• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1202755 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1202755 Chapter1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Risda Agustina, 2016

PENERAPAN MOD EL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang terjadi antara pendidik dengan

siswa sehingga terjadi sebuah pembelajaran. Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 (dalam Mulyasa, 2013.

Hlm 20) menyatakan :

“Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

Maka dapat peneliti simpulkan bawa tujuan pendidikan didapatkan

dengan adanya penguasaan pada aspek pengetahuan dan aspek keterampilan

hidup yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan nyata.

Rochman Natawijaya (dalam Depdiknas 2005. Hlm. 31) belajar aktif

adalah, “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa

secara fisik, mental intelektual dan emosi guna memperoleh hasil belajar

berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”.

Keberhasilan proses belajar mengajar yang terjadi dalam pembelajaran

dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran

tersebut. Keaktifan siswa sangat diperlukan dalam semua proses

pembelajaran. Pembelajaran yang aktif membuat siswa menjadi pemeran

utama dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi

interaksi antara pendidik dengan peserta didik, siswa dengan peserta didik,

maupun siswa dengan sumber belajar.

Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih dan

mengevaluasi siswa. Sejalan dengan hal tersebut, maka peneliti

menyimpulkan bahwa guru sebagai pendidik mempunyai tugas untuk

(2)

dirinya sebagai fasilitator yang bertugas memberi arahan dan bimbingan

untuk mengatur berjalanya proses pembelajaran dengan baik sedangkan

siswamerupakan subjek yang secara langsung berperan penting dalam proses

pembelajaran tersebut.

Keaktifan siswa terhadap pelajaran akan berdampak pada prestasi belajar

siswa. Prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari

dalam diri siswa maupun faktor-faktor lain di luar peserta didik. Antara lain

kegiatan pembelajaran di kelas sangat berpengaruh dalam tercapainya prestasi

belajar yang baik. Perwujudan pembelajaran yang baik dapat dilihat dari

aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dapat disimpulkan

semakin tinggi aktivitas belajar siswa akan semakin tinggi pula prestasi

belajar. Perlunya dikembangkan pembelajaran yang dapat membangun

keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah sebagai alternatif

model pembelajaran yang baru. Pembelajaran yang efektif tersebut harus

diimbangi dengan kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran

dan materi yang akan diajarkan.

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa mengajukan

pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengerjakan soal didepan kelas. Apabila

hal ini diterapkan dalam proses belajar mengajar maka karakter dan potensi

siswa akan muncul seiring berjalannya proses pembelajaran dan ini sangat

mendukung tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. Penyebab rendahnya

keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat disebabkan dengan metode yang

digunakan guru dalam menyampaikan materi masih konvensional. Siswa

mendengarkan guru ceramah, dan lalu mencatat akibatnya pembelajaran

kurang menarik dan membosankan.

Jenis-jenis keaktifan belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a)

siswa bertanya mengenai apa yang belum dipahaminya, b) Guru merangsang

siswa dengan beberapa pertanyaan, c) siswa mengemukakan pendapatnya

dengan bahasa sendiri, d) bekerjasama, e) siswa menyelesaikan tugas-tugas

(3)

Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti menentukan indikator

keaktifan belajar siswa sebagai berikut: a) bertanya, b) menjawab pertanyaan,

c) mengemukakan pendapat, d) bekerjasama dengan kelompok, e)

menyelesaikan tugas.

Berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan yaitu melalui wawancara

pada guru dan juga observasi kelas pada tanggal 29 februari 2016 diketahui

bahwa di SDN CPDSV khususnya siswa kelas IV, peneliti melihat kondisi

awal kelas terdapat permasalahan keaktifan belajar siswa. Selain itu,

penggunaan strategi pembelajaran yang menekankan penyampaian informasi

materi dalam bentuk ceramah, sehingga siswa pasif, hanya mendengarkan

penjelasan guru, keaktifan siswa masih sangat rendah. Masalah-masalah

tersebut ditunjukan oleh banyaknya siswa yang berani bertanya sebanyak 6

dari dua puluh empat siswa keseluruhan (25%), siswa yang berani menjawab

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti memutuskan permasalahan

tersebut perlu diatasi. Alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk

meningkatkan keaktifan siswa tersebut peneliti akan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match di dalam kelas. Dalam model ini

Model Make a Match dikembangkan secara khusus meningkatkan

proses pembelajaran siswa karena mempunyai beberapa kelebihan: (1) dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; (2)

karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan; (3) meningkatkan

(4)

motivasi belajar siswa; (5) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa

untuk tampil presentasi; (6) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai

waktu untuk belajar.

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Fadli Yulhanas

Silalahi pada tahun 2015 dengan judul “Penerapan Metode Cooperative

Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Sekolah

Dasar” yang mana penelitian ini peneliti dapat meningkatkan keaktifan siswa

dengan data: Pada siklus I terdapat 18 orang siswa (67%) yang tergolong aktif

sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 22 orang siswa (81%) yang

tergolong aktif.

Maka dari itu berdasarkan permasalahan dan hasil kajian yang telah

dijabarkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)

dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A

Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini secara umum adalah

“Bagaimanakah penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match

untuk meningkatkan keaktifan siswa sekolah dasar?”

Rumusan masalah tersebut dirumuskan dalam pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

Cooperative Learning tipe Make a Match di sekolah dasar?

2) Bagaimanakah peningkatan keaktifan siswa sekolah dasar setelah

menerapkan model Cooperative Learning tipe Make a Match ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah mendeskripsikan bagaimana

penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match untuk

(5)

Adapun tujuan penelitian ini secara khusus untuk :

1. Mendeskripsikan atau gambaran mengenai bagaimana

pelaksanaan model Cooperative Learning tipe Make a Match di

sekolah dasar.

2. Mendeskripsikan atau gambaran mengenai bagaimana

peningkatan keaktifan melalui penerapan model Cooperative

Learning tipe Make a Match di sekolah dasar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak

pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai:

1. Manfaat teoritis

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan menjadi landasan

dalam melaksanakan pembelajaran agar aktivitas siswa dapat

meningkat.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi Siswa

a. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

b. Meningkatkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran.

c. Meningkatkan konsentrasi siswa dalam pembelajaran.

d. Menciptakan situasi belajar menyenangkan.

2) Bagi Guru

a. Menggali kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran di

kelas.

b. Membantu guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran

di kelas

3) Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

pemikiran terhadap upaya peningkatan proses belajar mengajar

(6)

4) Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengalaman pembelajaran yang sangat berguna terhadap upaya

Referensi

Dokumen terkait

4 Tahun 1990 dalam penyelesaian Sertipikat Tanah wakaf yang

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEMANIS, ZAT PEWARNA DAN ZAT PENGAWET PADA SELAI BUAH YANG TIDAK BERMEREK YANG DIJUAL DI

hasil belajar peserta didik yang mengunakan model pembelajaran debat pada kelas.. eksperimen 1 dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran

Dalam arena discursive field diantara berbagai metode penalaran yang seharusnya digunakan oleh para hakim di dalam membuat keputusan, metode penalaran deduktif, yang tertambat

Perbedaan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Debat Aktif Dengan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran Sosiologi.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Terhadap Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Desa Sukajadi. Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.Tasikmalaya ;

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wacana alternatif bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami dan menganalisa

Pengaruh Ket erampilan Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntasi Kelas XII Ips.. Universitas Pendidikan Indonesia |