BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Media massa mempunyai peranan penting dalam kehidupan
masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang akan berkembang
menjadi sebuah opini. Oleh karena itu penting bagi sebuah organisasi untuk
mengamati opini publik melalui media massa.
Media massa dapat membentuk opini publik, baik itu opini yang dibentuk
media untuk masyarakat maupun opini yang dibentuk oleh masyarakat itu
sendiri melalui media. Media juga dapat memberikan suatu liputan yang utuh
mengenai suatu organisasi sebagaimana yang terjadi di lapangan. Namun
media dapat pula membentuk realitas sendiri berdasarkan sudut pandang
media tersebut.
Perkembangan media informasi khususnya media online dimasa sekarang ini sedang mengalami perubahan yang pesat, dimana media massa dapat lebih
terbuka dalam menulis atau menginformasikan suatu masalah atau peristiwa.
Selain itu, media massa menampilkan informasi yang bersifat variatif dengan
sajian informasi yang lebih aktual. Media online menjadi media yang kini sangat digandrungi oleh masyarakat karena mudah dalam mengaksesnya.
“Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan
berita terbaru setiap minggunya” (Straubhar dan La Rose dalam Ardianto dkk,
2012, hlm. 149). Itu artinya kebutuhan informasi masyarakat modern
sangatlah tinggi. Dengan adanya internet sebagai akses untuk mendapatkan
berbagai informasi akan memudahkan para penggunanya dalam mendapatkan
suatu berita.
Organisasi atau perusahaan pasti memiliki kaitan dengan media massa.
Media massa dapat menjadi alat ukur suatu organisasi apakah dapat dinilai
baik ataupun buruk citranya melalui pemberitaannya. Ketika media massa
meliput sebuah organisasi secara berlebihan, hal itu dapat menguntungkan
yang merugikan ini akibat dari berlebihannya informasi buruk yang diterima
oleh masyarakat perihal organisasi. Karena dengan informasi buruk tentang
organisasi yang diliput oleh media dapat menyebar luas ke masyarakat
Dengan demikian media massa dapat menjadi salah satu indikator apakah citra
organisasi menjadi lebih baik atau lebih buruk.
Menurut Ardianto (2011, hlm. 62) “citra adalah bagaimana pihak lain
memandang sebuah organisasi, perusahaan, suatu komite atau suatu aktivitas”.
Setiap organisasi mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang
memandangnya. Pada konteks ini, masyarakat Indonesia menjadi publiknya
khususnya insan pelaku sepakbola baik yang terlibat langsung maupun tidak
langsung.
Identitas organisasi menjelaskan apa yang orang pikirkan mengenai
karakter organisasi, sedangkan citra organisasi menjelaskan atribut anggota
yang dipercaya oleh publik eksternal sebagai pembeda organisasi. Citra
organisasi berbeda dengan reputasi: reputasi menjelaskan atribut luar
organisasi (Frombun dan Stanley dalam Dutton dan Dukerich, 1991, 547)
sedangkan citra menggambarkan penilaian publik internal dari apa yang
dipikirkan publik luar. Keduanya, antara citra dan identitas merupakan
kontruksi yang diselenggarakan dalam pikiran publik organisasi.
“Citra positif akan menguntungkan bagi organisasi atau partai politik,
sedangkan citra negatif akan merugikan. Oleh karena itu penting bagi suatu
organisasi atau figure publik untuk tetap menjaga opini publik tentang dirinya
agar tetap dapat dipilih dan disenangi oleh publik” (Tamburaka, 2012, hlm.
107). Maka dari itu mengetahui informasi tentang organisasi dari media begitu
penting bagi suatu organisasi agar dapat mencegah citra yang negatif. Dengan
cara melakukan pantauan media seperti membaca surat kabar, menonton
televisi, memantau media online sehingga tidak akan ketinggalan informasi mengenai organisasi tersebut.
Pada era kini sepakbola menjadi sebuah industri yang sangat pesat
perkembangannya, khususnya kawasan Asia Tenggara. Di tengah
perkembangannya yang cepat justru berbanding terbalik dengan keadaan di
Indonesia mengalami „mati suri‟. Hal ini disebabkan dengan pembekuan
organisasi induk sepakbola tanah air, Persatuan Persepakbolaan Seluruh
Indonesia (PSSI) oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Tentu hal tersebut membuat PSSI berada dalam keadaan krisis yang
mengakibatkan kompetisi mengalami force majeure. Hal ini bukan hanya pemain yang kena dampak dari sanksi pembekuan ini, melainkan pihak yang
terkait dengan adanya kompetisi sepakbola nasional harus terkena imbasnya
juga. Seperti pedagang pernak pernik bola, panitia pelaksana pertandingan,
dan sponsor yang terpaksa harus memutus kontrak secara sepihak dengan klub
peserta kompetisi. Serta sangat disesalkan oleh para supporter yang harus
„puasa‟ hiburan sepakbola.
Pasca pencabutan sanksi PSSI, kini induk sepakbola tersebut dihadapi
dengan berbagai isu yang menimpa. Salah satunya adalah isu Kongres Luar
Biasa (KLB). PSSI didesak agar melaksanakan KLB dengan harapan revolusi
organisasi PSSI menjadi ke arah yang lebih baik. Salah satunya dilakukan oleh
Kelompok 85, mereka memiliki rasa optimistis ketika KLB dilaksanakan PSSI
dapat menjadi organisasi yang lebih baik ketimbang yang sekarang bila
kepengurusan direvolusi secara menyeluruh. Selain itu juga desakan datang
dari kelompok suporter Bonek yang meminta dalam KLB PSSI klub
kesayangan mereka, Persebaya Surabaya di putihkan kembali menjadi anggota
PSSI dan dapat mengikuti kompetisi nasional.
Sepakbola sangat erat kaitannya dengan media massa, maka dengan
demikian p e r a n m e d i a b e g i t u t e r a s a d a l a m
m e m b e r i t a k a n p e r i s t i w a o l a h r a g a ,
k h u s u s n y a s e p a k b o l a . S e p a k b o l a
m e r u p a k a n o l a h r a g a p a l i n g p o p u l e r ,
s e o l a h s e t i a p m e d i a m a s s a t e r l i h a t
s e p e r t i b e r s a i n g u n t u k m e n a m p i l k a n
r u b r i k o l a h r a g a k h u s u s n y a s e p a k b o l a
d a l a m s e t i a p p e m b e r i t a a n y a s e b a g a i
P e n e l i t i a n i n i a k a n b e r f o k u s p a d a
p e m b e r i t a a n m e d i a m a s s a t e r h a d a p
P S S I m e n g e n a i p e n c a b u t a n s a n k s i
p e m b e k u a n o l e h K e m e n p o r a . PSSI sebagai
induk organisasi sepakbola nasional sudah tentu selalu menjadi bahan
pemberitaan media massa. Otomatis citra PSSI akan tergantung dengan
bagaimana media memberitakan tentang PSSI. Setiap momen yang berkaitan
dengan PSSI selalu diberitakan dan disebarkan oleh media massa. Bagi
khalayak yang tiap hari menerima informasi tentang PSSI, citra yang ada
dalam kerangka pemikirannya akan semakin kokoh, dengan syarat sumber
medianya sama.
Peneguhan citra tidak hanya dibentuk oleh satu jenis media saja. Citra
tokoh atau lembaga tercipta lewat saluran-saluran media komunikasi yang
secara serempak mengagendakannya. Semakin intensif frekuensi komunikasi
seseorang atau organisasi dengan khalayak melalui media massa maka
langsung atau tidak akan semakin meneguhkan citra lembaga atau organisasi
tersebut. (Malik dan Ibrahim dalam Rahmat 2011, hlm. 4).
Kabar pencabutan sanksi pembekuan yang diberikan Menpora kepada
PSSI menjadi angin segar bagi insan sepakbola nasional. Hal ini kompetisi
dapat digelar sebagai mana mestinya dan juga tim nasional Indonesia sudah
dapat berlaga kembali di kancah internasional.
S e t e l a h k i s r u h y a n g t e r j a d i a n t a r a
K e m e n p o r a d a n P S S I d a l a m m e d i a d i
e r a s a a t i n i , t e r d a p a t d i n a m i k a
m e n g e n a i p e m b e r i t a a n s e p u t a r s e p a k
b o l a d i I n d o n e s i a , s e h i n g g a h a l i n i
m e n a r i k p e r h a t i a n m a s y a r a k a t l u a s ,
k h u s u s n y a t e r k a i t p e l a k s a n a a n K L B
P S S I d a n t e n t u n y a a k a n m e n j a d i s u a t u
h a l y a n g p r o a t a u p u n k o n t r a o p i n i
p u b l i k t e r h a d a p p e m b e r i t a a n y a n g a d a
S e c a r a s u b s t a n s i , p e n e l i t i a n i n i
m e r u p a k a n p e n e l a a h a n t e r h a d a p t e k s
b e r i t a y a n g d i s a j i k a n o l e h d u a m e d i a
online, y a i t u v i v a . c o . i d d a n
a n t a r a n e w s . c o m e d i s i M e i h i n g g a
A g u s t u s 2016. Penelitian ini berfokus pada analisis konten teks berita
tentang pelaksanaan KLB PSSI pasca pencabutan sanksi pembekuan oleh
Kemenpora.
Konten dalam media massa merujuk pada makna dari sebuah pesan bisa
berupa mengenai informasi apa saja (Ardianto dkk, 2007, hlm. 34). Artinya,
konten atau isi yang dimaksud adalah suatu makna dari sebuah pesan yang
mempunyai arti tersirat dalam media massa.
Penelitian yang membahas mengenai citra yang diamati oleh media massa
salah satunya pernah dilakukan oleh Ratnasari Puspa Wijaya dengan judul
“Citra Telkomsel Pasca Kasus Pailit Dalam Bisnis Indonesia dan Daily Investor). Pada penelitiannya, Wijaya mengamati kasus yang menimpa pada
perusahaan telkomsel menggunakan elemen citra korporat, yaitu Familiarity, Characteristic, Position dan Reference.
Pemilihan media online viva.co.id dan antaranews.com didasari data yang didapatkan peneliti dari hasil media monitoring isu publik kementerian
komunikasi dan informatika edisi 20/4/2015 tentang pembekuan PSSI. Berikut
hasil data monitoring isu publik kominfo:
Media Tendensi
Positif Negatif Netral
Viva.co.id 3 6 0
Okezone.com 4 2 1
Antaranews.com 2 2 3
Inilah.com 0 1 4
…. …. …. ….
Hasil media monitoring tersebut, terlihat viva.co.id yang paling concern
dengan pemberitaan PSSI terbanyak dibanding media online lain ketika isu
pembekuan oleh kemenpora, sehingga viva.co.id dipilih untuk dijadikan objek
penelitian ini. Disusul dengan okezone.com dan antaranews.com dengan
masing-masing 7 berita. Dari kedua media tersebut peneliti memilih
antaranews.com sebagai objek penelitian.
Penelitian ini didasari apa yang dikatakan oleh Vos (1992, hlm. 109),
bahwa pengukuran citra dapat dilakukan berdasarkan elemen dasar yang
membentuk citra perusahaan, yaitu: keakraban, karakteristik (karakteristik organisasi yang publik kaitkan), penilaian, dan posisi (posisi berita perusahaan pada media massa). Pada penelitian ini tidak menggunakan elemen
position. Mengingat penelitian ini bersubjek pada media online yang sejatinya tidak memiliki posisi berita (tidak ada halamannya).
Peneliti akan melakukan penelitian mengenai citra PSSI dalam
pemberitaan pelaksanaan KLB PSSI pasca pencabutan sanksi pembekuan
dengan menggunakan metode analisis isi. Peneliti ingin mengetahui
bagaimana citra PSSI setelah adanya pemberitaan pelaksanaan KLB PSSI
pasca pencabutan sanksi dari Kemenpora.
1.1Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan penjelasan latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1.1.1 Bagaimana tingkat characteristic PSSI dalam pemberitaan isu pelaksanaan KLB pasca pencabutan sanksi pembekuan pada Media
Online Viva.co.id dan Antaranews.com edisi 12 Mei – 4 Agustus 2016?
1.1.2 Bagaimana tingkat familiarity PSSI dalam pemberitaan isu pelaksanaan KLB pasca pencabutan sanksi pembekuan pada Media
1.1.3 Bagaimana tingkat reference PSSI dalam pemberitaan isu pelaksanaan KLB pasca pencabutan sanksi pembekuan pada Media
Online Viva.co.id dan Antaranews.com edisi 12 Mei – 4 Agustus
2016?
1.1.4 Bagaimana tingkat value assessment PSSI dalam pemberitaan isu pelaksanaan KLB pasca pencabutan sanksi pembekuan pada Media
Online Viva.co.id dan Antaranews.com edisi 12 Mei – 4 Agustus 2016?
1.2Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1.2.1 Untuk mendeskripsikan characteristic PSSI dalam pemberitaan isu pelaksanaan KLB pasca pencabutan sanksi pembekuan pada Media
Online Viva.co.id dan Antaranews.com edisi 12 Mei – 4 Agutus 2016
1.2.2 Untuk mendeskripsikan familiarity PSSI dalam pemberitaan isu pelaksanaan KLB pasca pencabutan sanksi pembekuan pada Media
Online Viva.co.id dan Antaranews.com edisi 12 Mei – 4 Agustus 2016
1.2.3 Untuk mendeskripsikan reference PSSI dalam pemberitaan isu pelaksanaan KLB pasca pencabutan sanksi pembekuan pada Media
Online Viva.co.id dan Antaranews.com edisi 12 Mei - 4 Agustus
2016
1.2.4 Untuk menganalisis value assessment PSSI dalam pemberitaan isu pelaksanaan KLB pasca pencabutan sanksi pembekuan pada Media
Online Viva.co.id dan Antaranews.com edisi 12 Mei – 4 Agustus 2016
1.3Manfaat Penelitian
1.3.1.2Menambah ilmu pengetahuan akademis dibidang Public Relations
1.3.1.3Mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia
akademisi, khususnya teori mengenai citra organisasi dalam
media
1.3.2 Manfaat Kebijakan
1.3.2.1Kegunaan bagi PSSI sebagai bahan evaluasi agar terus
membangun hubungan baik dengan media
1.3.2.2Kegunaan bagi masyarakat adalah masyarakat dapat
menilai kinerja organisasi berdasarkan pemberitaan di
media
1.3.2.3Bagi akademisi, sebagai bahan kajian atau referensi dalam
melakukan penelitian penelitian terkait citra melalui metode
Analisis isi
1.3.3 Manfaat Praktik
1.3.3.1Diharapkan menambah referensi penelitian yang dilakukan
tentang reputasi suatu perusahaan melalui metode analisis
isi mengingat reputasi merupakan hal penting bagi suatu
perusahaan.
1.3.3.2Bagi PSSI untuk mampu membentuk citra yang baik
khususnya citra media yang positif dihadapan media massa
maupun dihadapan publik
1.3.4 Segi Isu serta Aksi Sosial
1.3.4.1Memanfaatkan isu yang berkembang di masyarakat akan
kisruh yang terjadi sebagai bahan referensi PSSI untuk
mampu menjadi organisasi yang lebih positif
1.3.4.2Diharapkan untuk mampu melihat potensi perbaikan
sepakbola nasional dalam pemenuhan keinginan
sepakbola yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung
1.3.4.3Mampu menjadi referensi untuk masyarakat dalam menilai
dan mempertimbangkan suatu organisasi melalui
pemberitaan media
1.4Batasan Penelitian
Peneliti memberikan batasan pada penelitian ini agar penelitian dapat
fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud. Berikut adalah
batasan masalah dari penelitian ini:
1.4.1 Penelitian ini hanya sebatas analisis isi teks berita online tidak disertai dengan survey maupun polling terhadap masyarakat
umum. Bukan pula analisis isi mengenai gambar ataupun video
yang terdapat dalam media online. Karena penulis hanya ingin mengetahui citra PSSI dalam pemberitaan media online
berdasarkan teks beritanya saja.
1.4.2 Pada kutipan teori pengukuran citra berasal dari Vos, dalam
buku yang berjudul “The Corporate Image Concept: Strategic Approach”. Penulis hanya mengambil 3 dimensi dari 4, karena
hanya 3 yang berkaitan dengan penelitian ini. Dimensi yang
dipakai meliputi characteristic, familiarity, dan reference. Sedangkan dimensi yang tidak dipakai adalah position, dikarenakan subjek penelitian ini media online yang dimana tidak terdapat halaman di dalamnya
1.5Sistematika Skripsi
1.5.1 BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang berkenaan dengan isu yang diangkat
dalam penelitian. Dijabarkan juga mengenai kesenjangan atau gap
antara harapan (das sein) dan kenyataan (das solen) yang terjadi, masalah-masalah serta fakta-fakta yang diperoleh berdasarkan
pertanyaan penelitian yang dipakai, tujuan penelitian serta manfaat
atau signifikansi dari penelitian yang dilakukan.
1.5.2 BAB II Kajian Pustaka
Berisikan konsep dan teori yang mendukung. Pada bab ini berisi
pemaparan konteks yang jelas terhadap topik yang diangkat dalam
penelitian. Melalui kajian pustaka, dijelaskan teori yang sedang dikaji
serta kedudukan masalah penelitian. Teori-teori yang dipakai dalam
penelitian ini adalah Agenda Setting dan Teori Citra. Selain dari teori yang mendukung, pada bab ini juga berisi penelitian terdahulu sebagai
bahan rujukan dari penelitian ini.
1.5.3 BAB III Metode Penelitian
Bab ini mejelaskan prosedur penelitian yang dilakukan dimulai dari
pendekatan penelitian yang dipakai, instrumen penelitian yang
diterapkan, tahapan pengumpulan data hingga tahap analisis data yang
dijalankan.
1.5.4 BAB IV Temuan dan Pembahasan
Bab ini menjabarkan secara rinci mengenai hasil temuan dari
penelitian yang dilakukan. Serta yang terpenting menjawab pertanyaan
penelitian yang telah dibuat sebelumnya.
1.5.5 BAB V Simpulan Implikasi dan Rekomendasi
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
berdasarkan pemikiran peneliti, serta menjabarkan hal-hal penting
yang didapatkan dari hasil penelitian. Serta rekomendasi bagi