• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BPJS docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BPJS docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BPJS

BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang.

Situasi sistem kesehatan di Indonesia saat ini masih mempunyai berbagai tantangan berat. Ada masalah pemerataan pelayanan kesehatan, perencanaan kesehatan yang tidak tepat sasaran, pelaksanaan yang terdesak waktu, belum baiknya kesinambungan dan integrasi antar program kesehatan. Secara geografis masih terdapat ketimpangan antar regional dalam pelayanan kesehatan. Sebagai catatan di tahun 2014 program BPJS akan berjalan dengan asumsi sudah terjadi pemerataan pelayanan kesehatan.

(2)

1.1 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan sistem informasi manajemen? 2. Bagaimana fungsi atau manfaat system informai manajemen ? 3. Bagaimana sistem informasi manajemen yang ada di BPJS?

4. Bagaimana prosedur pembuatan kartu BPJS bagi yang baru membuat?

5. Bagaimana langkah langkah dalam pencatatan anggota baru, apakah menggunakan sistem dalam pengelolaannya?

6. Ketika seseorang sudah terdaftar dalam BPJS namun tidak rutin membayar iuran yang telah ditetapkan, bagaimna?

7. Bagaimana kemitraan BPJS dengan dokter – dokter yang memiliki tanda melayani anggota BPJS?

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi system informasi manajemen

2. Untuk mengetahui fungsi atau manfaat sistem informasi manajemen 3. Bagaimana sistem informasi manajemen yang ada di BPJS

4. Mengetahui Bagaimana prosedur pembuatan kartu BPJS bagi yang baru membuat.

5. Mengetahui langkah langkah dalam pencatatan anggota baru, apakah menggunakan sistem dalam pengelolaannya

6. Mengetahui bagaimana Ketika seseorang sudah terdaftar dalam BPJS namun tidak rutin membayar iuran yang telah ditetapkan,

7. Mengetahui Bagaimana kemitraan BPJS dengan dokter – dokter yang memiliki tanda melayani anggota BPJS?

(3)

2.1 Definisi Sistem Manajemen Informasi

Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan. Sistem informasi adalah kombinasi dari people, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber-sumber data, prosedur dan kebijakan yang terorganisasi dengan baik yang dapat menyimpan, mengadakan lagi, menyimpan, dan menyebarluaskan informasidalam suatu organisasi.

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.

Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.

(4)

adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.

Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu.

Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan.

2.2Fungsi / Manfaat Sistem Informasi Manajemen

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.

Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.

2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.

3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.

5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.

(5)

7. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.

8. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.

2.3 Sistem informasi manajemen yang ada di BPJS

 Sejarah BPJS

Adanya pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena penyakit, apalagi tergolong penyakit berat yang menuntut stabilisasi yang rutin seperti hemodialisa atau biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada penggunaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada umumnya menjadi biaya perawatan dirumah sakit, obat-obatan, operasi, dan lain lain. Hal ini tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri sendiri maupun keluarga. Sehingga munculah istilah “SADIKIN”, sakit sedikit jadi miskin. Dapat disimpulkan, bahwa kesehatan tidak bisa digantikan dengan uang, dan tidak ada orang kaya dalam menghadapi penyakit karena dalam sekejap kekayaan yang dimiliki seseorang dapat hilang untuk mengobati penyakit yang dideritanya.

Begitu pula dengan resiko kecelakaan dan kematian. Suatu peristiwa yang tidak kita harapkan namun mungkin saja terjadi kapan saja dimana kecelakaan dapat menyebabkan merosotnya kesehatan, kecacatan, ataupun kematian karenanya kita kehilangan pendapatan, baik sementara maupun permanen.

Belum lagi menyiapkan diri pada saat jumlah penduduk lanjut usia dimasa datang semakin bertambah. Pada tahun Pada 2030, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia adalah 270 juta orang. 70 juta diantaranya diduga berumur lebih dari 60 tahun. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2030 terdapat 25% penduduk Indonesia adalah lansia. Lansia ini sendiri rentan mengalami berbagai penyakit degenerative yang akhirnya dapat menurunkan produktivitas dan berbagai dampak lainnya. Apabila tidak aday ang menjamin hal ini maka suatu saat hal ini mungkin dapat menjadi masalah yang besar .

(6)

Munculnya UU SJSN ini juga dipicu oleh UUD Tahun 1945 dan perubahannya Tahun 2002 dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) mengamanatkan untuk mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Hingga disahkan dan diundangkan UU SJSN telah melalui proses yang panjang, dari tahun 2000 hingga tanggal 19 Oktober 2004.

Diawali dengan Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2000, dimana Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan tentang Pengembangan Konsep SJSN. Pernyataan Presiden tersebut direalisasikan melalui upaya penyusunan konsep tentang Undang-Undang Jaminan Sosial (UU JS) oleh Kantor Menko Kesra (Kep. Menko Kesra dan Taskin No. 25KEP/MENKO/KESRA/VIII/2000, tanggal 3 Agustus 2000, tentang Pembentukan Tim Penyempurnaan Sistem Jaminan Sosial Nasional). Sejalan dengan pernyataan Presiden, DPA RI melalui Pertimbangan DPA RI No. 30/DPA/2000, tanggal 11 Oktober 2000, menyatakan perlu segera dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera.

 Visi BPJS Kesehatan :

CAKUPAN SEMESTA 2019

Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

(7)

1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

2. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan.

3. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS Kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk mendukung kesinambungan program.

4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja unggul.

5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi BPJS Kesehatan.

6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.

Dalam persiapannya menuju 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan terus melakukan penyempurnaan sistem, teknis kepesertaan, dan juga sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjalankan BPJS Kesehatan. Sebagai salah satu bentuk sarana informasi, penerapan ilmu Sistem Informasi Manajemen akan sangat membantu proses berjalannya BPJS Kesehatan. Penerapan komputerisasi dan media online sangat dibutuhkan untuk mendukung sistem informasi yang baik. Hal ini dikarenakan kepesertaan yang jumlahnya mencakup seluruh masyarakat Indonesia, dan dibutuhkan adanya sebuah sistem yang mengkoordinasi jalannya alur informasi.

Sistem kepesertaan berbasis komputer dan online

(8)

yaitu sifat portabilitas kepesertaan. Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kepesertaan ganda.\

Penerapan monitoring dan evaluasi pada sistem

Diperlukan monitoring dan evaluasi terhadap aplikas INA-CBGs di PPK. Hal ini dikarenakan INA-CBGs masih memiliki kekurangan yaitu rawan fraud oleh PPK. Monitoring dapat dilakukan mulai dari pengadaan pelatihan terkait penggunaan aplikasi INA-CBGs yang baik dan benar sampai inspeksi mendadak yang dilakukan secara randomisasi.

Alur informasi yang terkoordinasi

Melihat besarnya kepesertaan BPJS Kesehatan, dibutuhkan adanya sebuah media yang manjadi sumber alur informasi terpusat mengenai BPJS Kesehatan. Melihat sisi efektifitas dan efisiensi, akan lebih baik bila alur informasi ini dilakukan secara terpusat dan dapat diakses seluruh penduduk melalui internet. Berikut adalah beberapa hal yang menurut penulis perlu dimuat dan sifatnya esensial dalam alur informasi, yaitu:

1. Hak dan kewajiban peserta BPJS Kesehatan

2. Informasi dasar tentang penyakit seperti definisi penyakit, gejala-gejala yang ditimbulkan, penyebaran penyakit, efek dari penyakit, dan upaya kesehatan yang dapat dilakukan sebagai langkah pengobatan. Informasi seperti ini dianggap esensial karena informasi ini dapat digunakan sebagai upaya pencegahan pemberian layanan kesehatan yang tidak perlu, sehingga dapat dilakukan penekanan biaya kesehatan.

3. Informasi mengenai ketersediaan dan akses peserta BPJS Kesehatan terhadap PPK terdekat 4. Kolom rating PPK yang diisi oleh peserta BPJS Kesehatan sebagai bentuk dari feedback layanan yang dilakukan oleh PPK yang bersangkutan. Kolom rating ini perlu dilakukan sebagai upaya motivasi PPK untuk mendapatkan rating yang maksimal melalui pemberian pelayanan yang maksimal pula. Selanjutnya, diperlukan adanya transparansi sehingga peserta BPJS Kesehatan dapat melihat hasil rating dari PPK yang ada.

Manajemen perubahan

(9)

Manajemen pada sistem informasi BPJS Kesehatan. Sedangkan dari sisi kualitas sumber daya manusia, pelatihan rutin perlu dilakukan agar aplikasi dapat dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan optimalisasi (efektivitas dan efisiensi).

2.4 Prosedur Pembuatan Kartu BPJS Bagi Yang Baru Membuat.

Sesuai dengan surat edaranddireksi BPJS kesehatan no 8526/VII.2/2014 dengan ini disampaikan bahwa terhitung tanggal 1 november 2014 persyaratan yang wajib di penuhi oleh calon peserta BPJS kesehatan peserta bukan penerima upah atau peserts mandiri adalah sebagai berikut :

A.

Cara daftar BPJS Online

1. Siapkan berkas-berkas yang diperlukan yakni Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), kartu NPWP, serta alamat email dan nomor handphone aktif untuk konfirmasi pendaftaran.

2. Buka halaman web bpjs-kesehatan.go.id dari browser anda, bisa diakses melalu PC maupun mobile phones/tablet.

3. Isi data yang telah disediakan yakni identitas yang mencakup data diri serta pilihan kelas yang ditawarkan, alamat lengkap, fasilitas kesehatan yang mencakup Faskes Tingkat I dan Faskes Gigi dengan pilihan instansi yang anda pilih sebagai tempat rujukan, dan yang terakhir khusus untuk Warga Negara Asing (WNA) yang ingin mendapatkan fasilitas BPJS.

4. Pilih biaya iuran perbulan. Ada 3 pilihan dari kelas III hingga kelas I dengan rentang biaya dari 25.500 hingga 59.500 ribu rupiah perbulannya.

5. Simpan data dan tunggu email notifikasi nomor registrasi di email anda. print lembar Virtual Accountnya

(10)

7. Setelah menyerahkan uang serta Nomor Virtual pada Teller Bank nanti akan mendapat bukti pembayaran.

8. Sekarang BPJS kesehatan anda sudah aktif, silahkan cek email akan ada balasan dari BPJS berupa E-ID Card BPJS yang bisa diprint sendiri dan valid, Atau

9. Print kartu BPJS di kantor cabang BPJS terdekat. Ingat, tidak perlu mengambil nomor antrian lagi di Kantor BPJS, langsung saja ke bagian Print kartu BPJS nya, cukup memberikan semua data sebelumnya, form isiannya, Virtual account, dan bukti payment.

B. Mendaftar BPJS secara offline

1. Siapkan berkas yang dibutuhkan yakni FC KTP, FC KK, pas foto 3×4 berwarna 2 lembar, dan formulir yang diisi di tempat pendaftaran. Formulir yang diisi memiliki format yang sama dengan formulir online.

2. Datang ke kantor BPJS terdekat dan ambil nomor kode pendaftaran. Antisipasi antrian dengan mendatangi kantor BPJS sepagi mungkin.

3. Setelah mendapatkan nomor kode pembayaran, setorlah sejumlah uang ke bank yang telah ditunjuk seperti BNI, BRI, dan Mandiri.

4. Bawa bukti setoran ke kantor BPJS dan anda akan mendapatkan kartu anggota.

Penting !

1. Daftar Sebaiknya Awal Bulan biar Tidak Rugi

2. Faskes keterangan (IGD) maksudnya hanya melayani keadaan darurat, tidak melayani pengobatan

3. Faskes keteragan (JST) maksudnya bekas kerjasama dengan Jamsostek, bisa melayani layanan BPJS keseluruhan

(11)

5. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 setiap bulannya, jika terlambat akan dikenai denda sebesar 2%

6. Tidak ada perbedaan dalam pelayanan medis di kelas I, kelas II, maupun kelas III. Jenis obat, kualitas obat, penanganan medis, semuanya sama rata. Yang berbeda hanya pelayanan non-medisnya, seperti kelas ruang inap. Kelas I dirawat di ruang inap kelas I, kelas II di ruang inap kelas II, kelas III di ruang inap kelas III

7. Biaya Naik Kelas Kamar Rawat Inap, Misal terdaftar kelas 1 (13 juta) ingin naik jadi kelas VIP (16juta), maka total biaya = harga VIP (16 juta) dikurangi Tarif INA-CBGs (5 juta) (bukan harga VIP dikurangi harga kelas 1)

Sesuai dengan surat edaranddireksi BPJS kesehatan no 8526/VII.2/2014 dengan ini disampaikan bahwa terhitung tanggal 1 november 2014 persyaratan yang wajib di penuhi oleh calon peserta BPJS kesehatan peserta bukan penerima upah atau peserts mandiri adalah sebagai berikut :

 Mendaftarkan diri dan semua anggota keluarganya sesuai data keluarga yang trcantum pada kartu keluarga.

 Memiliki NIK sebagaimana tercantum pada KTP elektronik (e-KTP) atau kartu keluarga.  Menunjukan KTP elektronik (e-KTP) atau kartu kluarga asli

 Membawa Pas poto 3x4

 Memiliki nomor rekening di bankyang bekerjasama dengan BPJS kesehatan  Memiliki nomor telepondan/atau alamat email

 Mengikuti ketentuan yang ada pada peraturan BPJS kesehatan mengenai penundaan pemanfaatan pelayanan kesehatan selama 7 hari sejak peserta mendaftarkan iuran pertama kali.

2.5 Langkah langklah dalam pencatatan anggota baru dan sistem pengelolaannya

(12)

untuk mendapatkan kartunya dan kartu tersebut yang sudah di berikan kepada peserta akan aktif atau dapat di gunakan setelah 7 hari sejak pendaftaran.

2.6 Preoses pembayaran iuran yang telah di tetapkan dan sangsi keterlambatan

Dalam pembayaran iuran bulan berikutnya maksimal tanggal 10 setiap bulannya dan apabila terjadi keterlambatan sesuai dalam perpres nomor 111 ada denda administrasi sebesar 2% dari total iuran bulanan yang wajib di bayarkan dari setiap keterlambatan. Apabila terlambat pembayaran kartunya akan tidak aktif. ktika kartu itu tidak aktif maksimal 8-10 bulan, apabila ingin di aktifkan lagi cukup membayar yang 6 bulan nya saja + denda yang telah di tetapkan maka kartu akan aktif kembali.

2.7 Proses kemitraan antara BPJS dengan dokter-dokter

Peta Lokasi Fasilitas Kesehatan

Dalam BPJS menganut pelayanan berjenjang,artinya dalam berobat peserta tidak langsung kerumah sakit melainkan harus dimulai dari dokter kluarga,puskesmas baru bisa kerumah sakit. Kemitraan antara BPJS dengan para dokter baik dokter umum maupun swasta adalah hasil dari pemetaan. Pemetaan dilakukan oleh puskesman yang ada di kecamatan apabila jumlah peserta BPJS nya banyak. Adapun kreteria dokter yang bisa menerima peserta BPJS yaitu :

 Mematuhi regulasi JKN

1 ROSSI SUPARMAN, DRG Jl. Kramatmulya No. 149 2 FAHMI NURDIN, DRG Jl. Siliwangi No. 68 3 drg. Dalhari Jl. Raya Luragung

4 drg. Wan Pahlawan Jl. Raya Cipasung No. 89 5 drg. Herman Sugiarto Jl. Siliwangi No. 98 6 drg. Intan Armelia Hastari Jl. Otista No. 138A

(13)

Prosedur pembayarannya dengan cara kapitasi yaitu pembayaran di sesuaikan dengan jumlah tetap peserta per periode yang telah di tetapkan sesuai dengan perjanjian yang telah di stujui diantara kedua belah pihak.

BAB lll PENUTUP 3.1 KESIMPULAN

(14)

Indonesia dan telah membayar iuran. Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu PBI jaminan kesehatan dan bukan PBI jaminan kesehatan.

Besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan BPJS Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh pemerintah. Sistem rujukan yang ada mengacu pada tingkat strata pelayanan kesehatan dari yang rendah menenuju pada strata pelayanan yang lebih tinggi.

Hak dan kewajiban serta landasan hukum dari BPJS terdapat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

3.2 SARAN

BPJS kesehatan harus lebih banyak sosialisasi lagi kepada masyarakat secara terus menerus,sebab masih banyak masyarakat yang belum tau bagaimana tata cara pendaftaran dan segala sesuatu terkait PBJS itu sendiri

Sitem Rujukan

1. Pelayanan kesehatan rujukan menerapkan pelayanan berjenjang yang dimulai dari Puskesmas, kemudian kelas C, kelas D selanjutnya RS kelas B dan akhirnya ke RS kelas A.

2. Pelayanan kesehatan rujukan dapat berupa rujukan rawat jalan dan rawat inap yang diberikan berdasarkan indikasi medis dari dokter disertai surat rujukan, dilakukan atas pertimbangan tertentu atau kesepakatan antara rumah sakit dengan pasien atau keluarga pasien.

3. Rumah sakit kelas C/D dapat melakukan rujukan ke rumah sakit tipe B atau A di kabupaten/kota yang telah di tetapkan.

Latar Belakang Pendirian BPJS

(15)

kesejahteraan rakyat. Tujuan tersebut salah satunya dapat diwujudkan dalam bentuk siastem jaminan sosial secara nasional.

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, bangsa Indonesia telah memiliki sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan sosial nasional perlu dibentuk badan penyelenggara yang berbentuk badan hukum publik berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besarnya kepentingan Peserta.

Maka dari itu, perlu dibentuk badan penyelenggara Sistem jaminan sosial nasional yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.

B.

Dasar Hukum

Pembentukan Undang-Undang tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ini merupakan wujud dari penyelenggaraan kesejahteraan sosial rakyat Indonesia. Dasar hukum yag melandasi pembentukan BPJS adalah:

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Hak dan Kewajiban BPJS

Dalam undang-undang nomor 24 Tahun 2011 Bab IV Bagian Keempat di jalaskan mengenai hak dan kewajiban BPJS, yakni:

1. Hak

(16)

Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, BPJS berhak untuk:

a. memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang bersumber dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b. memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program Jaminan Sosial dari DJSN setiap 6 (enam) bulan.

2. Kewajiban

a. memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;

b. mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk sebesar-besarnya kepentingan Peserta;

c. memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya;

d. memberikan Manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;

e. memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak dan kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang berlaku;

f. memberikan informasi kepada Peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan hak dan memenuhi kewajibannya;

g. memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;

h. memberikan informasi kepada Peserta mengenai besar hak pensiun 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;

(17)

j. melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam penyelenggaraan Jaminan Sosial; dan

k. melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara berkala 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.

PENGERTIAN

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Persetujuan Hasil Evaluasi Kualifikasi dari General Manager Nomor : CL.PM.06.191 tanggal 27 April 2016, dengan ini kami sampaikan PENGUMUMAN

Efek berkelanjutan (multilier effect) dari pembentukan karakter positif anak akan dapat terlihat, seperti yang digambarkan oleh Jan Wallander, “Kemampuan sosial dan emosi pada

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 13/PBJ-Kons/KS-4/08/2012 tanggal 8 Juni 2012 Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

Peluang emprik merupakan rasio dari hasil yang dimaksud dengan semua hasil yang mungkin pada suatu eksprimen lebih dari satu.Dalam suatu percobaan dimana setiap hasil memunyai

Teknik pencarian yang digunakan adalah teknik PARSING, yaitu memanfaatkan source code dari situs yang digunakan sebagai sumber dan memilah-milah hasil yang didapat untuk

Gereja di dalam tangan Tuhan adalah alat penyelamatan semua orang (LG 9) sakramen keselamatan bagi semua orang (LG 48), Yang oleh Kristus menyatakan cinta Allah kepada

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (SP-DIPA) Petikan Unit Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Badan

Pada program ini banyak menampilkan mengenai view-view tampilan untuk membuat partitur, mengatur tempo, mengimport audio visual dan sebagainya. Aplikasi ini dapat mempermudah