LAMPIRAN
Program
#include <Servo.h>
Servo myservo; byte state; int LDR; int x = 0; byte pos=0;
void setup() {
myservo.attach(2); // attaches the servo on pin 9 to the servo object pinMode(A1, INPUT);
pinMode(13, OUTPUT); digitalWrite(A1, HIGH); myservo.write(0);
}
void loop() {
LDR = analogRead(A0); if(LDR >= 400 && pos==0) {
digitalWrite(13, HIGH); for(x=pos;x<=140;x++)
{
if(state==1 && LDR < 400 && pos==140) {
Bagaimana kopi diproses setelah dipanen akan memengaruhi, bahkan
memberikan efek dramatis kepada hasil akhir kopi yang diseduh. Dengan kata lain, pemrosesan termasuk faktor penting yang tidak boleh dilewatkan dalam dunia kopi.
TAPI sebelum mengetahui bagaimana kopi itu diproses, ada baiknya jika kita tahu dulu berbagai struktur dan lapisan dari sebuah biji kopi. Pada dasarnya, struktur buah
kopi (coffee cherry) terdiri dari pericarp (kulit daging terluar) dan biji
kopi. Pericarp sendiri terdiri lagi dari beberapa lapisan seperti kulit, daging kulit,
layer getah (yang biasanya terdiri dari gula alami dan semacam kandungan alkohol)
dan perkamen. Lapisan pericarp adalah yang paling sering dibersihkan, namun
lapisan ini juga berpengaruh dalam menambah rasa pada kopi.
Setelah dipanen, buah-buah kopi yang dipetik kemudian dibawa ke penggilingan
untuk memisahkan biji dengan kulit dagingnya. Biji inilah yang kemudian akan
memiliki tingkat kelembaban alami sekitar 60%, namun ia dikeringkan sampai
kelembabannya hanya berkisar sekitar 11-12 % saja. Tujuannya supaya biji kopi itu tidak terlalu lembab lalu membusuk ketika “menunggu” dijual.
Baiklah, tanpa basa-basi lagi, berbagai macam proses kopi bisa disimpulkan sebagai
berikut:
NATURAL PROCESS
Natural process di Buziraguhindwa. Foto oleh counterculturecoffee.
Juga dikenal dengan dry process, metode ini adalah tekhnik paling tua dalam proses
kopi. Setelah panen, buah kopi kemudian disebarkan di atas alas-alas plastik untuk
dijemur di bawah matahari. Beberapa produsen kopi kadang menjemurnya di teras
bata atau di meja-meja pengering khusus yang memiliki airflow (pengalir udara) di
sekitar buah kopi. Ketika dijemur di bawah matahari, biji-biji kopi ini harus
dibolak-balik secara berkala agar biji kopi mengering secara merata, juga untuk menghindari
jamur/pembusukan.
Pada natural process, kopi dikeringkan masih dalam berbentuk ‘buah’, lengkap
dengan semua lapisan-lapisannya. Proses yang natural membuat buah kopi
terfermentasi secara natural pula dan membuat kulit luar terkelupas dengan sendirinya.
Proses natural ini seringkali menambahnotes buah-buahan pada kopi—
dengan hints seperti blueberry, strawberry atau buah-buahan tropis. Kopi pun
cenderung memiliki keasaman (acidity) rendah, rasa-rasa yang eksotis danbody yang
WASHED PROCESS
Buah kopi diseleksi pada washed process. Foto oleh counterculturecoffee.
Atau yang juga dikenal dengan sebutan wet process. Umumnya, proses ini bertujuan
untuk menghilangkan semua kulit-kulit daging yang lengket di biji kopi sebelum ia
dikeringkan. Setelah dipanen, buah-buah kopi biasanya diseleksi lebih dahulu dengan
merendamnya di dalam air. Buah yang mengapung akan disingkirkan, sementara yang
tenggelam di dasar akan dibiarkan untuk diproses karena buah-buah itulah yang
dianggap telah matang.
Selanjutnya kulit luar dan kulit daging buah kopi akan dibuang dengan menggunakan
mesin khusus yang disebut depulper (pengupas). Biji kopi yang sudah terlepas dari
kulitnya ini kemudian dibersihkan/di-washed dengan memasukkannya ke dalam
bejana khusus berisi air agar sisa-sisa kulit yang masih melekat pada kopi bisa luruh
sepenuhnya karena proses fermentasi.
Lamanya kopi difermentasi berbeda-beda di setiap produsen, namun biasanya berkisar
antara 24-36 jam tergantung temperatur, ketebalan layer getah pada buah kopi, dan
konsentrat enzimnya. Jika suhu di sekitarnya semakin hangat, maka prosesnya akan
semakin cepat pula. Kopi-kopi hasil washed process umumnya memiliki karakter
yang lebih bersih, terang, sedikit berasa buah, body cenderung ringan dan lembut
dengan tingkat keasaman (acidity) lebih banyak.
HYBRID PROCESS
Pulped natural process
Foto oleh Dennis Tang.
Proses ini sering digunakan di Brazil. Setelah dipanen, buah kopi dikupas dengan
mesin mekanik untuk membuang kulit dan sebagian besar daging buahnya. Dari sini,
biji kopi kemudian dijemur di meja-meja pengering. Sisa-sisa daging buah yang masih
lengket biasanya akan luruh pada proses ini. (Konon sisa-sisa daging buah yang turut
dijemur itu memberi tambahan sweetness dan body pada kopi).
Honey (Miel) process
Kopi dikeringkan pada honey process. Foto oleh counterculturecoffee.
Proses ini agak mirip dengan pulped natural dan umumnya digunakan di banyak
negara-negara Amerika Tengah seperti Costa Rica dan El Salvador. Buah kopi
dikupas dengan mesin mekanis, tapi metode ini menggunakan lebih sedikit air jika
dibandingkan pulped natural process. Mesin depulper bisa dikendalikan untuk
menentukan seberapa banyak daging buah yang mau tetap ditinggalkan di bijinya
sebelum dijemur. Kulit daging yang tersisa ini dalam Bahasa Spanyol diistilahkan
dengan miel yang berarti madu (honey). Dari situlah proses ini kemudian
dinamakan—jadi prosesnya bukan dengan memakai madu, ya.
Semi-washed
Foto oleh Ben Kaminsky.
Proses ini sangat umum ditemui di Indonesia dimana proses ini juga sering kita kenal dengan istilah ‘giling basah’. Prosessemi washed melibatkan dua kali pengeringan. Setelah dipetik, kulit terluar buah kopi dikupas dengan menggunakan depulper dan
dikeringkan sebentar. Jika umumnya kelembaban kopi disisakan hingga 11-12 %
ketika proses pengeringan, maka pada proses semi-washed, kelembaban kopi
disisakan hingga 30-35 % sebelum dikupas lagi hingga bentuknya benar-benar
biji/green bean. Nah, green bean inilah yang kemudian dikeringkan lagi sampai ia
benar-benar cukup kering untuk disimpan.
Kopi-kopi dengan proses semi-washed cenderung memiliki tingkat sweetness yang
intens,body lebih penuh, dengan tingkat keasaman lebih rendah jika dibandingkan
kopi-kopi washed processed. Plus, konon kopi dengan proses ini juga memiliki
rasa-rasa yang lebih beragam.
Demikianlah berbagai proses kopi yang umum digunakan dan dikenal dalam dunia kopi. Jika ada pertanyaan, “mana proses yang lebih baik?” tentu tidak bisa dijawab karena masing-masing proses pastinya memberi keunggulan tersendiri.
Pengertian LDR, Fungsi, dan Prinsip Kerjanya
By adminOn Februari 1, 201611996 views ★★★★★
Pengertian LDR, Fungsi, dan Prinsip Kerjanya - LDR adalah singkatakan dari Light Dependent Resistor yang merupakan salah satu jenis komponen elektronika resistor. Ya, komponen ini merupakan resistor yang nilai tahanan atau hambatannya sangat peka terhadap intensitas cahaya. Komponen LDR biasanya juga disebut dengan photo resistor, atau photocell.
Banyak orang yang menggunakan komponen ini sebagai pengganti sensor cahaya. Karena selain efektif, harganya pun lebih murah. Jika anda pernah melihat beberapa rangkaian elektronika sederhana seperti lampu jalan otomatis, pastinya anda pernah melihat komponen yang satu ini sebagai sensornya.
Pengertian LDR
Banyak orang yang bertanya-tanya sebenarnya apa itu LDR? Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa LRD adalah singkatan dari Light Dependent Resistor yang merupakan salah satu jenis komponen resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya.
Perlu diketahui bahwa nilai resistansi LDR sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka semakin menurun nilai
resitansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya sedikit (gelap), maka nilai hambatannya menjadi semakin besar, sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
Pada umumnya sebuah LDR memiliki nilai hambatan 200 Kilo Ohm saat berada di kondisi minim cahaya (gelap), dan akan menurun menjadi 500 Ohm pada kondisi terkena cahaya. Tak heran jika komponen yang satu ini banyak diaplikasikan pada rangkaian dengan tema saklar otomatis dari cahaya.
Fungsi LDR
Dari penjabaran mengenai arti LDR tadi, fungsi LDR adalah sebagai saklar otomatis berdasarkan cahaya. Jika cahaya yang diterima oleh LDR banyak, maka nilai
resistansi LDR akan menurun, dan listrik dapat mengalir (ON). Sebaliknya, jika cahaya yang diterima LDR sedikit, maka nilai resistansi LDR akan menguat, dan aliran listrik terhambat (OFF).
Baca juga : rangkaian sensor cahaya photo dioda dan LDR
LDR kerap difungsikan sebagai sebuah sensor cahaya dalam berbagai macam rangkaian elektronika seperti lampu penerangan jalan otomatis, lampu kamar tidur otomatis, rangkaian anti maling otomatis menggunakan laser, shutter kamera otomatis, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Prinsip Kerja LDR
Prinsip kerja LDR bisa dibilang sangat sederhana, tak jauh berbeda dari variabel resistor pada umumnya. LDR dipasang pada sebuah rangkaian elektronika dan dapat memutus dan menyambung aliran listrik berdasarkan cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya sedikit (gelap), maka nilai hambatannya menjadi semakin besar.
Demikian sedikit informasi mengenai pengertian, fungsi, dan prinsip kerja LDR. Semoga informasi tadi dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi, khususnya bagi para pembaca setia belajarelektronika.net. Sampai jumpa di ulasan menarik lainnya, dan bagikan artikel ini kepada teman-teman anda apabila bermanfaat.
Motor Servo
Sunday, December 14th, 2014 - Komponen Aktuator
Motor servo adalah sebuah motor DC dengan sistem umpan balik tertutup di mana
posisi rotor-nya akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer, dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor servo.
Bentuk Motor Servo
Bentuk motor servo yang banyak beredar di pasaran
Keunggulan Motor Servo
Keunggulan dari penggunaan motor servo adalah :
Tidak bergetar dan tidak ber-resonansi saat beroperasi.
Daya yang dihasilkan sebanding dengan ukuran dan berat motor. Penggunaan arus listik sebanding dengan beban yang diberikan.
Resolusi dan akurasi dapat diubah dengan hanya mengganti encoder yang dipakai.
Tidak berisik saat beroperasi dengan kecepatan tinggi.
Kelemahan Motor Servo
Keunggulan dari penggunaan motor servo adalah :
Tidak bergetar dan tidak ber-resonansi saat beroperasi.
Daya yang dihasilkan sebanding dengan ukuran dan berat motor. Penggunaan arus listik sebanding dengan beban yang diberikan.
Resolusi dan akurasi dapat diubah dengan hanya mengganti encoder yang dipakai.
Tidak berisik saat beroperasi dengan kecepatan tinggi.
Aplikasi Motor Servo
Motor servo dapat dimanfaatkan pada pembuatan robot, salah satunya sebagai penggerak kaki robot. Motor servo dipilih sebagai penggerak pada kaki robot karena motor servo memiliki tenaga atau torsi yang besar, sehingga dapat menggerakan kaki robot dengan beban yang cukup berat. Pada umumnya motor servo yang digunakan sebagai pengerak pada robot adalah motor servo 180o.
Contoh motor servo 180o yang sering digunakan untuk kaki robot
Komponen Penyusun Motor Servo
Motor servo pada dasarnya dibuat menggunakan motor DC yang dilengkapi dengan controler dan sensor posisi sehingga dapat memiliki gerakan 0o, 90o, 180o atau 360o. Berikut adalah komponen internal sebuah motor servo 180o.
Tiap komponen pada motor servo diatas masing-masing memiliki fungsi sebagai controler, driver, sensor, girbox dan aktuator. Pada gambar diatas terlihat beberapa bagian komponen motor servo. Motor pada sebuah motor servo adalah motor DC yang dikendalikan oleh bagian controler, kemudian komponen yang berfungsi sebagai sensor adalah potensiometer yang terhubung pada sistem girbox pada motor servo.
Cara Mengendalikan Motor Servo
Untuk menjalankan atau mengendalikan motor servo berbeda dengan motor DC. Karena untuk mengedalikan motor servo perlu diberikan sumber tegangan dan sinyal kontrol. Besarnya sumber tegangan tergantyung dari spesifikasi motor servo yang digunakan. Sedangkan untuk mengendalikan putaran motor servo dilakukan dengan mengirimkan pulsa kontrol dengan frekuensi 5o Hz dengan periode 20ms dan duty cycle yang berbeda. Dimana untuk menggerakan motor servo sebesar 90o diperlukan pulsa dengan ton duty cycle pulsa posistif 1,5ms dan unjtuk bergerak sebesar 180o diperlukan lebar pulsa 2ms. Berikut bentuk pulsa kontrol motor servo dimaksud.