• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjanjian Jual Beli Bahan Bakar Minyak Jenis High Speed Diesel Antara PT. Prayasa Indomitra Sarana Dengan PT. Buma Niaga Perkasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perjanjian Jual Beli Bahan Bakar Minyak Jenis High Speed Diesel Antara PT. Prayasa Indomitra Sarana Dengan PT. Buma Niaga Perkasa"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Perjanjian jual beli bahan bakar minyak antara PT. Prayasa Indomitra Sarana

dengan PT. Buma Niaga Perkasa pada dasarnya adalah suatu perwujudan kewenangan

hukum para pihak untuk memperniagakan bahan bakar minyak yang diberikan

oleh Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas. Sebagai suatu

peristiwa hukum konkrit yang lahir dari andil kebijakan hukum publik, maka

perjanjian jual beli bahan bakar minyak akan mendapatkan kajian tentang

bagaimana perjanjian jual beli bahan bakar minyak antara kedua belah pihak

tersebut

dapat

memenuhi

keabsahan

perjanjian,

dan

kajian

tentang

pertanggungjawaban para pihak jika terjadi kegagalan pemenuhan kewajiban

secara kontraktual, termasuk juga kajian mengenai Azas Keseimbangan di dalam

Perjanjian Jual Beli tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu dengan

cara meneliti bahan kepustakaan atau bahan data sekunder. Sifat penelitian ini adalah

deskriptif analisis dan analisis data yang dilakukan secara kualitatif.

Hasil penelitian dari tesis ini menggambarkan bahwa secara umum perjanjian jual

beli bahan bakar minyak tersebut telah memenuhi syarat-syarat keabsahan perjanjian,

namun demikian untuk dapat memiliki kecakapan hukum, para pihak juga harus memiliki

kewenangan hukum. Kewenangan hukum tersebut diperoleh setelah pihak penjual

mendapatkan izin usaha niaga umum seperti yang diatur dalam regulasi niaga umum

Migas. Selanjutnya keabsahan perjanjian jual beli juga bergantung pada kesepakatan

mengenai barang dan harganya, dan saat terjadi penundaan kesepakatan harga barang

sampai dengan terpenuhinya peristiwa tertentu yang diperjanjikan, bukan berarti telah

terjadi penundaan lahirnya perjanjian selain tertundanya daya kerja perikatan hukum

pada perjanjian tersebut. Pertanggungjawaban kontraktual para pihak bersandar pada

dasar kerikatan kontraktual dan norma perjanjian jual beli sebagai perjanjian bernama

yang

mempertimbangkan

unsur

essentialia

,

naturalia

dan

accidentalia

.

Pertanggungjawaban kontraktual bermula dari keadaan wanprestasi, yang diberikan

dalam bentuk pembayaran biaya-biaya, ganti kerugian dan keuntungan yang diharapkan.

Pertanggungjawaban para pihak yang lahir karena izin usaha pihak penjual dicabut,

bukan lagi berdasarkan perikatan hukum dalam perjanjian, namun lahir dari

onrechtmatigedaad

.

Overmacht

mengakibatkan gugurnya pertanggungjawaban terhadap

pemenuhan prestasi, namun tidak pada pertanggungjawaban terhadap resiko

masing-masing pihak. Terkait azas keseimbangan, pada prinsipnya antara keseimbangan

equilibrium

dan proporsional, sama-sama memiliki pembenaran dalam porsinya

masing-masing. Nilai-nilai keseimbangan

equilibrium

nampak pada pokok prestasi perjanjian

jual beli, namun demikian jika kemudian terdapat norma-norma perjanjian yang

nampaknya tak seimbang, maka nilai-nilai dalam keseimbangan proporsional akan

mengambil peran untuk menimbang apakah terjadi ketidakseimbangan, atau justru

terdapat nilai-nilai keseimbangan yang proporsional.

Kata kunci :

Perjanjian Jual Beli Bahan Bakar Minyak, Pertanggungjawaban

Kontraktual, Azas Keseimbangan dalam perjanjian.

(2)

ii

ABSTRACT

Trading agreement of the fuel of oil between PT. Prayasa Indomitra Sarana

and PT. Buma Niaga Perkasa is basically a materialization of legal authority of the

parties to trade the fuel of oil authorized through Law No.22/2001 on Oil and Gas.

As a concrete legal event originated from the public legal policy, trading agreement

of the fuel of oil will be studied to analyze how the oil trading agreement between the

two parties can meet the validity of the agreement and the responsibility of the parties

involved in case one of them fail to meet their contractual obligations including the

study of the principle of balance in the trading agreement.

The data of this descriptive study with normative juridical approach were

secondary data obtained through library study. The data obtained were qualitatively

analyzed.

The result of this study showed that, in general, the oil trading agreement has

met the requirements of agreement validity, but to have its legal capacity, the parties

involved must have legal authority. The legal authority is obtained after the seller has

got a general commercial business permit as regulated in the oil and gas general

commercial regulation. Then, the validity of trading agreement also depends on the

agreement between the goods/product and its price, commencing from the delay of

goods price agreement to the fulfillment of the event agreed, and it does not mean

that the agreement is delayed besides the delay of the power of legal engagement in

the agreement. The contractual responsibility of the parties involved is based on

contractual bound and the norms of trading agreement as good agreement

considering the elements of essentialia, naturalia and accidentalia. Contractual

responsibility commences from failing to meet what agreed in the agreement that is

realized in the forms of paying the expenditures, compensation and expected profit.

The responsibility of the parties involved commences because the business permit of

the seller is revoked, not due to legal committment in the agreement but based on

onrechtmatigedaad. Overmacht results in a compliance of responsibility to meet the

achievement but not to the responsibility to the risk belongs to the individual party. In

relation to the equilibrium values, principally both the equilibrium and proportional

balances have their own portion of justification. The values of equiblirium balance

are seen through the principal achievement of trading agreement, but if an

unbalanced norms of agreement appears afterwards, the norms in proportional

balance will take over the role to consider whether or not the unbalanced values

occur or there are proportional equilibrium values instead.

Keywords: Trading Agreement, Fuel of Oil, Contractual Responsibility,

In-Agreement Balance Principle

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dapat meningkatkan keaktifan prestasi belajar

[r]

tanaman biwa pada saat 9 BSPPP menunjukkan bahwa pemberian pupuk N, P, dan K memberi pengaruh nyata terhadap pertambahan kadar hara N, P, dan K pada daun biwa, tetapi tidak dijumpai

Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: 1 Pelaksanaan Bimbingan belajar dilakukan setelah menghadapi UTS, pelaksnaanya di lakukan di luar jam pelajaran setelah pulang sekolah

Skripsi HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI SERTA KEDUDUKAN ETTY NARO.. yang baik den tidak dlperbolehkan untuk oeoindehkon atau oeobeboni harta kokeyaan tidak bergerak nilik ietari

Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis puisi antara lain siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Model Balck Box Tyler dibagun atas dua dasar, yaitu evaluasi yang ditujukan pada tingkah laku peserta didik dan evaluasi yang harus dilakukan pada.. tingkah laku awal

memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter Adapun apa yang menjadi dasar hukum dalam pelayanan medik, menurut King bahwa