• Tidak ada hasil yang ditemukan

349008089 Klasifikasi Bloom Ranah Kognitif Beserta Contoh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "349008089 Klasifikasi Bloom Ranah Kognitif Beserta Contoh"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Klasifikasi Bloom Ranah Kognitif Beserta

Contoh C1-C6

Filed under: Penelitian — 3 Komentar

Maret 17, 2013

13 Votes

Pada tahun 1950-an Benyamin Bloom memimpin suatu tim yang terdiri atas para ahli psikologi dalam menganalisis perilaku belajar akademik. Hasil pekerjaan tim ini dikenal dengan taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom menggolongkan tiga kategori perilaku belajar dan saling melengkapi (overlapping).

Bloom mengklasifikasi lebih lanjut kognitif menjadi 6. Keenam klasifikasi ranah kognitif bloom adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Penilaian

Gambar untuk klasifikasi taksonomi bloom ranah kognitif

▸ Baca selengkapnya: contoh tugas kliping pahlawan nasional beserta gambar dan keterangannya

(2)

Contoh soal Hafalan/Ingatan (Recall) C1 atau pengetahuan

Jenjang ini meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur yang telah dipelajari oleh siswa.

Kata “komputer” berasal dari kata “computare” yang artinya……… Contoh soal Pemahaman (Comprehension) C2

Pada jenjang ini siswa diharapkan kemampuannya untuk mengerti makna dari informasi yang diperoleh baik berupa fakta, konsep, dan prinsip.

Berdasarkan kegunaan nya, perangkat keras digolongkan dalam tiga bagian utama yaitu…… Contoh soal Penerapan (Application) C3

Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, atau metode yang telah diketahuinya dalam situasi baru atau situasi kongkrit.

Saat mengakhiri pemakaian windows, prosedur mematikan computer yang benar adalah…… Contoh soal Analisis (Analysis) C4

Yang dimaksud jenjang analisis adalah kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya, sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponeninformasi tersebut menjadi jelas.

Tuliskan secara singkat langkah-langkah membuat surat dengan Mailings Contoh soal Sintesis (Synthesis) C5

Yang dimaksud jenjang sintesis adalah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, karya tulis (laporan, artikel), menyusun cara baru untuk mengklarifikasikan obyek, peristiwa, dan informasi-informasi lainnya.

Ada 2 syarat utama dalam pembuatan mail merge yaitu…… Contoh soal Evaluasi (Evaluation) C6

Yang dimaksud jenjang evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. Misalnya memilih rumusan yang didukung oleh data.

Software yang digunakan untuk keperluan mengetik naskah, dokumen atau yang lebih dikenal sebagai software pengolah kata adalah………

DESKRIPSI TINGKAT KESULITAN SOAL ( C1, C2, C3, C4, C5, C6)

27 May 2012mirza faishal Leave a comment Go to comments

Prestasi belajar biologi

Belajar pada hakekatnya merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan individu untuk memebuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan pada diri sendiri yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Istilah prestasi menurut Winkel dalam Nirsam (2005:20), diartikan sebagai bukti keberhasilan yang dicapai dari kegiatan yang telah dikerjakan. Usman menjelaskan dalam Nirsam

(2005:20) bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai siswa yang dilakukan melalui tes prestasi belajar, yang bertujuan untuk megetahui gambaran tentang daya serap siswa, untuk

(3)

tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dalam Nirsam (2005:21) meliputi kognitif, afektif dan psikomotik. Dalam penelitian ini ranah yang diamati adalah ranah kognitif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penalaran yang meliputi enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

1. Pengetahuan atau knowledge (C1)

Pengetahuan mencakup kemampuan mengenali, mengetahui dan mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan tesimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan dengan fakta atau istilah-istilah, peristiwa, pengertian, kaidah, teori dan metode

1. Pemahaman atau comprehensioan (C2)

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap pengertian dari hal-hal yang telah dipelajari. Pada jenjang ini siswa dituntut untuk mengerti dan memahami konsep yang dipelajari.

Kemapuan memahami terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:

1. Menterjemahkan adalah kemampuan merubah konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang memahaminya.

2. Mengintepretasikan adalah kemampuan mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, seperti gambar-gambar, diagram, tabel, dan grafik

3. Mengeksplorasi adalah kemampuan menafsirkan, menarik kesimpulanberdasarkan hasil terjemahan dan interpretasi.

4. Penerapan atau aplication (C3)

Penerapan merupakan kemampuan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kegiatan pembelajra untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam kehidupan sehari-hari 1. Analisis atau analysis (C4)

Analisis merupakan upaya memisahkan suatu kesatuan mejadi komponen-komponen/unsur-unsur bagian, sehingga jelas hierarkinya/eksplisit komponen-komponen/unsur-unsur-komponen-komponen/unsur-unsurnya, meliputi komponen-komponen/unsur-unsur-komponen-komponen/unsur-unsur, analisis hubungan dan analisis prinsip yang terorganisi.

1. Sintesis atau syntesis (C5)

Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu kesatuan yang menyeluruh. Sintesis selalu menyatukan unsur baru, sehingga menyatukan unsur-unsur dari hasil analisis tidak dapat disebut sinteis

1. Evaluasi atau evaluation (c6)

Evaluasi merupakan kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang ditetapkan dengan sudut pandang tertentu, misalnya sudut pandang tujuan, metode dan materi.

Penellitian ini hanya menggunakan evaluasi ranah kognitif dengan aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Jadi, pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar biologi

dengan menggunakan model pembelajaran TGT, yang meliputi kemampuan kognitif pada jenajang penetahuan (C1) samapai analisis (C4) yang dinyatakan dalam bentuk skor.

(4)

Aspek pengetahuan merupakan kemampuan berfikir yang mana mampu melihat dan menghafal apa yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa dapat menyerap sejumlah informasi tertentu dan keadaan tingkah laku yang diharapkan dalam menginagat informasi tersebut.

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makana dan arti dlam bahan yang dipelajari, pada aspek ini siswa dapat menguraikan ini pokok bacaan. Dlam pemahaman ini memiliki tingkat yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengetahuan.

Menurut sistematika Gagne (dalam winkel, 1987:318) kemampuan-kemampuan digolongkan atas kemampuan dalam hal informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik dan sikap kemampuan itu dihasilkan karerna usaha belajar nemun menciptakan kemampuan internal yang harus dinyatakan dan di buktikan dalam suatu prestasi. Prestasi belajar yang dicapai siswa berdasarkan kemampuan internal yang diperoleh. Aspek aplikasi merupakan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam proses belajar mengajar untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkatan ini dapat diukur kemampuan menggunakan konsep, prinsip, teori dan metode untuk menghadapi masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Asperk analisis mencakup kemampuan siswa untuk merinsi suatu kesatuan dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat difahami dengan baik. Pada aspek ini siswa dapat menganalisis bagian-bagian dasar yang menghubungkan antara bagian-baigan tersebut. Analisis mencakup pemahaman dan aplikasi.

Sistesis merupakan proses pemahaman terhadap unsur-unsur yang kemudian

mengkombinasikan dengan suatu cara sebagai pola yang sebelumnya tidak tampak maka akan menjadi jelas. Siswa dituntut untuk memahami konsep, prinsip, teori dan hukum sehingga memberikan pemahaman yang baru.

Evaluasi diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dengan mempertimbangkan masalah nilai, tujuan, ide, metode penyelesaian, termasuk di dalamnya pertimbangan efektifitas dan ketepatan.

Berdasarkan uraian ditas, hasil belajar adalah prestasi belajar yang menyangkut ranah kognitif, keterampilan motorik dan sikap yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, evaluasi dan prestasi belajar. Ranah kognitif tersebut dapat dilihat dari hasil tes siswa pada mata pelajaran biologi dengan pokok bahasan tertentu

Prestasi belajar

(5)

kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penalaran yang meliputi enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

1. Pengetahuan atau knowledge (C1)

Pengetahuan mencakup kemampuan mengenali, mengetahui dan mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan tesimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan dengan fakta atau istilah-istilah, peristiwa, pengertian, kaidah, teori dan metode

1. Pemahaman atau comprehensioan (C2)

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap pengertian dari hal-hal yang telah dipelajari. Pada jenjang ini siswa dituntut untuk mengerti dan memahami konsep yang dipelajari.

Kemapuan memahami terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:

1. Menterjemahkan adalah kemampuan merubah konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang memahaminya.

2. Mengintepretasikan adalah kemampuan mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, seperti gambar-gambar, diagram, tabel, dan grafik

3. Mengeksplorasi adalah kemampuan menafsirkan, menarik kesimpulanberdasarkan hasil terjemahan dan interpretasi.

4. Penerapan atau aplication (C3)

Penerapan merupakan kemampuan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kegiatan pembelajra untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam kehidupan sehari-hari 1. Analisis atau analysis (C4)

Analisis merupakan upaya memisahkan suatu kesatuan mejadi komponen-komponen/unsur-unsur bagian, sehingga jelas hierarkinya/eksplisit komponen-komponen/unsur-unsur-komponen-komponen/unsur-unsurnya, meliputi komponen-komponen/unsur-unsur-komponen-komponen/unsur-unsur, analisis hubungan dan analisis prinsip yang terorganisi.

1. Sintesis atau syntesis (C5)

Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu kesatuan yang menyeluruh. Sintesis selalu menyatukan unsur baru, sehingga menyatukan unsur-unsur dari hasil analisis tidak dapat disebut sinteis

1. Evaluasi atau evaluation (c6)

Evaluasi merupakan kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang ditetapkan dengan sudut pandang tertentu, misalnya sudut pandang tujuan, metode dan materi.

Penellitian ini hanya menggunakan evaluasi ranah kognitif dengan aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Jadi, pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar biologi

dengan menggunakan model pembelajaran TGT, yang meliputi kemampuan kognitif pada jenajang penetahuan (C1) samapai analisis (C4) yang dinyatakan dalam bentuk skor.

Pengertian C1, C2, C3, C4, C5, dan C6

by Ayunda Putry on 19:07 in pendidikanPenelitianPengertianPengetahuan Pengertian C1, C2, C3, C4, C5, dan C6 

(6)

Pengetahuan   adalah   aspek yang paling   dasar   dalam   taksonomi Bloom.   Pengetahuan hafalan   yang   perlu   diingat   seperti   rumus,   batasan   definisi,   istilah   pasal   dalam   undang­ undang,   nama   dan   tokoh,   nama­nama   kota   dan   lain­lain.   Hafal   menjadi   prasyarat   bagi pemahaman, misalnya hafal suatu rumus maka kita akan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut atau hafatl kata­kata akan memudahkan membuat kalimat.

2. Pemaharnan (C2)

Pemahaman   dapat   dibedakan   menjadi   tiga   yaitu   tingkat   rendah   seperti   menterjemah. Tingkat kedua yaitu pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian­bagian terdahulu dengan   yang   diketahui   berikutrya,   atau   menghubungkan   beberapa   bagian   dari   grafik dengan   kejadian.   Pemahaman   tingkat   ketiga,   yaitu   pemahaman   ektrapolasi   yang mengharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas.persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

3. Aplikasi (C3)

Menerapkan aplikasi ke dalam situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Pada aplikasi ini siswa dituntun memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abseksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam situasi baru dan menerapkannya secara benar.

4. Analisis (C4)

Dalam analisis, seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur­unsur atau komponen­komponen pembentuknya.

5. Sintesis (C5)

Pada jenjang ini seserang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada.

(7)

Seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkam suatu kriteria tertentu.

Home

Biologi

Sistem Saraf

Pengelompokan Saraf leher dan Fungsinya

Pengelompokan Saraf leher

dan Fungsinya

Diperbaharui pada : 5 March, 2016

(8)

sepanjang jalur dari sistem saraf pusat dan perifer,

termasuk proses keterampilan sensorik dan motorik.

Tulang belakang leher terdiri dari delapan set saraf yang

berbeda.

Beberapa saraf di leher termasuk saraf oksipital besar dan kecil,

saraf supraklavikularis dan nervus frenikus. Pengelompokan saraf

dalam tulang belakang leher diberi nama setelah mencocokkan

cakram serviks. Cakram atau (disk) ini diwakili oleh huruf “C” dan

angka sesuai dengan lokasi cakram antara vertebra lainnya yang

membentuk tulang belakang leher, dimulai dengan C1 di bagian

atas dan bekerja turun ke C8. Saraf di leher mengontrol berbagai

fungsi tubuh manusia.

Saraf Serviks C1 dan C2 bertanggung jawab untuk pergerakan

kepala. Sering disebut sebagai saraf suboksipital, C1 juga terkait

ke saraf lainnya berjalan melalui leher, seperti saraf vagus dan

saraf hypoglossal. Saraf C1 dan C2 milik pleksus serviks, bersama

dengan C3 dan C4.

C3, C4 dan C5 saraf serviks berada langsung di bawah C1 dan C2.

Saraf leher ini dalam bentuk saraf frenikus, yang membantu

mengontrol diafragma dan mengatur pernapasan. Cedera pada

saraf frenikus dapat menyebabkan masalah pernapasan dan

bahkan kematian.

Bersama-sama, saraf C1-C4 bekerja untuk melengkapi fungsi dari

pleksus serviks. Kelompok saraf memungkinkan untuk gerakan

seperti menekuk leher dan menelan. Semakin besar aurikularis

saraf, saraf oksipital inferior, dan saraf supravlavicular juga

berkontribusi terhadap fungsi pleksus serviks.

Saraf Serviks C5 merupakan awal dari pleksus brakialis.

Pengelompokan saraf ini menangani berbagai tanggung jawab,

termasuk mengendalikan otot tubuh bagian atas. Saraf C5-C8 dan

saraf toraks pertama, T1, termasuk dalam pleksus brakialis.

(9)

Secara khusus, saraf C5 mengontrol deltoids dan bisep. Saraf C6

mengontrol pergerakan di pergelangan tangan dan C7

mengontrol trisep. Serviks saraf C8 bekerja untuk mengontrol

tangan. Fungsi-fungsi dibantu melalui percabangan saraf dari

pleksus brakialis ke daerah yang mereka kuasai. Saraf pleksus

brakialis yang bercabang termasuk saraf radial, median dan ulnar

bertanggung jawab untuk gerakan dan sensasi menyampaikan ke

dan dari lengan, lengan bawah dan tangan.

Bersama-sama, saraf di leher bekerja untuk mengontrol gerakan

tubuh bagian atas dan ekstremitas atas. Saraf lainnya yang

berada di leher termasuk dorsal skapularis dan saraf aksila. Pada

saraf dorsal skapularis membantu mengontrol otot rhomboid,

sedangkan saraf aksilaris memberikan kontrol motorik dan

sensorik dari daerah lengan bahu dan atas.

Taksonomi Teori Bloom Kata Kerjanya itu ada 3 RANAH 

1.  KOGNITIF (C1 – C6),

2.  AFEKTIF (A1­A5), 

3.  PSIKOMOTOR (P1­P4)

Nah teman-teman selamat datang di blog Wisnu Gilang Ramadhan, artikel ini akan

membahas mengenai kata kerja operasional kognitif, afektif dan psikomotor. Sebelumnya kita

bahas dulu pengertiannya

(10)

Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap

koqnitif sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan

koqnitif siswa yang perlu dikembangkan secara khusu oleh guru yaitu:

Strategi belajar memahami isi materi pelajaran

Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap

pesan-pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut.

Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya

yang bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan koqnitif atau kebiasaan belajar.

Pilihan tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam materi dana mengaplikasikan

prinsip-prinsip tersebut.

Ada dua prefensi koqnitif

Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar

hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang

dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus

atau naik kelas semata

Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan

materi-materi yang disajikan gurunya.

Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan

masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral yang

terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.

b. Kecakapan Afektif

Kebersihan pengembangan koqnitif tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif akan

tetapi membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting

materi serta preferensi. Koqnitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan

kecakapan afektif para siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa

kesadaran beragama yang mantap

c. Kecakapan psikomotor

Keberhasilan pengembangan koqnitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor.

Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik

kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan

pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya

Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan

dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu

berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada

tiga jenis

domain

(daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:

(11)

b) Ranah nilai atau sikap (

affective domain

)

c) Ranah keterampilan (

psychomotor domain

)

CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)

Pengetahuan

(Cl)

Pemahaman

(C2)

Penerapan

(C3)

Analisis (C4)

Sintesis (C5) Penilaian (C6)

Mengutip

Memperkirak

an

Menugaskan

Menganalisis Mengabstraksi

Membanding

kan

Menyebutkan Menjelaskan

Mengurutkan Mengaudit

Mengatur

Menyimpulka

n

Menjelaskan

Mengkategori

kan

Menentukan

Memecahkan Menganimasi

Menilai

Menggambar Mencirikan

Menerapkan

Menegaskan

Mengumpulkan Mengarahkan

Membilang

Merinci

Menyesuaikan Mendeteksi

Mengkategorika

n

Mengkritik

Mengidentifl

kasi

Mengasosiasi

kan

Mengkalkulas

i

Mendiagnosis Mengkode

Menimbang

Mendaftar

Membandingk

an

Memodifikasi Menyeleksi

Mengkombinasi

kan

Memutuskan

Menunjukkan Menghitung

Mengklasifika

si

Memerinci

Menyusun

Memisahkan

Memberi

n

Mempertahan

kan

Mengurutkan

Mengkorelasi

kan

Menanggulangi Menugaskan

Menamai

Menguraikan Membiasakan

Merasionalka

n

Menghubungka

n

Menafsirkan

Menandai

Menjalin

Mencegah

Menguji

Menciptakan

Mempertahan

kan

Membaca

Membedakan Menentukan

Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci

Menyadap

Mendiskusika

n

Menggambark

an

Menjelajah

Mengoreksi

Mengukur

Menghafal

Menggali

Menggunakan

Membaganka

n

Merancang

Merangkum

Menim

Mencontohka

n

Menilai

Menyimpulka

n

Merencanakan

Membuktikan

Mencatat

Menerangkan Melatih

Menemukan

Mendikte

Memvalidasi

Mengulang

Mengemukak

an

Menggali

Menelaah

Meningkatkan

Mengetes

Mereproduksi Mempolakan

Mengemukak

an

Memaksimalk

an

Memperjelas

Mendukung

(12)

Memilih

Menyimpulka

n

Menyelidiki

Mengedit

Membentuk

Memproyeksi

kan

Menyatakan

Meramalkan

Mengoperasik

an

Mengaitkan

Merumuskan

Mempelajari Merangkum

Mempersoalk

an

Memilih

Menggeneralisa

si

Mentabulasi

Menjabarkan

Mengkonsepk

an

Mengukur

Menggabungka

n

Memberi

kode

Melaksanakan Melatih

Memadukan

Menelusuri

Meramalkan

Mentransfer

Membatasi

Menulis

Memproduksi

Mereparasi

Memproses

Mengaitkan

Menampilkan

Mensuimulasi

kan

Menyiapkan

Memecahkan

Memproduksi

Mel.akukan

Merangkum

Mentabulasi

Merekonstruksi

Menyusun

Memproses

meramalkan

Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang

terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang

dimaksud adalah:

Pengetahuan/hafalan/ingatan (

knowledge

)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (

recall

) atau mengenali

kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan

kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses

berfikir yang paling rendah.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal

surat al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu

materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Pemahaman (

comprehension

)

(13)

Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta

didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna

kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.

Penerapan (

application

)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata

cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam

situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat

lebih tinggi ketimbang pemahaman.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu

memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan

sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Analisis (

analysis

)

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan

menurut bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara

bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah

setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari

kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di

tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

Sintesis (

syntesis

)

Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis

merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,

sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru.

Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu

jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan

tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.

Penilaian/penghargaan/evaluasi (

evaluation

)

Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi

Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat

pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada

beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan

patokan-patokan atau kriteria yang ada.

CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)

Menerima (Al)

Menanggapi (A2)

Menilai (A3)

Mengelola (A4)

Menghayati

(A5)

(14)

Mempertanyaka

n

Mem bantu

Meyakini

Mengubah

Berakhlak

mulia

Mengikuti

Mengajukan

Melengkapi

Menata

Mempengaruhi

Memberi

Mengkompromika

n

Meyakinkan

Mengklasifikasikan Mendengarkan

Menganut

Menyenangi

Memperjelas

Mengkombinasika

n

Mengkualifikas

i

Mematuhi

Menyambut

Memprakarsai

Mempertahankan

Melayani

Meminati

Mendukung

Mengimani

Membangun

Menunjukkan

Mendukung

Mengundang

Membentuk

pendapat

Membuktikan

Menyetujui

Menggabungka

n

Memadukan

memecahkan

Menampilkan

Memperjelas

Mengelola

Melaporkan

Mengusulkan

Menegosiasi

Memilih

Menekankan

Merembuk

Mengatakan

Menyumbang

Memilah

Menolak

Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :

a. Penerimaan (recerving)

Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi

yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.

b. Pemberian respon atau partisipasi (responding)

Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi

peserta dan tertarik.

c. Penilaian atau penentuan sikap (valung)

Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian

tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan.

Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.

d. Organisasi (organization)

Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten

dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal,

mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.

e. Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value

complex)

(15)

CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)

PENIRUAN (PI) MANIPULASI (P2) KETETAPAN (P3) ARTIKULASI (P4)

Mengaktifkan

Mengoreksi

Mengalihkan

Mengalihkan

Menyesuaikan

Mendemonstrasikan Menggantikan

Mempertajam

Menggabungkan Merancang

Memutar

Membentuk

Melamar

Memilah

Mengirim

Memadankan

Mengatur

Melatih

Memindahkan

Menggunakan

Mengumpulkan Memperbaiki

Mendorong

Memulai

Menimbang

Mengidentifikasikan Menarik

Menyetir

Memperkecil

Mengisi

Memproduksi

Menjelaskan

Membangun

Menempatkan

Mencampur

Menempel

Mengubah

Membuat

Mengoperasikan

Menskestsa

Membersihkan

Memanipulasi

Mengemas

Mendengarkan

Memposisikan

Mereparasi

Membungkus

Menimbang

Mengkonstruksi Mencampur

Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :

a. Peniruan

terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang

diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya

dalam bentuk global dan tidak sempurna.

b. Manipulasi

Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan,

gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa

menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

c. Ketetapan

memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.

Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat

minimum.

d. Artikulasi

Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan

mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.

e. Pengalamiahan

(16)

Kata Kerja untuk Ranah Afektif (A1 - A5)

CONTOH KATA KERJA UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)

Menerima (A1)

Menanggapi

(A2) Menilai (A3) Mengelola (A4)

Menghayati (A5)

Memilih Menjawab Mengasumsik

an Menganut Mengubah prilaku

Mempertanyak

an Membantu Meyakini Mengubah Berakhlak mulia

Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi

Memberi Mengkompromik

an Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan

Menganut Menyenangi Memperjelas Mengkombinasikan Mengkualifikasi Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Melayani

Meminati Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan

Mendukung Mengundang Membentuk

pendapat Membuktikan

Menyetujui Menggabungk

an Memadukan Memecahkan

Menampilkan Memperjelas Mengelola

Melaporkan Mengusulkan Menegosiasi

Memilih Menekankan Merembuk

Mengatakan Menyumbang

Memilah

(17)

Langkah-Langkah Menyusun dan Contoh Instrumen Penilaian Afektif

Labels: pbm

Tinjauan Umum tentang Penilaian Afektif

Penilaian afektif, bagi sebagian guru lebih sulit dilakukan dibanding penilaian kognitif atau penilaian psikomotor. Padahal dalam dunia pendidikan seperti halnya di sekolah, ranah afektif juga sangat perlu mendapatkan perhatian. Kenyataan selama ini di lapangan lebih menunjukkan penilaian afektif terkesan bagai “anak tiri” dibanding penilaian kognitif maupun psikomotor. Ada juga kasus-kasus di lapangan yang menunjukkan guru telah melakukan penilaian afektif, tetapi tanpa panduan atau instrumen yang baik.

Pada tulisan kali ini, blog penelitian tindakan kelas (ptk) dan model-model

pembelajaran akan mencoba membahas mengenai penilaian afektif. Mari kita simak.

Ranah afektif sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Beberapa komponen penting ranah afektif misalnya minat dan sikap terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran. Siswa bisa memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu, bisa juga negatif, atau netral. Harapan semua guru tentunya, siswa mereka memiliki sikap dan minat positif terhadap semua mata pelajaran atau materi pelajaran. Melalui sikap yang positif ini kemudian dapat diharapkan, siswa juga akan memiliki minat yang positif. Siswa yang mempunyai sikap positif dan minat positif terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran akan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil dalam kegiatan pembelajaran.

Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian Afektif

Dalam kaitan untuk mengetahui sejauh mana sikap dan minat siswa terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran, yang kedua termasuk bagian penting dari ranah afektif, maka guru perlu menyusun instrumen penilaian afektif. Untuk menyusun instrumen penilaian afektif, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pemilihan ranah afektif yang ingin dinilai oleh guru, misalnya sikap dan minat terhadap suatu materi pelajaran.

(18)

3. Beberapa contoh indikator yang misalnya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran, yaitu: (1) persentase kehadiran atau ketidakhadiran di kelas; (2) aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, misalnya apakah suka bertanya, terlibat aktif dalam diskusi, aktif

memperhatikan penjelasan guru, dsb.; (3) penyelesaian tugas-tugas belajar yang diberikan, seperti ketepatan waktu mengumpul PR atau tugas lainnya; (4) kerapian buku catatan dan kelengkapan bahan belajar lainnya terkait materi pelajaran tersebut.

4. Penentuan jenis skala yang digunakan, misalnya jika menggunakan skala Likert, berarti ada 5 rentang skala, yaitu: (1) tidak berminat; (2) kurang berminat; (3) netral; (4) berminat; dan (5) sangat berminat.

5. Penulisan draft instrumen penilaian afektif (misalnya dalam bentuk kuisioner) berdasarkan indikator dan skala yang telah ditentukan.

6. Penelaahan dan meminta masukan teman sejawat (guru lain) mengenai draft instrumen penilaian ranah afektif yang telah dibuat.

7. Revisi instrumen penilaian afektif berdasarkan hasil telaah dan masukan rekan sejawat, bila memang diperlukan

8. Persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada siswa beserta inventori laporan diri yang diberikan siswa berdasarkan hasil kuisioner (angket) tersebut.

9. Pemberian skor inventori kepada siswa

10. Analisis hasil inventori minat siswa terhadap materi pelajaran

Bagaimana memberikan skor dalam penilaian afektif

Teknik penskoran untuk penilaian ranah afektif dapat dilakukan secara sederhana. Contoh, pada instrumen penilaian minat siswa terhadap suatu materi pelajaran terdapat 10 item (berarti ada 10 indikator), maka bila skala yang digunakan adalah skala Likert (1 sampai 5), berarti skor terendah yang mungkin diperoleh seorang siswa adalah 10 (dari 10 item x 1) dan skor paling tinggiyang mungkin diperoleh siswa adalah 50 (dari 10 item x 5). Maka kita dapat menetukan median-nya, yaitu (10 + 50)/2 atau sama dengan 30. Bila kita

membaginya menjadi 4 kategori, maka skor 10 -20 termasuk tidak berminat; skor 21 – 30 termasuk kurang berminat; skor 32 – 40 berminat, dan skor 41 – 50 termasuk kategori sangat berminat.

Contoh Instrumen Penilaian Afektif

(19)

Contoh Instrumen Penilaian Afektif

Artikel Lain Yang Berhubungan dengan Penilaian Afektif :

Prinsip-Prinsip Penilaian

Kata Kerja Operasional untuk Ranah Afektif

Dalam penyusunan instrumen penilaian afektif, kita harus menggunakan kata kerja

operasional dalam indikatornya. Ini dilakukan (sama seperti instrumen penilaian kognitif dan psikomotor) agar indikator dapat diamati / terukur. Menurut taksonomi Bloom, ada 5

tingkatan ranah afektif yaitu: (1) A1 – menerima; (2) A2 – menanggapi; (3) A3- menilai; (4) A4 – mengelola; dan (5) A5 – menghayati. Berikut ini disajikan contoh-contoh kata kerja operasional untuk kelima tingkatan dalam ranah afektif.

A1 – Menerima

(20)

 Mempertanyakan  Mengikuti

 Memberi

 Mematuhi  Meminati  menganut

A2 – menanggapi

Contoh kata kerja operasional:  Menjawab

 Membantu

 Mengajukan  Mengkompromikan  Menyenangi

 Menyambut

 Mendukung

 Menyetujui  Menampilkan  Melaporkan  Memilih

 Memilah

 Mengatakan

 Menolak

A3 – menilai

Contoh kata kerja operasional:  Mengasumsikan  Meyakini

 Melengkapi  Meyakinkan  Memperjelas  Memprakarsai  Mengimani  Mengundang  Menggabungkan  Memperjelas  Mengusulkan  Menyumbang

A4 – mengelola

Contoh kata kerja operasional:  Menganut

 Mengubah

(21)

 Mengklasifikasikan  Mengkombinasikan  Mempertahankan

 Membangun

 Memadukan

 Mengelola  Menegosiasikan  Merembukkan

A4 – menghayati

Contoh kata kerja operasional:  Mengubah perilaku  Berakhlak mulia  Mempengaruhi  Mendengarkan  Mengkualifikasi  Melayani  Menunjukkan  Membuktikan  Memecahkan

Pengukuran Ranah Afektif dan Psikomotor

Tuesday, June 21st, 2011 - Pendidikan

Evaluasi Pembelajaran : Pengukuran Ranah Afektif dan Psikomotor

Berikut ini salah satu contoh makalah singkat membahas tentang pengukuran ranah afektif dan psikomotor. Makalah ini cukup menarik uuntuk dibaca khususnya bagi tenaga pendidik, agar lebih memperdalam pengetahuan dalam evaluasi pembelajaran.

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

(22)

melukis, berbicara, membongkar dan memasang peralatan, dan sebagainya. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat membentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri. Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di sekolah, yang akan dicapai melalui pembelajaran yang tepat.

Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih kurang. Hal ini di sebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai. Keberhasilan pendidik melaksanakan pembelajaran ranah afektifdan keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi afektif perlu dinilai. Oleh karena itu perlu dikembangkan acuan pengembangan perangkat penilaian ranah afektif serta penafsiran hasil pengukurannya.

Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang

berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).

Pada umumnya penilaian yang dilakukan oleh pendidik lebih menekankan pada penilaian ranah kognitif. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena pendidik kurang memahami penilaian ranah afektif dan psikomotor.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pengukuran ranah afektif dan ranah psikomotorik?

2. ciri-ciri ranah penilaianafektif dan psikomotorik?

BAB II

(23)

A. PENGUKURAN RANAH AFEKTIF 1. Pengertian Pengukuran Ranah Afektif

Hingga dewasa ini ranah afektif merupakan kawasan pendidikan yang masih sulit digarap secara operasional. Kawasan afektif sering kali tumpang tindih dengan kawasan kognitif dan psikomotorik. Afek merupakan karakteristik atau unsur afektif yang diukur, ia bisa berupa minat, sikap, motivasi, konsep diri, nilai, apresiasi, dan sebagainya.

Ranah afektif adalah rana yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Rana afektif mencakup watak prilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.

Rana afektif menjadi lebih rinci lagi kedalam lima jenjang, yaitu :

1) Receiving atau attending : (menerima atau memeperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah : kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyelesaikan gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.

2) Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya parsitipasi aktif”. Jadi kemampuan

menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan drinya secara aktif dalam fenomena tertentu dalam membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi dari pada jenjang receiving. Contoh hasil balajar ranah afektif responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau mengenali lebih dalam lagi, ajaran-ajaran islam tentang kedisiplinan.

3) Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau

(24)

dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi dri pada receiving atau responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mampu menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai dicamkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar afektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

4) Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga membentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai yang lain. Pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh nilai afektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.

5) Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hirarki nilai . nilai itu telah tertaman secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya.

secara skematik kelima jenjang afektif sebagaimana telah dikemukakan diatas, menurut A.J Nitko (1983) dapat digambarkan sebagai berikut :

Pengukuran ranah afktif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah, Menerima (memperhatikan), merespon, menghargai,

mengorganisasi, dan karakteristik suatu nilai.

(25)

1) Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.

2) Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai antara lain diperlukan sebagai bahan bagi : perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus tidaknya anak didik.

3) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.

4) Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik.

Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. sikap pada hakekatnya adalah kecendrungan berprilaku kepada seseorang.

Ada tiga komponen sikap :

1) Kognisi, berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapi.

2) Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut.

3) Konasi berkenaan dengan kecendrungan berbuat terhadap objek tersebut

2. Ciri-ciri Ranah Penilaian Afektif

Pemikiran atau prilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama : prilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua : prilaku harus tipikal prilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, ranah dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari pada yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang dari suka atau senang.

(26)

1) Sikap

Sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses

pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terfadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pelajaran, pendidik dan sebagainya.

Menurut fishbein dan ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau mata pelajaran.

2) Minat

Menurut getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yanh mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktifitas, pamahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.

Penilaian minat dapat digunakan untuk :

a. Mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk mengarahkan dalam pembelajaran,

b. Mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya

c. Memepertimbangkan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik

d. Menggambarkan keadaan langsung dilapangan/kelas

3) Konsep Diri

(27)

bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerahkontinum, mulai dari rendah sampai tinggi.

Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah sebagai berikut:

a. Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik

b. Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai

c. Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.

4) Nilai

Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan atau prilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.

Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan prilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.

5) Moral

Piaget dan kohlberg banyak membahas tenyang perkembangan moral anak. Namun kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orng lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau mukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai dan keyakinan seseorang.

(28)

 Kejujuran : peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dala berinteraksi dengan orng lain.

 Integritas : peserta didik harus meningkatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan artistik.  Adil : peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama

dalam memperoleh pendidikan

 Kebebasan : peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.

Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu :

 Laporan diri oleh siswayang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim,  Pengamatan sistematis oleh guru tethadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.

Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah :

 Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian

 Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam merespon, mematuhi peraturan

 Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap nilai.

 Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasi nilai, mamahami hubungan abstrak, mangorganisasi sistem suatu nilai.

B. PENGUKURAN RANAH PSIKOMOTORIK

1. Pengertian Pengukuran Ranah Psikomotor

Istilah Psychomotor, psikomotor terkait dengan kata motor, sensory-motor, atau perceptual- motor. Ranah psikomotor erat kaitannya dengan kerja otot yang menjadi penggerak tubuh dan bagian-bagiannya, mulai dari gerak yang sederhana seperti gerakan-gerakan dalam shalat sampai dengan gerakan-gerakan yang kompleks seperti gerakan-gerakan dalam praktik manasik ibadah haji. Keterampilan lebih terkait dengan psikomotor.

(29)

Instrummen yang digunakan mengukur keterampilan biasanya berupa matriks. Ke bawah

menyatakan perperincian aspek (bagian keterampilan) yang akan diukur, kekanan menunjukkan skor yang dapat dicapai.

1. Ciri-ciri Pengukuran Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melaluli keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.

Penilaian psikomotorik dapat di lakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak di gunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengtukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.

Observasi di lakukan pada saat prodses kegiatan itu berlangsung. pengamat terlebih dahulu harus menetapkan kisi-kisi tingkah laku apa yang hendak di observasinya, lalu di buat pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang di buat.

sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai tingkah laku yang tampak untuk observasi, bisa pula dalam bentuk member tanda cek pada kolom jawaban hasil observasi.

Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau

kinerja (performance) yang telah di kuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat nerupa tes paper andpencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes untuk kerja.

1) Tes simulasi

(30)

tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya.

2) Tes untuk kerja (work sample)

Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakh peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas di lapangan yang sebenarnya.

Tes simulasi dan tes untuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan observasi langsung ketika peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dapat menggunakan daftar cek (chek-list) ataupun skala penilaian (rating scale). Psikomotorik yang di ukur dapat menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, kerang, dan tidak baik.

Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila di bandingkan dengan ranah psikomotor. Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes untuk kerja atau lembar tugas.

Contohnya kemampuan psikomotor yang di bina dalam belajar matematika misalnya berkaitan dengan kemampuan mengukur (dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun tidak baku), menggambar bentuk-bentuk geometri (bangun datar, bangun ruang, garis, sudut, dll) ata tanpa alat. Contoh lainnya, siswa di bina kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring kubus secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan siswa dalam menggunakan peralatan (jangka dan penggaris) saat melukis. secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat di lakukan dengan

pengamatan (perlu lembar pengamatan) dan tes perbuatan.

(31)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti persaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing(4) organization (5) characterization by evalue or calue complex.

2. Ranah Psikomotormerupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari8, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1959) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.

3. Ciri ranah penilaian afektif yaitu pemikiran atau perilaku harus memiliki dua criteria untuk di klasifikasikan sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari

perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yaqng lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat di banding yang lain. Arah perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan apakah perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran di maknai porotif, sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan di tinjau bersama-sama, maka karasteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktifitas, atau ide sebagai arah dari perasaan.

4. Cakupan yang diukur dalam ranah afektif adalah adalah: menerima (A1), menanggapi (A2), Menghargai (A3), Mengatur diri (A4), dan menjadikan pola hidup (C5).

5. Ranah afektif tidak dapat di ukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang di ukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai,

Mengorganisasi.

6. Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat di ukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dalam ranah psikomotorik yang di ukur meliputi (1) gerak reflex, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan perceptual, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6)

komunikasi non diskusi (tanpa bahasa melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.

(32)

menuntut kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan mata pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih menitik beratkan pada ranah kognitif dan keduanya selalu mengandug ranah afektif.

Read more: http://www.artikelbagus.com/2011/06/pengukuran-ranah-afektif-dan-psikomotor.html#ixzz44AmOqwCH

pokok Pengalaman belajar Jenis tagiha

(33)
(34)

Peranan Virus

Uji tes kerja

Tugas kelomp ok

Uraian bebas

Lembar pengamat an

Amatilah daun tumbuhan yang sehat dan yang terinfeksi virus di lingkunga n sekitar sekolah

2 2

Lembar Penilaian Ranah Psikomotor

Petunjuk

(35)

2.      Isilah lembar ini untuk memberikan skor keterampilan tiap siswa dalam menggunakan alat

dan bahan, dengan tanda cek (√ ) di bawah kolom skor.

Pokok Bahasan Virus

Nomo r butir

Aspek Keterampilan

Skor 1 2 3 4 5 1

2

3 4 5

Mengumpulkan data dan menyiapkan alat dan bahan Membandingkan daun tumbuhan yang sehat dan yang terinfeksi virus

Menggambar struktur tubuh virus bakteriofage Melaporkan hasil pengamatannya

Menjawab pertanyaan

Deskripsi penilaian :

1 = Siswa sangat kurang terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus

2 = Siswa kurang terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus

3 = Siswa cukup terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus

4 = Siswa terampil dalam mengamati daun tumbuhan yang sehat dan terinfeksi virus

(36)

Diposkan 22nd December 2012 oleh m.erick sanjaya

Tugas Penilaian Otentik Ke-empat

Pembuatan Soal berdasarkan Kriteria Analisis, comparison, inference and interpretation, and evaluation

Berikut dilakukan penilaian dari pokok bahasan Genetika mengenai persilangan dan hukum mendel Penilaian dilakukan secara tes tertulis dan percobaan secara langsung oleh siswa di Laboratorium Biologi. Penilaian ini bermanfaat bagi guru dalam menilai hasil belajar siswa secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Rubrik ini bukanlah secara keseluruhan penilaian namun bagian dari beberapa penilaian yang dilakukan pada pokok bahasan Genetika.

(37)
(38)

Evaluation Hukum pewarisan ini terdiri dari dua bagian:

Planning Siapkan alat dan bahan yang gen merah, putih, kuning, dan hijau. Dalam hal ini warna gen merah (B) pembawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Keterangan penilaian:

Dari hasil setiap skor dijumlahkan dan ditentukan nilai akhir sesuai dengan persamaan:

Hasil = (Jumlah skor/ skor maksimal) x 100

Skor maksimal = 16

Criteria kualitatif hasil penilaian

80 – 100 = sangat baik

60 – 80 = baik

40 – 60 = sedang

20 – 40 = tidak baik

≤ 19 = sangat tidak baik

Diposkan 8th December 2012 oleh m.erick sanjaya

  

Tambahkan komentar

3.

DEC

2

(44)

Tugas Ke-3

Nama : M. Erick Sanjaya

Nim : A2F011049

Rubrik Dengan 6 Standard Penilaian Biologi

Mata Pelajajaran : Biologi

Kelas : IX

Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : 3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah

Soal Evaluasi K.D 3.2

1.   Warna   merah   cerah   pada   darah   manusia   disebabkan   oleh   … a.   reaksi   antara   O2   dengan   hemoglobin b.   leukosit   yang   mengandung   hemoglobin c.   plasma   yang   mengandung   hemoglobin d.   eritrosit   yang   mengandung   hemoglobin e. reaksi antara CO2 dan hemoglobin

2. Setelah mengalami proses pencernaan, sari makanan siap untuk diserap dan dibawa ke seluruh tubuh oleh darah. Bagian darah yang berperan dalam pengangkutan adalah ….

a.   plasma

b.   eritrosit

c.   leukosit

d.   trombosit

e. limfosit

3.   Komponen   yang   tidak   termasuk   plasma   adalah

a.   air

b.   fibrinogen

(45)

d.   globulin e. Albumin

4.   Hal   yang   dapat   memicu   penghentian   pendarahan   darah   adalah   …. a.   trombosit   dan   faktor­faktor   lainnya   pada   plasma   menyentuh   permukaan   yang   kasar b.   diproduksinya   enzim   trombin   (trombokinase) c.   diubahnya   fibrinogen   menjadi   fibrin d.   diubahnya   fibrin   menjadi   fibrinogen e. aliran darah yang cepat melewati kapiler

5.   Pernyataan   yang   benar   tentang   macam   sel  darah   putih   dengan   peranannya   adalah   …. a.   eosinofil   memakan   antigen   dan   mengontrol   respon   kebal b.   neutrofil   mengenali   antigen   dan   menghasilkan antibodi

c.   basofil   menembus   pembuluh   darah   dan   mengontrol   respon   kebal d.   monosit   memproduksi antibodi dan   menembus   pembuluh   darah e. limfosit mengontrol respon kebal dan menghasilkan antibodi

6.   Komponen   pada   darah   yang   memiliki   jumlah   paling   banyak   adalah   ….

a.   eritrosit

b.   leukosit

c.   plasma   darah

d.   trombosit

e. keping darah

7.  Tekanan   darah   Pak   Maman   yang   ditunjukkan   oleh   sphygmomanometer   adalah   140/88

mmHg.   Angka   88   menunjukan   ….

a.   tekanan   darah   di   ventrikel

b.   tekanan   darah   di   atrium

c.   darah   yang   keluar   dari   jantung d.   otot   jantung   waktu   mengembang e. jantung waktu menghisap darah dari pembuluh balik

8. Transfusi darah dari donor yang bergolongan darah A ke resipien yang bergolongan darah B menyebabkan   aglutinasi   karena   …. a.   bertemunya   aglutinogen   B   dengan   aglutinin   α

b.   bertemunya   aglutinogen   A   dengan   aglutinin   α

c.   bertemunya   aglutinogen   B   dengan   aglutinin   β

d.   bertemunya   aglutinogen   A   dengan   aglutinin   β

e. bertemunya aglutinin   dengan aglutinin α β

9.   Apabila   dalam   sel   darah   merah   seseorang   tidak   terdapat   aglutinogen,   tetapi   dalam plasmanya   mengandung   aglutinin     dan   ,   golongan   darah   orang   tersebut   adalah   ….α β

a.   O

b.   AB

(46)

d.   B e. O dan AB

10. Seseorang yang menderita sakit akibat infeksivirus akan mengalami ….

a. peningkatan jumlah neutrofil dan makrofag untuk memakan virus

b. peningkatan jumlah limfosit untuk membuat antibodi

c. penurunan jumlah limfosit karena berinteraksi dengan toksin

d. penurunan jumlah neutrofil dan makrofag karena banyak yang mati

e. penurunan jumlah leukosit untuk merespon antigen

11. Kelainan berupa pengerasan dan penyempitan pembuluh darah akibat endapan senyawa lemak disebut ….

a.   hemofilia

b.   leukimia

c.   varises

d.   atherosklerosis

e. Arteriosklerosis

12.  Sistem peredaran darah manusia terdiri dari komponen berikut kecuali:

a. Darah

b. Jantung

c. Vena

d. Arteri

e. Ginjal

13. Pernyataan di bawah ini adalah fungsi sistem sirkulasi pada manusia, kecuali…

a. Mengangkut zat nutrisi ke seluruh jaringan tubuh

b. Menghantarkan rangsang ke organ-organ tubuh

c. Mengatur suhu tubuh

d. Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat-alat pengeluaran

(47)

14. Fungsi hemoglobin adalah…

a. Membawa CO2 ke jaringan

b. Membawa CO2 dari jaringan

c. Membantu dalam proses pembekuan darah

d. Mengikat oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh

e. Membawa glukosa ke seluruh tubuh

15. Zat yang menentukan golongan darah manusia adalah . .

a. aglutinin dan eritrosit

b. aglutinin dan leukosit

c. aglutinin dan aglutinogen

d. aglutinogen dan eritrosit

e. aglutinogen dan leukosit

ESSAY

1. Tuliskan Secara Jelas Skema Proses pembekuan darah beserta penjelasannya

(10 point)

2. Sebutkan Alat-alat Peredaran darah

3. Tuliskan 6 fungsi darah

4. Sebutkan komponen-komponen darah dan fungsinya

5. Bandingkan jantung pada mamalia, aves, amfibi, reptil dan pisces?

Rubrik Jawaban Ulangan Harian KD-2

(48)

No Jawaban Skor

1 A 2

2 A 2

3 C 2

4 B ` 2

5 E 2

6 A 2

7 D 2

8 D 2

9 A 2

10 B 2

11 E 2

12 E 2

13 B 2

14 D 2

15 C 2

Total 30

ESSAY

1. Skema Pembekuan Darah (10 point)

Trombosit pecah enzim

(49)

protrombin

trombin

fibrinogen benang-benang fibrin

pembentukan bekuan darah

2. Alat peredaran darah terdiri dari : Point

a. Jantung 1

b. Vena 1

c. Arteri 1

d. Kapiler 1

3. Fungsi darah yaitu: (6 ponit)

 Sebagai pembawa zat-zat makanan dari sistem pencernaan ke seluruh sel

tubuh oleh plasma darah.

 Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh sel tubuh oleh eritrosit.

 Mengangkut sisa-sisa metabolisme oleh plasma darah dan eritrosit

 Memelihara keseimbangan cairan tubuh oleh palsma darah.

 Sebagai pertahanan tubuh oleh leukosit

 Memelihara suhu tubuh oleh plasma darah.

4. Komponen darah dan Fungsinya:

 Cairan yaitu plasma darahberfungsi sebagai pelaruut, mengangkut

sari-sari makanan, dan menjaga keseimbangan cairan tubuh (5 point)

(50)

oksigen dan karbondioksida, leukosit berfungsi sebagai pertahanan

tubuh dan trombosit yang berperan dalam pembekuan darah (5 point)

5. Perbandingan jantung pada mamalia, aves, amfibi, reptil dan pisces (Point 5)

Jantung pada pisces memiliki 2 ruang, pada amfibi 3 ruang dan pada reptil, aves dan mamalia memiliki 4 ruang.

Nilai

Skor yang diperoleh

X 100%

Skor maksimal (65)

LEMBAR VALIDASI

No

. Dimensi

Skor Penilaian

1 2 3 4

1. Biologi

Memahami Masalah

Mengidentifikasi Persamaan dan Perbedaan

Penerapan Konsep

2. Pembelajaran

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

(51)

3. Keadilan dan Kesempatan

Soal yang diberikan sama untuk semua kelas

Soal yang diberikan sudah diberikan pembelajaran yang sama untuk semua kelas

4. Keterbukaan

Pemberian skor

Pengembalian lembar jawaban

Penjelasan letak kesalahan

Remedial untuk siswa yang belum tuntas

Pengayaan untuk siswa yang tuntas

5. Kesimpulan

Tes merupakan uji hasil belajar yang merangkum seluruh materi pelajaran tertentu

6. Koherensi

Tes yang diberikan digunakan untuk mengetahui

pemahaman siswa tentang system peredaran darah

Kriteria Skor:

Gambar

Gambar untuk klasifikasi taksonomi bloom ranah kognitif

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui k ekuatan bending dan impact yang optimal dari k omposit berpenguat sek am padi bermatrik urea formaldehyde pada frak si

China merupakan salah satu Negara yang berhasil membangun perekonomian negaranya dengan baik selama 40 terakhir. Meski didera kesulitan ekonomi, Cina

1. Guru menunjukkan tulisan tentang tata tertib sekolah. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari... Guru menceritakan cerita yang ada dalam buku dengan bahasa lisan.

Pada gambar rangkaian di bawah merupakan simulasi PWM boost rectifier satu fasa tipe full-bridge dengan kontrol hysterisis yang membandingkan referensi dengan aktual dari sensor

Artikel yang dikirim untuk publikasi ke Jurnal Gizi Indonesia (JGI) wajid disertai form pernyataan keaslian naskah artikel, belum pernah dipublikasikan di jurnal

1. Kesepakatan atau persetujuan kehendak para pihak 2. Kecakapan para pihak dalam membuat suatu perjanjian. Suatu hal tertentu. Suatu sebab yang halal. 1) Kesepakatan atau

Dalam rangka meningkatkan daya saing industri salah satu penunjangnya adalah kompetensi Sumber Daya Manusia pelaku industri yang cukup tersedia di dalam

Dari keterbatasan yang ada, maka saran untuk penelitian yang akan datang yaitu berupa perluasan populasi sehingga jumlah sampel menjadi lebih banyak dan jenis