• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 1 0 TAHUN 1 9 8 9 TENTANG

PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa t enaga list rik mempunyai peranan pent ing dalam pelaksanaan pembangunan unt uk mengupayakan peningkat an kesej aht eraan dan kemakmuran rakyat sert a kegiat an ekonomi;

b. bahwa unt uk it u perlu menyel enggarakan usaha penyediaan t enaga list rik dalam j umlah yang cukup, merat a, dan dengan mut u sert a keandalan yang baik;

c. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut pada huruf a dan huruf b dan dalam rangka pelaksanaan ket ent uan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 t ent ang Ket enagalist rikan perlu mengat ur penyediaan dan pemanf aat an t enaga list rik;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 t ent ang Ket enagalist rikan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3317);

MEMUTUSKAN :

(2)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan Ket enagalist rikan, Tenaga List rik, Penyediaan Tenaga List rik, Pemanf aat an Tenaga List rik, Kuasa Usaha Ket enagalist rikan, Izin Usaha Ket enagalist rikan, dan Ment eri adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985.

Pasal 2

(1) Penyediaan dan pemanf aat an t enaga list rik dilaksanakan berdasarkan Rencana Umum Ket enagalist rikan Nasional.

(2) Presiden menet apkan Rencana Umum Ket enagalist rikan Nasional sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Lima Tahun di bidang ket enagalist rikan.

BAB II

USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

Bagian Pert ama Kuasa Usaha

Pasal 3

(1) Usaha penyediaan t enaga list rik pada dasarnya dilakukan oleh Negara.

(3)

umum, dan apabila dipandang perlu Ment eri dapat memberi t ugas unt uk melakukan pekerj aan usaha penunj ang t enaga list rik.

Pasal 4

Dalam hal t ert ent u, Ment eri dapat menet apkan usaha dist ribusi t enaga list rik di suat u daerah usaha Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan unt uk diusahakan oleh Koperasi sebagai Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan.

Bagian Kedua Rencana Usaha

Pasal 5

(1) Rencana Usaha Penyediaan t enaga list rik disusun berdasarkan Rencana Umum Ket enagalist rikan Nasional.

(2) Rencana Usaha Penyediaan t enaga list rik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penyediaan t enaga list rik bagi Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan.

(3) Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan waj ib membuat rencana usaha penyediaan t enaga list rik unt uk disahkan oleh Ment eri.

(4)

Bagian Ket iga Izin Usaha

Pasal 6

(1) Ment eri mengat ur pemberian Izin Usaha Ket enagalist rikan kepada :

a. Koperasi at au swast a unt uk melakukan usaha penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan umum;

b. Koperasi, swast a, dan badan usaha milik negara at au lembaga negara lainnya unt uk melakukan usaha penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan sendiri.

(2) Izin Usaha Ket enagalist rikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b hanya dapat diberikan di suat u daerah usaha Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au daerah usaha Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum, bila Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum t ersebut nyat a-nyat a belum dapat menyediakan t enaga list rik dengan mut u dan keandalan yang baik, at au belum dapat menj angkau seluruh daerah usahanya.

(3) Izin Usaha Ket enagalist rikan dari badan-badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dialihkan kepada pihak lain sesudah mendapat perset uj uan t ert ulis dari Ment eri.

Pasal 7

(5)

melebihi 200 kVA.

(2) Bat as kapasit as t enaga list rik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dit inj au oleh Ment eri sesuai dengan perkembangan keadaan dan t ingkat kebut uhan.

Pasal 8

Izin Usaha Ket enagalist rikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dapat meliput i j enis usaha :

a. pembangkit an t enaga list rik;

b. t ransmisi t enaga list rik;

c. dist ribusi t enaga list rik.

Pasal 9

Izin Usaha Ket enagalist rikan unt uk melakukan kegiat an penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan sendiri diberikan menurut sif at penggunaannya :

a. penggunaan ut ama;

b. penggunaan cadangan;

c. penggunaan darurat ;

d. penggunaan sement ara.

Pasal 10

(6)

Pasal 11

Koperasi at au swast a yang memperoleh Izin Usaha Ket enagalist rikan unt uk melakukan usaha penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan umum dapat melakukan kerj asama dengan badan usaha lain set elah mendapat perset uj uan Ment eri.

Pasal 12

(1) Swast a yang melakukan usaha penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan umum harus berbent uk badan hukum Indonesia.

(2 ) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak diberlakukan bagi usaha penyediaan t enaga list rik yang diselenggarakan berdasarkan swadaya masyarakat yang berdiam at au bert empat t inggal di daerah t erpencil.

(3) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai pengecualian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diat ur oleh Ment eri.

Pasal 13

(7)

Bagian Keempat Syarat -syarat Penyediaan

Pasal 14

Penyediaan t enaga list rik harus dilakukan dengan memperhat ikan :

a. keseimbangan sumber daya alam dan kelest arian lingkungan hidup sert a pengaruh lingkungan.

b. persyarat an bagi keamanan inst alasi dan kemampuan pelaksanaannya.

Bagian Kelima

Syarat -syarat Pengusahaan

Pasal 15

(1) Tenaga list rik yang disediakan unt uk kepent ingan umum, waj ib diberikan dengan st andar mut u dan keandalan yang baik.

(2) Ket ent uan t ent ang st andar mut u dan keandalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan oleh Ment eri, berdasarkan perset uj uan Dewan St andardisasi Nasional.

Pasal 16

(1) Tenaga list rik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 waj ib disediakan secara t erus menerus.

(8)

a. diperlukan unt uk melaksanakan suat u pekerj aan pemeliharaan, perluasan at au rehabilit asi inst alasi ket enagalist rikan;

b. t erj adi gangguan pada inst alasi ket enagalist rikan;

c. t erj adi keadaan yang dianggap membahayakan keselamat an umum;

d. at as perint ah yang berwaj ib dan/ at au pengadilan.

(3) Pelaksanaan ket ent uan ayat (2) huruf a t erlebih dahulu diberit ahukan kepada masyarakat selambat -lambat nya 24 (dua puluh empat ) j am sebelum penghent ian penyediaan t enaga list rik.

(4) Penghent ian penyediaan t enaga list rik unt uk sement ara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) t idak memberikan hak unt uk penunt ut an gant i rugi.

BAB III

PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

Pasal 17

Tenaga list rik dimanf aat kan unt uk meningkat kan kesej aht eraan dan kemakmuran rakyat sert a unt uk mendorong peningkat an kegiat an ekonomi.

Pasal 18

(1) Ment eri menet apkan priorit as pemanf aat an t enaga list rik.

(9)

Pasal 19

Pemanf aat an t enaga list rik yang menyimpang dari priorit as sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 harus mendapat perset uj uan Ment eri.

Pasal 20

(1) Pemanf aat an t enaga list rik hanya dilakukan sesuai dengan perunt ukannya.

(2) Pemanf aat an t enaga list rik yang t idak sesuai dengan perunt ukannya dan t ernyat a menimbulkan kerugian pada pihak lain sepenuhnya menj adi t anggung j awab pihak yang menimbulkan kerugian it u.

BAB IV

INSTALASI DAN STANDARDISASI KETENAGALISTRIKAN

Bagian Pert ama Inst alasi Ket enagalist rikan

Pasal 21

(1) Pekerj aan inst alasi ket enagalist rikan unt uk penyediaan dan pemanf aat an t enaga list rik harus dikerj akan oleh badan usaha penunj ang t enaga list rik.

(2) Pengecualian t erhadap ket ent uan ayat (1) dapat diberikan dalam hal di suat u daerah belum t erdapat badan usaha penunj ang t enaga list rik.

(10)

Pasal 22

Inst alasi ket enagalist rikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) harus sesuai dengan St andar Ket enagalist rikan Indonesia.

Pasal 23

Perencanaan, pemasangan, pengamanan, pemeriksaan, dan penguj ian inst alasi ket enagalist rikan diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.

Bagian Kedua

St andardisasi Ket enagalist rikan

Pasal 24

(1) Ment eri menet apkan St andar Ket enagalist rikan Indonesia berdasarkan perset uj uan Dewan St andardisasi Nasional.

(11)

BAB V

HUBUNGAN PEMEGANG KUASA USAHA KETENAGALISTRIKAN

DAN PEMEGANG IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN UNTUK

KEPENTINGAN UMUM DENGAN MASYARAKAT

Bagian Pert ama

Hak dan Kewaj iban Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan

dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum

Dalam Penyediaan Tenaga List rik

Pasal 25

(1) Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum dalam menyediakan t enaga list rik diberi hak unt uk :

a. memeriksa inst alasi ket enagalist rikan yang diperlukan oleh masyarakat , baik sebelum maupun sesudah mendapat sambungan t enaga list rik;

b. mengambil t indakan at as pelanggaran perj anj ian penyambungan list rik oleh pemakai;

c. mengambil t indakan penert iban at as pemakaian t enaga list rik secara t idak sah.

(12)

(3) Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum dalam menyediakan t enaga list rik waj ib :

a. memberikan pelayanan yang baik;

b. menyediakan t enaga list rik secara t erus menerus dengan mut u dan keandalan yang baik;

c. memberikan perbaikan, apabila ada gangguan t enaga list rik;

d. bert anggung j awab at as segala kerugian at au bahaya t erhadap nyawa, kesehat an, dan barang yang t imbul karena kelalaiannya.

Bagian Kedua

Hak dan Kewaj iban Masyarakat Dalam Pemanf aat an Tenaga List rik

Pasal 26

(1) Masyarakat di daerah usaha Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum berhak mendapat t enaga list rik yang disediakan oleh Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum yang bersangkut an.

(2) Masyarakat yang t elah mendapat t enaga list rik mempunyai hak unt uk :

a. mendapat pelayanan yang baik;

(13)

c. mendapat pelayanan unt uk perbaikan apabila ada gangguan t enaga list rik.

(3) Masyarakat yang t elah mendapat t enaga list rik mempunyai kewaj iban :

a. melaksanakan pengamanan t erhadap bahaya yang mungkin t imbul akibat pemanf aat an t enaga list rik;

b. menj aga dan memelihara keamanan inst alasi ket enagalist rikan;

c. menggunakan t enaga list rik sesuai dengan perunt ukannya.

(4) Masyarakat yang t elah mendapat t enaga list rik bert anggungj awab karena kesalahannya mengakibat kan kerugian bagi Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum.

Pasal 27

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dan Pasal 26 diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri dan digunakan sebagai pedoman unt uk membuat perj anj ian t ert ulis ant ara masyarakat dengan Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum.

Pasal 28

(14)

Bagian Ket iga

Persyarat an Penyambungan Tenaga List rik

Pasal 29

(1) Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum waj ib memberikan sambungan t enaga list rik kepada masyarakat di daerah usahanya set elah dipenuhinya persyarat an penyambungan t enaga list rik.

(2) Persyarat an penyambungan t enaga list rik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri dengan memperhat ikan ket ent uan mengenai inst alasi ket enagalist rikan.

Pasal 30

(1) Biaya penyambungan t enaga list rik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dibebankan kepada masyarakat yang memerlukan t enaga list rik.

(2) Ket ent uan mengenai biaya penyambungan t enaga list rik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan oleh Ment eri.

Pasal 31

Pemepng Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum diberi hak mengambil t indakan t ermasuk memut uskan sambungan t enaga list rik t anpa gant i rugi :

(15)

b. apabila inst alasi t idak aman dan dapat menimbulkan bahaya dan/ at au mengganggu pemanf aat an t enaga list rik.

BAB VI

HARGA JUAL TENAGA LISTRIK

Pasal 32

(1) Harga j ual t enaga list rik dit et apkan oleh Presiden berdasarkan usul Ment eri.

(2) Dalam mengusulkan harga j ual t enaga list rik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Ment eri memperhat ikan hal-hal sebagai berikut :

a. kepent ingan rakyat dan kemampuan dari masyarakat ;

b. kaidah-kaidah indust ri dan niaga yang sehat ;

c. biaya produksi;

d. ef isiensi pengusahaan;

e. kelangkaan sumber energi primer yang digunakan;

f . skala pengusahaan dan int erkoneksi sist em yang dipakai;

(16)

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bagian Pert ama Pembinaan

Pasal 33

Ment eri melakukan pembinaan t erhadap usaha penyediaan t enaga list rik.

Pasal 34

(1) Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Ment eri menet apkan :

a. pedoman pelaksanaan yang meliput i keselamat an kerj a dan keselamat an umum;

b. pedoman pelaksanaan yang berkait an dengan penyediaan, pelayanan, dan pengembangan usaha.

(2) Penet apan pedoman pelaksanaan yang meliput i keselamat an kerj a dilakukan dengan memperhat ikan pert imbangan Ment eri yang bert anggung j awab di bidang ket enagakerj aan.

Bagian Kedua Pengawasan

Pasal 35

(17)

Pasal 36

(1) Dalam melakukan pengawasan umum, Ment eri melakukan pemeriksaan at as dipenuhinya syarat -syarat keselamat an kerj a dan keselamat an umum baik oleh Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan maupun pemanf aat t enaga list rik.

(2) Sej auh mengenai pemeriksaan at as dipenuhinya syarat -syarat keselamat an kerj a, Ment eri memperhat ikan pert imbangan Ment eri yang bert anggung j awab di bidang ket enagakerj aan.

Pasal 37

Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Ment eri mengadakan koordinasi dengan Ment eri lain yang bidang t ugasnya berkait an dengan usaha penyediaan t enaga list rik.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 38

(18)

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 39

Pada saat mulai berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, Perat uran Pemerint ah Nomor 36 Tahun 1979 t ent ang Pengusahaan Kelist rikan dinyat akan t idak berlaku.

Pasal 40

Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 25 Juli 1989

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 25 Juli 1989

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

(19)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 0 TAHUN 1 9 8 9

TENTANG

PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

UMUM

Penyediaan dan pemanf aat an energi unt uk t enaga list rik dimuat dalam Kebij aksanaan Energi Nasional sebagaimana t ercant um dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.

Penyediaan dan pemanf aat an t enaga list rik dilaksanakan berdasarkan Rencana Umum Ket enagalist rikan Nasional, yang merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Lima Tahun di bidang ket enagalist rikan.

(20)

Kepent ingan Umum.

Tenaga list rik yang disediakan baik oleh Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan maupun oleh Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum harus cukup, merat a, aman, dan dengan mut u sert a keandalan yang baik dalam rangka memberikan perlindungan dan pelayanan yang baik kepada masyarakat t erut ama pelanggan. Sehubungan dengan hal t ersebut di at as maka masyarakat harus memanf aat kan sesuai dengan perunt ukannya. Izin Usaha Ket enagalist rikan unt uk melakukan penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan sendiri diberikan berdasarkan sif at penggunaannya, yait u penggunaan ut ama, penggunaan cadangan, penggunaan darurat , at au penggunaan sement ara. Set iap perubahan sif at penggunaan misalnya dari penggunaan ut ama berubah menj adi penggunaan cadangan at au penggunaan darurat berubah menj adi penggunaan sement ara demikian sebaliknya harus dilaporkan kepada Ment eri. Pelaporan t ersebut diperlukan dalam rangka peningkat an ef isiensi penyediaan t enaga list rik.

Dalam rangka penyediaan dan pemanf aat an t enaga list rik diat ur : a. hak dan kewaj iban Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan

Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum dalam penyediaan t enaga list rik.

b. hak dan kewaj iban masyarakat dalam pemanf aat an t enaga list rik.

c. syarat -syarat penyambungan t enaga list rik.

(21)

Di samping it u dalam rangka memberi perlindungan kepada pelanggan, maka inst alasi ket enagalist rikan harus sesuai dengan St andar Ket enagalist rikan Indonesia, karena t enaga list rik mempunyai resiko bahaya yang cukup t inggi.

Unt uk dapat t erselenggaranya penyediaan dan pemanf aat an t enaga list rik secara ef ekt if dan ef isien, Ment eri melakukan pembinaan dan pengawasan yang meliput i ant ara lain pelaksanaan keselamat an kerj a dan keselamat an umum, pemeriksaan at as perencanaan kerj a, inst alasi ket enagalist rikan, dan pengusahaannya.

Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, Perat uran Pemerint ah Nomor 36 Tahun 1979 t ent ang Pengusahaan Kelist rikan dinyat akan t idak berlaku karena t idak sesuai dengan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 t ent ang Ket enagalist rikan.

Namun demikian, ket ent uan perat uran pelaksanaan di bidang ket enagalist rikan yang dikeluarkan berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 36 Tahun 1979 t et ap berlaku, sepanj ang t idak bert ent angan at au belum diubah at au digant i dengan ket ent uan perat uran pelaksanaan yang baru berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup j elas

Pasal 2

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

(22)

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Badan usaha milik negara dalam ket ent uan ini adalah sebagaimana yang diat ur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 t ent ang Penet apan Perat uran Pemerint ah Penggant i Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) t ent ang Bent uk-bent uk Usaha Negara menj adi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904) yang t at a cara pembinaan dan pengawasannya diat ur dalam Perat uran Pemerint ah Nomor 3 Tahun 1983 sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1983. Usaha penunj ang t enaga list rik dalam ket ent uan ini adalah sebagaimana diat ur dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 t ent ang Ket enagalist rikan.

Pasal 4

Penet apan usaha dist ribusi oleh Ment eri t ersebut dalam rangka meningkat kan peran sert a koperasi di bidang ket enagalist rikan khususnya dist ribusi t enaga list rik.

Pasal 5

Ayat (1)

Rencana Usaha Penyediaan t enaga list rik memuat rencana, kerj a perusahaan.

Ayat (2)

(23)

Ayat (3)

Cukup j elas

Ayat (4)

Bagi Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan, rencana usaha penyediaan t enaga list rik t ersebut selain berf ungsi sebagai bahan penilaian dan pert imbangan unt uk memberikan izin usaha ket enagalist rikan, j uga digunakan sebagai bahan dalam rangka penyelenggaraan pengawasan berkala at as kegiat an Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan yang bersangkut an.

Pemberian Izin Usaha Ket enagalist rikan dengan begit u sekaligus merupakan pengesahan at as rencana penyediaan t enaga list rik dari Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan yang bersangkut an.

Bagi Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan, perubahan rencana penyediaan t enaga list rik set elah pemberian Izin Usaha Ket enagalist rikan waj ib mendapat kan perset uj uan kembali oleh Ment eri.

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Yang dimaksud belum dapat menj angkau daerah usahanya adalah :

a. belum mempunyai/ memiliki kapasit as t enaga list rik yang dibut uhkan di daerah usahanya;

b. belum t ersedianya sarana penyediaan t enaga list rik.

Ayat (3)

Cukup j elas

(24)

Ayat (1)

Jumlah t enaga list rik yang dibangkit kan sampai dengan 200 KVA t idak memerlukan izin dan usaha penyediaan t enaga list rik t ersebut hanya t erbat as pada kegiat an pembangkit an.

Ayat (2)

Kewenangan Ment eri meliput i peninj auan ulang at as bat as kapasit as 200 KVA. Bat as t ersebut dapat dinaikkan at au dit urunkan dengan memperhat ikan perkembangan keadaan daerah yang bersangkut an at aupun t ingkat kebut uhan pemakai yang bersangkut an.

Pasal 8

Izin Usaha Ket enagalist rikan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini dapat diberikan unt uk salah sat u at au gabungan dari pembangkit an, t ransmisi, dan/ at au dist ribusi.

Pasal 9

Meskipun sif at penggunaannya lebih dari sat u j enis, t et api izin yang diberikan hanya sat u, yait u Izin Usaha Ket enagalist rikan unt uk melakukan penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan sendiri.

Pasal 10

Daerah Usaha sebagaimana dimaksud dalam ket ent uan ini dit et apkan sesuai dengan wilayah administ rasi yang diat ur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Pemerint ahan di Daerah. Pasal 11 Kerj asama sebagaimana dimaksud dalam pasal ini dapat meliput i ant ara lain usaha bersama di bidang t eknik at au permodalan.

Pasal 12

Ayat (1)

(25)

Ayat (2)

Pengecualian ini diberikan unt uk mengurangi kesulit an bagi swadaya masyarakat unt uk menyelenggarakan dan memenuhi kebut uhan t enaga list rik bagi mereka sendiri. Yang dimaksud dengan daerah t erpencil adalah daerah yang belum dapat dij angkau oleh pelayanan Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan, dan let aknya belum banyak dihubungkan oleh sarana t ransport asi umum. Hal ini perlu karena prosedur pembuat an akt a pendirian badan hukum lazimnya harus dilakukan di hadapan pej abat yang berwenang.

Ayat (3)

Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk memberi kelonggaran bagi Ment eri dalam menet apkan ket ent uan dan syarat -syarat yang dapat selalu disesuaikan dengan perkembangan keadaan daerah yang bersangkut an.

Pasal 13

Yang dimaksud dengan hanya kepada Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dalam ket ent uan ini adalah sepanj ang daerah t ersebut sudah dij angkau oleh Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan bilamana belum dij angkau, Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Sendiri t ersebut dapat menj ual kelebihan t enaga list riknya kepada Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum at au masyarakat set elah mendapat Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum.

Pasal 14

Cukup j elas

Pasal 15

(26)

Yang dimaksud dengan st andar mut u dan keandalan yang baik, pada dasarnya adalah dilihat baik dari j umlah dan besarnya perubahan naik t urunnya (variasi) f rekuensi sist em, at au j umlah besarnya perubahan naik t urunnya (variasi) t egangan pada t it ik pemakaian, at aupun j umlah dan lama t erhent inya penyediaan t enaga list rik (gangguan).

Ayat (2)

Cukup j elas

Pasal 16

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan secara t erus menerus dalam ket ent uan ini adalah t enaga list rik harus selalu disediakan sesuai dengan wakt u yang diperj anj ikan dengan pelanggannya.

Ayat (2)

Membahayakan keselamat an umum misalnya ada kebakaran at au banj ir.

At as perint ah yang berwaj ib yait u pihak yang berwenang dalam keadaan darurat at au kegent ingan yang memaksa misalnya ant ara lain adanya bahaya serangan udara sewakt u ada perang.

At as perint ah pengadilan misalnya dalam rangka eksekusi put usan Pengadilan.

Ayat (3)

Cukup j elas

Ayat (4)

Cukup j elas

Pasal 17

Cukup j elas

(27)

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Cukup j elas

Pasal 19

Penyimpangan t erhadap priorit as t ersebut misalnya pemanf aat an t enaga list rik unt uk kepent ingan pemukiman di suat u t empat yang sebenarnya priorit as t elah diberikan unt uk kepent ingan umum.

Pasar 20

Ayat (1)

Yang dimaksud dalam ket ent uan ini misalnya t enaga list rik unt uk rumah t angga t idak boleh dimanf aat kan unt uk keperluan usaha.

Ayat (2)

Ket ent uan ini dimaksudkan selain unt uk melindungi kepent ingan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum j uga melindungi keamanan pemakai (pelanggan), misalnya dalam hal t erj adi kebakaran sebagai akibat pemanf aat an t enaga list rik yang t idak sesuai dengan perunt ukannya maka yang harus bert anggung j awab adalah yang mengakibat kan kerugian (kebakaran) it u.

Pasal 21

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan badan usaha penunj ang adalah badan usaha yang diberi izin unt uk melakukan pekerj aan

(28)

dalam rangka penyaluran t enaga list rik kepada pemakai.

Ayat (2)

Cukup j elas

Ayat (3)

Cukup j elas

Pasal 22

Cukup j elas

Pasal 23

Cukup j elas

Pasal 24

Ayat (1)

St andar Ket enagalist rikan Indonesia diusulkan oleh Ment eri unt uk dibahas t erlebih dahulu di dalam Dewan St andardisasi Nasional sebelum dit et apkan menj adi St andar Ket enagalist rikan Indonesia yang berlaku secara nasional.

St andar Ket enagalist rikan Indonesia adalah suat u dokumen yang memuat persyarat an t eknis ket enagalist rikan dan dipakai secara baku unt uk j enis kegiat an dan bahan-bahan yang digunakan di bidang ket enagalist rikan.

Ayat (2)

Cukup j elas

Pasal 25

Ayat (1)

Huruf a

Cukup j elas

(29)

Yang dimaksud dengan t indakan dalam ket ent uan ini adalah ant ara lain pemut usan sement ara aliran t enaga list rik dengan t agihan susulan.

Huruf c

Tindakan penert iban yang dimaksud misalnya pencabut an kabel-kabel yang dipasang unt uk mendapat kan t enaga list rik secara t idak sah, t erut ama oleh bukan pelanggan (pencant olan). Terhadap pemakaian yang t idak sah it u sendiri pada dasarnya dapat dilaporkan kepada pihak yang berwaj ib sebagai pencurian.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan bahaya t erhadap kesehat an at au t erhadap nyawa dalam ket ent uan ini adalah karena akibat sengat an, t erbakar, t erluka lainnya oleh t enaga list rik

Ayat (3)

Huruf a

Cukup j elas

Huruf b

Cukup j elas

Huruf c

Cukup j elas

Huruf d

(30)

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Cukup j elas

Ayat (3)

Cukup j elas

Ayat (4)

Cukup j elas

Pasal 27

Cukup j elas

Pasal 28

Cukup j elas

Pasal 29

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Cukup j elas

Pasal 30

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan biaya penyambungan t enaga list rik ialah biaya yang dibebankan unt uk penyambungan t enaga list rik dari t it ik akhir penyediaan hingga t it ik awal pemanf aat an.

Ayat (2)

(31)

Pasal 31

Cukup j elas

Pasal 32

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan harga j ual adalah harga yang dibayar pelanggan at as penggunaan t enaga list rik yang t erdiri dari biaya beban (Rp/ KVA) dan/ at au biaya pemakaian (Rp/ kwh), at au dibayar berdasarkan harga langganan (Rp/ bulan) sesuai dengan bat asan daya yang dipakai.

Harga j ual t ersebut berlaku pula dalam penj ualan t enaga list rik ant ara :

a. Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Sendiri dan Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan;

b. Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum;

c. Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Sendiri dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum;

d. Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum.

Ayat (2)

Cukup j elas

Pasal 33

Cukup j elas

Pasal 34

Ayat (1)

(32)

ket enagalist rikan yang mencakup perencanaan inst alasi ket enagalist rikan dan pengusahaannya yang harus dipenuhi oleh Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan dalam usaha penyediaan t enaga list rik. Sedangkan yang menyangkut keselamat an para t enaga kerj a yang dipekerj akan oleh Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan menj adi kewenangan dan t anggung j awab Ment eri yang bert anggung j awab di bidang ket enagakerj aan. Pedoman it u berisi ant ara lain st andar penyediaan, pelayanan, dan pengembangan usaha.

Ayat (2)

Cukup j elas

Pasal 35

Cukup j elas

Pasal 36

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Cukup j elas

Pasal 37

Cukup j elas

Pasal 38

Cukup j elas

Pasal 39

Cukup j elas

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan Pengendali Perusahaan Terbuka adalah pihak yang memiliki saham lebih dari 50 % (lima puluh perseratus) dari seluruh saham yang disetor penuh, atau Pihak

Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, tahun 1999.. Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Nias Selatan,

RIZKY DWI PRATAMA dinyatakan gugur Administrasi karena Penawaran tidak dapat dikoreksi karena RAB tidak sesuai pekerjaan ( BQ ) dan Tujuan Surat Penawaran tidak sesuai dan masa

Cinta memiliki adanya keinginan untuk memiliki pasangan hingga sampai rela berkorban secara ekonomi yaitu dimana seorang waria selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan

Obligasi (utang) – Pembayaran bunga kepada pemegang saham merupakan beban yang dapat mengurangi besarnya pajak penghasilan.. Saham (modal) – Pembayaran deviden berasal

PORTAL SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TAHUN 2013 Kopertis Wilayah 03.. Kopertis Wilayah III (ptu_03) Login sebagai PT Pengusul UBAH

Orang makin tertarik tinggal di kota karena kemudahan – kemudahan yang diperoleh serta berbagai “amnities” atau tersedianya hal – hal yang menyenangkan.. ILMU EKONOMI_EP

[r]