BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
2.1.1. Kecerdasan
Kecerdasan (intelligence) adalah kemampuan bertindak dengan menetapkan suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional, dan untuk berhubung dengan lingkungan di sekitarnya secara memuaskan (Agustian; 2007).
Kecerdasan merupakan bakat tunggal yang dipergunakan dalam situasi menyelesaikan masalah apa pun. Seseorang yang tidak bisa memecahkan masalah atau persoalan semudah-mudahnya juga memiliki inteligensi hanya tarafnya yang rendah. Oleh karena itu, kecerdasan pada hakikatnya merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen.
2.1.2. Motivasi Belajar
Motivasi itu merupakan suatu tenaga (dorongan, alasan kemauan) dari dalam yang menyebabkan kita berbuat/bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai (Pasaribu, 1983).
Menurut Nawawi (1997), fungsi motivasi dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1. motivasi sebagai penggerak bagi manusia sebagaimana bahan bakar pada kendaraan,
2. motivasi merupakan pengatur dalam memilih alternatif di antara dua atau lebih kegiatan dengan memperkuat suatu motivasi atau memperlemah motivasi yang lain, sehingga seseorang akan melakukan aktivitas atau meninggalkan aktivitas yang lain, dan 3. motivasi merupakan pengatur arah atau tujuan dalam melakukan
aktivitas.
Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: 1. mengetahui apa yang akan dipelajari, dan
2. memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.
2.1.3. Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.
2.1.4. Minat
Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas ( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59).
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto; 1988; 62).
2.1.5. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataukelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik. (Kamus besar bahasa Indonesia)
2.2. Peningkatan Mutu Pendidikan
Proses pendidikan yg berkualitas ditentukan oleh beraneka ragam unsur dinamis yg dapat ada di dalam sekolah itu serta lingkungannya yang merupakan sebuah kesatuan sistem.
Peningkatan memiliki kata dasar tingkat ditambah dengan imbuhan pe-an, sehingga berubah menjadi peningkatan yang berupa kata benda dengan arti proses, cara, perbuatan meningkatkan sesuatu untuk kemajuan. Mutu adalah (ukuran) baik buruk suatu benda, kadar, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan dsb) atau bisa di sebut dengan kualitas. Jadi, peningkatan mutu pendidikan adalah suatu upaya mengembangkan kemampuan, sikap yang berahlak disegala bidang untuk keberhasilan pendidikan yang sehingga meningkatkan kualitas ataupun mutu pendidikan.
Dalam konteks pendidikan, pengertian kualitas mencakup input, proses, serta output pendidikan (Depdiknas, 2001 : 5). Input pendidikan yakni segala sesuatu yg mesti sedia sebab dibutuhkan utk berlangsungnya proses. Proses pendidikan ialah berubahnya sesuatu jadi sesuatu lainnya bersama mengintegrasikan input sekolah maka dapat membuat situasi pembelajaran yg menyenangkan (enjoyable learning), sanggup mendorong motivasi & kesukaan mempelajari, & memang lah sanggup memberdayakan peserta didik. Output pendidikan merupakan yakni kinerja sekolah yg bisa diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, & moral kerjanya.
kuantitas materi pelajaran yang telah dikuasai siswa, 2) lambang hasrat ingin tahu siswa. Artinya, semakin tinggi rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran (seperti giat mempelajari, memahami dan menguasai materi pelajaran, maka semakin tinggi prestasi yang dicapai. 3) inovasi dan pendorong bagi peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik bagi peningkatan mutu pendidikan.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menjadi dua yaitu:
1. faktor pertama individual, yang meliputi; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi;
2. faktor kedua meliputi: keluarga, guru dan cara mengajarnya, media dan alat atau sarana yang menunjang proses pembelajaran.
Nana Syaodih Sukmadinata menjelaskan bahwa motivasi itu memiliki dua fungsi, yaitu : pertama mengarahkan atau directional function dan kedua mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (activating and energizing function).
Selain menjadi pendorong dan pengaruh perbuatan seseorang, motivasi juga menjadi penyeleksi perbuatan-perbuatan mana yang harus dikerjakan dan perbuatan-perbuatan mana yang harus ditinggalkan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan disamping sebagai pencetak prestasi. Karena adanya motivasi akan dapat mengembangkan aktifitas, ketekunan, dan keuletan dalam suatu pembelajaran. Dengan motivasi yang besar, prestasi belajar menjadi optimal.
dan benar akan menghasilkan ikhtiar optimal, sehingga pasti diperoleh hasil yang optimal.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kecerdasan (intelligence) adalah kemampuan bertindak dengan menetapkan suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional, dan untuk berhubung dengan lingkungan di sekitarnya secara memuaskan. Motivasi itu merupakan suatu tenaga (dorongan, alasan kemauan) dari dalam yang menyebabkan kita berbuat/bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai. Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataukelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik. Prestasi belajar memiliki posisi penting dalam pendidikan, karena sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran, sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi guru. Atau dapat dirumuskan sebagai:
1. indikator kualitas dan kuantitas materi pelajaran yang telah dikuasai siswa,
2. lambang hasrat ingin tahu siswa. Artinya, semakin tinggi rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran (seperti giat mempelajari, memahami dan menguasai materi pelajaran), maka semakin tinggi prestasi yang dicapai.