SUATU PENILAIAN NMR KUMULATIF
TERHADAP NMR TPB SEBAGAI GOLD STANDARD
(Studi Kasus Mahasiswa IPB Angkatan 30
-
Angkatan 33)
Oleh
DIAN HANDAYANI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
DIAN HANDAYANI. Suatu Penilaian NMR Kumulatif Terhadap NMR TPB sebagai Gold Standard (Studi Kasus Mahasiswa IPB Angkatan 30 - Angkatan 33), Dibimbing oleh AHMAD ANSORI MATTJIK dan ASEP SAEFUDDIN
Tingkat kesesuaian (degree of agreement) diantara suatu metode pengukuran
dengan metode gold standard sering diamati dalam berbagai bidang ilmu. Penduga
Laurent, penduga gabungan (blended estimator) dan batas kesesuaian 95% ( 95%
limit of agreement ) dapat digunakan sebagai kriteria untuk mengkuantifikasi tingkat kesesuaian diantara metode-metode pengukuran.
Tingkat kesesuaian antara nilai mutu rata-rata kurnulatif (NMR KUM)
mahasiswa IPB sebagai metode pembanding (approximate methods) dengan nilai
mutu rata-rata di TPB (NMR TPB) sebagai gold standard untuk program studi -
program studi di IPB pada mahasiswa angkatan 30-33 masih beragam. Ada beberapa
program studi yang selalu masuk dalam kategori tingkat kesesuaian rendah, sedang
dan tinggi. Program studi C02, C04, C05 dan DO3 selalu berada dalam kelompok
rendah. Program studi AOO, A03, A05, A08, B01, D01, E02, GO6 selalu masuk dalam kelompok sedang. Sementara itu program studi A02, A07, F02 dan GO1 selalu
tergolong kelompok tinggi.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang be rjudul :
"Suatu Penilaian NMR Kumulatif terhadap NMR TPB sebagai 'Gold Standard' (Studi Kasus : Mahasiswa IPB Angkatan 30 - Angkatan 33)" adalah benar hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber
data dan infonnasi telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Mei 2002
SUATU PENILAIAN NMR KUMULATIF
TERHADAP NMR TPB SEBAGAI GOLD STANDARD
(Studi Kasus Mahasiswa IPB Angkatan 30
-
Angkatan 33)
DIAN HANDAYANI
Tesis
sebagai
salah
satu
syarat
untuk
memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Statistika
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis :
SUATU PENILAIAN
NMR
KUMULATIF
TERHADAP
NMR TPB SEBAGAI
GOLD
STANDARD
(Studi Kasus Mahasiswa
IPB
Angkatan 30
-Angkatan
33)
Nama
: DIAN HANDAYANIN R P : 99163
Program Studi : STATISTIKA
Menyetujui , 1. Komisi Pembimbing
Prof Dr. Ir. Ahmad Ansori Mattjik, MS& Dr. Ir. Asep Saefbddin. MSc.
Ketua Anggota
2. Ketua Program Studi Statistika 3. Direktur Program Pascasarjana
IPB
Dr. Ir. B
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 15 April 1974 sebagai puteri
pertama dari empat bersaudara kelwga Bapak Drs. H. Halil Sugandi dan Ibu Hj.
Yoyoh Rodiah.
Pada tahun 1986 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada SD
Tersana Baru di Cirebon. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Pertarna di SMP Negeri 1 Cirebon pada tahun 1989 dan menyelesaikan Sekolah
Menengah Atas di SMA Negeri 1 Cirebon pada tahun 1992.
Tahun 1997 Penulis berhasil menyelesaikan pendidikan Sarjana di Institut
Pertanian Bogor dengan bidang keahlian Statistika. Pada tahun 1999 Penulis diterima
sebagai mahasiswa Program Pasca Sarjana di Institut Pertanian Bogor pada Program
Studi Statistika.
Sejak tahun 1998 sarnpai sekarang Penulis menjadi dosen pada Jurusan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta.
Penulis menikah dengan Anang Kurnia pada tahun 1998 dan saat ini telah
PRAKATA
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahrnat-Nya tulisan dengan judul Suatu Penilaian
NMR
Kumulatif terhadap NMRTPB
sebagai Gold Standard (Studi Kasus Mahasiswa IPB Angkatan 30-
Angkatan 33) telah dapat diselesaikan dengan baik.Tulisan ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan S2 pada Program Studi Statistika , Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.
Ahmad Ansori Mattjik, MSc. dan Dr. Ir. Asep Saefbddin, MSc. atas segala
bimbingan dan pengarahannya hingga tersusunnya tulisan ini. Tak lupa pula Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada Prof. Dr. Andi Hakim
Nasoetion (alm.) yang telah memberikan ide kepada Penulis untuk meneliti masalah
ini serta telah memberikan perhatian yang tulus kepada Penulis hingga akhir hayatnya. Ungkapan terima kasih juga Penulis sampaikan kepada :
1. Ketua Jurusan dan segenap dosen pada Jurusan Matematika Universitas Negeri Jakarta yang telah banyak memberikan dorongan dan pengertian
selama penelitian dan penyelesaian tulisan ini.
2. Suami, orang tua dan saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan
semangat, dorongan dan doa yang tulus.
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil,
yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.
Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.
Bogor, Mei 2002
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL
...
viDAFTAR GAMBAR
...
vii...
DAFTAR LAMPIRAN...
viiiI
.
PENDAHULUAN...
11.1. Latar Belakang
...
1...
1.2 Permasalahan 2
1.3 Tujuan Penelitian
...
2...
1.4 Manfaat Penelitian 2
I1
. TINJAUAN PUSTAKA
...
3 2.1 Metode Gold Standard...
3...
2.2 Ukuran Kesesuaian pada Studi Pembandingan Metode 4
2.2 Batas Kesesuaian 95% (95% Limit of Agreement)
...
6...
2.3 Penduga Koefisien Korelasi Gold Standard Laurent 72.4 Penduga Gabungan (Blended Estimator)
...
8I11
.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN...
9 3.1 Tempat. Waktu dan Data ... 93.2 Metode Penelitian
...
103.2.1 Simulasi Penduga Kesesuaian Pengukuran
...
10...
3.2.2 Analisis Data Mahasiswa IPB Angkatan 30 - Angkatan 33 11IV
.
HASIL DAN PEMBAHASAN...
124.1 Hasil Simulasi
...
124.2 Hasil Analisis Tingkat Kesesuaian NMR KUM dan NMR TPB Mahasiswa Angkatan 30 sampai dengan Angkatan 33
...
164.2.1 Garnbaran Umum Data
...
164.2.2 ProfilAngkatan30
...
184.2.4 ProfilAngkatan32
...
32 4.2.5 Profil Angkatan 33...
38 4.3 Evaluasi dan Pembahasan Hasil Analisis...
45 V.
KESIMPULAN DAN SARAN...
48...
DAFTAR TABEL
Halaman
...
1
.
Hasil Simulasi untuk ci.
N(0. (0.4)~). p = 0.71 122
.
Hasil Simulasi untuk &i.
N(0. (0.3)~). p = 0.80...
13...
.
3
.
Hasil Simulasi untuk ~i N(0. (0.2)~). p = 0.89 14 4.
Hasil Simulasi untuk si.
N(0. (0 .I)~). p = 0.97...
155
.
Deskripsi NMR TPB dan NMR KUM Angkatan 30 . Angkatan 33...
16...
6
.
Pengelompokan Program Studi 18...
.
7 Rataan
NMR
TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 30 198
.
Deskripsi NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 30 Berdasarkan Pengelompokan Program Studi...
209
.
Dugaan Tingkat Kesesuaian AntaraNMR
TPB dan NMR KUM Mahasiswa...
Angkatan 30 24
...
10
.
Rataan NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 3 1 261 1
.
DeskripsiN M R
TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 3 1 Berdasarkan Pengelompokan Program Studi...
2712
.
Dugaan Tingkat Kesesuaian Antara NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan31...
3013
.
RataanN M R
TPB danNMR
KUM Mahasiswa Angkatan 32...
33 14.
DeskripsiNMR
TPB danN M R
KUM Mahasiswa Angkatan 32 BerdasarkanPengelompokan Program Studi
...
3415
.
Dugaan Tingkat Kesesuaian Antara NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa...
Angkatan 32 37
16
.
Rataan NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 33...
3917
.
Deskripsi NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 33 Berdasarkan Pengelompokan Program Studi...
4018
.
Dugaan Tingkat Kesesuaian AntaraNMR
TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan33...
43DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
.
Pola Sebaran NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 30 . Angkatan 33...
17 2.
Histogram Rataan NMR TPB dan NMR KUM Angkatan 30...
19...
3
.
Plot AntaraNMR
TPB dengan NMR KUM Angkatan 30 214
.
Pola Sebaran NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 30 dengan...
menggunakan pendekatan Kernel 22
5
.
Boxplot NMR TPB dan NMR KUM Berdasarkan Pengelompokan...
22 6.
Posisi Relatif Tingkat Kesesuaian Program Studi Berdasarkan Batas Kesesuaian...
95%. Angkatan 30 25
7
.
Histogram Rataan NMR TPB dan NMR KUM Angkatan 3 1...
26...
8
.
Plot Antara NMR TPB dengan NMR KUM Angkatan 3 1 27 9.
Boxplot NMR TPB dan NMR KUM Berdasarkan Pengelompokan...
28 10.
Pola sebaran NMR TPB d a n ' ~ ~ ~ KUM Mahasiswa Angkatan 3 1...
29 1 1.
Posisi Relatif Tingkat Kesesuaian Program Studi Berdasarkan Batas Kesesuaian95%. Angkatan 3 1
...
31 12.
Histogram Rataan NMR TPB dan NMR KUM Angkatan 32...
32 13.
Plot Antara NMR TPB dengan NMR KUM Angkatan 32...
34 14.
Boxplot NMR TPB dan NMR KUM Berdasarkan Pengelompokan...
35 15.
Pola Sebaran NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 32...
36 16.
Posisi Relatif Tingkat Kesesuaian Program Studi Berdasarkan Batas Kesesuaian...
95%. Angkatan 32 38
17
.
Histogram Rataan NMR TPB dan NMR KUM Angkatan 33...
39 18.
Plot AntaraNMR
TPB dengan NMR KUM Angkatan 33...
41 19.
Boxplot NMR TPB danNMR
KUM Berdasarkan Pengelompokan...
41 20.
Pola sebaranNMR
TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 33...
42 21.
Posisi Relatif Tingkat Kesesuaian Program Studi Berdasarkan Batas Kesesuaian...
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
.
Macro untuk Simulasi Penduga Laurent. Gabungan dan Batas Kesesuaian 95% 5 1...
2
.
Dendogram Pengelompokan Program Studi 523
.
Macro untuk Penduga Laurent. Gabungan dan Batas Kasesuaian 95%...
53 4.
Penurunan Ragam Penduga Batas Kesesuaian 95%...
54...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu eksperimental sering dilakukan studi pembandingan dua atau
lebih metode pengukuran dari suatu besaran untuk dilihat tingkat kesesuaiannya
(degree of agreement). Pendugaan tingkat kesesuaian ini umumnya dilakukan pada
penelitian-penelitian yang tidak dapat mengukur objek secara langsung.
Hasil yang diperoleh dari penelitian yang tidak dapat mengukur objek secara
langsung biasanya hanya merupakan pendekatan (approximation), sedangkan nilai
sebenarnya
dari
besaran yang diukur tetap tidak dapat diketahui. Dengan demikianjika ada suatu metode pendekatan yang lain (approximate methais) atau suatu metode
yang baru diciptakan / ditemukan maka metode tersebut tidak dapat dibandingkan
dengan nilai sebenarnya dari besaran yang d i h melainkan hanya dapat
dibandingkan kesesuaiannya dengan metode sebelumnya yang telah digunakan dan
telah diakui keakuratannya. Suatu metode pengukuran yang dipandang baku dan
keakuratannya diakui secara luas disebut metode gold stmtd[ard (Bland & Altman,
1999).
Potensi akademik seorang mahasiswa merupakan suatu ha1 yang tidak dapat
diukur secara langsung. Salah satu indikator yang biasa digunakan adalah dengan
melihat nilai mutu rata-rata (NMR) yang diperoleh. Dalam penelitian ini akan
dilakukan evaluasi nilai mutu rata-rata kumulatif (NMR KUM) mahasiswa IPB tahun masuk 1993
-
1996 terhadap nilai mutu rata-rata di Tingkat Persiapan Bersama(NMR TPB) sebagai goM staradard. Adanya mata kuliah yang relatif sama yang
harus diarnbil oleh mahasiswa di TPB dan adanya suatu 'aturan main' atau perlalcuan
pembelajaran serta kondisi akademik yang relatif sama merupakan alasan dipilihnya
NMR
TPB sebagai gold s a t e d . Sementara itu, alasan memilih mahasiswa IPBdengan tahun masuk 1993
-
1996 adalah untuk mengetahui kesesuaian NMR KUMmahasiswa dari jurusan tertentu, selain itu diharapkan pula sampai dengan September
2001 mereka telah lulus dari IPB.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan yang muncul dan
yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah seberapa besar tingkat kesesuaian
(degree of agreement)
NMR
KUM dalam menggambarkan potensi akademik sarjana lulusan IPB apabila NMR TPB dianggap sebagai alat ukur yang relatif baku (gold standard).1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi seberapa besar tingkat kesesuaian
(degree of agreement)
NMR
KUM dalam menggambarkan potensi akademik sarjanaIPB dengan NMR TPB sebagai gold standavd. Tingkat kesesuaian tersebut
akan
dilcuantifikasi berdasarkan penduga Laurent, penduga gabungan (blemkd estimator)
dan batas kesesuaian 95 % (95 % limit of agreement).
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada
pimpinan IPB dalam melakukan perbaikan dan pengelolaan pendidikannya terlebih
lagi dalam menghadapi diberlakukannya secara penuh IPB sebagai Badan Hukum
BAB I1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metode 'Gold Standard'
Metode gold stmmtzrd merupakan metode pengukuran dari suatu besaran yang
dipandang baku dan keakuratannya diakui secara luas (Bland & Altman, 1999).
Metode gold stmmtzrd bukan merupakan metode pengukuran yang memberikan hasil
tanpa salah, tetapi sebelum ditemukan suatu metode pendekatan yang lain
(approximate methods) yang tingkat keakuratannya dipandang layak, metode gold
standard dipandang sebagai metode pengukuran yang benar. Namun demikian
adakalanya untuk menerapkan metode gold sikmhrd ini dibutuhkan waktu, tenaga
dan biaya yang tidak sedikit, bahkan seringkali dapat merusak objek yang akan
diamati. Dengan demikian suatu metode baru yang bersifat lebih efisien perlu terus
diciptakan clan dikembangkan. Apabila metode baru ini memiliki tingkat kesesuaian yang relatif tin& dengan metode goM standard rnaka metode baru tersebut dapat
menggantikan metode gold standilmd atau pemakaiamya &pat saling dipertukarkan.
Penelitian-penelitian mengenai pembandingan suatu metode pengukuran
dengan metode gold standird telah banyak dilakukan. Salah satu diintaranya adalah
Prigent et al dalam St.Laurent (1998) telah mengamati metode SPECT (Single Photon
Emission Computed Tomography) dan metode Plmuw Imaging untuk menentukan persentase otot jantung yang terinfeksi. Dari kedua metode tersebut ingin diketahui
metode mana yang tingkat kesesuaiannya paling dekat dengan metode pemeriksaan
patologis yang dalam kasus ini dipandang sebagai gold standad.
Berdasarkan kriteria kesesuaian penduga Laurent ternyata metode SPECT
memiliki tingkat kesesuaian yang lebih dekat dengan metode patologis (r, = 0.86)
dibandingkan dengan metode PIanar Imaging (rg=0.55). Begitupula dengan kriteria
kesesuaian penduga gabungan (blended estimutor) yang diiemukakan Haris et a1
(2001) metode SPECT relatif lebih sesuai dengan metode patologis, bahkan tingkat
kesesuaian metode SPECT terhadap metode patologis berdasarkan kriteria penduga
Penelitian-penelitian lainnya mengenai pembandingan suatu metode
pengukuran dengan metode gold st&d diantaranya adalah W a x et a1 dalam
St.Laurent (1998) yang mengamati kesesuaian konsentrasi alkohol dalam darah
berdasarkan hasil pengukuran electrochemical meter sebagai metode pembanding
dengan konsentrasi alkohol dalarn darah yang ditentukan berdasarkan kekebalan
darah (blood immunoassay) sebagai gold startciird. Hutson et a1 dalam Harris (2001)
mengamati perubahan kecil pada area endocardial berdasarkan echocardiographic
imaging sebagai gold standard dan pengukuran dengan algoritma komputer sebagai
metode pembanding.
2.2 Ukuran Kesesuaian pada Studi Pembandingan Metode
Altman & Bland (1986) mengemukakan bahwa suatu metode pengukuran
dikatakan sesuai sempurna (perfect agreement) dengan metode pengukuran lainnya
jika hasil pengukuran kedua metode tersebut seluruhnya terletak pada garis kesesuaian (line of agreement), yaitu suatu garis yang melalui titik
asal
(0,O) clanmembentuk sudut 45' terhadap sumbu ordinat maupun absis.
Menurut Harris et a1 (2001) kesesuaian diantara dua metode pengulcuran tidak
hanya membutuhkan tingkat korelasi linier yang tinggi tetapi juga membutuhkan
hubungan linier yang konsisten yaitu memiliki slope sama dengan satu dan intersep
sama dengan nol. Garis dengan intersep no1 dan slope sama dengan satu ini juga merupakan garis kesesuaian (line of ageement).
Selain berdasarkan kriteria tersebut di atas, untuk menentukan suatu metode
relatif sesuai atau tidak dengan metode laimya diperlukan pula penetapan kriteria
kesesuaian yang dianggap layak berdasarkan tujuan penelitian dan dimana metode
tersebut akan digunakaa Penetapan lcriteria ini tentunya memerlukan pemahaman
yang mendalam mengenai latar belakang keilmuan yang berkaitan dengan penelitian.
Menurut Hutson et a1 (1998) pendekatan-pendekatan yang telah banyak
digunakan selama ini dalam menentukan kesesuaian diantara metode pengukuran
adalah : uji-t berpasangan (Paired t-test), koefisen korelasi Pearson (Pearson
Coeflcient), regresi linier sederhana (Simple Linear Regression), koefisien korelasi
konkordan Lin (Lin 's Concordrmce Con-ehtioit Coeflcient). Untuk kondisi-kondisi
tertentu, pendekatan-pendekatan tersebut ternyata tidak selalu layak digunakan
sebagai kriteria pengukur tingkat kesesuaian.
Koefisien korelasi Pearson merupakan ukuran yang paling sering
disalahgunakan, karena sesungguhnya koefisien korelasi Pearson ini merupakan
ukuran yang menunjukkan tingkat hubungan (msociation) linear diantara dua peubah,
bukan tingkat kesesuaian (degree of agreement) dua peubah. Koefisien korelasi
Pearson tergantung pada kisaran (range) pengukuran dan amatan yang terpilih.
Dengan demikian koefisien korelasi Pearson nampaknya kurang tepat jika digunakan sebagai ukuran kesesuaian (Altman & Bland, 1986) kecuali bila contoh yang dipilih
benar-benar menggarnbarkan keadaan populasi (representatzn.
Hutson et al (1998) mengemukakan bahwa baik koefisien korelasi Pearson
maupun koefisen korelasi zntraclass dapat merupakan ukuran kesesuaian yang keliru
terutama jika nilai-nilai contoh mempunyai kisaran pengukuran yang sempit.
Begitupula dengan koefisien korelasi konkordan Lin memiliki kelemahan yang
serupa dengan korelasi Pearson.
Penggunaan uji-t berpasangan (paired t-test) dalam mengukur kesesuaian juga
nampaknya perlu hati-hati, karena pada uji-t berpasangan dibutuhkan asumsi selisih
antara kedua metode menyebar normal dan antara selisih dengan rataan harus saling
bebas. Altman & Bland (1986) menduga bahwa antara selisih dengan rataan dari dua
metode pengukuran selalu akan berhubungan. Menurut Hutson et a1 (1998) uji-t
berpasangan juga dapat merupakan ukuran kesesuaian yang keliru jika plot hasil-hasil
pengukuran kedua metode tegak lurus terhadap garis kesesuaian (line of agreement).
Bland (2001) dan Lin (1989) menyampaikan bahwa pengukuran kesesuaian
melalui metode regresi linier biasa diantara hasil-hasil pengukuran dua metode juga
dapat memberikan hasil yang keliru, terutama j i b diperoleh slope tidak sama dengan
satu clan intersep tidak sama dengan nol, belum tentu tingkat kesesuaian diantara dua
Altman (1986) menyarankan suatu metode yang dinarnakan batas kesesuaian
95% (95 % limit of agreement) untuk menentukan kesesuaian diantara dua metode
pengukuran. Menurut Altman metode ini lebih mudah diinterpretasikan dan lebih
mudah dalam perhitungannya.
St.Laurent (1998) menyatakan bahwa ukuran kesesuaian antara dua metode
dapat diinterpretasikan sebagai koefisien korelasi intraclasrs populasi pada model dua
peubah terkendala (model dengan slope=l dan intersep=O). St Laurent (1998) telah
menurunkan penduga bagi koefisien korelasi intraclass tersebut berdasarkan
pendugaan terhadap komponen ragam untuk kedua metode yang akan dibandingkan.
Harris et a1 (2001) membangkitkan suatu kelompok penduga berdasarkan besaran
pivot yang kemudian gabungan dari dua anggota tertentu dalam kelompok penduga
tersebut (blended estimator) berperan sebagai penduga dari koefisien korelasi
intraclass populasi pada model dua peubah terkendala.
2.3 Batas kesesuaian 95 % (95 % Limit of Agreement)
Batas kesesuaian 95% merupakan suatu selang yang menunjukkan dimana
95% dari selisih hasil pengukuran dua metode diharapkan
akan
terletak dalam selangtersebut. Batas kesesuaian ini tidak sarna dengan batas kepercayaan (wnzdence
limit) tetapi lebih merupakan suatu selang patokan (reference interval).
Batas kesesuaian 95% diduga oleh
(2
f 1.96%). Bland & Altman (1999)mengembangkan batas kesesuaian 95% berdasarkan pada asumsi bahwa bias diantara
dua metode menyebar normal. Selain itu untuk menggunakan metode ini dibutuhkan
juga nilai tengah dan simpangan baku bias yang bersifat konstan pada seluruh kisaran
pengukuran.
Bland (2001) menjelaskan bahwa masalah kesesuaian diantara dua metode
pengukuran bukan merupakan suatu pengujian hipotesis tetapi merupakan suatu ha1
yang harus diduga. Pendugaan terhadap suatu besaran tentunya tidak terlepas dari
Penduga selang untuk batas bawah dan batas atas bagi batas kesesuaian 95 %
dirumuskan sebagai berikut :
2.4 Penduga Laurent
Untuk menduga kesesuaian suatu metode pengukuran dibandingkan terhadap
suatu gold standcrrd, St.Laurent ( 1 998) menyarankan penggunaan model sebagai
berikut :
Xi = GI
+
Ei dengan :X
= peubah acak h a i l pengukuran metode bdpembanding (approximate methods)Gi
= peubahacak
hasil pengukuran goldstamhrd ;E
(G)
= p, Var ((G = Cov (Xi,G)
-20
Ei = galat pengukuranModel di atas mengasumsikan bahwa E ( E i ) = 0, Var ( E i ) =
d
dan Ei saling bebas denganGi
.
Model tersebut juga dapat diinterpretasikan sebagai model regresi dua peubah dengan kendala intersep sarna dengan no1 dan slope sarna dengan satu.Berdasarkan model tersebut St.Laurent (1998) mengemukakan koefisien
korelasi intraclass sebagai ukuran kesesuaian antara metode barn dengan gold
st&d sebagai berikut :
Nilai p yang makin mendebti 1 menunjukkan bahwa metode baru relatif
dengan :
SDD
= E(Xi -G)*
=zd,
d m,
S
=X
(Gi-
St Laurent (1998) juga menyatakan jika Ei dan Gi menyebar normal maka r, merupakan penduga kemungkinan maksimum bagi p.
2.5 Penduga Gabungan (Blended Estimaior)
Penduga bagi koefisien korelasi intraclass p untuk model yang disarankan St
Laurent (1998) juga telah diamati oleh Harris et a1 (2001). Penduga tersebut
diturunkan berdasarkan besaran pivot, prinsipnya adalah menyamakan suatu besaran
pivot dari parameter yang ingin diduga dengan suatu nilai dari sebaran pivot tersebut
yang mana sebaran dari besaran pivot tersebut tidak tergantung pada parameter yang
ingin diamati. Dengan metode ini dapat dibangkitkan suatu kelompok penduga yang
memiliki sifat-sifat bias dan KTG (Kuadrat Tengah Galat) kecil. Telah ditunjukkan
pula bahwa dalam kelompok penduga ini tercakup penduga koefisien intraclass yang
disarankan St Laurent (1998). Diantara kumpulan penduga p dalam kelompok
tersebut, terdapat dua anggota tertentu dimana gabungan keduanya ini mempunyai
bias dan KTG yang lebih baik daripada penduga kemungkinan maksimum untuk p
yaitu r,. Gabungan dari kedua anggota penduga tersebut dinamakan Blended
Estimator (Hims et al ,200 1).
Penduga gabungan (blended estimator) yang didasarkan pada asumsi Ei dan Gi
yang menyebar normal adalah :
Harris el al(2001) telah menunjukkan bahwa
brn
akan memiliki KTG dan bias yang lebih baik dibandingkan dengan r, di seluruh kisaran ruang parameter p. Jika Ei danGi
tidak menyebar normal makabW
masih layak digunakan asalkanLI
(kurtosisBAB III
BAHAN DAN METODE PENELITLAN 3.1 Tempat, Waktu dan Data
Penelitian ini dilahkan di Bogor dan berlangsung selama lima bulan yaitu
Oktober 2001
-
Februari 2002. Data yang digunakan diperoleh dari PPMB IPB dan BAAK IPB. Data tersebut terdiri atas NMR TPB dan NMR KUM mahasiswa pada33 program studi di IPB dengan tahun masuk 1993
-
1996 dan mereka telah lulus sarjana serta diwisuda pada periode September 1997 sampai dengan September 2001.NMR
TPB merupakan nilai mutu rata-rata mahasiswa pa& semester 1 dan 2sedangkan NMR KUM merupakan nilai mutu rata-rata mahasiswa sejak semester 1
sarnpai dengan lulus sarjana.
Program studi
-
program studi yang dimaksud adalah :Kode A00 A0 1 A02 A03 A04 A05 A06 A07 A08 A09 B0 1 C01 C02 C03 C04 C05 C06
Nama Program Studi
Hortilcultura Agronomi
Arsitektur Pertamanan Ilmu dan Teknologi Benih Ilmu Tanah
Gizi Masyarakat
dan
Sumberdaya KelurgaHama dan Penyalut Tumbuhan Aglibisnis
Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Kedoktemn Hewan
Budidaya Perairan
Manajemen Sumberdaya Perairan Teknologi h i 1 Perikanan Sosial Ekonomi Perikanan
Pemanfaatan Sumberdaya P e r i k a ~ ~ Ilmu dan Teknologi Kelautan
Kode DO1 DO2 DO3 DO4 EO 1 E02 E03 F01 F02 F03 Go1 Go2 Go3 Go4 GO5 GO6
Nama Program Studi
Teknologi Produksi Ternak Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak
Sosial Ekonomi Peternakan Teknologi Hasil Ternak Manajemen Hutan Teknologi Hasil Hutan
Konservasi Sumberdaya Hutan Teknik Pertanian
Teknologi Pangan
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Simulasi Penduga Kesesuaian Pengukuran
Simulasi penduga bagi kesesuaian pengukuran dilakukan untuk melihat
apakah penduga Laurent dan penduga gabungan masih dapat memberikan hasil
dugaan yang baik pada selang pengukuran NMR
TPB
dan NMR KUM yang relatif sempit (2-
4), mengingat adanya keterbatasan pada koefisien korelasi intraclass yang memungkinkan untuk menjadi ukuran kesesuaian yang keliru jika kisaranpengukuran relatif sempit (Hutson, 1998). Selain untuk melihat karakteristik dari
kedua penduga tersebut simulasi dilakukan juga untuk melihat karakteristik dari batas
kesesuaian 95 %.
Simulasi dilakukan dengan menggunakan software Minitab 13.20 dengan
memakai fasilitas global macro o m p i r a n 1). Data dibangkitkan berdasarkan pada
model statistik yang disarankan St.Laurent (1998).
Dengan memperhatikan tujuan simulasi, maka simulasi dilakukan dengan
mengambil ukuran contoh n = 4, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 150, 200,
300, 500, 1000, dan 2000. Masing-masing ukuran contoh dilakukan pengulangan
sebanyak 1000 kali.
Empat kondisi p, yaitu 0.71, 0.80, 0.89, dan 0.97 dicoba untuk semua
kombinasi ukuran contoh. Pengambilan nilai p tersebut dilandasi oleh :
1. G
-
N (2.8, (0.4)~)~ mencerminkan nilai NMR TPB yang memiliki standar deviasi di sekitar 0.4.2. Standar deviasi sisaan yang dipilih adalah 0.1,0.2,0.3, dan 0.4.
Pengambilan nilai tengah G sebesar 2.8 didasarkan pada harapan agar pada
selang kepercayaan 95% nilai-nilai hasil banglutan berada pada interval 2.0 sampai
dengan 3.60. Hal ini untuk menghindari banyaknya nilai yang jatuh di bawah 2.00 e
dan di atas 4:0. Namun demikian, nilai tengah tidak menjadi masalah dalam
pendugaan kesesuaian karena yang diperhatikan adalah keragaman sisaan dan
3.2.2 Analisis Data Mahasiswa IPB Angkatan 30
-
Angkatan 33Untuk memberikan gambaran awal tentang kondisi dan perilaku data maka
dilakukan eksplorasi data baik secara numerik (statistik deskriptif) maupun grafik
(boxplot, histogram, plot dll.). Pola persebaran nilai didekati dengan penduga kernel.
Melalui eksplorasi ini diharapkan akan diperoleh garnbaran persebaran NMR
TPB
maupun NMR KUM dan hubungannya baik untuk masing-masing kelompok berdasarkan program studi / fakultas dan kelompok lainnya yang bermakna maupun
s e w a keseluruhan di IPB.
Penelitian kemudian diarahkan untuk melihat kesesuaian antara NMR KUM
dengan NMR TPB dalam mengukur potensi akademik mahasiswa. Kesesuaian antara
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITLAN 3.1 Tempat, Waktu dan Data
Penelitian ini dilahkan di Bogor dan berlangsung selama lima bulan yaitu
Oktober 2001
-
Februari 2002. Data yang digunakan diperoleh dari PPMB IPB dan BAAK IPB. Data tersebut terdiri atas NMR TPB dan NMR KUM mahasiswa pada33 program studi di IPB dengan tahun masuk 1993
-
1996 dan mereka telah lulus sarjana serta diwisuda pada periode September 1997 sampai dengan September 2001.NMR
TPB merupakan nilai mutu rata-rata mahasiswa pa& semester 1 dan 2sedangkan NMR KUM merupakan nilai mutu rata-rata mahasiswa sejak semester 1
sarnpai dengan lulus sarjana.
Program studi
-
program studi yang dimaksud adalah :Kode A00 A0 1 A02 A03 A04 A05 A06 A07 A08 A09 B0 1 C01 C02 C03 C04 C05 C06
Nama Program Studi
Hortilcultura Agronomi
Arsitektur Pertamanan Ilmu dan Teknologi Benih Ilmu Tanah
Gizi Masyarakat
dan
Sumberdaya KelurgaHama dan Penyalut Tumbuhan Aglibisnis
Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Kedoktemn Hewan
Budidaya Perairan
Manajemen Sumberdaya Perairan Teknologi h i 1 Perikanan Sosial Ekonomi Perikanan
Pemanfaatan Sumberdaya P e r i k a ~ ~ Ilmu dan Teknologi Kelautan
Kode DO1 DO2 DO3 DO4 EO 1 E02 E03 F01 F02 F03 Go1 Go2 Go3 Go4 GO5 GO6
Nama Program Studi
Teknologi Produksi Ternak Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak
Sosial Ekonomi Peternakan Teknologi Hasil Ternak Manajemen Hutan Teknologi Hasil Hutan
Konservasi Sumberdaya Hutan Teknik Pertanian
Teknologi Pangan
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Simulasi Penduga Kesesuaian Pengukuran
Simulasi penduga bagi kesesuaian pengukuran dilakukan untuk melihat
apakah penduga Laurent dan penduga gabungan masih dapat memberikan hasil
dugaan yang baik pada selang pengukuran NMR
TPB
dan NMR KUM yang relatif sempit (2-
4), mengingat adanya keterbatasan pada koefisien korelasi intraclass yang memungkinkan untuk menjadi ukuran kesesuaian yang keliru jika kisaranpengukuran relatif sempit (Hutson, 1998). Selain untuk melihat karakteristik dari
kedua penduga tersebut simulasi dilakukan juga untuk melihat karakteristik dari batas
kesesuaian 95 %.
Simulasi dilakukan dengan menggunakan software Minitab 13.20 dengan
memakai fasilitas global macro o m p i r a n 1). Data dibangkitkan berdasarkan pada
model statistik yang disarankan St.Laurent (1998).
Dengan memperhatikan tujuan simulasi, maka simulasi dilakukan dengan
mengambil ukuran contoh n = 4, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 150, 200,
300, 500, 1000, dan 2000. Masing-masing ukuran contoh dilakukan pengulangan
sebanyak 1000 kali.
Empat kondisi p, yaitu 0.71, 0.80, 0.89, dan 0.97 dicoba untuk semua
kombinasi ukuran contoh. Pengambilan nilai p tersebut dilandasi oleh :
1. G
-
N (2.8, (0.4)~)~ mencerminkan nilai NMR TPB yang memiliki standar deviasi di sekitar 0.4.2. Standar deviasi sisaan yang dipilih adalah 0.1,0.2,0.3, dan 0.4.
Pengambilan nilai tengah G sebesar 2.8 didasarkan pada harapan agar pada
selang kepercayaan 95% nilai-nilai hasil banglutan berada pada interval 2.0 sampai
dengan 3.60. Hal ini untuk menghindari banyaknya nilai yang jatuh di bawah 2.00 e
dan di atas 4:0. Namun demikian, nilai tengah tidak menjadi masalah dalam
pendugaan kesesuaian karena yang diperhatikan adalah keragaman sisaan dan
3.2.2 Analisis Data Mahasiswa IPB Angkatan 30
-
Angkatan 33Untuk memberikan gambaran awal tentang kondisi dan perilaku data maka
dilakukan eksplorasi data baik secara numerik (statistik deskriptif) maupun grafik
(boxplot, histogram, plot dll.). Pola persebaran nilai didekati dengan penduga kernel.
Melalui eksplorasi ini diharapkan akan diperoleh garnbaran persebaran NMR
TPB
maupun NMR KUM dan hubungannya baik untuk masing-masing kelompok berdasarkan program studi / fakultas dan kelompok lainnya yang bermakna maupun
s e w a keseluruhan di IPB.
Penelitian kemudian diarahkan untuk melihat kesesuaian antara NMR KUM
dengan NMR TPB dalam mengukur potensi akademik mahasiswa. Kesesuaian antara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Simulasi
Hasil simulasi disajikan pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4. Pada
kisaran pengukuran yang dicobakan, penduga Laurent memiliki nilai KTG yang
relatif lebih besar, namun untuk ukuran contoh yang semakin besar selisih antara
KTG penduga Laurent dan penduga gabungan semakin mendekati nol. Sementara itu
penduga gabungan menghasilkan pendugaan yang relatif konstan baik untuk
ukuran contoh kecil maupun besar asalkan n > 3.
Tabel 1. Hasil Simulasi untuk Q
-
N(0, (0.4)'~ p = 0.71Tabel 2. Hasil Simulasi untuk Q
-
N(0, (0.3)'), p = 0.80Hasil simulasi yang disajikan pada Tabel 1
-
Tabel 4 menunjukkan bahwapenduga Laurent lebih bersifat understate dibandingkan dengan penduga gabungan.
Namun dernikian untuk n
<
4 sebaiknya digunakan penduga Laurent sebagai kriteriauntuk mengukur tingkat kesesuaian karena penduga gabungan tidak layak lagi untuk
digunakan (formula penduga gabungan hanya didefinisikan untuk n
>
3 ).Dengan semakin bertambahnya ukuran contoh, hasil penduga Laurent
semakin mendekati nilai sebenarnya. Adapun penduga gabungan cenderung
menghasilkan hasil dugaan yang mendekati nilai sebenarnya, dibandingkan penduga
Laurent, baik untuk ukuran contoh kecil maupun besar. Pada saat ukuran contoh kecil, KTG penduga Laurent relatif lebih besar dibandingkan dengan KTG penduga
gabungan dan perbedaan ini semakin tidak bermakna untuk ukuran contoh yang
sangat besar.
Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dikatakan bahwa untuk kisaran
pengukuran yang sempit (dalam ha1 ini digunakan 2 sampai 4), untuk n yang makin
besar hasil penduga Laurent dan penduga gabungan tidak terlalu jauh perbedaannya
dan hasil dugaan tersebut makin mendekati nilai sebenarnya.
Tabel 3. Hasil Simulasi untuk Ei
-
N(0, (0.2)*), p = 0.89Selain menggunakan penduga Laurent dan penduga gabungan, untuk melihat
tingkai kesesuaian antara
NMR KUM
dengan NMR TPB akan dilihat pula berdasarkan batas kesesuaian 95 %. Hal ini disebabkan penggunaan metode inirelatif lebih cepat dan mudah, meskipun hasil simulasi memperlihatkan bahwa batas
kesesuaian 95 % sangat dipengaruhi oleh ragam galat, semakin besar ragam galat
maka semakin lebar selang yang terbentuk.
Tabel 4. Hasil Simulasi untuk Ei
-
N(O, (0.1)"~ p = 0.97Tingkat kesesuaian antara NMR KUM dengan NMR TPB berdasarkan batas kesesuaian 95%
akan
makin baik jika memiliki lebar batas kesesuaian mendekati nol.Sementara itu jika menggunakan penduga Laurent dan penduga gabungan, tingkat
kesesuaian antara NMR KUM dengan NMR
TPB
akan
makin baik jika hasil dugaanmakin mendekati satu.
KTG(B) 0.000009 0.000003 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 KTG(L)
0.001 51 5 0.0001 49 0.000022 0.000008 0.000005 0.000001 0.000004 0.000002 0.000001 0.000001 0.000001 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 Rataan Penduga ~ a b u n ~ a n .
4.2 Hasil Analisis Tingkat Kesesuaian NMR KUM dan NMR TPB Mahasiswa
I IPB Angkatan 30
-
Angkatan 334.2.1 Gambaran Umum Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 5829 responden terdiii
atas 1490 mahasiswa angkatan 30, 1492 mahasiswa angkatan 31, 1487 mahasiswa
angkatan 32 dan 1360 rnahasiswa angkatan 33. Responden adalah mahasiswa
angkatan 30 sampai dengan angkatan 33 yang telah lulus sarjana dan diwisuda dalam
interval waktu September 1997 sampai dengan September 2001. Deskripsi NMR
TPB dan NMR KUM untuk masing-masing angkatan disajikan pada tabel berikut. Tabel 5. Deskripsi NMR TPB dan
NMR
KUM Angkatan 30 - Angkatan 33Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa rataan
NMR
KUM mahasiswa angkatan30 sampai dengan angkatan 33 selalu lebih besar dibandingkan dengan rataan NMR
TPB. Rataan
NMR
TPB mahasiswa angkatan 30 dan 31 yang belum mengalamipembedaan mata kuliah cenderung memperlihatkan hasil yang sama dengan rataan
NMR TPB angkatan 32 dan 33 yang sudah menjalankan kebijakan adanya
pembedaan rnata kuliah. Sementara itu rataan
N M R
KUM mahasiswa angkatan 30dan 3 1 cenderung lebih rendah dibandingkan dengan rataan NMR KUM mahasiswa
rb
angkatan 32 clan 33. Kebijakan pembedaan mata kuliah yang hams diambil oleh mahasiswa TPB berdasarkan program studi ini mulai diterapkan pada mahasiswa
angkatan 32, sedangkan pada rnahasiswa angkatan-angkatan sebelurnnya setiap
mahasiswa TPB harus mengambil mata kuliah yang sama. Angkatan
Angkatan 30
Angkatan 31
Angkatan 32
Angkatan 33
.
N M R
TPBRataan Stdev
ppppp
2.6605 0.4180
2.6827 0.4533
2.6724 0.4759
2.6437 0.4558
Pola =baran
NMR TPB danNMR
IKUM
mahasiswa a&&n 30-
angkam
33 dqmtdilihat
pada Gambar 1.Bedasarkan
garnbar tersebut
dapat dilihtttbahwa
N M R
TPB untukkeempat
angkatantersebut relatif membentuk
pola y q sama,pula dengan NMR KUM.
NMR
TPB t e r p n g h pads sisikiri,
pada
nilai
2,dm
menjufur kesisi
hm
sampai
&ngan
nilai 4. T-ya NMRTPB pada
nilai
2d i h b k a n oleh kebijakan seleksi mahasiswa
yangditeraplm
di
TPB.Perolefian NMR
TPB
lebih
t e r h p u ldiantara
2.00-
2.75d a @ m
NMR KUMlebih mengum@
pada 2.50 - 3.25.k b a r
1.Pola
Sebaran NMR TPBdm
NMRKUM Mahasha Anghatan 34-
Angkrstan 33Dengan
menggwmkan
ratamNMR
TPB, rataan NMR KUM sertaelisih
diantara
kedunya
untuk -hg-masing program studidari
ernpat aqkataq dapatd i l h k m pengeIorqpoh t & h p
33program
studi
yang rtda.Penplompokan
dim&mdkan
mtukmelihat
kemiripan
diaa~rrrrr 33program
studi
t e r s h t .Bauyahya kelompok
dit- bogan cam memotongjarak
kemiripan p d adedogam
shinggadiperoleh kelompok-kelompok
yangdianggap paling
bwmakna.
Ber*
hasil pemotongaa t d o r p
dendogam yang ~ iprogram Istudi- ~program
studi
yang adadapat
dikelompolskrrn
menjadi empatkkelmpok.
DendogramHistogram of NMR TPB, with NormalCuwe Histogram of NMR KUM, with Normal Curve
1 1 4 2 1 4
NM3 lF% NM7 KUM
(a)
(b)
Gambar 2. Histogram NMR TPB dan MMR KUM Angkatan 30
Gambar 2(a) memperlihatkan bahwa NMR
TPB
secara umum terpangkas di sisi kiri pada nilai dua. Hal ini disebabkan aturanIPB
yang memperbolehkan mahasiswa untuk melanjutkan studinya ke tingkat berikutnya apabila NMRTPB
r
2.00. Adapun Gambar2(b)
menunjukkan pola NMR KUM yang relatif lebih mendekati pola sebaran normal.Rataan
NMR
TPB dan rataan NMR KUM mahasiswa angkatan 30 untuk masing-masing program studi dapat dilihat pada Tabel 7, sedangkan rataan NMRTPB
dan rataanNMR
KUM untuk masing-masing kelompok program studi disajikanpada Tabel 8.
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa program studi F02 memiliki rataan
NMR TPB dan NMR KUM terbesar, yaitu 3.14 dan 3.02. Rataan NMR TPB terkecil dimiliki oleh program studi DO3 yaitu 2.26, sedangkan rataan
NMR
KUM terkecil terjadi pada program studi E02 dengan nilai NMR KUM 2.5 1.Dalam Tabel 8 diperlihatkan bahwa kelompok 1 memiliki rataan NMR TPB terbesar sedangkan kelompok 2 memiliki rataan NMR TPB terkecil, namun demikian kelompok 2 ini memiliki rataan
NMR
KUM terbesar yaitu 2.9454, sedikit lebih besardibandingkan dengan rataan
NMR
KUM kelompok 1 yaitu 2.9400.Plot antara rataan NMR TPB dengan rataan NMR KUM untuk setiap program studi disajikan pada Garnbar 3. Berdasarkan garnbar tersebut dapat dilihat bahwa
program studi F02 terlihat agak jauh terpisah dari program studi lainnya dengan
rataan NMR TPB dan rataan NMR KUM terbesar. Program studi GO3 juga terlihat terpisah dengan rataan
NMR
KUM yang lebih kecil dari rataan NMRTPB.
Tabel 8. Deskripsi NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 30 Berdasarkan Pengelompokan Program Studi
Pada Gambar 3 juga dapat dilihat bahwa program studi E02 dan DO4
cenderung memiliki rataan NMR TPB dan rataan
N M R
KUM sangat rendah dibandingkan dengan program studi lainnya. Adapun pada program studi C04 dan C05 nampaknya telah terjadi peningkatan NMR yang cukup tajam, yang asalnyaKelompok
1 2 3 4
NMR
TPB
memiliki rataan NMR TPB rendah (2.3 - 2.4 ) namun pada akhirnya memiliki NMR KUM tinggi (z 3 .O)
NMR TPB
Gambar 3. Plot Antara NMR
TPB
dengan NMR KUM Angkatan 30Pola sebaran NMR TPB dan NMR KUM mahasiswa angkatan 30 dapat dilihat pada Gambar 4. Sebaran
N M R
TPB kelompok 2 memiliki dua puncak yaitu di sekitar 2 dan 2.5, sedangkan puncak kurva sebaran NMR TPB kelompok 1 jauh berada di sebelah kanannya yaitu lebih besar dari 3. Pada kelompok 1, 3 dan 4 terlihat adanya penjuluran menuju nilai 4 sedangkan pada kelompok 2 ekor kurva dikanan berakhir di sekitar nilai 3. Hal ini berarti pada kelompok 2 rataan
N M R
TPB tertinggi di sekitar 3 dan hampir tidak ada mahasiswa yang memperoleh rataan NMR TPB lebih besar dari 3, diperkuat oleh boxplot pada Gambar 5.Garnbar 5 menyajikan boxplot
NMR
TPB dan NMR KUM berdasarkanpengelompokan program studi. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa
kelompok 1 memiliki pola sebaran data NMR TPB yang relatif simetrik dengan ekor
penjuluran yang panjang ke arah nilai-nilai kecil dan besar, namun secara umum baik median maupun rataan dari NMR TPB kelompok 1 merupakan yang tertinggi.
NMR
TPB
t a k i i .Pada
kelompok
2ini
nampknyatidak
ada
mahasiswa yangm d i rataan
NMR
TPBlebih bear dari
3.Gambar
4.Pola
SeblrranN M R
TPJ3
dm NMRKUM
1Mahasiswa Angkatan 30 denganmenggunlrlren
pendebtan KernelGambar 5. Boxplot
NMR
TPB dmNlMR
KUM
BerdasarkanPengelempokaa
Berdasarkam boxplot N M R KUM &pat
didilihat bahwa
median untuk
masing-masing
kelompok
tidak jauhberbda.
POL
sebaran datadi
kelompok
1memiliki
penjuluran terpendek baik ke arah nilai-nilai kecil maupun besar. Boxplot NMR
KUM untuk kelompok 2 ini memperlihatkan adanya data pencilan pada sisi nilai kecil maupun besar.
Dapat dilihat pula bahwa kelompok 2 yang asalnya memiliki rataan NMR TPB jauh di bawah kelompok 1 ternyata kemudian dapat memiliki rataan NMR KUM yang hampir sama dengan kelompok 1. Kondisi ini nampaknya menunjukkan bahwa prestasi mahasiswa-mahasiswa dari kelompok 2 mengalami kenaikan yang cukup tajam.
Pada Tabel 9 diperlihatkan tingkat kesesuaian NMR KUM terhadap NMR TPB untuk masing-masing program studi. Berdasarkan tabel ini dapat dilihat bahwa
program studi A02 memiliki penduga Laurent dan penduga gabungan terbesar, masing-masing adalah 0.9237 dan 0.9297 sedangkan program studi C05 memiliki penduga Laurent dan penduga gabungan paling kecil yaitu 0.3682 clan 0.3732. Begitu pula dengan program studi A09 dan C04 merniliki penduga Laurent dan penduga gabungan yang cukup jauh dibawah 1 .O. Dengan melihat ha1 ini, apabila NMR TPB dianggap sebagai gold standmd maka penggunaan NMR KUM untuk mengukur tingkat keberhasilan mahasiswa dari program studi C05, A09 dan C04 merupakan ha1 yang kurang layak.
Berdasarkan kriteria batas kesesuaian 95 %, program studi GO4 memiliki batas kesesuaian paling lebar yaitu 1.2 162 (-0.417 ; 0.7992) sedangkan program studi GO6 memiliki batas kesesuaian paling sempit yaitu 0.6447 (-0.3818 ; 0.2829). Artinya rnahasiswa dari program studi GO6 yang memiliki NMR KUM lebih kecil daripada NMR TPB sebesar
z
0.38 atau memiliki NMR KUM lebih besar daripadaTabel 9. Dugaan Tingkat Kesesuaian Antara NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 30
PS
A00 A01 A02 A03 A04 A05 A06 A07 A08 A09 BO1 C01 C02 C03 C04 C05 CO6 DO1 DO2 DO3 DO4 E01 E02 E03 FO1 F02 F03 Go1 Go2 GO3 GO4 Go5 GO6 Penduga Laurent 0.7302 0.8738 0.9237 0.7368 0.8057 0.7661 0.8563 0.8575 0.6700 0.4439 0.6606 0.7325 0.5478 0.51 76 0.3747 0.3682* 0.5886 0.8183 0.6133 0.541 6 0.6816 0.761 5 0.7950 0.5936 0.8509 0.871 1 0.8295 0.8796 0.7832 0.6800 0.7318 0.7802 0.8021 Penduga Gabungan 0.7396 0.8787 0.9297 0.7469 0.8121 0.7715 0.8673 0.8610 0.6736 0.4472 0.6727 0.7410 0.5567 0.5227 0.3772 0.3732' 0.5935 0.8281 0.6384 0.551 9 0.691 8 0.7637 0.7996 0.5982 0.8541 0.8733 0.831 9 0.8848 0.8078 0.6850 0.7378 0.7917 0.8189 Batas Batas Bawah -0.1646 -0.2872 -0.2792 -0.1 119 -0.2942 -0.1210 -0.2876 -0.2862 -0.0545 0.061 1 -0.2541 -0.1162 -0.0302 0.0198 0.0986 0.2233 -0.0400 -0.1994 -0.1694 -0.2087 -0.2741 -0.4903 -0.2136 -0.0810 -0.3897 -0.5564 -0.3249 -0.4470 -0.3186 -0.7179 -0.4170' -0.5336-0.381 (r
Posisi relatif masing-masing program studi berdasarkan kriteria batas
kesesuaian 95% diperlihatkan pada Gambar 6
rataan
rataan
-
1.96 Qs 0 . 6
-
a
+
0.5-
2.4 2 5 2 6 2.7 2 8 2 9 3.0 3.1
Rataan NMR KUM dan NMR TPB
Gambar 6. Posisi Relatif Tingkat Kesesuaian Program Studi Berdasarkan Batas Kesesuaian 9596, Angkatan 30
o C05
Q C04
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa program studi 0 3
merupakan program studi yang mengalami penurunan NMR paling besar, sedangkan
program studi C05 merupakan program studi yang mengalami kenaikan
NMR
palingtinggi. Posisi program studi 0 3 dan C05 relatif dengan program studi lainnya
terletak di luar batas kesesuaian 95%.
rataan
+
1.96 Q4.2.3 Profil Angkatan 31
Data mahasiswa angkatan 31 yang berhasil dikumpulkan terdiri atas 1492
mahasiswa dari 33 program studi di IPB. Data tersebut tersebar mulai tahun lulus
1998 sarnpai dengan 2001. Distribusi NMR TPB dan NMR KUM disajikan pada Garnbar 7 berikut.
Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa sebaran rataan NMR KUM relatif lebih
mendekati sebaran normal dibandingkan dengan sebaran rataan
N M R
TPB.NMR
TPB pada angkatan 31 ini lebih terkumpul pada nilai rendah, ha1 ini diperlihatkan
Histogram of NMR TPB, with Normal CUM Histogram of NMR KUM, wi!h Normal Cum
m
St&v = 0.34
m
m
2.. X
g
S ea 2 w a
IL m 2
a
1 3 2 3
MTPB NW KUM
(a)
(b)
Gambar 7. Histogram NMR TPB dan NMR KUM Angkatan 31
Tabel 10. Rataan NMR TPB dan N M R KUM Mahasiswa Angkatan 31
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa pada angkatan 3 1 ini program studi
merupakan program studi dengan rataan NMR TPB terkecil yaitu 2.23, sedangkan
rataan NMR KUM terkecil dimiliki oleh program studi E03 yaitu 2.61
Tabel 11 menyajikan deskripsi NMR TPB dan NMR KUM berdasarkan pengelompokan program studi. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa
kelompok 1 merniliki rataan NMR TPB dan rataan NMR KUM tertinggi. Kelompok
2 memiliki rataan NMR TPB terkecil, namun rataan NMR KUM-nya menempati
urutan kedua terbesar yaitu 2.9347.
Tabel 11. Deskripsi NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 31 Berdasarkan Pengelompokan Program Studi
2.6
-
I i I
2.2 27 3.2
NMR TPB Kelompok 1 2 3 4
Gambar 8. Plot Antara N M R TPB dengan NMR KUM Angkatan 31 Plot antara rcrtaan NMR TPB dengan rataan NMR KUM untuk setiap program
program studi F02 terlihat agak jauh terpisah dari program studi lainnya dengan
rataan NMR TPB clan rataan NMR KUM terbesar. Program studi GO3 juga terlihat terpisah dan memiliki NMR KUM yang lebih kecil dari NMR TPB.
Gambar 9 menyajikan boxplot NMR TPB dan
NMR
KUM berdasarkan kelompok program studi. BoxplotNMR
TPB kelompok 1 memiliki sebaran data dengan penjuluran yang panjang ke arah nilai-nilai rendah sedangkan kelompok 2memiliki penjuluran yang sangat pendek ke arah nilai-nilai yang rendah.
Seperti halnya dengan angkatan 30, median dan rataan NMR TPB tertinggi juga terdapat pada kelompok 1 dan median serta rataan terkecil terdapat pada kelompok 2. NMR TPB tertinggi pada kelompok 2 jauh lebih rendah dibandingkan
dengan
NMR
TPB tertinggi yang terjadi pada kelompok 1,3 dan 4. Pada kelompok 1, 3 dan 4 NMR TPB tertinggi hampir mendekati empat,, sementara itu pada kelompok 2 NMR TPB tertinggi kurang dari tiga.1 2 3 4 1 2 3 4
Kdompok Kebmpok
Gambar 9. Boxplot
NMR
TPB danNMR
KUM Berdasarkan Pengelompokan Boxplot NMR KUM memperlihatkan bahwa median diantara keempat kelompok harnpir sama. NMR KUM terkecil pada kelompok 2 masih jauh lebihtinggi dibandingkan dengan ketiga kelornpok lainnya, tetapi NMR KUh4 tertinggi pada kelompok 2 lebih rendah dibandingkan dengan kelompok 1, 3 dan 4.
Pergeseran posisi boxplot narnpak jelas untuk kelompok 2. Hal ini
TP8
yang
relatif kecil
menjadi NMR KUMyang
relatif
besar
dibdhgkan
dengannilai
NMR TPB dmNMR
KUM pada kelompok-kelompok lainnya.Pada
-bar
10disajikan
pola sebaran NMR TPBdan NMR
K'CTMmahssiswa
mghm 31.B e r d a d m
gambartersebut terlihat bahwa
h as e b m
data NMRTPB
kelompok 2 memnjukkm perbedamyang
mencolok dibandmgkan
dengan
kelompok 1,
3 dm 4. Sunentara itukuwa
sebaran datakelompok
1nampaknya
memperlihatkan
adanya 2 puncak yaitudi
sekitar 3dan
3.5, h y a ratam NMR TPiB padakelompok
1lebih
mengwnpulIlebih
banyak
berada
pada
nilai-nihi
ini.
P&
Mompok
2 puncak kurva sebtrran NMR KUMbergem
ke
kmm cukupjauh
dari s e b m
NEviR TPB,
semataa
itu puncak lama s e b m NMR KUMkelompok
1
bergeserke
kiri dari sebaran
NMRTPB, namun pergeman
tersebuttidak
terlalu
b a r . Makntr darikondisi tersebut
addah telah terjadi peningkatan NMRyang
cukup
besar padakelompok
2 dmpermrunan
NMR
padakelompok
1,wahpun
pezlurunanW u t
tidak terlalu
besardibandingkan
d m g mpenrbahan
padakelompok
2.Tabel 12. Dugaan Tingkat Kesesuaian Antara
NMR
TPB
dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 31Laurent dan penduga gabungan, tingkat kesesuaian terbesar terjadi pada program
studi GO5 yaitu
+
90 %. Sementara itu tingkat kesesuaian terkecil dimiliki olehprogram studi C04 yaitu
+
28 %. Program studi yang memiliki tingkat kesesuaiandibawah 50% selain C04 adalah C05 dan DO3 yang memiliki tingkat kesesuaian
masing-masing 33 % dan 40 %.
Berdasarkan metode batas kesesuaian 95 %, program studi GO2 memiliki
batas yang paling sempit yaitu 0.5608 (-0.0600 : 0.5008) sedangkan batas terlebar
dimiliki oleh program studi GO6 yaitu 1.1525 (-0.5348 ; 0.6177).
25 2.6 2.7 2 8 2 9 3.0 3.1 3.2
Rataan NMR TPB dan NMR KUM
Gambar 11. Posisi Relatif Tingkat Kesesuaian Program Studi Berdasarkan Batas Kesesuaian 9596, Angkatan 31
Berdasarkan Gambar 11 yang menunjukkan posisi relatif masing-masing
program studi menwut batas kesesuaian 95% dapat dilihat bahwa program studi DO3
dan
GO3 berada di luar batas kesesuaian. Program studi DO3 mengalami kenaikanNMR yang paling tinggi sedangkan program studi GO3 mengalami penurunan NMR
yang cukup besar. Disamping itu, program studi yang mengalami kenaikan NMR
interval batas kesesuaian. Program studi F02 memiliki karakteristik yang mirip
dengan GO3 walaupun posisinya relatif masih ada dalam batas kesesuaian.
4.2.4 Profil Angkatan 32
Data mahasiswa angkatan 32 yang berhasil dikumpulkan terdiri atas 1487
mahasiswa dari 33 program studi di IPB. Data tersebut tersebar mulai tahun lulus
1999 sampai dengan 2001. Distribusi NMR TPB dan NMR KUM disajikan pada
gambar berikut.
Histogram of NMRTPB, with NormalCunre Hiitogram of NMR KUM, with Normal C u m
NM? KUM
(b)
Gambar 12. Histogram
N M R
TPB dan NMR KUM Angkatan 32Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa sebaran NMR KUM relatif lebih mendekati normal dibandingkan dengan sebaran NMR TPB. Hal ini sejalan dengan
angkatan 30 dan 31. Namun demikian pada angkatan 32 ini mahasiswa yang
memperoleh NMR TPB kurang dari dua nampaknya lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa angkatan 30 dan 31. Perubahan sistem di TPB dimana
mahasiswa sudah boleh mengambil mata kuliah di fakultasnya walaupun
NMR
TPB-nya kurang dari dua, asalkan tidak dalarn status DO, nampaknya menjadi penyebab
ha1 ini terjadi. Walaupun demikian NMR KUM mereka pada saat lulus sarjana
Rataan NMR TPB dan NMR KUM untuk setiap program studi disajikan pada
Tabel 13, sedangkan rataan NMR TPB dan NMR KUM berdasarkan kelompok program studi diperlihatkan pada Tabel 14.
Tabel 13. Rataan NMR TPB dan NMR KUM Mahasiswa Angkatan 32
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa rataan NMR TPB terbesar diperoleh program studi GO6 yaitu 3.1 1 sedangkan rataan
NMR
TPB terkecil diperoleh program studi C05 yaitu 2.3 1. Rataan NMR KUM terbesar tedapat pada program studi F02 dan (306. Kedua program studi tersebut merniliki rataan NMR KUM sama yaitu 3.01. RataanN M R
KUM terkecil terdapat pada program studi GO2 yaitu 2.67.Tabel 14 menyajikan rataan NMR TPB dan NMR KUM berdasarkan pengelompokan program studi. Berdasarkan tabel tersebut t