• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Listrik Prabayar pada PT PLN (Persero) Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Listrik Prabayar pada PT PLN (Persero) Tebing Tinggi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Listrik sebagai sumber kehidupan masyarakat, mempunyai fungsi penting sebagai

penerangan dan energi dalam segala aktivitas, terutama di era globalisasi saat ini.

Penggunaan

penerangan, komunikasi, bisnis, industri, sampai gadget yang biasa kita gunakan

tentu tidak akan berfungsi tanpa adanya sumber energi listrik.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, pembangunan

teknologi industri sangat berkaitan erat dengan tenaga listrik yang merupakan salah

satu faktor yang penting yang sangat mendukung perkembangan pembangunan

khususnya di sektor industri. Dalam kehidupan modern tenaga listrik merupakan

unsur mutlak yang harus dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, energi listrik merupakan salah satu tolok ukur kemajuan masyarakat.

Untuk itu penyedia jasa layanan listrik perlu meningkatkan inovasi untuk menarik

pelanggan baru dan memperluas hubungan pelanggan, yaitu dengan memberi

pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat untuk menciptakan kepuasan bagi

(2)

satu faktor keberhasilan suatu perusahaan. Mengingat besarnya peranan inovasi bagi

setiap organisasi publik dan swasta dalam era global membawa dampak bagi setiap

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi

meningkatnya kualitas pelayanan.

PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan milik negara yang

memberikan pelayanan kepada calon pelanggan dan masyarakat dalam penyediaan

jasa yang berhubungan dengan penjualan tenaga listrik satu-satunya di Indonesia.

Peningkatan kebutuhan listrik melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya

kebutuhan bagi industri dan diiringi pula dengan standar tingkat kepuasan masyarakat

menjadi lebih tinggi lagi sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan masyarakat

yang maju dan modern dalam melakukan kegiatannya

Peningkatan akan kebutuhan tenaga listrik sebagai aibat dari peningkatan kualitas

kesejahteraan masyarakat diiringi juga oleh perkembangan industri di Indonesia

sementara PT PLN memiliki keterbatasan dalam memenuhi peningkatan akan

kebutuhan listrik tersebut. Salah satu kendala yang dihadapi PT PLN (Persero) saat

ini adalah pembayaran pemakaian listrik sistem pasca bayar. Banyak masalah

maupun kesulitan yang ditimbulkan sistem ini, baik yang dirasakan oleh PLN

maupun dari masyarakatnya sendiri sebagai pengguna. Masalah tersebut antara lain,

banyaknya penunggakan pembayaran rekening listrik oleh masyarakat penggunanya

hingga berbulan bulan, sehingga PT PLN (persero) mengalami kerugian yang cukup

(3)

pasca bayar ini, karena sering kali tagihan yang dikenakan kepada pelanggan tidak

sesuai dengan pemakaian dan sering tidak menentu.masyarakat sering dikenakan

biaya listrik hingga jutaan rupiah per bulannya karena system pencatatan meteran

yang tidak akurat, begitu juga seringnya terjadi salah pemutusan yang dapat

merugikan masyarakat.

Melihat banyaknya keluhan-keluhan pelanggan mengenai pelayanan listrik pasca

bayar tersebut, PT PLN (persero) diharapkan dapat memberikan solusi atas

masalah-masalah yang terjadi. Masyarakat dewasa ini sangat membutuhkan segalanya menjadi

lebih mudah dan praktis dimana teknologi adalah jantung dari segala kegiatan saat

ini. Menyikapi tuntutan tersebut, PT PLN (persero) membuat suatu kebijakan untuk

mengembangkan suatu produk layanan berbasis teknologi informasi yang juga

menjadi produk unggulan PLN saat ini, yaitu listrik Prabayar (LPB) yang dapat

dinikmati seluruh masyarakat di Indonesia termasuk di Tebing Tinggi Sumatera

Utara. (www.pln.co.id)

PT PLN menilai bahwa listrik Prabayar (LPB) akan mampu memperbaiki kinerja

pelayanan yang dibeerikan, maka pada tanggal 9 Maret 2007 sesui surat

No.173/160/DJBB/2007 PLN menawarkan produk baru LPB tersebut. Sosialisasi dan

pelaksanaan pelayanan listik prabayar sendiri dilakukan bertahap dimulai pada tahun

(4)

Di Tebing Tinggi sendiri, sosialisasi LPB dilakukan bertahap mulai tahun 2010

sesuai dengan SK Direksi PT. PLN (Persero) Pusat No 719.K/DIR/2010, PT

PLN(Persero) Rayon Tebing Tinggi mulai menerapkan layanan listrik prabayar ini

kepada pelanggan. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 6.621 pelanggan yang terdaftar

sebagai pelanggan listrik prabayar di PT PLN (Persero) Rayon Tebing Tinggi yang

terdiri dari kecamatan yang ada di Tebing Tinggi dan beberapa di Serdang Bedagai.

Kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Tebing Tinggi Kota, Kecamatan Padang

Hilir, Kecamatan Padang Hulu, Kecamatan Rambutan, dan Kecamatan Bajenis. Di

serdang Bedagai yaitu Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Dolok Merawan,

Kecamatan Sipispis, Kecamatan Tebing Syabandar, Kecamatan Bandar Kalipah,

Kecamatan Medang Deras, dan Kecamatan Sei Cuka. Dari semua pelanggan tersebut,

pelanggan LPB khusus di Tebing Tinggi yaitu 3.220 pelanggan.

Namun, pelaksanaan program penggunaan LPB tidak sepenuhnya dapat berjalan

dengan mulus karena LPB merupakan sistem yang baru, sehingga banyak

permasalahan-permasalahan yang dihadapi PT PLN (Persero), beberapa diantaranya

adalah banyaknya masyarakat yang tidak mau menggunakan LPB dengan alasan

kurang memahami cara kerja dari LPB tersebut, persepsi masyarakat khususnya

orang-orang tua yang menganggap tarif yang dikeluarkan akan lebih mahal serta

penggunaan yang ribet.

PT PLN (Persero) Ranting Tebing Tinggi sendiri juga dalam upaya

(5)

meningkatnya jumlah pengaduan gangguan listrik prabayar dari pelanggan setiap

bulannya merupakan suatu bentuk ketidakpuasan pelanggan terhadap kinerja

perusahaan. Pengaduan seperti pada mesin LPB yang sulit diisi token (pulsa listrik)

meteran yang sering error, selain itu kesalahan teknis pemasangan dari teknisi PT

PLN (persero) sendiri yang membuat meteran LPB harus diperbaiki atau dibongkar

kembali, sering terlambatnya penanganan pengaduan dari pelanggan, tidak semua

mesin menggunakan alarm sehingga tidak ada peringatan pengisian.

Pelayanan pelanggan merupakan unsur yang penting di dalam usaha

meningkatkan kepuasan pelanggan, oleh karena itu, suatu perusahaan harus

memberikan perhatian khusus pada kegiatan pelayanan dalam hal pemenuhan

kebutuhan pelanggan yang merupakan salah satu misi PT PLN (persero). Berhasil

atau tidaknya PT PLN (persero) tebing Tinggi memenuhi kebutuhan, keinginan, serta

menciptakan kepuasan pelanggan akan sangat tergantung pada kualitas pelayanan

yang diberikan oleh PT PLN (Persero) kepada konsumen. Oleh karena itu PT PLN

Tebing Tinggi harus mampu memberikan pelayanan yang sebaik baiknya kepada

masyarakat, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pelaksanaan

pelayanan PT.PLN (Persero) Tebing Tinggi Sumatera Utara dengan judul

(6)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas mengenai pentingnya jasa PT.PLN (Persero)

dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, maka penulis

merumuskan masalah dan membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan Listrik Prabayar (LPB) atas kualitas

pelayanan PT.PLN (Persero) Tebing Tinggi?

2. Seberapa besar pengaruh pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna kWh

listrik prabayar PT.PLN Persero Tebing Tinggi

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mencari data dan informasi yang

kemudian diolah untuk:

1. Mengukur tingkat kepuasan pelanggan Listrik Prabayar(LPB) atas kualitas

pelayanan PT.PLN (Persero) Tebing tinggi

2. Mengukur besarnya pengaruh pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna

(7)

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara subjektif, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis untuk

meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berfikir dalam menulis karya

ilmiah tentang kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.

2. Secara praktis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan refrensi

serta strategi perbaikan khususnya dibidang administrasi mengenai kualitas

pelayanan dan kepuasan pelanggan bagi perusahaan di bidang jasa.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau

refrensi suatu karya ilmiah khususnya bagi mahasiswa Departen Ilmu

Administrasi Negara yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.

1.5Kerangka Teori

Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang

mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu

kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah

suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu

(8)

Menurut Arikunto (1996:92) Kerangka teori adalah bagian dari penelitian,

tempat dimana peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan

tentang variabel pokok, sub variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitian.

Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah

yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu sbagai bahan refrensi

dari penelitian, kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan

tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Adapun kerangka teori

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Defenisi Kualitas

Pelayanan yang baik seharusnya memiliki kualitas yang sesuai dengan yang

diharapkan masyarakat, sehingga masyarakat senantiasa merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah.

Ada beberapa definisi yang berhubungan dengan kualitas, tetapi secara umum

dapat dikatakan bahwa kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu produk atau

jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diper oleh melalui pengukuran

proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan (Continuous Improvement).

Menurut Sinambela (2006:6) kualitas adalah “segala sesuatu yang mampu

memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of costumers)”.

Kualitas pelayanan dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan

(9)

pelayanan dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dan para staf nya dalam

memenuhi harapan pelanggan secara konsisten.

1.5.2 Pelayanan

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia tidak bisa dilepaskan dengan

keberadaan orang lain. Untuk mempertahankan hidupnya manusia membutuhkan

pelayanan baik yang dilakukan oleh diri sendiri maupun melalui orang lain.

Aparatur sebagai abdi masyarakat mempunyai tugas memberi pelayanan

kepada masyarakat luas (umum) karena ini menyangkut kepentingan umum.

Pemerintah dalam melayani masyarakat berdasarkan dengan karakteristik pelayanan

yang berlaku. Karakteristik pelayanan diperlukan sebagai bahan acuan pemerintah

dalam melayani masyarakat.

Sementara konsep pelayanan publik diturunkan dari makna public service

yang berarti: “segala aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan

barang dan jasa (Padmuji dalam Paimin Napitupulu,2007:165)”.

Menurut Napitupulu (Kotler 2007:164) menjelaskan beberapa karakteristik

pelayanan meliputi:

1. Intangibility (tidak terwujud), tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dicium

sebelum ada transaksi. Pembeli tidak tahu dengan baik hasil pelayanan (sevice

(10)

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan), dijual lalu diproduksi dan dikonsumsi

secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Karena itu konsumen ikut

berpartisipasi dalam jasa pelayanan. Dengan adanya kehadiran konsumen, pemberi

pelayanan berhati-hati interaksi yang terjadi antara penyedia dan pembeli. Keduanya

mempengaruhi hasil layanan.

3. Variability (berubah-ubah dan bervariasi), jasa beragam, selalu mengalami

perubahan, tidak selalu sama kualitasnya bergantung kepada siapa yang

menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan.

4. Perishability (cepat hilang, tidak tahan lama), jasa tidak dapat disimpan dan

permintaannya berfluktasi. Daya tahan suatu layanan bergantung pada situasi yang

diciptakan oleh berbagai faktor.

Pelayanan sebagai sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang, kualitas

pelayanan menjadi tuntutan dalam memberikan hasil yang sangat diharapkan oleh

seluruh pengguna jasa layanan. Pelayanan yang berkualitas akan memberikan rasa

kepuasan pada pengguna layanan.

1.5.3 Kualitas Pelayanan

Kualitas Pelayanan dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan

(11)

Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para

pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima.

Menurut Lewis & Booming dalam Fandy Tjiptono & Gregorius Chandra

(2007:121), “Kualitas Pelayanan sebagai ukuran seberapa baik tingkat layanan yang

diberikan mampu sesuai dengan harapan pelanggan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada faktor utama yang

mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu: Jasa yang diharapkan dan jasa yang

dirasakan / dipersepsikan apabila jasa yang dirasakan sesuai dengan jasa yang

diharapkan, maka kualitas pelayanan tersebut akan dipersepsikan baik atau positif.

Jika jasa yang dipersepsikan melebihi jasa yang diharapkan, maka, kualitas

jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Demikian juga sebaliknya apabila jasa yang

dipersepsikan lebih jelek dibandingkan dengan jasa yang diharapkan maka kualitas

jasa dipersepsikan negatif atau buruk. Maka baik tidaknya kualitas pelayanan

tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya

secara konsisten.

Untuk mempermudah penilaian dan pengukuran kualitas pelayanan,

dikembangkan suatu alat ukur kualitas pelayanan yang disebut SERVQUAL (Service

(12)

persepsi pelanggan atas kualitas pelayanan yang meliputi lima dimensi. Menurut

Paras Suraman dalam Rambat Lopiyoadi, dkk.(2006:182), yaitu:

a. Bukti Langsung (Tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti, gedung

dan ruangan tunggu untuk customer, kebersihan, kenyamanan, kelengkapan

sarana komunikasi, dan penampilan karyawan.

b. Keandalan (Reability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan

segera, memuaskan dan sesuai dengan janji yang ditawarkan.

c. Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu kesigapan atau respon dalam membantu

pelanggan dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi

kesigapan, kecepatan dalam menangani transaksi dan keluhan pelanggan.

d. Jaminan (Assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki para pegawai. Seperti kemampuan dalam memberikan

pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam

memberikan keamanan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan

pelanggan terhadap perusahaan.Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain:

e. Empati (Emphaty) adalah memahami segala sesuatu dan menempatkan diri pada

posisi pelanggan. Empati memberikan perhatian secara individual yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi

perusahaan, kemampuan para pegawai untuk berkomunikasi dengan pelanggan,

(13)

1.5.4 Kepuasan Pelanggan

Menurut Umar (2005:65)

konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya

Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau

jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller yang dikutip dari buku

Manajemen Pemasaran (2007:177).

Sedangkan menurut Walker yang dikutip Ali Hasan (2009:57) mengatakan

bahwa: kepuasan pelanggan merupakan perbandingan antara produk yang dirasakan

dengan yang diprediksi sebelum produk dibeli / dikonsumsi. Jika yang dirasakan

melebihi dugaanya, konsumen akan merasa puas, sebaliknya jika dirasakan lebih

rendah dari harapannya, konsumen akan merasa tidak puas. Dapat disimpulkan

bahwa jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas, sebaiknya jika

kinerja tidak memenuhi harapan maka pelanggan akan kecewa. Sementara jika

kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan sangat puas.

adalah perasaan senang atau

kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang

dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.

(14)

konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan. Konsumen yang puas

terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan

menggunakan kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali

dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen

dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume

penjualan perusahaan.

Secara konseptual. kepuasan pelanggan dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: Tjiptono,Fandy (2008:25)

Gambar 1.1

konsep kepuasan pelanggan Tujuan Perusahaan

Produk (Barang atau Jasa)

Nilai Produk Bagi Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Nilai Produk Bagi Pelanggan Nilai Produk Bagi

(15)

1.5.4.1 Faktor-Faktor Yang Menentukan Tingkat Kepuasan

Menurut Rambat Lopiyoadi (2006:58), terdapat lima faktor utama yang harus

diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Kualitas Produk

Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa

produk yang mereka gunakan berkualitas. Konsumen rasional selalu menuntut produk

yang berkualitas untuk setiap pengorbanan yang dilakukan untuk ditawarkan tersebut

diharapkan sesuai dengan harapan pelanggan, sehingga mereka merasamemperoleh

produk tersebut. Dalam hal ini kualitas produk yng baik akan memberikan nilai

tambah di benak konsumen.

2. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan terutama di bidang jasa, pelanggan akan merasa puas bila

mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

Pelanggan yang puas akan menunjukan kemungkinan untuk kembali membeli produk

yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan memberikan persepsi terhadap

produk perusahaan.

3. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain

kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung

(16)

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang

relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya.

Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang

waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk

atau jasa tersebut.

Menurut Kotler dan Keller dalam Tjiptono(2008:367) ada beberap metode

yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan

konsumen, yaitu:

a) Sistem Keluhan dan Saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan

kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan untuk menyampaikan saran,

pendapat, dan keluhan mereka.

b) Survey Periodik

Metode melalui survey baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi

c) Pembeli Misterius

Metode ini dilakukan dengan cara memperkerjakan beberapa orang untuk

berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial produk perusahaan dan

pesaing.

d) Analisi Konsumen yang Hilang

Perusahaan mencoba ,enghubungi pelanggan yang telah berhenti atau beralih

(17)

1.5.5 Hubungan antara Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan

Kualitas pelayanan merupakan ukuran seberapa baik tingkat layanan yang

diberikan mampu sesuai ekspetasi pelanggan. Kualitas pelayanan dapat diwujudkan

melalui pemenuhan kebutuhan konsumen atau pelanggan serta ketepatan

penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Apabila kualitas pelayanan

mampu mengimbangi atau melebihi harapan konsumen maka akan tercipta kepuasan

pelanggan.

Menurut Kotller dan Keller dalam Benyamin Molan (2007:66) salah satu yang

diharapkan oleh pelanggan dari perusahaan adalah kualitas pelayanan yang tinggi.

Kebanyakan pelanggan tidak bersedia menerima dan mentolenrasi kinerja kualitas

yang biasa biasa saja, dengan demikian akan terdapat hubungan yang erat antara

kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Jadi kualitas pelayanan adalah suatu tingkat keunggulan layanan yang sesuai

dengan harapan pelanggan atau melebihi harapan pelanggan, sehingga kebutuhan

pelanggan dapat terpenuhi dan tercipta kepuasan.

1.5.6 Studi Empiris

Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti tidak lepas dari studi berbagai

literatur dan refrensi yang berkaitan berikut merupakan hasil studi peneliti terhadap

(18)

pada PT.Telkom Medan yang menyatakan bahwa ada hubungan korelasi

sebesar 0,869 dan diperoleh kontribusi pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pelanggan sebesar 47,47%.

2. Penelitian selanjutnya oleh Irma Nurhayati (2009) dengan judul mengenai

pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah Bank BRI cabang

Seleman Yogyakarta yang menyatakan bahwa ada hubungan korelasi sebesar

0,828 dan diperoleh kontribusi pengaruhnya sebesar 68,6%.

1.6 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah tersebut telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Hipotesis dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.

Maka adapun hipotesis yang dikemukan dalam penelitian ini adalah :

a) Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan

pengguna jasa.

b) Hipotesis Nol (Ho)

Tidak terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan

(19)

1.7Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1993:33) konsep adalah istilah dan defenisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau

individu yang menjdi perhatian ilmu sosial. Konsep merupakan unsur penelitian yang

penting untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti. Maka

untuk mendapatkan batasan yang jelas, penulis menggunakan defenisi konsep dalam

penelitian ini adalah:

1. Kualitas pelayanan, adalah suatu bentuk penilaian pelanggan terhadap tigkat

pelayanan yang diterima (perceived service) dan tingkat pelayaan yang

diharapkan (expected service) dari segala aktivitas yang dilakukan suatu

perusahaan atau organisasi.

2. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul

setelah membandingkan antara persepsi pelayanan yang telah diterima

terhadap kinerja atau hasil dari suatu pelayanan dengan harapan.

3. Listrik Prabayar, yaitu cara pembelian listrik dimana pelanggan membayar

terlebih dahulu baru kemudian menikmati aliran listrik dan pelanggan dapat

mengendalikan pemakaian listrik sendiri sesuai dengan kebutuhannya.

1.8Defenisi Operasional

(20)

mengukur suatu variabel. Melalui pengukuran ini dapat diketahui indikator apa saja

sebagai pendukung untuk dianalisis dari variabel-variabel tersebut.

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel bebas atau independent variable (X) yaitu Kualitas Pelayanan

dengan menggunakan indikator menurut Paras Suraman dalam Rambat

Lopiyoadi, dkk.(2006:182), sebagai berikut:

a. Bukti Langsung (Tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti,

gedung dan ruang tunggu untuk pelanggan, kebersihan, kenyamanan,

kelengkapan sarana komunikasi, dan penampilan karyawan.

b. Keandalan (Reability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan

dengan segera, memuaskan dan sesuai dengan janji yang ditawarkan.

c. Daya Tanggap (Responsiveness), yaitukesigapan atau respon dalam

membantu pelanggan dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap,

yang meliputi kesigapan, kecepatan dalam menangani transaksi dan keluhan

pelanggan.

d. Jaminan (Assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki para pegawai. Seperti kemampuan dalam memberikan

pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam

(21)

pelanggan terhadap perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara

lain:

1) Komunikasi (Communication), yaitu secara terus menerus memberikan

informasi kepada pelanggan dalam bahasa dan penggunaan kata yang jelas

sehingga para pelanggan dapat dengan mudah mengerti di samping itu

perusahaan hendaknya dapat secara cepat dan tanggap dalam menyikapi

keluhan dan komplain yang dilakukan oleh pelanggan.

2) Kredibilitas (Credibility), perlunya jaminan atas suatu kepercayaan yang

diberikan kepada pelanggan, believability atau sifat kejujuran.

Menanamkan kepercayaan, memberikan kredibilitas yang baik bagi

perusahaan pada masa yang akan datang.

3) Keamanan (Security), adanya suatu kepercayaan yang tinggi dari

pelanggan akan pelayanan yang diterima. Tentunya pelayanan yang

diberikan memberikan suatu jaminan kepercayaan yang maksimal.

4) Kompetensi (Competence) yaitu keterampilan yang dimiliki dan

dibutuhkan agar dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dapat

dilaksanakan dengan optimal.

5) Sopan Santun (Courtesy), dalam pelayanan adanya suatu nilai moral yang

dimiliki oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

(22)

e. Empati (Emphaty) adalah memahami segala sesuatu dan menempatkan diri

pada posisi pelanggan. Empati memberikan perhatian secara individual yang

diberikan perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk

menghubungi perusahaan, kemampuan para pegawai untuk berkomunikasi

dengan pelanggan, dan usaha perusahaan dalam memahami keinginan dan

kebutuhan pelanggannya.

2. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y) Kepuasan Pelanggan dengan

menggunakan indikator Menurut Kuswadi (2004:17) yaitu:

a. Mutu produk atau jasa

Yaitu mengenai mutu produk atau jasa yang lebih bermutu dilihat dari

fisiknya. Contohnya jaringan listrik PT. PLN (Persero) yang cukup luas dan

terjangkau.

b. Mutu pelayanan

Berbagai jenis pelayanan akan selalu dikritik oleh pelanggan, tetapi bila

pelayanan memenuhi harapan pelanggan maka secara tidak langsung

pelayanan dikatakan bermutu. Contohnya pelayanan pengaduan pelanggan

yang segera diatasi atau diperbaiki bila ada yang rusak.

c. Harga

Harga adalah hal yang paling sensitif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pelanggan akan cenderung memilih produk atau jasa yang memberikan

(23)

(Persero) tidak menaikkan tarif listrik maka pelanggan akan memberikan nilai

yang baik atau harga yang ditetapkan sesuai dengan fasilitas yang disediakan.

d. Waktu penyerahan

Maksudnya bahwa baik pendistribusian maupun penyerahan produk atau jasa

dari perusahaan bisa tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati.

e. Keamanan

Pelanggan akan merasa puas bila produk atau jasa yang digunakan ada

jaminan keamanannya yang tidak membahayakan pelanggan tersebut.

f. Kenyamanan, keramahan, serta kesopanan dapat memberikan nilai tersendiri

bagi suatu perusahaan sehingga muncul keinginan untu memiliki suatu produk

(24)

1.9Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, defenisi

konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi

penelitian, teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisa data

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum mengenai objek atau lokasi

penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, dan struktur organisasi

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat penyajian data yang dilakukan dengan menguraikan

hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan menganalisisnya

berdasarkan metode yang digunakan.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang kajian dan analisa data yang diperoleh

padasaat penelitian dan memberikan interprestasi terhadap masalah

yang diajukan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dianggap penting bagi

Gambar

Gambar 1.1 konsep kepuasan pelanggan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Kenaikan Tarif Cukai Rokok Kretek terhadap Harga, Penawaran dan Permintaan Komoditas Rokok Kretek dan Komoditas

Secara umum fungsi yang ditransformasikan menggunakan huruf kecil, sedangkan.. transformasi laplace nya dituliskan dengan huruf

Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352 B3. Muatan Peminatan

Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pendidikan dan pengajaran Semester Gasal 2014/2015, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, perlu menetapkan Tugas

[r]

Pembelajaran dribble bola kaki dengan metode bermain sangat bagus dan sesuai dengan karakteristik anak siswa diberikan pada siswa pada saat pembelajaran penjaskes

Interactive chat tools—including standalone instant messen- ger and VoIP (voice over Internet protocol) clients, such as Skype (skype.com), and those embedded in other media, such

[r]