• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Curah Hujan Dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tanaman Karet (Hevea brasiliensisMuell-Arg.)Umur 13, 16 Dan 19 Tahun Di PT. Socfin Indonesia Kebun Lima Puluh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Curah Hujan Dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tanaman Karet (Hevea brasiliensisMuell-Arg.)Umur 13, 16 Dan 19 Tahun Di PT. Socfin Indonesia Kebun Lima Puluh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Berdasarkan (William dkk., 1987 dalam Anzah 2010), sistematika dari

tanaman karet dapat diuraikan sebagai berikut ini; Divisio : Spermatophyta;

Subdivisio:Angiospermae; Class: Dicotyledoneae; Ordo: Euphorbiales;Familia :

Euphorbiaceae;Genus : Hevea; Species : Hevea brassiliensis, Muell-Arg.

Akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu

menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Siregar, 2012).

Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang

tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan pada

ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada

sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan

ujung meruncing (Sianturi, 2001).

Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup

besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya

tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Di beberapa kebun karet

ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara

(Sitanggang, 2011).

Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada

tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit

keras. Warnanya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas.

(2)

Syarat Tumbuh

Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :

solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas. Aerase

dan drainase cukup. Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air.

Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir. Tanah bergambut tidak lebih

dari 20 cm. Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro.

Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5. Kemiringan tanah < 16% dan permukaan air

tanah < 100 cm (Anwar, 2006).

Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 15o LS dan 15o LU. Di luar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat. Suhu udara yang baik bagi pertumbuhan

tanaman antara 240-280

Curah hujan rata-rata yang sesuai bagi pertumbuhan karet adalah sekitar 2000

mm per tahun dengan jumlah hari hujan 100-150 hari hujan. Suhu harian yang

diinginkan tanaman karet rata-rata 25 C (Fauzi, 2008).

0

-300

Umur Tanaman

C. Tanaman karet dapat tumbuh dengan

baik pada ketinggian dengan kisaran 1-600 m dpl. Menurut Setiawan, tanaman karet

dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti tanah berpasir hingga tanah laterik

merah dan padsolik kuning, tanah abu gunung, tanah organosol, tanah berliat serta

tanah yang mengandung peat. Tanaman karet dapat diperbanyak dengan cara

generatif maupun vegetatif (Fathia dan Tety, 2012).

Baik ketebalan asli maupun jumlah baris pembuluh lateks yang ada di dalam

semakin meningkat dan bertambahnya umur tanaman. Jumlah baris pembuluh lateks

(3)

pada tingkat pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti

kepadatan tanaman dan status hara juga klon (Webster dan Baulkwill, 1989).

Karet sebagai tanaman berumur panjang memberikan pengaruh spesifik

terhadap sifat fisika tanah. Tanaman akan memberikan perlindungan yang berbeda

terhadap permukaan tanah dan perbedaan umur tanaman mempengaruhi sifat fisika

tanah akibat perbedaan tajuk dan perakaran tanaman. Tanaman yang masih muda

mempunyai tajuk yang masih kecil dan sistem perakarannya sedikit, makin bertambah

umur tanaman maka semakin besar tajuk yang dimilikinya dan semakin banyak pula

sistem perakarannya. Tanaman dengan sistem perakaran yang banyak dan menyebar

dapat menyebabkan pori-pori tanah meningkat dan memberi pori aerasi yang lebih

baik, sehingga pori-pori dalam tanah dapat dipertahankan dan permeabilitas menjadi

baik (Zurhalena dan Farni, 2010).

Indeks produksi merupakan suatau perbandingan antara produksi dengan

lilit batang yang menggambarkan kemampuan produksi tanaman. Indeks ini juga

menggambarkan produksi kulit. Indeks produksi dipengaruhi faktor anatomis dan

fisiologis tanaman. Oleh sebab itu, indeks produksi nilainya dipengaruhi oleh

umur tanaman (Subroto dan Napitupulu, 1979).

Menurut Sarief (1986) untuk pertumbuhan yang baik atau optimum bagi

tanaman diperlukan suatu keadaan tata air dan udara yang baik dan seimbang

sehingga akar tanaman dengan mudah dapat menyerap unsur hara. Tata air dan

udara yang baik yaitu bila pori yang terisi air minimum 10% dan pori terisi udara

minimum 10% atau lebih.

Dijikman (1951), melaporkan bahwa lateks yang keluar dari organ muda

lebih sedikit mengandung karet bila dibandingkan dengan lateks yang keluar dari

(4)

terjadi pada lateks yang keluar dari organ muda, sebab partikel dari organ ini

sangat sedikit dan viskolitas lateks lebih rendah.

Tabel 1. Komposisi ideal tanaman karet selama satu siklus (25 tahun) berdasarkan kelompok umur tanaman.

TBM = tanaman belum menghasilkan; TM=Tanaman Menghasilkan; BO-1= bark original (kulit perawan); BO-2=kulit perawan kedua; B1-1=kulit pulihan pertama; B1-2=kulit pulihan kedua.

Sumber: Santoso (1994)

Umur tanaman untuk dapat disadap bervariasi menurut tinggi tempat dari

permukaan laut, pemeliharaan tanaman, jenis dan bentuk bahan tanam. Dahulu

tanaman karet baru dapat disadap pada umur 5-6 tahun berkat pemeliharaan yang

baik. Tanaman karet yang tumbuh di tempat yang tinggi dari permukaan laut,

setiap kenaikan 100 m akan lebih lambat disadap dapat disadap 3-6 bulan.

Tanaman cenderung tumbuh meninggi laju pertumbuhan lilit batang mengecil

(Sianturi, 2001).

Curah Hujan

Curah hujan adalah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama jangka

waktu tertentu, diukur dalam satuan tinggi kolom di atas permukaan horizontal,

apabila tidak terjadi penghilangan-penghilangan oleh proses penguapan,

pengaliran dan peresapan ke dalam tanah. Curah hujan dinyatakan dalam tinggi

(5)

hujan adalah periode 24 jam terkumpulnya curah hujan setinggi 0,5 mm atau lebih

dan curah hujan dengan tinggi kurang dari ketentuan tersebut, hari hujan dianggap

nol tetapi curah hujan tetap diperhitungkan (Siregar et al, 2006).

Hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman

karet baik secara langsung dalam hal pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman

yang bervariasi menurut fase perkembangan tanaman, kondisi iklim dan tanah,

maupun secara tidak langsung melalui pengaruh terhadap kelembaban udara dan

tanah serta radiasi matahari. Ketiga faktor lingkungan fisik tersebut erat kaitannya

dengan penyerapan air dan hara serta penyakit tanaman (Fauzi, 2008).

Kerusakan tanaman karet dan penurunan produktivitas sering ditemui pada

suatu lokasi pertanaman akibat serangan penyakit gugur daun atau gangguan

angin. Intensitas serangan penyakit daun erat hubungannya dengan agroklimat

setempat. Eksplosi penyakit gugur daun terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan

merata sepanjang tahun. Pola curah hujan yang demikian dari tahun ke tahun akan

dapat memacu perkembangan penyakit gugur daun, dan memungkinkan serangan

penyakit yang berulang, seperti yang terjadi di Bengkulu dan Kalimantan Barat

(Soepadmo dan Suwarto, 1990).

Menurut Siregar et al (2006) hujan adalah jumlah air dari curah hujan

yang jatuh dan tertampung pada bidang datar tanpa mengalami penguapan,

peresapan dan pengaliran dalam jangka waktu tertentu (seperti harian, bulanan

dan tahunan). Asdak (2004) menjelaskan hujan akan terjadi jika didahului dengan

berlangsungnya kenaikan massa uap air ke tempat yang lebih tinggi sampai

(6)

partikel uap air kecil di atmosfer serta partikel-partikel uap air tersebut bertambah

besar sejalan dengan waktu untuk kemudian jatuh ke bumi karena gaya gravitasi.

Produksi juga dipengaruhi oleh faktor biologi dari tanaman, tanah, dan

alam batas. Contoh faktor alam yang dapat mempengaruhi produksi adalah tingkat

curah hujan. Ketika curah hujan tinggi maka intensitas cahaya matahari yang

berguna untuk fotosintesis tanaman akan berkurang. Kualitas lateks berkurang

karena tetesan air hujan dan aktivitas karyawan yang terbatas ketika hujan turun.

(Sitanggang, 2011).

Kriteria musim hujan dan kemarau mengacu pada pendapat Wisnubroto

(1995), yaitu dikatakan musim hujan jika jumlah curah hujan perdasarian lebih

dari 50 mm atau 34 mm berturut-turut. Musim kemarau jika jumlah curah hujan

kurang dari 50 mm atau 34 mm perdasarian selama 3 dasarian berurutan.

Menurut Huggins dan Burney (1982), komponen hidrilogi utama neraca

air adalah air hujan, air intersepsi, air tertahan di permukaaan (surface retention),

limpasan permukaan (run off), dan evapotraspirasi serta kandungan lengas tanah.

Dalam hubungan dengan lengas tanah dibagi dalam tiga keadaan yaitu dalam

keadaan jenuh, kapasitas lapang, dan titik layu permanen. Menurut Chang (1986)

keadaan kapasitas lapang penting karena keadaan tersebut dinyatakan air tersedia

optimum bagi tanaman. Pada keadaan lengas tanah sangat kurang sehingga tidak

tersedia untuk tanaman dapat menyebabkan tanaman menjadi layu dan tidak dapat

segar kembali sehingga disebut sebagai keadaan titik layu permanen.

Hari Hujan

Hujan yang ada di Indonesia semakin ke timur semakin berkurang baik

(7)

antara 10 - 110 hari atau 640 - 4115 mm, sedangkan panjang musim kemarau

antara 50 - 350 hari. Daerah lombok memiliki musim kemarau terpanjang

300 - 350 hari, sedangkan yang terpendek daerah Jawa Barat bagian selatan

(Boer, 2003).

Tidak tercapainya potensi produksi bukan hanya disebabkan oleh penyakit

gugur daun tetapi terganggunya penyadapan akibat curah hujan tinggi dan merata

sepanjang tahun. Oleh karena itu sebelum penempatan suatu klon perlu diketahui

kondisi agroekosistem suatu kebun dimana tanaman karet dikembangkan

(Woelan, dkk., 1999).

Jumlah hari hujan yang diinginkan adalah 100 – 150 hari hujan (hh) per

tahun. Jumlah hari hujan yang terlalu banyak akan menyulitkan pengelolaan

produksi perkebunan dan kehilangan produksi banyak terjadi. Hari hujan yang

tidak merata menyebabkan hasil panen juga tidak merata, sehingga kapasitas

pabrik dan tenaga buruh tidak dapat dipertahankan secara mantab (Sianturi, 2001).

Penyebaran pertanaman karet sesuai dengan anjuran pada wilayah dengan

jumlah bulan basah yang semakin banyak atau hujan merata sepanjang tahun.

Hal ini perlu ditinjau kembali mengingat pernyataan-pernyataan berikut ini:

1. Semakin basah kondisi suatu lingkungan ternyata semakin tinggi resiko

serangan penyakit utama tanaman karet. Hal ini telah dibuktikan

oleh penelitian Pawiroseomadjoe, Soepena dan Situmorang, 1992,

dan Pawirosoemadjo dan Setiawan, 1995 (Darmandono dan Setiono, 1998).

2. Perbandingan untuk produktifitas karet untuk periode 1990-1995 antar

(8)

di Jawa Timur membukt ikan kebenaran bahwa bulan basah berpengaruh

negatif terhadap produktifitas tanaman karet.

(Darmono dan Setiono, 1998 dalam Dalimunthe, 2004).

Tabel 2. Produksi kumulatif beberapa klon selama 5 tahun sadap pertama pada

iklim berbeda.

Klon Produksi Kumulatif (kg/ha)

Iklim basah Iklim Sedang Iklim Kering

AVROS2037 2.829 5.390 4.403

GT1 3.227 6.079 4.678

PB217 3.641 7.121 6.860

PB235 5.613 6.673 6.894

PB260 6.875 8.628 7.580

PB255 2.737 4.848 4.779

PB261 4.067 5.222 5.466

RRIM600 2.772 6.693 4.971

Iklim basah: curah hujan > 3.000 mm/tahun, jumlah bulan kering 0 bulan.Iklim sedang: curah hujan 1.500 – 3.000 mm/tahun, jumlah bulan kering 1-2 bulan. Iklim kering: curah hujan < 1.500, jumlah bulan kering 2-3 bulan.

Gambar

Tabel 1. Komposisi ideal tanaman karet selama satu siklus (25 tahun) berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

Seperti disebutkan di bab-bab sebelumnya bahwa variabel-variabel bebas yang akan diuji pengaruhnya secara simultan terhadap kemiskinan rumah tangga adalah

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative tipe CIRC dapat (1) meningkatkan siswa dalam memahami isi wacana yang dibacanya

 Look back over the previous section and write out a list of the key bullet points here:... WORKSHOP SAFETY, HOUSEKEEPING AND WORKING

ml Mili liter Nm Nano meter mA Mili Ampere b.v -1 Berat per volume mmol Mili mol. ppm Part

Dengan ini kami beritahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi administrasi dan teknis dokumen prakualifikasi perusahaan Saudara telah masuk dalam calon Daftar Pendek untuk

Kaidah Tata Bahasa Arab (diterjemahkan oleh Chatibul Umam dkk).. Jakarta : Darul

Dari hasil pengujian berbagai bentuk pertanyaan untuk maksud yang sama terhadap model ontologi terlihat bahwa pencarian berbagai variasi secara semantis dapat dibentuk, dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan pengunjung dan peserta terhadap kedua program sangat baik dan tanggapan terhadap brand image pun baik, serta secara