• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Pengelolaan Perusahaan Untuk Kesejahteraan Tenaga Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaturan Pengelolaan Perusahaan Untuk Kesejahteraan Tenaga Kerja"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

GOOD CORPORATE GOVERNANCE UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

Oleh :

Martono Anggusti*) Bismar Nasution**) Benny Tabalujan***)

Mahmul Siregar**) Hikmahanto Juwana**)

Suhaidi**) Tan Kamello**)

ABSTRAK

Dewasa ini tata kelola perusahaan tidak saja ditujukan untuk memaksimalkan tercapainya kepentingan para pemegang saham atau pemilik perusahaan (shareholder), tetapi harus memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder, baik primary stakeholder maupun secondary stakeholder. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada prinsipnya mengarahkan sistem tata kelola perusahaan agar lebih responsive terhadap kepentingan para stakeholder, termasuk tenaga kerja. Namun demikian pada kenyataannya, kepentingan karyawan (tenaga kerja) sebagai salah satu primary stakeholder untuk lebih meningkat kesejahteraannya belum mendapatkan perhatian yang lebih baik dalam sistem tata kelola perusahaan. Kaidah-kaidah hukum positif terkait tata kelola perusahaan di Indonesia masih didominasi oleh kepentingan para pemilik modal, sehingga sangat sulit dipergunakan sebagai instrumen dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan. Sementara upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan semata-mata pada sistem hukum ketenagkerjaan sangat terbatas jangkauannya. Idealnya hukum perusahaan yang mengatur tata kelola perusahaan dapat dipergunakan untuk melengkapi hukum ketenagakerjaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan. Hukum tentang pengelolaan perusahaan memiliki sejumlah instrumen peningkatan kesejahteraan karyawan yang tidak bisa dilakukan melalui peraturan ketenagakerjaan. Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga pokok permasalahan dalam disertasi ini, yakni : (1) Mengapa pengaturan pengelolaan manajemen perusahaan harus mencakup pada upaya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja; 2) Apakah ketentuan hukum perusahaan di Indonesia telah mendukung pengaturan pengelolaan manajemen perusahaan ke arah peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja; dan 3) Bagaimana hukum perusahaan yang dapat mengarahkan pengaturan pengelolaan perusahaan pada upaya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja.

*

) Mahasiswa Program Studi Doktor (S3) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

**

) Dosen Program Studi Doktor (S3) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

***

(2)

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian disertasi ini adalah metode penelitian hukum normatif-empiris dengan pendekatan yuridis normative, pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan perbandingan (comparative approach) dengan sistem tata kelola perusahaan dalam sistem hukum perusahaan di Jerman, Jepang, dan Australia. Data sekunder dikumpulkan dengan tehnik studi pustaka (library research) dan data primer sebagai data pendukung dikumpulkan dengan tehnik wawancara mendalam (in dept interview). Analisis data sekunder dan data primer dilakukan dengan metode analisis data kualitatif-interpretatif-abstraktif.

Tatakelola perusahaan harus diarahkan tidak saja pada pencapaian tujuan ekonomi (laba), tetapi juga pada tujuan-tujuan sosial dan lingkungan. Paradigma klasik yang memandang pencapaian tujuan dan fungsi sosial dan lingkungan oleh perusahaan sebagai sesuatu yang kontraproduktif tidak sesuai dengan perkembangan dan dinamika bisnis yang sangat kompetitif dan lingkungan masyarakat nasional dan internasional yang cepat berubah. Konsep tata kelola perusahaan yang tidak responsif terhadap kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders) tidak dapat diharapkan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dalam jangka panjang. Maksimalisasi kesejahteraan pemilik perusahaan (shareholder) melalui penciptaan laba yang maksimum tanpa diseimbangkan dengan kepentingan stakeholder telah terbukti menimbulkan berbagai permasalahan yang berpengaruh terhadap eksistensi perusahaan dan kegagalan perekonomian secara umum. Kewajiban dasar manajemen bukanlah untuk memaksimalkan keberhasilan keuangan perusahaan, tetapi untuk memastikan kelangsungan hidupnya dengan menyeimbangkan tuntutan yang saling bertentangan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholder), termasuk karyawan perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan salah satu primary stakeholder yang kurang mendapatkan perhatian dalam perundang-undangan yang mengatur tatakelola perusahaan. Rendahnya kesejahteraan karyawan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan kinerja perekonomian secara umum. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak merupakan hak yang mendasar bagi karyawan. Karyawan bukanlah faktor produksi semata-mata tetapi mitra usaha yang harus diperlakukan secara manusiawi. Tatakelola perusahaan yang berkemanusiaan dan berkeadilan semestinya diarahkan sedemikian rupa agar hak dasar karyawan untuk hidup layak dapat diwujudkan. Tujuan ini tidak saja untuk kepentingan karyawan, tetapi juga merupakan kepentingan perusahaan.

(3)

tentang Perseroan Terbatas sangat didominasi oleh kepentingan pemodal (pemegang saham dan kreditur). Unsur trasparansi, keadilan (fairness), dan akuntabilitas pengelolaan perusahaan terhadap keberadaan karyawan tidak mendapatkan pengaturan yang memadai. Sejumlah konsep tatakelola yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan tidak diatur secara memadai, misalnya pengalihan hak atas saham kepada karyawan melalui employee stock option purchase (ESOP) merupakan kebijakan optional yang digantungkan pada kemurahan hati pemilik saham; tidak jelasnya perlindungan karyawan dalam hal terjadinya merger, konsolidasi aquisisi, dan kepailitan perusahaan; pemanfaatan dana CSR perusahaan untuk kepentingan karyawan dan keluarganya bukanlah sesuatu yang mandatory tetapi tergantung pada kemurahan hati pemegang saham; tidak jelasnya akuntabilitas pengelolaan karyawan kepada karyawan, dan berbagai persoalan lainnya ditambah lagi dengan permasalahan minimnya jaminan kesejahteraan dalam perangkat hukum ketenagakerjaan.

Hukum perusahaan di Indonesia, khususnya terkait dengan sistem tatakelola perusahaan merupakan bagian yang terintegrasi dalam sistem hukum nasional guna dipergunakan mencapai tujuan negara Republik Indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdasakan kehidupan bangsa. Hukum perusahaan di Indonesia dengan demikian harus dapat dipergunakan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan karyawan. Hukum yang mengatur sistem tatakelola perusahaan di Indonesia harus didasarkan terutama pada nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, kebersamaan dan keadilan sosial dan secara operasional merujuk pada Pasal 33 UUD 1945. Sistem tatakelola perusahaan di Indonesia harus memandang dan menjadikan karyawan layaknya manusia beradab dengan kebutuhan hidup layak, tidak diskriminatif terhadap karyawan dan menjadikan perusahaan sebagai instrumen yang dapat mendistribusikan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh pemangku kepentingan. Berdasarkan tatanan nilai dan kerangka operasional ekonomi nasional tersebut, maka perlu dilakukan rekonstruksi terhadap hukum perusahaan berkaitan dengan sistem tatakelola perusahaan, antara lain : meningkatkan derajat dan kesejahteraan karyawan melalui peningkatan status menjadi pemilik melalui ESOP yang bersifat mandatori yang diwakili oleh koperasi karyawan sebagai pemilik saham; mewajibkan perusahaan untuk mengembangkan koperasi karyawan; menjadikan karyawan sebagai kreditur preferensi yang paling diutamakan dalam hal terjadinya kepailitan perusahaan; mengatur secara berkepastian kedudukan karyawan dalam pemanfaatan dana CSR perusahaan sehingga tidak tergantung pada kemurahan hati pemegang saham melalui RUPS, mewajibkan perusahaan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan melalui pendidikan dan pelatihan dan program peningkatan karir yang jelas, terukur dan tranparan; mengatur mekanisme akuntabilitas menejemen perusahaan kepada karyawan, mengatur secara berkepastian perlindungan terhadap karyawan dalam hal terjadi merger, akuisisi, konsolidasi dan pemisahaan (spin off) perusahaan.

Kata Kunci : - Tata Kelola Perusahaan Yang Baik - Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Pemangku Kepentingan

(4)

GOOD CORPORATE GOVERNANCE TO INCREASE EMPLOYEE’S

WELFARE

By :

Martono Anggusti*) Bismar Nasution**) Benny Tabalujan***)

Mahmul Siregar**) Hikmahanto Juwana**)

Suhaidi**) Tan Kamello**)

ABSTRACT

Today corporate governance is not only intended to maximize the achievement of the interests of the shareholders or owners of the company (sha reholders), But should consider the interests of all stakeholders, both prima ry stakeholders and secondary stakeholders. Good corporate governance (GCG) in principle directs the corporate governance system to be more responsive to the interests of stakeholders, including labor. However in reality, the interests of employees (labor) as one of the primary stakeholders to further increase its welfare has not gotten better attention in the system of corporate governance. Positive legal norms related to corporate governance in Indonesia is still dominated by the interests of the owners of capital, so it is very difficult to be used as an instrument in order to improve the welfare of employees. While handing efforts to improve the welfare of employees solely on the employment law system is very inadequate. Ideally the company law governing corporate governance can be used to improve the welfare of employees. In connection with this, there are three main issues in this dissertation, namely: (1) Why management company regulation on the processing should include at improving the living standards and welfare of the workforce; 2) Are the provisions of company law in Indonesia has supported the management enterprise regulation on the processing towards the improvement of living standards and welfare of the workforce; and 3) How does the law firm that can direct the company management settings on improving the living standards and welfare of the workforce.

The research method used in this dissertation research is the method of normative-empirical legal research with normative juridical approach, approach to law (statute approach), conceptual approach, and comparative approach with the corporate governance system within the legal system in Germany, Japan, and Australia. Secondary data was collected with the technique library research and primary data as the supporting data was collected by in-depth interview techniques. Analysis of secondary data and primary data analysis was conducted using qualitative data-interpretative-abstractive.

*

) Students Doctoral Progra m (S3) of Law Fa culty of La w University of North Sumatra .

**

) Lecturer Doctoral Program (S3) of Law Faculty of La w University of North Sumatra .

***

(5)
(6)

through stock option purchase employe (ESOP) is an optional policy that depends on the generosity of the shareholders; lack of clarity about the protection of employees in the event of a merger, consolidation, acquisition, and bankruptcy; the utilization of the company's CSR fund for the benefit of employees and their families is not something that is mandatory but depends on the generosity of shareholders; unclear management accountability of employees to employees, and various other issues combined with the lack of welfare problems in the labor laws. Law firms in Indonesia, particularly related to corporate governance system is an integral part of the national legal system is used to achieve the objectives of the Republic of Indonesia to protect the whole Indonesian nation and the homeland of Indonesia, promote the general welfare and educating the nation. Law firms in Indonesia should therefore be used to improve the lives and welfare of employees. Laws governing the corporate governance system in Indonesia should be based primarily on human values, unity, solidarity and social justice and operationally reference to Article 33 of the 1945 Constitution corporate governance system in Indonesia should look at and make employees like civilized human beings with the necessities of life decent, not discriminating against employees and established the company as an instrument that can distribute fairness and prosperity for all stakeholders. Based on order value and the operational framework of the national economy, it is necessary to do the reconstruction of the law firm related to the corporate governance system, among others: increase the degree and welfare of employees through improving the status of becoming the owner through the ESOP which is mandatory, represented by cooperative employees as shareholders; require companies to develop cooperative employees; make employees as the most preferred creditor preference in the event of bankruptcy of the company; regulate certainty position of employees in company CSR utilization of funds so as not to depend on the generosity of shareholders through the AGM, require companies improve the knowledge and skills of employees through education and training and career advancement programs a re clear, measurable and transparent; set up accountability mechanisms management company to employees, set up the certainty of protection for employees in the event of a merger, acquisition, consolidation and separation (spin-off) companies.

Keywords : - Good Corporate Governance - Corporate Social Responsibility - Stakeholders

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang sejalan dilakukan oleh Luh Putu Putri Awandari (2016), tentang pengaruh infrastruktur, investasi, dan pertumbuhan ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat

Menurut Brunner dan Suddart (2002: 290), phlebitis dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang memerah dan hangat di sekitar daerah penusukan.. Tindakan pemasangan infus

4 Oktober 2015 : 1524-1532 Berdasarkan hasil penelitian pada Informasi pelayanan tentang kesehatan dari Petugas Puskesmas untuk Puskesmas Rowosari didapatkan 1 responden

Manfaat yang akan diperoleh dengan menggunakan tebak kartu sebagai media pembelajaran membaca huruf Jawa bagi murid SMP akan memudahkan murid SMP dalam membaca

Nilai itu mulai dicamkan ( internalized ) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar afektif jenjang valuing adalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kadar hemoglobin dengan kejadian abortus di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi.. Dari tabel tersebut

Puji dan Syukur senantiasa terpanjat kepada Tuhan dan Juru Selamat kami Yesus Kristus yang telah memberikan penyertaan, hikmat, akal budi dan kebijaksanaan kepada