• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SOS 1205075 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S SOS 1205075 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

109

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan, hasil dan analisis penelitian yang telah dikemukakan

dalam bab IV, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sesuai dengan rumusan

masalah yang terdapat pada bab I yakni:

1. Tipe pola asuh yang diterapkan dalam melakukan proses pengasuhan kepada

anak dalam meningkatkan solidaritas sosial antar anak cenderung

menggunakan pola asuh autoritatif atau demokratis. Karena dalam realita nya

tipe pola asuh yang digunakan selalu berubah-ubah. Berdasarkan hasil

observasi, dan wawancara mendalam para pengurus panti menuturkan bahwa

penerapan tipe pola asuh disesuaikan berdasarkan usia anak. Pada anak yang

lebih kecil para pengurus selalu menggunakan metode pendekatan dan

memberikan perhatian yang ekstra, berbeda dengan anak yang sudah berusia

dewasa para pengurus lebih menekankan tindakan tegas dan pemberlakuan

hukuman bagi sejumlah anak yang memang melanggar aturan-aturan panti

yang berlaku. Ada saatnya anak diberikan kebebasan tetapi tetap diawasi, dan

ada saatnya anak memang harus diberikan hukuman sesuai dengan hal-hal

yang dilanggar.

2. Peranan Pola Asuh Pengurus Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi di

lihat berdasarkan pengasuhannya, cukup tampak dari diberikannya kasih

sayang, perhatian, pendidikan, bimbingan, selalu bersikap keibuan dan

kebapakan, terutama tanggap dalam setiap masalah yang dimiliki anak dan

selalu menerapkan pola asuh kepada anak sesuai dengan karakter yang

dimiliki oleh masing-masing anak. Dalam meningkatkan solidaritas sosial

antar anak peran pengurus di lingkungan panti sangat penting. Hal ini terlihat

dari para pengurus panti yang senantiasa membuat kegiatan-kegiatan

kelompok yang berguna untuk mengeratkan dan meningkatkan solidaritas

(2)

110

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

piket rutin mingguan, dan kegiatan bersama lainnya seperti belajar bersama,

berkesenian, dan kegiatan hiburan.

3. Berdasarkan hasil wawancara dengan para pengurus panti bahwa memang

penerapan tipe pola asuh yang berbeda pada anak sangat mempengaruhi

keeratan atau solidaritas sosial yang tumbuh pada diri anak. Dengan

menetapkan pola asuh otoriter akan lebih membuat anak sadar akan nilai

kebersamaan dan rasa peduli. Hal ini terlihat dari perilaku anak-anak yang

memang acuh terhadap temannya jika tidak “dikerasi”, tetapi itu hanya

berlaku pada sebagian anak yang memiliki karakter yang kurang baik. Pada

anak yang karakternya sudah baik para pengasuh selalu menerapakan pola

asuh otoritatif atau demokratis karena anak sudah paham dengan sendirinnya

dalam meningkatkan solidaritas sosial diatara mereka.

4. Dalam proses penerapan pola asuh dalam meningkatkan solidaritas sosial

antar anak tentunya tidak terlepas dari faktor penghambat baik penghambat

yang bersifat internal maupun penghambat bersifar eksternal. Faktor

penghambat yang berasal dari dalam yaitu kesulitan dari segi pengurusnya

sendiri yaitu dengan minimnya jumlah tenaga pengurus yang membuat para

pengurus merasakan kewalahan dalam mengurus dan mengawasi anak.

Sementara itu, faktor eksternal yang menghambat para pengurus melakukan

proses pengasuhan yaitu sifat, karakteristik, dan latar belakang anak asuh

yang dibawa ketika mereka masih tinggal bersama dengan keluarga ataupun

sanak saudara yang tentunya akan memengaruhi perkembagan anak di panti

karena sulit menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di Panti

Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung. Selain itu juga

dengan karakter anak yang kurang baik akan memberikan dampak negatif

bagi anak asuh yang lainnya karena dapat menularkan perilaku buruk

tersebut.

5. Upaya yang dilakukan para pengurus panti dalam menerapkan pola asuh

untuk meingkatkan solidaritas sosial antar anak dengan beberapa cara yakni,

dengan pertolongan pertama. Pertologan pertama yang dilakukan dengan

(3)

anak-111

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak yang memiliki masalah. Jika masalah anak tidak dapat diatasi dengan

cara dinasehati dan dikonseling, maka cara terakhir yang diterapkan oleh para

pengurus panti yaitu dengan menerapkan hukuman tegas pada anak anak

yang melanggar aturan panti.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil temuan, dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

bab IV, hasil penelitian ini membawa implikasi dalam Pembelajaran Sosiologi

yang berkaitan dengan materi Lembaga Sosial. Hasil penelitian ini dapat diadakan

suatu kajian dan contoh dalam dunia nyata bagaimana seharusnya peran lembaga

sosial yang baik, terutama dalam memberikan pola asuh yang tepat bagi

anak-anak di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung.

5.3 Rekomendasi

Skripsi ini dibuat agar dapat dikembangkan dan menjadi bahan referensi,

dan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain. Beberapa rekomendasi yang dapat

dipaparkan oleh penulis:

1. Kepada Para Pengurus sekaligus Pengasuh Panti Asuhan, yakni:

 Para pengasuh sekaligus para pengurus Panti Asuhan dapat

menggantikan sosok orang tua kandung anak asuh dengan memberikan

perhatian, kasih sayang, pendidikan, serta bimbingan. Dapat selalu

menganggap bahwa anak yang berada di panti asuhan seperti anak

sendiri sehingga kedekatan anak dengan para pengasuh begitu erat.

 Peran pengasuh yang intensif sangat penting untuk membangun

hubungan yang baik antara pengasuh dengan anak.

 Bagi para pengurus sekaligus para pengasuh panti asuhan harus terdapat

rasa solid yang baik diantara pengasuh dalam melakukan proses

pengasuhan kepada anak.

(4)

112

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Meningkatkat perhatian kepada panti asuhan yang memerlukan bantuan

dari segi pembenahan fasilitas, serta dapat mencanangkan program

kegiatan yang dapat diterapkan di semua panti asuhan terutama kegiatan

dalam meningkatkan solidaritas sosial antar anak.

 Dapat memberikan reward atau bentuk penghargaan bagi panti asuhan

yang memiliki kredibilitas yang baik dalam keberhasilan pengasuhan

kepada anak.

 Meningkatkan kontrol bagi panti asuhan yang tidak sesuai dengan

peraturan Dinas Sosial.

3. Bagi Anak Asuh

 Anak harus memiliki keterbukaan kepada para pengurus dalam setiap

kejadian yang di alami, terutama pada hal-hal yang salah. Sehingga

antara pengurus dan anak ada komunikasi yang intensif dalam kegiatan

pengasuhannya.

 Anak tidak selalu mengatakan hal sebenarnya yang terjadi di Panti

Asuhan kepada pihak keluarga atau kepada orang tua wali, hal ini

dilakukan untuk menghindari prasangka buruk keluarga dengan panti

asuhan.

 Anak lebih menaati peraturan-peraturan yang diberlakukan di panti

asuhan untuk menghidari pola asuh yang bersifat keras. Sehingga pada

proses pengasuhannya tidak menyulitkan para pengurus panti.

4. Bagi Pendidik

 Pendidik harus lebih memberikan contoh nyata dalam pembelajaran

sosiologi tentang peran lembaga sosial yang baik dalam kehidupan

bermasyarakat.

 Pendidik perlu mengajak peserta didik untuk melakukan kunjungan ke

panti asuhan agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai bentuk

Referensi

Dokumen terkait

C Pasar Sepeda Jokteng

Sesuai dengan UU RI nomor 20 tahun 2003 BAB I Pasal 1 Ayat 14 yaitu pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Demikian halnya dengan sunat perem- puan di desa Bodia, bahwa sunat perem- puan adalah praktek budaya turun temurun dari nenek moyang mereka, budaya yang melekat tersebut

LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA NYATA.. PEMBELAJARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Hasil uji statistik 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara pretest tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dan post test 4 tingkat kelelahan

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk