• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Gigi impaksi adalah gigi yang gagal untuk erupsi secara utuh pada posisi yang

seharusnya. Hal ini dapat terjadi karena tidak tersedianya ruangan yang cukup pada

rahang untuk tumbuhnya gigi dan angulasi gigi yang tidak benar. Menurut Pedersen

gigi impaksi adalah gigi yang dalam erupsi normalnya terhalang, biasanya oleh gigi

disebelahnya atau jaringan patologis. Gigi molar ketiga rahang bawah tumbuh pada

usia 18-24 tahun dan merupakan gigi yang terakhir tumbuh, hal itulah yang

menyebabkan sering terjadinya impaksi gigi tersebut. Menurut beberapa ahli,

frekuensi impaksi gigi molar ketiga maksila adalah yang terbanyak dibandingkan

dengan molar ketiga mandibula. Fakta di Indonesia berbeda, frekuensi impaksi gigi

molar ketiga mandibula lebih banyak dari pada gigi molar ketiga maksila.1

Saat ini pencabutan bedah gigi molar ketiga yang terpendam dianggap sebagai

operasi rutin. Indikasi pencabutan gigi molar ketiga adalah gigi yang mengalami

kelainan, tidak dapat dipertahankan, dan memungkinkan terjadinya kerusakan

struktur sekitarnya, serta menimbulkan komplikasi lainnya. Upaya mengeluarkan gigi

impaksi terutama pada molar ketiga rahang bawah dilakukan dengan tindakan

pembedahan yang disebut sebagai odontektomi.3

Bagi sebagian pasien, prosedur atau tindakan odontektomi sering menyebabkan

stress atau kecemasan tersendiri. Pada keadaan stres atau cemas, medula kelenjar

adrenal akan mensekresikan nonepinefrin dan epinefrin, yang keduanya akan

menyebabkan vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah. Perubahan

fisiologis dari rasa takut meliputi perubahan sistem saraf otonom termasuk fungsi

kardiovaskuler terutama kenaikan denyut nadi, tekanan darah, pernafasan, dan

aktifitas kelenjar keringat.4

Istilah anestesi diperkenalkan pertama kali oleh O.W. Holmes yang artinya tidak

ada rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi lokal dan

(2)

2

kesadaran, dan anestesi umum yaitu hilang rasa sakit disertai hilang kesadaran.

Tindakan anestesi digunakan untuk mempermudah tindakan operasi maupun

memberikan rasa nyaman pada pasien selama operasi.

Anestesi lokal didefinisikan sebagai suatu tindakan yang menyebabkan hilangnya

sensasi rasa nyeri pada sebagian tubuh secara sementara yang disebabkan adanya

depresi eksitasi di ujung saraf atau penghambatan proses konduksi pada saraf perifer.

Anestesi lokal menghilangkan sensasi rasa nyeri tanpa hilangnya kesadaran yang

menyebabkan anestesi lokal berbeda secara dramatis dari anestesi umum.

Anestesi lokal memberikan berbagai pengaruh terhadap sistem kardiovaskular.

Semua anestesi lokal merangsang sistem saraf pusat, menyebabkan kegelisan dan

tremor, yang mungkin dapat berubah menjadi kejang bila dalam dosis yang

berlebihan. Pengaruh utama anestesi lokal pada jantung ialah menyebabkan

penurunan ekstabilitas, kecepatan konduksi, dan kekuatan kontraksi. Menurut

Malamed, adrenalin dalam konsentrasi 1:80.000–1:100.000 tidak akan meningkatkan

tekanan darah secara dramatis.5

Lidokain adalah obat anestesi lokal kuat yang digunakan secara luas dengan

pemberian topikal dan suntikan. Lidokain disintesa sebagai anestesi lokal amida

oleh Lofgren pada tahun 1943. Lidokain menimbulkan hambatan hantaran yang

lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan

oleh prokain. Tidak seperti prokain, lidokain lebih efektif digunakan secara topikal

dan merupakan obat anti disritmik jantung dengan efektifitas yang tinggi. Untuk

alasan ini, lidokain merupakan standar pembanding semua obat anestesi lokal

yang lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Abdillah menyebutkan bahwa banyak faktor

seperti usia pasien, jenis kelamin, pendidikan, volume anestesi lokal, lama

pengobatan dan sulitnya prosedur mungkin penentu kuat dari tingkat peningkatan

tekanan darah. Semua parameter yang menunjukkan perubahan yang signifikan

secara statistik hanya dapat meningkat lebih pada pasien dengan medical

(3)

3

lebih dan pemantauan rutin selama operasi. Berdasarkan hal di atas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang perubahan tekanan darah pada pasien

sebelum dan sesudah odontektomi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, didapatkan

perumusan suatu permasalahan yaitu apakah terdapat perbedaan tekanan darah pada

pasien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan odontektomi di Departemen Gigi

Mulut RSUP H. Adam Malik Medan

1.3Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pada pasien sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan odontektomi di Departemen Gigi Mulut RSUP H.Adam Malik

Medan.

1.4 Hipotesis

1. Ada perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien sebelum dan

sesudah odontektomi di Departemen Gigi Mulut RSUP H.Adam Malik Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai penelitian pendahuluan tentang perbedaan tekanan darah pada

pasien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan odontektomi.

2. Sebagai pertimbangan bagi operator untuk memperhatikan faktor yang

mempengaruhi tekanan darah pada pasien dan kemungkinan resiko yang dapat

muncul dari perubahan tekanan darah pada odontektomi sehingga dapat

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, sastra al- Qur’an sebagai teks mungkin tampak bebas dalam hubungannya dengan apa yang dilihat sebagai realitas (ini yang disebut imajiner), tetapi ia

Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam

[r]

Sistem ini bertujuan untuk membantu dalam mengolah data-data seperti data transaksi order pemesanan, penjualan dan informasi keuangan, menjadi terstruktur sehingga mempercepat

Wax diletakkan pada adonan gips yang ada di dalam kuvet lalu ditekan sehingga sejajar dengan gips dan gips dibiarkan keras selama 30 menit. Wax dibuang dengan cara merendam kuvet

Penambahan NaOCl meningkatkan nilai bilangan Kappa dimana merupakan suatu bilangan yang menunjukkan tingkat keputihan kertas.Kertas daur ulang yang dihasilkan memiliki sifat

Radjagukguk, Erman, “ Pengelolaan Perusahaan Yang Baik (Good corporate governance) ”, ,. Diktat Mata Kuliah Hukum

denture cleansers on color stability and tensile bond strength of two different.. heat polymerized