• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Produk Medical Latex Gloves dengan Menggunakan Quality Function Deployment dan Theory of Constraint Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbaikan Produk Medical Latex Gloves dengan Menggunakan Quality Function Deployment dan Theory of Constraint Chapter III VII"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Proses Perancangan Produk1

Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep menjadi informasi nyata. Perancangan berbeda dengan membuat atau membangun.

2Perancangan adalah penerapan prinsip-prinsip teknis dan ilmiah untuk

mengatur komponen sebuah perangkat. Perangkat disesuaikan dan diwujudkan untuk mencapai hasil tertentu, harus memenuhi enam persyaratan sebagaimana digariskan oleh Pye (1989).

3.2. Model Kano 3

Konsultan TQM di Jepang Noriaki Kano, telah memberikan model yang sangat berguna mengenai kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan karakteristik produk.

4Model Kano mengklasifikasikan atribut kualitas ke dalam dimensi

kualitas yang berbeda, juga direpresentasikan dalam Gambar 3.1. sebagai berikut 1. Must Be quality: Atribut kualitas ini diambil untuk diberikan ketika terpenuhi

tetapi hasil dari ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.

1 Anil Mital, et all. Product Development A structured Approach to Consumer Product

Development, Design and Manufacture. (Cet. USA : Elsevier, 2008)., h. 37

2 Ibid., h. 49-51

3 Lou Cohen, Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You, (USA :

Addison-Wesley Publishing Company,1995), h.36 

4 Grigoroudis, Evangelos. 2010. Customer Satisfaction Evaluation. Springer New York Dordrecht

(2)

2. One-Dimensional quality: Hasil atribut dalam kepuasan ketika terpenuhi dan hasil dari ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.

3. Attractive quality: Atribut kualitas menyediakan kepuasan ketika sepenuhnya tercapai tetapi tidak menyebabkan ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi. 4. Indefferent quality: Atribut tersebut mengacu pada aspek dari produk juga

tidak baik atau buruk, dan demikian, atribut tersebut tidak membuat kepuasan atau ketidakpuasan.

5. Reverse quality: Kategori ini mirip dengan one-dimensional quality, tetapi mengacu pada derajat tinggi dari prestasi yang dihasilkan dalam ketidakpuasan dan sebaliknya.

Pengenalan Rata-rata Better dan Worse, menunjukkan bagaimana kuat pengaruh atribut dalam mempengaruhi kepuasan, atau dalam perihal ketidak pemenuhan ketidakpuasan konsumen.

Tabel evaluasi Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Evaluasi Kano

(3)

5Bentuk standarnya, kuesioner model Kano terdiri dari dua jenis

pertanyaan untuk setiap kebutuhan konsumen: pertanyaan fungsional menerima perasaan konsumen ketika kebutuhan terpenuhi dan pertanyaan disfungsional menerima perasaan konsumen ketika kebutuhan tidak terpenuhi. Penggabungan kedua jawaban dalam evaluasi tabel kano, kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kategori yang didefinisikan sebelumnya.

3.3. AnalyticalHierarchy Process (AHP)6

AHP menyediakan cara menguraikan masalah kedalam sebuah subproblem hierarki dimana dengan mudahnya dipahami dan dievaluasi secara subjektif. Metodologi dari AHP dapat dijelaskan dengan langkah sebagai berikut: 1. Masalah diuraikan ke dalam bentuk hirarki tujuan, kriteria, sub-kriteria, dan

alternatif.

2. Data yang dikumpulkan dari para ahli atau pengambil keputusan sesuai dengan struktur hirarki. Para ahli dapat menilai perbandingan sebagai equal, marginallystrong, strong, verystrong, and extremely strong.

3. Banyak kriteria dari matriks berpasangan dihasilkan di langkah kedua diatur ke dalam matriks persegi.

4. Prinsip eigenvalue dan normalisasi korespon matriks komparasi dari eigenvector memberikan kepentingan relatif dari berbagai kriteria yang dibandingkan.

5Erto, Pasquale. 2009. Statistic for Innovation. Springer-Verlag Italia. P 13-14.

6 Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. Strategic Decision Making: Applying the Analytical

(4)

5. Konsistensi dari matriks dan order dievaluasi. Konsistensi index, CI, dirumuskan sebagai berikut.

Dimana adalah maksimum eigenvalue dari matriks pertimbangan. CI

dibandingkan dengan Random Matrix, RI. Perbandingan antara CI/ RI, disebut sebagai Consistency Ratio, CR. Saaty menyampaikan bahwa nilai dari CR mesti lebih kecil dari 0,1.

6. Penilaian terhadap setiap alternatif ditambahkan dengan bobot dari masing kriteria dan di-aggregate untuk mendapatkan penilaian dengan penjelasan tiap kriteria.

3.4. Quality Function Deployment 7

Matriks pertama yang digunakan pada QFD yaitu dengan menggunakkan House of Quality.8Prosedur penggunaan matriks HOQ adalah :

1. Diidentifikasi keinginan responden (customer requirements). 2. Diidentifikasi tingkat kepentingan(customer importance). 3. Menentukan karakteristik teknis produk.

4. Menetapkan hubungan antar karakteristik teknis

7 Fiorenzo Francheschini, Advanced Quality Function Deployment, (Washington DC : A CRC

Press Company, 2002), h. 27.

(5)

5. Menetapkan tingkat hubungan karakteristik teknis produk dengan keinginan konsumen.

6. Menyusun matriks perencanaan (planning matrix). 7. Perhitungan Bobot Kepentingan (Importance Weight) 8. Perhitungan bobot kepentingan relatif (relative weight) 9. Membangun matriks house of quality (HoQ)

9Komponen penting dalam menyusun QFD-The House of Quality dapat

dilihat pada Gambar 3.6.

Sumber : Lou Cohen (1995)

Gambar 3.6. House of Quality

3.5. QFD Fase II10

Fase II merupakan pengembangan desain berdasarkan part kritis produk. Karakteristik part merupakan ukuran kinerja pada tahap fase II ini. Quality Function Deployment memiliki 4 fase dapat dilihat pada Gambar 3.7.

(6)

Sumber: Lou Cohen (1995)

Gambar 3.7. Four-Phase QFD Model

Pada produk total awal dibagi ke dalam sub sistem, dan sub sistem dibagi lagi ke dalam part yang lebih kecil. Pada tahap ini, karakteristik yang terpenting pada setiap part adalah perhitungan.

3.5.1. Design Deployment11

Kebutuhan teknis prioritas yang didapatkan pada House of Quality dijadikan sebagai input pada matriks Design Deployment. Contoh dari matriks Design Deployment dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Sumber: Ronald G. Day (1993)

Gambar 3.9. Matriks Design Deployment

11Ronald G Day, Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers.

(7)

3.6. Thinking Process Theory of Constraint12 3.6.1. Current Reality Tree (CRT)

Current Reality Tree (CRT) adalah alat untuk menganalisis masalah. Alat tersebut membantu kita memeriksa logika sebab dan akibat dibelakang situasi yang terjadi. CRT dimulai dengan efek yang tidak diinginkan disekitar kita dan membantu kita mengidentifikasi sedikit akar permasalahan, atau permasalahan inti tunggal.

3.6.2. Evaporating Cloud (EC)

Goldratt mendesign Conflict Resolution Diagram (CRD) dimana disebut sebagai evaporating cloud untuk menyelesaikan konflik tersembunyi yang melanggengkan masalah kronis.

3.6.3. Future Reality Tree (FRT)

Future Reality Tree (FRT) menyajikan dua tujuan. Pertama, memungkinkan untuk memeriksa tindakan yang perlu diambil, berdasarkan fakta, untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kedua, memungkinkan untuk mengidentifikasi konsekuensi baru dari tindakan yang dilakukan, dan mendapatkan di tunas.

12 Dettmer, H William, Goldratt’s Theory of Constraints: A Systems Approach to Continuous

(8)

3.6.4. Prereequisite Tree

Prereequisite tree membantu dalam implementasi keputusan. Rintangan diidentifikasikan untuk langkah yang perlu diambil dan langkah terbaik untuk menghadapi rintangan tersebut.

3.6.5. Transition Tree

Transition tree dapat memberikan langkah detail untuk implementasi dari tindakan. Alat tersebut menyediakan kedua langkah dan detail setiap langkah. Keterkaitan logical tool dengan tiga manajemen pertanyaan tentang perubahan dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Tabel 3.4. Logical Tool

Stage of change Applicable Logical Tool

What to change? Current Reality Tree

What to change to? Conflict Resolution Diagram, Future Reality Tree

How to cause the change? Prereequisite tree, Transition tree

3.7. Alat Ukur dalam Reliabilitas dan Validitas 3.7.1. Validitas Data13

Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid.

Cara yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah melalui analisis korelasi (correlational analysis). Analisis korelasi dilaksanakan dengan

(9)

menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut :

Dimana, r = koefisien korelasi antara X dan Y X = skor variabel independen X Y = skor variabel independen Y

3.7.2. Reliabilitas Data14

Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut. Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien tersebut ialah :

r11 = Reliabilitas instrumen (koefisien Alpha Cronbach) k = Jumlah butir pertanyaan dalam instrumen

b

2

 = Jumlah varians butir-butir pertanyaan

t

2

 = Varians total

(10)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Shamrock Manufacturing Corpora berlokasi di Jalan Raya Medan–Namorambe Km 9,5 Ps.IV, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dilaksanakan mulai dari bulan September 2015 - November 2015 dan RSU Dr. Pirngadi berlokasi di Jl. H.M. Yamin No.47 Medan.

4.2. Jenis Penelitian15

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian terapan (applied research) .

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu produk medical latex glove.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen16

a.Atribut produk

b.Karakteristik konsumen

(11)

c.Karakteristik teknis 2. Variabel Dependen17

a.Usulan perbaikan desain produk

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian18

Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Sumber : Pengolahan Data

Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian

4.6. Defenisi Variabel Operasional

Berdasarkan variabel independen dan dependen, maka didefenisikan variabel operasional yaitu :

1. Atribut produk yaitu daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk 2. Karakteristik konsumen yaitu penilaian konsumen terhadap produk

3. Karakteristik teknis yaitu kemampuan teknis dalam perbaikan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen

4. Usulan perbaikan desain produk merupakan hasil penelitian berupa saran yang diberikan kepada perusahaan.

(12)

4.7. Rancangan Penelitian

Langkah-langkah proses penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Sumber : Pengolahan Data

Gambar 4.3. Langkah-langkah Proses Penelitian

4.8. Pengumpulan Data 4.8.1. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Data primer19

Data primer yaitu meliputi:

(13)

a. Data keluhan konsumen

Data keluhan merupakan permasalahan awal yang berisi informasi mengenai keluhan terhadap penggunaan produk.

b. Data keinginan konsumen

Data keinginan konsumen merupakan informasi mengenai atribut produk yang diinginkan konsumen.

c. Data kepuasan konsumen

Data kepuasan konsumen merupakan informasi mengenai tingkat kepuasan dari atribut-atribut yang diinginkan konsumen.

d. Data karakteristik teknis

Data ini merupakan persyaratan kemampuan teknis dalam perancangan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

Data ini merupakan data yang akan diberi penilaian bobot prioritas dengan matriks banding berpasangan.

f. Data part kritis

Data part kritis merupakan data ukuran kinerja dari karakteristik part/ bahan produk.

(14)

2. Data sekunder20

Data sekunder adalah data mengenai PT. Sharmrock Manufacturing Corpora.

4.8.2. Metode Pengumpulan data21

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer

a. Data Keluhan Konsumen

Data keluhan diperoleh melalui teknik survei. b. Data keinginan konsumen

Data keinginan konsumen diperoleh melalui studi kepustakaan dan teknik survei.

c. Data kepuasan konsumen

Data kepuasan konsumen diperoleh melalui teknik survei. d. Data karakteristik teknis

Data karakteristik teknis dan hubungannya diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, teknik survei dan studi kepustakaan.

e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis diperoleh melalui teknik observasi, wawancara , teknik survei dan studi kepustakaan.

(15)

f. Data part kritis

Data part kritis dan hubungannya diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, teknik survei dan studi kepustakaan.

g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, teknik survei dan studi kepustakaan.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi di PT. Sharmrock Manufacturing Corpora.

4.9. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu sebagai berikut. 1. Data primer

a. Data Keluhan Konsumen

Data keluhan konsumen menggunakan instrumen kuesioner pendahuluan. b. Data keinginan konsumen

Data keinginan konsumen menggunakan instrumen kuesioner semi terbuka. c. Data kepuasan konsumen

Data kepuasan konsumen menggunakan instrumen kuesioner tertutup kano. d. Data karakteristik teknis

(16)

e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis menggunakan instrumen kuesioner analytical hierarchy process (AHP).

f. Data part kritis

Data part kritis dan hubungannya menggunakan instrumen kuesioner penentuan part kritis dan kuesioner penentuan hubungan karakteristik teknis dan part kritis pada QFD Fase II.

g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis menggunakan instrumen kuesioner analytical hierarchy process (AHP).

4.10. Populasi dan Sampel

Ukuran sampel yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Data primer

a. Data Keluhan Konsumen

Gambaran awal tentang permasalahan diketahui dengan menyebarkan kuesioner pendahuluan kepada 30 perawat yang dijadikan sebagai sumber informasi (Sukaria Sinulingga, 2013). Penentuan sampel menggunakan metode non probability sampling yaitu metode snowball sampling.

(17)

Populasi yang diambil adalah jumlah perawat bagian bedah yang bertugas di RSUD Dr. Pirngadi di Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada semua elemen populasi karena subjeknya yang relatif sedikit yaitu 35 orang atau disebut dengan penelitian populasi. Penentuan jumlah responden ini berdasarkan metode sampling yang digunakan yaitu total sampling (penelitian populasi)

c. Data kepuasan konsumen

Sama halnya dengan kuesioner semi terbuka, penelitian dilakukan pada semua elemen populasi karena subjeknya yang relatif sedikit yaitu 35 orang perawat bagian bedah. Penentuan jumlah responden ini berdasarkan metode sampling yang digunakan yaitu total sampling (penelitian populasi).

d. Data karakteristik teknis

Teknik sampling yang digunakan adalah judgment sampling. Kuesioner karakteristik teknis diberikan kepada 1 orang yang ahli dalam proses produksi. Rensponden yang dipilih berasal dari pabrik yaitu orang yang ahli terhadap proses produksi sarung tangan. (Lou Cohen,1995).

e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

(18)

f. Data part kritis

Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling. Pemilihan teknik sampling ini berdasarkan buku Ronald G. Day (1993) yang mengatakan bahwa sampling yang digunakan dalam penentuan part kritis adalah pihak perusahaan yaitu supervisor bagian produksi.

g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis Kuesioner AHP diisi oleh para expert ((Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai, 2004). Expert dalam bidang produksi yaitu supervisor bagian produksi. Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling

4.11. Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data diawali dengan mengumpulkan data keinginan konsumen sehingga diperoleh modus yang akan digunakan untuk data kepuasan konsumen. Kemudian hasil dari metode kano digunakan untuk metode AHP (Analytic Hierarcy Process).Penentuan kriteria bobot tertinggi dari karakteristik teknik produk medical latex gloves menggunakan metode Analytic Hierarcy Process (AHP).

(19)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Keinginan Konsumen

Pengumpulan data keinginan konsumen dilaksanakan dengan pembagian kuesioner dalam dua tahap. Tahap pertama berupa penyebaran kuesioner terbuka yaitu kuesioner semi terbuka. Hasil dari kesimpulan jawaban responden didapatkan beberapa modus yang akan menjadi butir pertanyaan pada kuesioner tahap kedua, yaitu kuesioner tertutup.

5.1.2. Data kepuasan konsumen

Data kepuasan konsumen merupakan informasi mengenai tingkat kepuasan dari atribut-atribut yang diinginkan konsumen. Kuesioner kano dibuat berdasarkan tabel fungsional dan disfungional.

5.1.3. Data Karakteristik Teknis

Data karakteristik teknis medical latex glove diisi langsung oleh pihak pabrik yaitu supervisor bagian produksi.

5.1.4. Data Part Kritis

(20)

5.1.5. Data Matriks Banding Berpasangan

Data matriks banding diperoleh dengan membandingkan variabel karakteristik teknis dengan variabel keinginan konsumen yang diperoleh dengan penyebaran kuesioner AHP terhadap pihak pabrik yaitu supervisor bagian produksi.

5.2. Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data diawali dengan pengolahan kano, pengolahan Quality Function and Deployment (QFD), pengolahan Analytic Hierarcy Process (AHP), dan pengolahan theory of constraint.

5.2.1. Pengolahan Metode Kano

Kano bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari kuisioner tertutup yang dibagi atas fungsional dan disfungsional.

5.2.1.1. Rekapitulasi Metode Kano

Data dari tabel fungsional dan disfungsional disesuaikan dengan ketentuan rekapitulasi Metode Kano yang dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Ketentuan Rekapitulasi Metode Kano

1 2 3 4 5

1 Q A A A O

2 R I I I M

3 R I I I M

4 R I I I M

5 R R R R Q

(21)

Contoh rekapitulasi data kano fungsional untuk responden 1 adalah pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Kuesioner Kano Fungsional untuk Responden 1

Respon-Contoh rekapitulasi data kano disfungsional untuk responden 1 adalah Tabel 5.10. Tabel 5.10. Kuesioner Kano Disfungsional untuk Responden 1

Respon-Data ini kemudian disesuaikan melihat titik potong dari data fungsional dan disfungsional pada Tabel 5.11. Hasil metode kano untuk Atribut 1 pada responden pertama adalah : A.

Tabel 5.11. Contoh Berdasarkan Tabel Ketentuan Evaluasi Metode Kano

1 2 3 4 5

(22)

Tabel 5.12. Contoh Hasil Rekapitulasi Metode Kano untuk Responden 1

5.2.2. Membangun Quality Function Deploymet (QFD) 5.2.2.1.Identifikasi Customer Requirement (CR)

Penentuan customer requirementdiperoleh berdasarkan hasil pengolahan dengan metode kano.

5.2.2.2.Penentuan Tingkat Kepentingan / Customer Importance (CI)

Penentuan tingkat kepentingan konsumen dilakukan berdasarkan klasifikasi kategori Kano dengan nilai M= 3, O = 4, A = 5 (Fiorenzo Franceschini, 2001).

5.2.2.3. Penentuan Karakteristik Produk / Technical Requirement (TR)

Penentuan karakteristik produk dilakukan dengan wawancara langsung kepada pihak perusahaan yaitu supervisor bagian produksi.

5.2.3. Membangun Quality Function Deployment (QFD) Fase II 5.2.3.1.Menetapkan Part Kritis

(23)

5.2.4. Pengolahan Theory of Constraints

Langkah theory of constraint (TOC) dengan tools thinking process yaitu what to change, to what to change dan how to change the cause.

5.2.4.1.Identifikasi Masalah (What to Change)

Langkah pertama adalah menentukan masalah dalam sistem dengan menentukan sebab-akibat yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Identifikasi Undesirable Effect (UDEs)

Output dari QFD fase II yang merupakan part critis yang harus ditemukan solusinya (Undesirable Effect I (UDEs)) yaitu sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada atribut tersebut.  

2. Pembentukan Current Reality Tree (CRT)

UDEs yang telah didapat kemudian dibentuk dalam diagram CRT untuk dilihat hubungan sebab – akibatnya

5.2.4.2.To What To Change

Langkah ini bertujuan untuk membangun solusi sederhana dan praktis untuk mengatasi coreconflict yang sudah ditemukan dari diagram CRT. Alat yang digunakan adalah Conflict Resolution Diagram (CRD).

5.2.4.3.How To Change The Cause

(24)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1 Analisis Metode Kano

6.1.1 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel kuesioner kano terdiri dari 7 atribut produk medical latex glove. Kuesioner kano disebarkan kepada 35 perawat bagian bedah yang diuji validitasnya. 22 Nilai koefisien korelasi product moment lebih besar dari r tabel 0,334, maka dapat disimpulkan bahwa atribut pertanyaan pada kuesioner metode Kano adalah valid atau dengan kata lain terdapat konsistensi internal dalam variabel tersebut.

23Nilai koefisien reliabilitas kinerja sebesar 0,336. Nilai ini lebih besar dari

nilai r tabel dengan n=35 dan derajat bebas (df) = 2 untuk taraf signifikan 5% adalah 0,334 (terlampir). Karena nilai r hitung > r tabel, maka data dinyatakan reliable, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner dapat dipercaya kebenaran datanya.

6.1.2 Analisis Kategori Kano Terpilih

Kategori kano terpilih diperoleh berdasarkan nilai yang diberikan oleh konsumen. Pemetaan kategori kano menghasilkan 4 atribut yang berada pada kategori Attractive, 1 atribut yang berada pada kategori One dimensional dan 2

(25)

atribut yang berada pada kategori Must be. Perusahaan dapat melakukan prioritas pengembangan produk berdasarkan kategori kano tiap atribut.

6.1.3 Analisis Kuantitatif Kano

Tujuan analisis kuantitatif kano adalah mengkuantifikasi hubungan antara kepuasan konsumen (S) dengan pemenuhan keinginan konsumen (CR) dengan sebuah persamaan24.

Hasil perbandingan desain awal dan desain hasil metode kano terlihat perbedaan pada beberapa atribut yaitu bentuk, ketebalan, tekstur dan panjang sarung tangan.

6.2. Analisis Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP digunakan untuk mengetahui derajat kepentingan karakteristik teknis. Kuesioner AHP menggunakan matriks banding berpasangan antara hasil metode kano dengan karakteristik teknis medical latex glove yang diperoleh dari hasil wawancara dengan supervisor bagian produksi.

25Nilai CR untuk setiap unsur 0,1 sehingga jawaban responden

dinyatakan konsisten. Hal ini berarti data pada kuesioner AHP dapat dinyatakan kebenarannya dan tidak perlu dilakukan pengisian ulang oleh responden.

24 Yuhazri. 2012. How To Measure And Identify The Ultimate Improvement Required For

Customer Satisfaction. Universiti Teknikal Malaysia Melaka Malaysia.

25 Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. Strategic Decision Making: Applying the Analytical

(26)

6.3. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) 6.3.1. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) Fase I

26Penentuan tingkat kepentingan konsumen dilakukan berdasarkan

klasifikasi kategori Kano dengan nilai M= 3, O = 4, A = 5 (Fiorenzo Franceschini, 2001) dan penentuan nilai sales point diperoleh dari hasil wawancara dengan supervisor bagian produksi berdasarkan keterangan nilai sales point terhadap variabel kebutuhan konsumen.

QFD fase I digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan dan perkiraan biaya karakteristik teknis. Tingkat hubungan antar karakteristik teknis ditentukan oleh manager pabrik sebagai ahli.

6.3.2. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) Fase II

QFD fase II digunakan untuk mengetahui part kritis yang mempengaruhi mutu produk medical latex glove. Penentuan part kritis dilakukan dengan wawancara kepada supervisor bagian produksi. Perhitungan ukuran kinerja karakteristik part QFD fase II ditujukan untuk memperoleh nilai tingkat kesulitan, derajat kepentingan, dan perkiraan biaya.

6.4. Analisis Metode Theory of Constraints (TOC) 6.4.1 Analisis Identifikasi Masalah (What to Change)

Identifikasi permasalahan sistem merupakan langkah awal untuk menentukan dasar permasalahan yang terjadi. Berdasarkan QFD fase II part kritis

26 Fiorenzo, Francheschini. AdvancedQuality Function Deployment, (Washington DC: A CRC

(27)

yang didapat maka diidentifikasi Undesirable Effect I (UDEs) yaitu sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada kedua atribut tersebut. Undesirable effects kemudian digambarkan pada current reality tree.

6.4.2. Analisis To What To Change

Kendala yang diidentifikasi pada current reality tree dikembangkan dalam conflict resolution diagram untuk memperoleh alternatif solusi yang diinginkan dalam menyelesaikan kendala-kendala yang ada.

6.4.3. Analisis How To Change the Cause

27Berdasarkan Desirable effects kemudian digambarkan pada Future

Reality Tree. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan prerequisite tree untuk mengetahui alternatif solusi dari kendala yang ada.

Perbaikan produk medical latex glove berdasarkan metode kano, AHP, QFD dan Theory of constraint diperoleh kesimpulan atribut yang digunakan .

(28)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Kategori atribut kano yang terpilih berdasarkan kategori attractive adalah bentuk sarung tangan left right hand, ketebalan sarung tangan 4 mil, tekstur sarung tangan lightly pre powdered/smooth. Kategori must be adalah panjang sarung tangan 25 cm dan jenis ujung pergelangan sarung tangan rolled cuff. kategori one dimensional adalah warna sarung tangan putih.

2. Derajat kepentingan dari setiap karakteristik teknis dari yang terbesar hingga yang terkecil berdasarkan bobot proritas yang diperoleh dengan AHP yaitu komposisi campuran bahan dispersi dengan latex, ketelitian proses stripping, suhu pada proses dipping, kebersihan pencucian cetakan (former), keakuratan proses leaching, dan kesesuaian dimensi produk sarung tangan.

(29)

stripping. Part kritis yang diperoleh dari QFD fase II dengan ukuran kinerja tertinggi adalah ketebalan lapisan dan daya tahan keretakan (tensile) sarung tangan. dengan tingkat kesulitan 4, derajat kepentingan masing-masing 27, dan perkiraan biaya masing-masing 22

4. Faktor yang mempengaruhi proses produksi medical latex glove berdasarkan thinking process adalah perbaikan komposisi larutan coagulant dan pemilihan jenis kompon lateks.

5. Perbaikan produk sarung tangan yang dihasilkan adalah bentuk sarung tangan Left Right Hand, ketebalan sarung tangan 4 mil, elongasi sarung tangan 650%, tekstur sarung tangan Lightly Pre Powdered/Smooth, warna sarung tangan putih, panjang sarung tangan 25 cm dan jenis ujung pergelangan sarung tangan rolled cuff.

7.2 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut

1. PT. Sharmrock Manufacturing Corpora sebaiknya mempertimbangkan perbaikan produk medical latex glove untuk meningkatkan penjualan produk 2. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperhitungkan biaya akibat

penggantian bahan.

3. Penelitian selanjutnya, sebaiknya diteliti perbandingan kinerja produk setelah dan sebelum digunakan bahan yang baru.

Gambar

Tabel 3.2. Evaluasi Kano
Gambar 3.6. House of Quality
Gambar 3.7. Four-Phase QFD Model
Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bagi perusahaan yang menggunakan jasa computer maka efisiensi kerja akan lebih cepat dan mudah dalam menyelesaikan suatu masalah dan mendapatkan suatu informasi

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Standar Biaya Entry Data Arsip

Karena mendukung konsep pemrograman berorientasi objek bahasa C++ banyak dipergunakan untuk mengembangkan perangkat lunak di berbagai bidang salah satunya dalam bidang hiburan

Untuk membuat web telah banyak software yang beredar dipasaran tetapi dari semua software tersebut masih tardapat kekakuan/kekurangan sehingga tidak dapat dibuat sesuai keinginan

unit yang bernama Project Supporting Unit (PSU); dan (3) Dua topik khusus: Perkembangan RS Cut Nyak Dhien (RS CND), Rekonstruksi dan Rehabilitas Pasca Tsunami dan Rencana

Khusus untuk orang yang ingin mendaftar menjadi penghuni Kost Putri Griya Nafans bisa langsung datang ketempat kost dan meminta formulir atau dengan membawa formulir sendiri dengan

“Program ini merupakan program besar dimana menitik beratkan pada perubahan pe- rilaku orang yg bekerja di bidang kesehatan untuk lebih baik lagi didalam memberikan

[r]