HUBUNGAN INTERNASIONAL INDONESIA- AUSTRALIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada umumnya, negara yang telah merdeka dan bedaulat penuh akan mengadakan hubungan dengan negara lain. Setiap negara memiliki perbedaan masyarakat, struktur pemerintah, kepentingan nasional dan perbedaan-perbedaan lainnya. Namun, perbedaan tersebut biasanya menimbulkan suatu kebutuhan yang menyebabkan adanya hubungan internasional. Bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa suatu negara yang tidak dapat menjalin hubungan internasional dengan negara lain akan sulit untuk mempertahankan kedaulatannya. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa hubungan internasional diperlukan karena suatu negara memiliki ketergantungan dengan negara lain dalam hal memenuhi semua kebutuhan dan menjaga kedaulatan negaranya. Pada makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai hubungan hubungan internasional yang meliputi hal hal yang melatarbelakangi timbulnya hubungan internasional, kebijakan yang dilakukan Indonesia dalam politik luar negeri dan sengketa sengketa internasional serta berbagai aspeknya.
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini kami buat untuk memenuhi Tugas PKN dimana yang Insya Allah akan dipresentasikan untuk bahan diskusi pada mata pelajaran PKN
1.3 Batasan Masalah
Kasus penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Bangsa Indonesia
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Republik Indonesia
Ibu kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor (mantan bagian provinsi dari indonesia). Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India
2.2 Hubungan Internasional Indonesia
Sejak merdeka, hubungan luar negeri Indonesia berpatokan pada kebijakan luar negeri "bebas dan aktif" dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah regional sesuai ukuran dan lokasinya, namun menghindari keterlibatan dalam konflik di antara kekuatan-kekuatan besar dunia. Kebijakan luar negeri Indonesia pada masa Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto beralih dari sikap anti-Barat dan anti-Amerika yang menjadi ciri pemerintahan Soekarno. Setelah Soeharto mengundurkan diri tahun 1998, pemerintah Indonesia mempertahankan garis besar kebijakan luar negeri Soeharto yang moderat dan independen. Banyaknya masalah di dalam negeri tidak berhasil mencegah presiden-presiden selanjutnya untuk bepergian ke luar negeri serta partisipasi Indonesia dalam panggung internasional. Invasi ke Timor Leste oleh Indonesia pada bulan Desember 1975, aneksasinya tahun 1976, serta referendum kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia pada bulan Agustus 1999 memperkuat hubungan Indonesia dengan komunitas internasional.
2.3 Australia
Australia, resminya Persemakmuran Australia, adalah sebuah negara di belahan selatan yang terdiri dari daratan utama benua Australia, Pulau Tasmania, dan berbagai pulau kecil di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Negara-negara yang bertetanggaan dengannya adalah Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini di utara; Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan Kaledonia Baru di timur-laut; dan Selandia Baru di tenggara.
Kira-kira 40.000 tahun sebelum pendudukan bangsa Eropa pada akhir abad ke-18, Australia telah dihuni oleh Aborigin, yang menggunakan salah satu dari 250 kelompok bahasa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penyadapan Australia terhadap Indonesia
Indonesia kembali menjadi sasaran penyadapan oleh Australia. Kali ini badan mata-mata Australia menyadap telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah orang dekatnya.
Dalam dokumen yang dibocorkan Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional atau National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Presiden SBY disadap Australia.
Dalam pernyataan yang dimuat The Guardian dan ABC, Senin 18 November 2013, disebutkan SBY menjadi target penyadapan pada 2009.
Dalam dokumen yang dibocorkan Edward Snowden, Australia juga mencoba menyadap telepon Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wapres Boediono, mantan Wapres Jusuf Kalla, mantan Menpora Andi Mallarangeng, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, mantan Menkeu Sri Mulyani, Widodo Adi Sucipto, dan Sofyan Djalil.
Di dalam dokumen itu tertulis, badan intelijen Australia melacak kegiatan SBY melalui telepon genggamnya selama 15 hari pada Agustus 2009. Ketika itu Australia dipimpin Kevin Rudd dari Partai Buruh. Selain SBY, badan mata-mata Australia bernama Defence Signals Directorate (DSD) juga menyadap Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Diplomasi Koboi
Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan, penyadapan Australia ini merupakan masalah serius yang menyangkut hubungan antarnegara. Karenanya, pemerintah harus berlaku tegas menyikapi hal tersebut.
"Snowden ngomong Australia menyadap pembicaraan SBY lewat telepon. Presiden SBY kalau tidak bereakasi, tidak mustahil besok bongkar hal lain yang lebih substantif bisa lebih tidak enak didengar oleh beliau (SBY)," tambah Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso pun marah dan kecewa. Menurutnya, penyadapan Australia tidak patut dilakukan dan menyalahi tata krama diplomasi. Oleh karena itu perlu diplomasi yang lebih garang kepada Negeri Kanguru itu.
"Kadang kita harus gunakan diplomasi koboi, sekali waktu perlu lah dengan diplomasi koboi."
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa tak nyaman dengan pemberitaan media Australia ABC dan Inggris The Guardian adanya penyadapan telepon oleh intelijen Australia.
"Saya belum mendapatkan informasi seperti apa. Tapi kalau ada informasi dari Menteri Senior seperti itu, kalau kami disadap ya tentu merasa tidak nyaman,"
terangnya.
Dia menilai perbuatan menyadap telepon yang dilakukan Badan Intelijen Australia terhadap Presiden SBY dan pejabat lainnya merupakan tindakan tidak baik. Apalagi sampai
membongkar percakapan yang menyangkut rahasia negara.
"Kalau memang benar (penyadapan), saya merasa prihatin terhadap pola-pola seperti itu. Mohon maaf, bagaimanapun juga ada komunikasi yang menyangkut rahasia negara," kata dia.
Sementara itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang merupakan satu dari sejumlah pejabat yang menjadi target penyadapan Australia pada 2009 silam itu mengaku terkejut.
Menurut Jusuf Kalla bila benar sejak dulu pemerintah Australia melakukan penyadapan terhadap pemimpin dan para menteri di Indonesia, berarti hal itu sudah sangat melanggar etika internasional. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus melayangkan protes.
Dia menilai, penyadapan tersebut merupakan bentuk tamparan terhadap pemerintah Indonesia. Bukan hanya hanya atas nama pribadi.
Tolak Komentar
Perdana Menteri Australia Tony Abbott menolak berkomentar atas kabar tersebut. Di hadapan parlemen Australia, dia hanya menjelaskan setiap pemerintah pasti mengumpulkan informasi dan semua pemerintahan juga tahu bahwa setiap negara memang mengumpulkan informasi
"Tugasku yang paling penting untuk melindungi Australia dan mengutamakan kepentingan negara. Dan aku tidak akan pernah ingkar dari tugasku itu," ujar Abbott, seperti dimuat The
Australian, Senin (18/11/2013).
Menlu Marty Natalegawa pun minta pemerintah Australia tidak meremehkan masalah isu penyadapan tersebut.
"Sekali lagi saya sampaikan jangan diremehkan. Jangan dikecilkan sikap kita yang sangat terganggu dengan pemberitaan (penyadapan) ini. Kita meminta pihak Australia untuk memahami. Kita sudah ambil langkah-langkah," kata Marty di Kementerian Luar Negeri.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran