Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) BAB IV - 377 4.7. AGENDA REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI
DAERAH MELALUI REFORMASI BIROKRASI DAN PENINGKATAN
PELAYANAN PUBLIK
4.7.1. Sub Agenda Revitalisasi Proses Desentralisasi dan Otonomi Daerah
A. KONDISI UMUM
Dengan berlakunya Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah dan Undang-undang No. 33 tahun tentang
perimbangan keuangan Pusat-Daerah, maka merubah penyelenggaraan
pemerintahan dari yang sebelumnya bersifat terpusat menjadi
terdesentralisasi meliputi antara lain penyerahan urusan pemerintah pusat
ke pemerintah daerah (kecuali politik luar negeri, pertahanan keamanan,
peradilan, agama, fiskal moneter, dan kewenangan bidang lain) dan
perubahan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
Melalui kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah maka pengambilan
keputusan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan penyediaan pelayanan
publik diharapkan akan menjadi lebih sederhana dan cepat karena dapat
dilakukan oleh pemerintah daerah terdekat sesuai kewenangan yang ada.
Kebijakan ini dibutuhkan untuk menghadapi perkembangan keadaan, baik di
dalam maupun di luar negeri.
Namun demikian pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah masih
memerlukan sosialisasi dan koordinasi dan kerja sama antar daerah guna
menumbuhkan inovasi dan kreatifitas daerah dalam pengelolaan
pemerintahan dan pembangunan serta untuk mengurangi dampak negatif
dari pelaksanaan otonomi daerah seperti terjadinya konflik vertikal maupun
konflik horisontal di masyarakat.
Dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan dalam pelaksanaan
otonomi daerah, Pemerintah Propinsi Jawa Timur telah membina hubungan
kerja sama antar Kabupaten/Kota, Propinsi dan luar negri. Dalam
Pembangunan jalan lintas selatan, pada tahun 2004 Pemerintah Propinsi
Jawa Timur telah bekerja sama dengan Propinsi Banten, Jawa Barat, Jawa
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) BAB IV - 378 dilakukan kerja sama dengan Propinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi tenggara,
Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Bengkulu, Gorontalo, Maluku dan propinsi
lainnya. Kerja sama dengan luar negri dilakukan dengan Negara Australia,
China, dan Jepang.
B. SASARAN TAHUN 2007
Sasaran yang hendak dicapai dalam revitalisasi proses desentralisasi dan
otonomi daerah dalam tiga tahun mendatang adalah:
1. Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah maupun dengan
lembaga;
2. Terbentuknya kelembagaan pemerintah daerah yang efektif, efisien, dan
akuntabel;
3. Meningkatnya kapasitas pengelolaan sumberdaya aparatur pemerintah
daerah yang profesional dan kompeten;
4. Terkelolanya sumber dana dan asset-asset daerah serta pembiayaan
pembangunan secara profesional, transparan dan akuntabel.
C. ARAH KEBIJAKAN
Revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah diarahkan untuk
mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat dalam hal pelayanan
masyarakat, penyelenggaraan otonomi daerah, dan pemerintahan daerah
yang baik dilaksanakan melalui kebijakan:
1. Memperjelas pembagian kewenangan antar tingkat pemerintahan baik
kewenangan mengenai tugas dan tanggung jawab maupun mengenai
penggalian sumber dana dan bagian bagi hasil pajak pusat (PPh badan
dan cukai) yang didukung oleh semangat desentralisasi dan otonomi
daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Memfasilitasi penyelesaiaan koflik antara daerah yang timbul sebagai
dampak kuangnya pemahaman otonomi daerah;
3. Sosialisasi produk hukum maupunkebijakan lain yang berkaitan dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) BAB IV - 379 4. Mendorong kerjasama antar pemerintah daerah dan lembaga lain dalam
rangka peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat;
5. Menata kelembagaan Pemerintah Daerah agar lebih proporsional
berdasarkan kebutuhan nyata dan mampu memberikan pelayanan
masyarakat dengan lebih baik dan efisien;
6. Meningkatkan kapasitas keuangan pemerintah daerah melalui revitalisasi
aset yang didasarkan pada prinsip-prinsip profesionalisme, transparansi
dan akuntabilitas sehingga tersedia sumber dana dan pembiayaan yang
memadai bagi kegiatan pelayanan masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan di daerah.