• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemberdayaan pertanian"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Menurut definisinya, pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada masyarakat (Mas’oed, 1990). Keberdayaan masyarakat oleh Sumodiningrat (1997) diartikan sebagai kemampuan individu yang bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Karena itu, pemberdayaan dapat disamakan dengan perolehan kekuatan dan akses terhadap sumberdaya untuk mencari nafkah (Pranarka, 1996).

Istilah pemberdayaan, juga dapat diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol lingkungannya agar dapat memenuhi keingingan-keinginannya, termasuk aksesibilitasnya terhadap sumberdaya yang terkait dengan pekerjaannya, aktivitas sosialnya, dll.

World Bank (2001) mengartikan pemberdayaan sebagai upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masyarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara (voice) atau menyuarakan pendapat, ide, atau gagasan-gagasannyanya, serta kemampuan dan keberanian untuk memilih (choice) sesuatu (konsep, metoda, produk, tindakan, dll) yang terbaik bagi pribadi, keluarga, dan masyarakatnya. Dengan kata lain, pemberdayaan masyarakat merupakan proses meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian masyarakat.

(2)

pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat meliputi:

1. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan

2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan) 3. Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan.

4. Terjaminnya keamanan

5. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa-takut dan kekhawatiran

Kondisi Pertanian di Indonesia menghadapi masalah alih generasi dimana terdapat kecenderungan bahwa generasi muda pertanian yaitu pemuda-pemuda tani cenderung tidak tertarik untuk bekerja di sektor pertanian. Melihat kondisi seperti ini perlu disosialisasikan akan peran pemuda tani dalam menggerakkan pembangunan agribisnis sehingga terjadi transformasi budaya dari pertanian yang tradisional menjadi pertanian modern yang berorientasi agribisnis. Beberapa permasalahan umum yang menyebabkan generasi muda pertanian cenderung tidak tertarik bekerja pada sektor pertanian, antara lain : 1) citra sektor pertanian dan profesi petani yang kurang menjamin masa depan, 2) sikap mental priayi yang lebih menyukai pekerjaan menjadi pegawai atau karyawan, 3) kurang berkembangnya jiwa kewirausahaan, 4) kurang membudayanya sikap disiplin dan etos kerja keras. Oleh karena itu permasalahan alih generasi ini perlu diatasi sehingga pembangunan pertanian dapat terlaksana dan berkelanjutan.

Selain masalah tersebut, kurangnya minat masyarakat pada pengembangan kewirausahaan di pedesaan membuat kurang berkembangnya perekonomian di pedesaan.

I.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan ini adalah :

(3)

II. PEMBAHASAN

Pertanian merupakan sektor strategis di negeri ini. Selain sebagai pabrik alami penyedia produk-produk pangan, sektor pertanian juga mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat signifikan terutama di daerah pedesaan. Namun seiring berjalannya waktu dan terjadinya arus globalisasi pertanian dunia, sektor ini mengalami berbagai tantangan. Apalagi dengan adanya kebijakan Masyarakan Ekonomi Asean (MEA) yang disepakati dan telah diterapkan oleh negara-negara yang berada di wilayah Asia Tenggara membuat para petani harus memiliki inovasi kreatif dalam bidang pertanian agar mampu bersaing dengan negara-negara lain.

Tantangan lainnya yang tidak kalah beratnya adalah proses regenerasi di sektor pertanian yang cenderung melambat bahkan mengkritis. Sensus Pertanian 2013 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan jumlah petani sebanyak lima juta orang dalam sepuluh tahun terakhir. Data statistik ini menjadi peringatan untuk kita bahwa bukan regenerasi yang terjadi dalam sektor pertanian namun terjadi krisis regenerasi dalam sektor yang sangat vital ini. Sektor pertanian bukan menjadi bidang yang menarik bagi para pemuda, mereka lebih memilih bekerja di sektor non pertanian terutama di industri meski hanya sebagai buruh pabrik.

(4)

dengan orang tuanya. Sesuai usianya yang masih relatif muda, pemuda tani memiliki sifat-sifat yang dinamis, terbuka, spontan dan berani. Dengan sifat-sifat yang dimiliki ini, merupakan awal dalam upaya mempersiapkan petani masa depan yang modern dan berwawasan agribisnis. Tantangannya adalah bagaimana mengatasi permasalahan alih generasi ini sehingga pembangunan pertanian dapat berlangsung secara berkelanjutan. Untuk itu hal-hal yang perlu direspon yaitu bagaimana profesi pertanian dapat menjamin masa depan dan bagaimana mengembangkan jiwa kewirausahaan pemuda tani yang mempunyai sikap disiplin dan kerja keras.

Pengembangan jiwa kewirausahaan pemuda tani, jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan modal dasar kemampuan pemuda tani untuk mandiri dalam mengembangkan usahataninya Mengingat kewirausahaan merupakan suatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat suatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi) untuk mencapai kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.

Jiwa kewirausahaan agribisnis pemuda tani perlu ditumbuh kembangkan untuk menjadi petani masa depan yang profesional, kreatif, inovatif dan berwawasan global, serta mampu memainkan peran strategis, sebagai :

1). Petani atau pelaku usaha agribisnis yang maju dan modern, 2). Pemimpin petani masa depan,

3). Pelopor dan penggerak pembangunan pertanian perdesaan, dan 4). Penyuluh pertanian swadaya.

(5)

Melalui pendidikan, pelatihan /pemagangan dan bimbingan penyuluhan, pemuda tani dikenalkan kepada paradigma baru pembangunan pertanian yaitu pembangunan sistem agribisnis yang berorientasi pasar. Pemahaman tentang agribisnis ini diharapkan mampu membuka wawasan pemuda tani tentang potensi usaha yang dapat dikelola secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan pendapatannya Selain itu diharapkan lahir pemimpin petani masa depan yang bersifat inovatif dan ksatria. Mereka inilah kelak diharapkan menjadi pelopor perubahan yang mengubah paradigma lama pembangunan pertanian menjadi paradigma baru yang lebih produktif, modern dan berkarakter. Materi belajar yang perlu dibekalkan kepada pemuda tani terutama kepada aspek-aspek manajemen, kepemimpinan, kewirausahaan agribisnis, teknologi sortasi, grading dan packaging, penanganan pasca panen, pengolahan hasil,pemasaran, analisis kelayakan usaha, penyusunan proposal usaha, pengembangan jejaring kerja dan kemitraanusaha,teknik negoisasi,danpengembangan kelembagaan ekonomi petani. Pengembangan jiwa kewirausahaan dapat pula melalui metode magang (petani belajar dari petani) secara langsung di lapangan dibawah bimbingan petani pengajar/ petani induk semang. Magang di lahan usahatani yang berhasil dapat menularkan ketrampilan dan sikap mental seorang wirausahawan agribisnis. Pengembangan metode magang juga menghasilkan penyuluh swadaya (pelaku utama) yang berhasil dalam usahanya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu jadi penyuluh.

(6)

III. PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda merupakan komponen penting dalam pembangunan pertanian dan kewirausahaan di daerah pedesaan. Sesuai usianya yang masih relatif muda, pemuda tani memiliki sifat-sifat yang dinamis, terbuka, spontan dan berani. Dengan sifat-sifat yang dimiliki ini, merupakan awal dalam upaya mempersiapkan petani masa depan yang modern dan berwawasan agrobisnis. Mereka inilah kelak diharapkan menjadi pelopor perubahan yang mengubah paradigma lama pembangunan pertanian menjadi paradigma baru yang lebih produktif, modern dan berkarakter. Maka dari itu perlu dilakukan pembimbingan dan pemberdayaan kepada pemuda tani mengEnai pengembangan jiwa kewirausahaan pemuda tani agar generasi penerus tersebut mampu membawa sektor pertanian Indonesia menjadi sektor unggul dan mampu bersaing dengan negara-negara lain. Jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan modal dasar kemampuan pemuda tani untuk mandiri dalam mengembangkan usahataninya Mengingat kewirausahaan merupakan suatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat suatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi) untuk mencapai kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.

(7)

Saran dari penulis, sudah seharusnya pemerintah melalui dinas terkait melakukan kegiatan pemberdayaan dan sosialisasi yang intensif secara menyeluruh kepada para pemuda perihal pengembangan potensi pertanian dan kewirausahaan di desa, agar kelak pemuda-pemuda tersebut menjadi pemuda Indonesia yang mandiri serta mampu bersaing di era pertanian modern

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, 2012. Pemuda Tani (http://pertaniansehat.com/read/2015/07/15/ ramadhan-agropreneur-mengokohkan-peran-pemuda tani. html). Diakses pada tanggal 18 Juni 2016 pukul 15.30 WIB.

Harjadi, 1990. Peran pemuda Tani dalam pembangunan pertanian(http://blog.umy.ac.id/rusydarosyida/2014/10/23/p emberdayaan-pemuda-tani-sebagai-pelopor-pembangunan-sistem-agribisnis/). Diakses pada tanggal 18 Juni 2016 pukul 15.30 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel Kedisiplinan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan (bermakna) terhadap kinerja paramedis RSUD Pemkab. Artinya variabel disiplin berpengaruh

Hasil penelitian sebelumnya menemukan beberapa indikator variabel karakteristik kewirausahaan yang teridentifikasi menjadi determinan faktor perilaku kewirausahaan

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, serta

Untuk mengatasi kecemasan siswa guru dapat menamamkan rasa percaya diri terhadap siswa bahwa mereka bisa mengerjakan dan belajar matematika lebih baik, kita

Flick dalam Gunawan (2016:146) terkait dengan observasi berpendapat bahwa observasi disamping memerlukan kemampuan berbicara dan mendengarkan sebagaimana digunakan