Harten, 1992;144)

a) LVMDP 1 = Genset 1 =

=

=

625,35 kVA

Rating kinerja daya genset yang diambil sesuai catalog mitsubishi adalah

630 kVA.

b) LVMDP 2 = Genset 2 =

=

=

223,96 kVA

Rating kinerja daya genset yang diambil sesuai catalog caterpillar adalah

250 kVA.

Besar daya mesin Generator Setsebaiknya di pilih lebih besar dari 625,35

kVA dan 223,96 kVA. Dari besar daya unit tersebut pertimbangan dan

penambahan kebutuhan beban maka dipilih Generator SetMitsubishi MGS0500B

yang memiliki rating kinerja daya genset yaitu 630 kVA dan Generator Set

Olympian GEH250-2 yaitu 250 kVA yang juga memiliki konsumsi bahan bakar

yang rendah.

(a) (b)

(11)

4.2.4 Analisa Faktor Kecepatan

Dari data spesifikasi mesin diesel menunjukkan kecepatan diesel

generating set Mitsubishi MGS0500B dengan putaran mesin sebesar 1600 rpm

dan Olympian GEH250-2 dengan putaran mesin sebesar 1500 rpm. Mitsubishi

MGS0500B memiliki panjang langkah piston sebesar 180 mm dan untuk

Olympian GEH250-2 memiliki panjang langkah piston sebesar 135,9 mm, maka

besar faktor kecepatannya dapat diketahui pada persamaan 2.2 adalah sebagai

berikut : (Andi Sumanto, 1996;25)

Cs =

Besar faktor kecepatan mesin diesel Mitsubishi MGS0500B adalah sebesar

2,56 dan untuk Olympian GEH250-2 adalah sebesar 1,687. Besar nilai faktor

kecepatan bila dilihat pada bab 2.2.2. Faktor kecepatan, menunjukkan bahwa

mesin diesel yang digunakan memiliki faktor kecepatan rendah, karena faktor

kecepatannya < 3. Pemilihan mesin ini dianggap sesuai dengan fungsi diesel

(12)

4.2.5 Menentukan Rating Pengaman Keluaran Genset

Dalam menentukan rating pengaman keluaran genset menurut PUIL 2000

pasal 5.6.1.2.3 yang berisi “generator yang bekerja pada 65 V atau kurang dan

dijalankan oleh motor tersendiri, dapat dianggap telah diproteksi oleh gawai

proteksi arus lebih yang mengamankan motor, bila gawai proteksi ini bekerja

kalau generator membangkitkan tidak lebih dari 150 persen dari arus pengenal

pada beban penuhnya.”

Pada perancangan berikut arus lebih dari genset yang digunakan 150%

sebagai faktor pengali dari In genset. Pengaman yang digunakan adalah MCCB.

Karena MCCB memiliki rating arus yang besar dan dapat disetting sesuai dengan

kebutuhan. MCCB sebagai pengaman dari arus hubung singkat dan arus beban

lebih. MCCB yang digunakan sesuai untuk rating tegangan genset. Maka MCCB

yang digunakan sesuai untuk rating tegangan genset yaitu sebagai berikut.

(Andi Sumanto, 1996;47)

Ln Genset =

I MCCB = 150% x ln Genset

Perhitungan:

a) Ln Genset 1 =

√ = 0,957 kA = 957 A

I MCCB = 150% x 957 = 1435,5 A

b) Ln Genset 2 =

√ = 0,379 kA = 379 A

(13)

Dengan melihat catalog Mitsubishi diperoleh MCCB yang digunakan

memiliki jenis AE1600-SW dengan rating arus 800 ~ 880 ~ 960 ~ 1040 ~ 1120 ~

1200 ~ 1280 ~ 1360 ~ 1440 ~ 1520 ~ 1600 A dengan tegangan 380 V untuk

Genset 1 dan NF630-HEW dengan rating arus 300 ~ 350 ~ 400 ~ 500 ~ 600 ~ 630

A dengan tegangan 380 V untuk Genset 2.

4.2.6 Menghitung Arus Hubung Singkat Generator Set

Untuk menentukan arus hubung singkat keluaran genset 1 dan genset 2

dengan megetahui reaktasi generator, dalam spesifikasi bahwa batasan sub

transient rektansi 13% atau lebih kecil untuk membatasi distorsi tegangan yang di

sebabkan oleh beban non linier seperti yang terjadi pada saat starting motor besar.

Reaktansi sub-transien ini dijabarkan sebagai tegangan dibagi oleh reaktasi sub

transien atau dalam satuan per unit dapat menggunakan persamaan yang didapat

sebagai berikut : (Andi Sumanto, 1996;32)

Iu =

= 7,69 pu

Selanjutnya untuk mengetui arus dasar genset 1 menggunakan persamaan :

Ln Genset 1 =

= 0,957 kA = 957 A

Dan untuk genset 2 tetap menggunakan persamaan berikut :

Ln Genset 2 =

√ = 0,379 kA = 379 A

Setelah didapat arus sub transien dalam satuan per unit dan arus dasar

genset, sehingga dapat dihitung arus hunung singkat pada genset 1 dan genset 2

(14)

a) I” = 7,69 x 957 A = 7,35 kA (Genset 1)

b) I” = 7,69 x 379 A = 2,91 kA (Genset 2)

Jadi Pengaman keluaran genset 1 dan genset 2 yang digunakan dengan

kapasitas pengaman yang digunakan masing-masing 1435,5 A untuk genset 1 dan

kapasitas pengaman genset 2 yaitu 568,5 A mempunyai kemampuan pemutus

minimum 7,35 kA untuk genset 1 dan 2,91 kA untuk genset 2. Untuk kilovolt

ampere (kA) pengaman keluaran beban keseluruhan genset total arus ganguan sub

transien adalah :

Genset 1 dan Genset 2 = 7,35 kA + 2,91 kA = 10,26 kA

4.2.7 Perhitungan Kabel Penyulang Genset

Perhitungan kabel penyulang genset dapat kita lihat pada PUIL 2000 pasal

5.6.1.3 yang berisi: “penghantar dari terminal generator ke proteksi pertama harus

mempunyai kemampuan arus tidak kurang dari 115% dari arus pengenal yang

tertera pada pelat nama generator.” Dengan rumus:

KHA = 115% x ln Genset

Perhitungan:

a) KHA Genset 1 = 115% x 957 A

= 1100,5 A

Maka luas penampang kabel adalah NYY 1 X 500 dengan KHA

sebesar 1125 A.

b) KHA Genset 2 = 115% x 379 A

= 435,8 A

Maka luas penampang kabel adalah NYY 4 X 240 dengan KHA

(15)

4.2.8 Penentuan Rating Kontaktor

Untuk genset 1 karena ln = 957 A, maka kontaktor yang dipakai adalah

I =

=

= 1196,2 A

Sesuai dengan rating kontaktor maka kontaktor yang dipakai 1500 A

dengan jenis LC1BP33 untuk KT dan KG.

Untuk genset 2 karena ln = 379 A, maka kontaktor yang dipakai adalah

I =

=

= 473,7 A

Sesuai dengan rating kontaktor maka kontaktor yang dipakai 500 A

dengan jenis LC1F500 untuk KT dan KG.

4.2.9 Metoda Starting Genset

Genset di sini yang digunakan adalah dengan cara metoda quick starting,

yaitu pada saat PLN mati genset langsung beroperasi tidak mengalami proses

pemanasan terlebih dahulu. Diesel ini dihubungkan satu poros dengan genset.

Pada diesel dan generator tersebut terdapat pemanas kira-kira pada suhu

(25-50)℃yaitu oli pada heater tersebut. Dan kelembaban generator ini tidak tinggi.

(16)

Cara kerja rangkaian di atas adalah:

 Dalam keadaan normal yaitu beban disuplai oleh PLN, arus akan mengalir

sebagai berikut. Dari meter PLN-Titik A-Switch KT (on)-Titik B-Load.

 Dalam keadaan darurat yaitu PLN off (KT off), secara otomatis AMF

memerintahkan diesel untuk start dan dalam waktu ± 8 sec. Generator

mengeluarkan tegangan (voltage), secara otomatis pula switch KG on.

Sekarang beban disuplai dari genset.

 Apabila PLN on kembali, ± 30 sec. AMF memerintahkan KG off

dan setelah itu meng-on-kan KT, tetapi genset masih running.

 Apabila PLN dalam waktu ± 5 menit tidak off lagi, maka genset

stop.

 Semuanya akan bekerja secara otomatis.

4.2.10 Battery Charger

Battery charger digunakan untuk menyuplai energi listrik ke accu. Pada

saat normal yaitu suplai dari PLN dan load disuplai dari PLN. Maka battery

charger akan mendapatkan suplai energi listrik dari PLN pula.

Lalu dari battery charger ini akan mengisi accu sebesar 12 VDC untuk

Genset 1 dan 24 VDC untuk Genset 2. Dari accu ini, suplainya telah siap untuk

menstart genset, jika PLN mati atau mengalami gangguan.

Jika PLN mati, battery charger tetap mendapat suplai energi listrik, tetapi

dari genset yang akan disalurkan ke accu. Sehingga dengan cara ini battery

(17)

Catu daya DC yaitu baterai atau accu digunakan untuk mengoperasikan

genset. Karena accu ini akan menyalakan genset dan pengontrolan kerja ATS.

Nah, accu ini mendapat pengisian ulang dari battery charger. Accu yang akan

menggerakkan generator harus selalu dalam keadaan bertegangan.

Gambar 4.3 Rangkaian battery charger

Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery

charger dan pengaman tegangan. Pada saat PLN normal (diesel dan generator

tidak beroperasi), maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN.

Sedangkan pada saat PLN mati atau mengalami gangguan (diesel dan generator

beroperasi), maka suplai dari battery charger didapat dari generator.

Pengaman tegangan berfungsi untuk memonitor tegangan baterai atau

accu. Jika tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang

merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan

(18)

4.2.11 Analisa Hubungan Generator dengan Penggerak Mula

Generator dihubungkan satu poros dengan diesel. Pada saat akan start accu

yang berisi tegangan 12/24 V siap mensuplai motor DC. Motor DC ini akan

menstarting diesel dan generator mengikuti putaran diesel. Pada diesel terjadi

gerakan mekanik yang akan memutar generator, sehingga generator mengeluarkan

tegangan.

Karena sistem ini menggunakan sistem start elektrik maka diesel yang

dipakai memiliki daya sedang yaitu < 500 PK, digunakan sebagai prime over yang

akan menggerakkan generator. Generator akan menghasilkan energi listrik dari

energy mekanik. Motor DC mendapat suplai listrik dari baterai/accu 12/24 volt.

Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan

menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai

putaran tertentu.

Terlihat pula, bahwa AMF mengontrol keadaan diesel. Kita dapat melihat

keadaan genset ini pada panel kontrol yang tersedia. Dan keadaan gangguan

seperti: low oil pressure, high water temperature dan overspeed dapat dilihat pada

AMF.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dalam perancangan unit instalasi genset yang didasarkan pada

masing-masing bagian kemampuannya terhadap beban yang disuplai genset adalah:

1. Unit diesel generator set Mitsubishi MGS0500B dan Olympian

GEH250-2 yang digunakan untuk kondisi operasi di PT. Kunango

Jantan kapasitas tiap unit sebesar 630 kVA dan 250 kVA.

2. Rating pengaman untuk Generator Set Mitsubishi diperoleh MCCB

dengan rating arus 1435,5 A yang digunakan memiliki jenis

AE1600-SW dan untuk Generator Set Olympian MCCB dengan rating arus

568,5 A yang digunakan memiliki jenis NF630-HEW.

3. Untuk Generator Set Mitsubishi rating kontaktor yang dipakai 1500 A

dengan jenis LC1BP33 untuk KT dan KG dan untuk Generator Set

Olympian kontaktor yang dipakai 500 A dengan jenis LC1F500 untuk

KT dan KG.

5.2 Saran

Adapun saaran yang dapat penulis berikan dari analisis perancangan unit

Generator Set di PT Kunango Jantan adalah sebagai berikut :

1. Dalam merencanakan instalasi genset yang khususnya terhadap

kemampuan daya genset, penghantar, pengaman dan kontaktornya.

Sebaiknya perlu direncanakan, diperhitungkan dan dianalisa dengan

cermat, agar hasil yang diinginkan lebih maksimal.

2. Untuk memasang genset sebagai back-up cadangan utama sebaiknya

berdasarkan keseluruhan total beban yang digunakan dari trafo.

3. Untuk dimensi ruangan genset sebaiknya menggunakan spesifikasi

dimensi ruangan yang telah ditentukan. Ruangan yang dibuat

menggunakan sirkulasi dan peredam suara, agar ada pergantian udara

Gambar

Gambar 3.1 Flowchart Perhitungan Menentukan Kapasitas Genset yang digunakan
Table 4.1 Total Load Actual dari LVMDP 1
Table 4.2 Total Load Actual dari LVMDP 2
Table 4.4 Total Load terpasang dari LVMDP 2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesa alternatif (Ha28): Dimensi kebudayaan power distance, uncertainty avoidance, long term orientation, masculinity, collectivism, dan psikopati secara

Penelitian Gesang (2013) pengaruh penggunaan model pembelajaran problem solving dengan permainan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas iv sd n dadapayam 01 dan

1) Kompensasi atau kesejahteraan langsung; kompensasi langsung adalah penghargaan yang berupa gaji atau upah yang dibayar secara tetap berdasar tenggang waktu yang tetap,

BIDANG / UNIT/ TAJUK PEMBELAJARAN DALAM SUKATAN PELAJARAN KEMAHIRAN HIDUP SEKOLAH RENDAH. BIDANG/ UNIT/ TAJUK PEMBELAJARAN TAHUN 4 TAHUN 5

 Dalam hal permohonan diajukan oleh kreditor, pengadilan niaga dalam waktu paling lambat 20 hari sejak tanggal didaftarkannya surat permohonan, harus mengabulkan permohonan

kita dengan orang lain selalu mengandung potensi Komunikasi Lintas Budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun

Dalam penelitian Cik Hasan Bisri dkk (1997) disebuah desa di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menunjukkan terjadi pergulatan antara hukum kewarisan Islam dipahami

Tulisan ini tidak bertujuan meneliti Bay’ al-Nasi’ah dalam konteks pelaksanaannya di dalam sistem kewangan dan perbankan Islam di Malaysia, sebaliknya ia akan meneliti