• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Kadar Timbal Dalam Darah dengan Kadar Imunoglobulin E Total pada Anak Sekolah Dasar Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi Kadar Timbal Dalam Darah dengan Kadar Imunoglobulin E Total pada Anak Sekolah Dasar Chapter III VI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Disain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi cross sectional untuk mengetahui korelasi

antara kadar timbal dalam darah dengan kadar IgE total pada anak usia

sekolah dasar di kota Medan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Al Washliyah Kelurahan Timbang Deli

Kecamatan Medan Amplas Propinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan

pada bulan Juni 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah anak yang terpapar timbal. Populasi terjangkau adalah

anak di Sekolah Dasar Al Washliyah Kelurahan Timbang Deli Kecamatan

Medan Amplas. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel adalah secara konsekutif

(2)

3.4 Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus besar sampel tunggal

untuk uji korelasi, yaitu :

�= (z∝ + z β) 2 0.5 ���1+�

1−��

+ 3

Bila ditetapkan α = 0.05 dengan tingkat kepercayaan 95%, maka:

zα : deviat baku normal untuk alfa  1.960

Bila β = 0.2 dan power = 0.8, maka:

zβ : deviat baku normal untuk beta  0.842

r : koefisien korelasi  diperoleh dari kepustakaan yaitu 0.2210

Dengan menggunakan rumus di atas maka didapat jumpal sampel minimal

sebanyak 38 orang.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria Inklusi

1. Murid SD usia 9-12 tahun

3.5.2. Kriteria Eksklusi

1. Tidak hadir pada saat pengambilan darah

2. Riwayat menderita atopi atau alergi

(3)

3.6. Persetujuan / Informed Consent

Semua subjek penelitian diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan

penjelasan terlebih dahulu. Formulir penjelasan terlampir dalam hasil

penelitian ini.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara Kerja

1. Orang tua dan anak diberikan penjelasan dan persetujuan/informed

consent yang menyatakan setuju mengikuti penelitian ini. Persetujuan

diminta kepada orang tua pada hari pertama dilakukan penelitian.

2. Data dasar diperoleh dari kuesioner. Data dasar diambil setelah

mendapat persetujuan/ informed consent dari orang tua.

3. Setiap anak akan ditimbang dan dinilai berat badan dengan

menggunakan timbangan merk Camry buatan Cina, dengan skala

pengukuran hingga 100 kg dengan ketelitian 0.1 kg. Tinggi badan diukur

dalam satuan cm, menggunakan stadiometer. Hasil pengukuran

kemudian diplotkan ke dalam kurva pertumbuhan menurut CDC untuk

(4)

4. Setiap anak dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui nilai kadar

timbal darah dan kadar IgE total. Darah diambil oleh analis dari

laboratorium Pramita. Darah diambil dengan menggunakan vacutainer

sebanyak ± 6cc didaerah vena cubiti. Kemudian dibagi 3cc dimasukkan

kedalam tabung yang sudah berisi EDTA (pengawet Ethylene Diamine

Tetraacetic Acid ) untuk pemeriksaan timbal dan 3cc dimasukkan kedalam

tabung kosong untuk pemeriksaan IgE total.

5. Darah untuk pemeriksaan kadar timbal darah, kemudian dimasukkan

dalam tabung microwave. Selanjutnya ditambahkan HNO3 pekat

sebanyak 10 ml. Kemudian dimasukkan kembali kedalam microwave yang

sudah diatur suhu dibawah 800 dan waktunya menyesuaikan bahan.

Apabila sudah hancur sempurna sampel dikeluarkan dari microwave dan

ditambah aquadest bebas logam sebanyak 10ml. Selanjutnya, dituangkan

pada tabung nessler yang sudah disiapkan. Ditambah lagi dengan

aquadest bebas logam berat sampai tanda 50ml. Kandungan timbal

dalam darah diukur dengan Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS)

dengan satuan µg/dL. Dengan perhitungan

1000 ����� ������ �

50

1000�����.��� (��/�)

6. Darah untuk pemeriksaan kadar IgE total diperiksa dengan menggunakan

alat Mini Vidas dengan menggunakan metode ELFA ( Enzyme Linked

(5)

7. Setiap anak akan dinilai resiko alergi dengan anamesa. Ibu, bapak dan

atau salah satu saudara sekandung dinyatakan dokter atau secara medis

terkena alergi diberi nilai 2. Ibu, bapak dan atau salah satu saudara

sekandung diduga alergi diber nilai 1. Ibu, bapak dan atau salah satu

saudara sekandung tanpa riwayat alergi apapun diberi 0. Jika hasil 0

merupakan risiko kecil, 1-3 risiko sedang, 4-6 risiko tinggi.40

8. Dilakukan pemeriksaan skin prick test pada volar lengan bawah dengan

jarak sedikitnya dua sentimeter dari lipat siku dan pergelangan tangan.

Dibuat 20 kotak kecil berukuran 2x2cm. Kemudian diletakkan

masing-masing satu tetes alergen pada setiap kotak. Kemudian masing-masing-masing-masing

alergen ditusuk dengan menggunakan stellerpoint®. Satu alergen ditusuk

dengan satu stellerpoint®. Setelah 15 menit dilihat reaksi dari alergen.

Kemudian diukur diameter dari urtikaria.41

9. Dilakukan pemeriksaan tinja pada hari berikutnya. Diberikan pot tinja,

kemudian diisi sekitar 100mg tinja (sebesar kelereng atau ibu jari tangan).

Tinja diambil pada pagi hari saat anak buang air besar Tinja yang

terkumpul diperiksa dengan oleh analis terlatih.

10. Anak-anak yang memiliki kadar timbal diatas 45 μg/dL diberikan terapi

(6)

3.9 Alur Penelitian

3.10. Identifikasi Variabel Variabel bebas

Kadar timbal numerik

Skala

Variabel tergantung

Kadar IgE total numerik

Skala

3.11. Definisi Operasional

1. Kadar timbal dalam darah merupakan standar untuk mengetahui

toksisitas dari timbal. Menurut Centers for Disease Control and Prevention

(CDC) dan American Academy of Pediatrics (AAP) 2012 rekomendasi batas ambang skrining untuk anak adalah <5 μg/dL.

Pemeriksaan kadar timbal, IgE total dan skin prick test

Anak sekolah dasar usia 9-12 tahun

Pengisian informed consent oleh orang tua

Pengisian kuisioner untuk data dasar

(7)

2. Imunoglobulin E adalah antibodi yang berperan pada alergi. Peningkatan

dari kadar IgE akan menyebabkan peningkatan sensitisasi terhadap

alergi. Kadar IgE total dikatakan meningkat apabila >150 IU/ml.

3. Faktor risiko alergi keluarga dinilai dengan Trace-card UKK Alergi

Imunologi IDAI, berdasarkan ada atau tidaknya gejala penyakit alergi

seperti dermatitis atopi, asma, rhinitis aleri pada satu atau lebih anggota

keluarga, ayah, ibu atau saudara kandung. Risiko alergi dikelompokkan

dengan risiko kecil jika nilai 0, risiko sedang jika nilai 1-3 dan risiko tinggi

jika nilai 4-6.

4. Atopi adalah kecenderungan personal dan/atau familial, biasanya pada

masa anak atau remaja, untuk tersensitasi dan menghasilkan IgE sebagai

respons terhadap pajanan alergen, biasanya protein. Istilah atopi tidak

dapat digunakan sebelum adanya bukti sensitisasi IgE yang ditandai

dengan radio allergo sorbent testing 9 (RAST) atau uji tusuk kulit (UTK)

positif.42

5. Infeksi cacing adalah apabila ditemui telur cacing pada pemeriksaan

feses.

3.12. Analisis data

Pengolahan data yang terkumpul menggunakan perangkat lunak komputer

SPSS versi 19. Data deksriptif dinilai dengan melihat rerata dan simpangan

(8)

IgE total digunakan uji korelasi Pearson (r) jika sebaran data normal dan uji

Spearman jika sebaran data tidak normal dengan tingkat kemaknaan

(9)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SD Al Washliyah kelurahan Timbang Deli Kecamatan

Medan Amplas. Secara geografis kecamatan Medan Amplas terletak di sebelah

timur kota Medan. Kecamatan ini memiliki terminal dan beberapa pabrik - pabrik

besar seperti : moulding dan komponen bahan bangunan, minuman keras, makanan

ternak, makanan ringan, dan lain-lain. Kelurahan Timbang Deli merupakan

kelurahan yang paling banyak terdapat indusri sedang/besar yaitu 13 dari 17 pabrik.

Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 4-5 Juni 2015. Diperoleh 65

anak, kemudian orangtua mengisi kuesioner yang dilakukan pada tanggal 4 Juni

2015.

Gambar 4.1 Profil penelitian 65 anak usia 9-12 tahun

15 eksklusi :

anak tidak kooperatif

50 anak dilakukan pemeriksaan darah, skin prick test dan feses rutin

8 anak skin prick test positif

(10)

Tabel 4.1 Karakteristik subyek penelitian

Karakteristik n

Jenis kelamin, n(%)

Perempuan 15 (36)

Normal (<150 IU/ml)

Kadar timbal, rerata (SB), μg/dl ≥2,57 μg/dl

Berat Badan, rerata (SB), kg 27.79 (7.57)

Tinggi Badan, rerata (SB), cm 132.33 (8.89)

BB/TB, rerata (SB), % 95.91 (15.04)

SB: Simpangan Baku

Dari tabel 4.1 didapatkan sebagian besar subyek adalah laki-laki (64%). Subyek

penelitian memiliki rerata usia 10.3 tahun. Rerata tinggi badan dan berat badan

masing-masing adalah 27.79 kg dan 132.33 cm. Status gizi anak dengan gizi baik

dengan rerata BB/TB 95.91%. Lebih dari separuh subjek 57% memiliki resiko atopi

kecil. Sebanyaknya 62% subyek penelitian memiliki kadar imunoglobulin E total

>150 IU/ml. Kadar timbal dalam darah pada anak SD Al Washliyah diatas 2,58 μg/dl

(11)

Tabel 4.2 Faktor yang mempengaruhi kadar timbal

Kadar IgE total

>150 IU/ml

Rumah responden yang dicat

ya 17 19 0.43a

tidak 2 4

Bagian rumah yg dicat

hanya bagian dalam saja 7 1 0.01a

bagian dalam dan luar 10 19

Cat dirumah yang terkelupas

ya 11 9 0.23a

Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa sebagian responden berjenis kelamin

laki-laki tetapi tidak ada hubungan antara kadar timbal dengan jenis kelamin (p>0.05).

Usia responden terbanyak adalah usia 9 tahun dan 10 tahun. Lokasi rumah

responden yang memiliki kadar timbal >2.58 terbanyak berada di jalan raya yang

(12)

yang rumah dicat memiliki kadar timbal >2.58 μg/dl. Sebanyak 19 responden rumah

yang dicat bagian dalam dan luar memiliki kadar timbal >2.58 μg/dl, dan terdapat

hubungan antara bagian rumah yang dicat dengan kadar timbal dalam darah dimana

p<0.01. Kondisi cat rumah yang terkelupas sebanyak 20 rumah, tidak ada yang

terkelupas sebanyak 17 rumah dan tidak ada hubungan antara kondisi cat rumah

yang terkelupas dengan kadar timbal dalam darah.

Tabel 4.3 Sumber paparan timbal dari segi kebiasaan subyek

Kadar timbal Sumber air yang digunakan sehari-hari

Air ledeng

Angota keluarga yang suka makanan/minuman kaleng

Membeli jajanan dipinggir jalan Ya

Kebiasaan menggigit kuku, menghisap jari, menggigit pensil/pulpen

Ya

(13)

Dari tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 26 anak menggunakan air ledeng

sebagai sumber air kebutuhan sehari-hari dan sebanyak 14 anak memiliki kadar

timbal ≥2.57 μg/dl. Kebiasaan makan dan minum dengan makanan/minuman kaleng

dijumpai hanya pada 5 anak. Dari 13 anak memiliki kebiasaan menggigit kuku,

menghisap jari, menggigit pensil/pulpen, 7 anak memiliki kadar timbal ≥2.57 μg/dl

dan tidak dijumpai anak yang mempunyai kebiasaan makan benda-benda selain

makanan. Didapat 8 anak sering membeli jajanan di pinggir jalan, dan 23 anak

selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Tidak dijumpai adanya

hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan kebiasaan dari responden.

Tabel 4.4 Korelasi Kadar timbal (Pb) dan kadar IgE total

Parameter Rerata SB 95% IK p* r*

Pb, µg/dl 2.57 0.58 2.42-2.74 0.887 0.023

IgE, IU/ml 1155.33 3340.27 114.43-2196.23

* Spearman test

Hasil pemeriksaan terhadap kadar Pb dalam darah menunjukkan rerata 2,57

µg/dl dengan jumlah terendah 1,48 µg/dl dan tertinggi 3.99 µg/dl. Sementara itu

untuk kadar IgE total diketahui dengan rerata 1155.33 IU/ml dengan kadar terendah

12,53 IU/ml dan tertinggi 20000 IU/ml.

Hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa

terdapat korelasi sangat lemah antara kadar timbal darah dan IgE total (p=0.887,

(14)

BAB 5 PEMBAHASAN

Paparan timbal merupakan masalah kesehatan utama terutama pada negara

berkembang. Anak-anak memiliki risiko lebih tinggi terhadap keracunan

timbal dibandingkan orang dewasa. Anak yang tinggal disekitar daerah

industri terpapar kadar timbal yang tinggi dari berbagai sumber seperti

bensin, timbal yang berasal dari pembakaran produk kertas, karet, penutup

baterai, kayu yang dicat.44

Penyakit alergi merupakan masalah kesehatan pada masyarakat

karena meningkatnya prevalensi dan dapat membuat perubahan signifikan

pada ekonomi dan kualitas hidup. Paparan lingkungan seperti polusi udara,

logam, tembakau) berperan dalam perkembangan alergi.45

Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan kadar timbal dengan

kadar IgE total pada anak usia sekolah dasar. Penelitian dilakukan di SD Al

Washliyah kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas. Secara

geografis kecamatan Medan Amplas terletak di sebelah timur kota Medan.

Kecamatan ini memiliki terminal dan beberapa pabrik - pabrik besar seperti :

moulding dan komponen bahan bangunan, minuman keras, makanan ternak,

makanan ringan, dan lain-lain. Kelurahan Timbang Deli merupakan kelurahan

(15)

Pada penelitian ini didapatkan pada anak di SD Alwashliyah memiliki

kadar timbal rata-rata 2,57 μg/dl, dimana nilai terendah 1.48 μg/dl dan nilai

tertinggi 3.99 μg/dl. Tidak ada kadar timbal yang aman untuk anak-anak.4

Kadar timbal pada anak di SD Alwashliyah masih berada didalam batas

ambang skrining, dimana menurut Center for Disease Control and Prevention

(CDC) batas ambang untuk skrining adalah 5 μg/dL.4

Hal ini menunjukkan

bahwa kadar timbal dalam darah anak di SD Al Washliyah sudah masuk zona

kuning dimana normalnya tidak ada kadar timbal yang terdeteksi didalam

darah dan diperlukan perhatian untuk mengurangi efek dari keracunan timbal

dan semakin tingginya kadar timbal dalam darah.

Dari 50 subjek yang di periksa kadar timbal dan IgE total, dilakukan

pemeriksaan skin prick test. Didapatkan 8 orang memiliki skin prick test positif

dan di eksklusikan. Subjek penelitian juga dinilai risiko atopi dengan

menggunakan trace card UKK Alergi Imunologi IDAI dan tidak ada yang

memiliki risiko atopi tinggi. Dilakukan juga pemeriksaan feses rutin untuk

menghindari peningkatan kadar IgE total yang disebabkan oleh infeksi

cacing. Infeksi cacing akan menimbulkan perubahan keseimbangan Th1/Th2

ke arah sel Th2 (Th2 polarized). Respon Th2 ditandai dengan peningkatan

kadar interleukin-4 (IL-4), IL-5, IL-13 dan disertai dengan peningkatan kadar

imunoglobulin E (IgE) dan eosinofilia.46 Dari 42 orang anak tidak ada yang

(16)

Pada penelitian didapatkan laki-laki lebih banyak dari perempuan dan

tidak dijumpai hubungan antara kadar timbal dengan jenis kelamin. Pada

penelitian NHANES III (National Health and Nutrition Examination Surveys)

selama 1999-2004 di Amerika, didapatkan laki-laki sedikit lebih tinggi

mengalami keracunan timbal dibandingkan perempuan. Hal ini mungkin

berhubungan dengan aktivitas diluar rumah, dimana laki-laki lebih sering

bermain diluar rumah dibandingkan dengan perempuan.47 Penelitian meta

analisis di Cina pada anak usia 0-18 tahun juga didapatkan bahwa laki-laki

sedikit lebih tinggi tingkat keracunan terhadap timbal dibanding perempuan.48

Medan amplas merupakan lokasi industri di kota Medan dengan

beberapa industri atau usaha dan terminal yang padat dengan kendaraan

yang menimbulkan polusi udara yang mengandung timbal. Lokasi penelitian

dilakukan di daerah Timbang Deli, Medan Amplas. Menurut penelitian tahun

2008, Medan Amplas memiliki kadar timbal udara tertinggi yaitu 32.67

µg/m3.12 Hal ini menjadi salah satu faktor paparan timbal pada anak yang

tinggal di daerah tersebut. Sumber-sumber lingkungan yang potensial

mengandung timbal antara lain asap knalpot kendaraan dengan bahan bakar

bensin bertimbal, polusi industri, debu timbal yang menempel pada makanan

atau minuman jajanan di pinggir jalan, serta paparan di tempat kerja orang

tua yang terbawa ke rumah seperti bekerja pada peleburan atau daur ulang

(17)

dimana rata-rata anak-anak yang memiliki kadar timbal >10 μg/dl berada

dilingkungan kawasan industri, daerah perkotaan, dan lingkungan kumuh.44

Sumber timbal dari lingkungan yang lain adalah dari pipa air ledeng

kota, debu timbal di lantai, kosmetik, makanan atau minuman dengan

kemasan kaleng.16 WHO menetapkan batas timbal di dalam air sebesar 0.1

mg/L. Dalam mengkontaminasi sumber air, hampir semua timbal terdapat

dalam sedimen, dan sebagian lagi larut dalam air. Indonesia juga mempunyai

nilai ambang batas timbal untuk air bersih dan air minum berdasarkan

Permenkes RI No. 416 tahun 1990 yaitu sebesar 0.05 mg/L.49

Pada penelitian ini dijumpai sebanyak dua puluh tujuh anak

menggunakan air ledeng sebagai sumber air kebutuhan sehari-hari dan tidak

dijumpai adanya hubungan kadar timbal dengan sumber air minum, namun

belum pernah dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan timbal dalam

sumber air kebutuhan sehari-hari di lokasi tersebut. Hasil ini berbeda dengan

penelitian di Kanada tahun 2012, pada tiga ratus enam anak yang berusia

antara 1 sampai dengan 5 tahun, menunjukkan bahwa dijumpai hubungan

antara peningkatan kadar timbal darah sebesar 1.78 µg/dL dan air yang

mengandung timbal yang mencapai 3.3 µg/L.50

Jalur utama paparan timbal pada anak adalah melalui saluran

pencernaan. Sifat rasa ingin tahu anak dan kebiasaan tidak mencuci tangan

(18)

tertelan dan masuk ke saluran pencernaan sehingga meningkatkan risiko

paparan timbal.

Paparan timbal yang paling sering masuk melalui makanan. Timbal

yang terdapat pada kemasan makanan kaleng, pipa air, dan mainan

anak-anak juga berisiko masuk melalui saluran pencernaan. Selain itu absorbsi

timbal pada saluran pencernaan anak tiga kali lebih besar dibandingkan

orang dewasa.50 Pada penelitian ini, sebagian besar anak selalu mencuci

tangan sebelum makan, tidak jajan makanan di pinggir jalan, tidak ada yang

mempunyai kebiasaan memakan makanan selain makanan, menggigit kuku

ataupun pensil. Hal ini mengurangi paparan terhadap timbal.

Pada penelitian ini didapatkan rata-rata kadar IgE total 1155.33 IU/ml

dimana kadar normal untuk IgE total adalah <150 IU/ml dan pada uji korelasi

dengan menggunakan Spearman test tidak didapatkan korelasi antara kadar

timbal dengan kadar IgE total (p=0.887, r= 0.023). Hasil ini berbeda pada

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian ekperimental

dan epidemiologi sebelumnya menunjukkan bahwa paparan timbal terlibat

dalam perubahan imunitas humoral dan cell-mediated dan berkembang

menjadi alergi dengan peningkatan IgE, eosinofil dan respon bronchial.32,52-54

Pada penelitian di Kairo tahun 2011-2012 pada 200 anak mengenai

hubungan kadar timbal dan asma bronchial didapatkan adanya hubungan

kadar timbal dengan IgE total pada anak usia 5-14 tahun, dan didapatkan

(19)

dilakukan di USA terhadap 1430 anak usia 2-12 tahun menunjukkan adanya

hubungan antara kadar timbal dalam darah dan kadar IgE total dan

didapatkan setiap kenaikan timbal sebesar 1 μg/dl terjadi kenaikan IgE

sebesar 11.1%.53

Mekanisme hubungan antara paparan timbal dan peningkatan IgE

total masih belum jelas dipahami. Namun, paparan timbal akan menghasilkan

hipersensitivitas tipe1 yang dimediasi oleh IgE. Timbal akan meningkatkan

respon imun Th2 dan akan menghambat respon Th1 dan akan meningkatkan

rasio sitokin Th2/Th1. Peningkatan dari respon Th2 akang menghasilkan IL-4.

Reaksi ini akan memproduksi IgE melalui stimulasi dari sel B. Timbal juga

memiliki kemampuan untuk menentukan arah pematangan kekebalan tubuh

dan respon terhadap antigen presenting cells seperti alveolar makrofag dan

sel dendritik.53,57,58

Kekurangan dari penelitian ini adalah penelitian ini merupakan

penelitian cross sectional, sampel yang sedikit, dan perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi tingginya kadar IgE pada

(20)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rata-rata kadar timbal pada anak SD di Medan Amplas Sumatera Utara

adalah 2.6 μg/dl.

2. Kadar IgE total pada anak SD Al Washliyah Medan Amplas Sumatera

Utara rata-rata diatas nilai normal, dimana dengan rata-rata 1155 IU/ml.

3. Sumber paparan timbal pada anak SD Al Washliyah berasal dari

pencemaran udara, sumber air minum, dan paparan dari tempat

pekerjaan orang tua.

4. Tidak ada korelasi antara kadar timbal darah dengan kadar IgE total pada

anak SD Al Washliyah Medan Amplas Sumatera Utara.

6.2 Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai korelasi antara kadar timbal dan

kadar IgE total pada anak usia sekolah dasar dengan sampel yang lebih

besar.

2. Perlunya penelitian mengenai faktor-faktor yang menyebabkan

peningkatan kadar IgE total pada anak SD Al Washliyah Medan Amplas

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik subyek penelitian
Tabel 4.2 Faktor yang mempengaruhi kadar timbal
Tabel 4.3 Sumber paparan timbal dari segi kebiasaan subyek

Referensi

Dokumen terkait

design phases, clear and thorough project brief, thorough detailings of design, continuous coordination and direct communication, and team effort by owner, consultant

Nama : Elida Nasyiatul Aisyah Farid. Judul : Efektivitas Pembinaan Keagamaan Bidang Akhlak pada Siswa MTs Muhammadiyah 05 Tamansari Kecamatan Karangmoncol

Tujuan Khususnya adalah menentukan prevalensi karies gigi di tingkat provinsi pada penduduk usia 12 tahun ke atas di Indonesia, menentukan prevalensi karies gigi

Karena ttab tidak terletak pada daerah kritik maka dapat diputuskan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa “ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara

Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai dan penyelenggaraan diklat, digunakan deskriptif analisis dengan hasil kinerja mendapat skor 4,37 yang berada pada kategori

Model yang telah jelaskan dalam makalah ini fokus menilai risiko berbasis kinerja rantai pasok minyak sawit mentah berkelanjutan di Indonesia pada tingkat

Pada tahap awal pengembangan dan penerapan SMM di perusahaan keluarga yang sistem mana- jemennya sentralistis dengan tingkat pemahaman ISO 9001:2008 yang masih

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa minat belajar matematika meningkat dari 79,83% pada siklus I menjadi 85,11% pada siklus