• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEGIATAN MANUSIA YANG MENGUBAH PERMUKAAN BUMI MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TALKINGSTICK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEGIATAN MANUSIA YANG MENGUBAH PERMUKAAN BUMI MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TALKINGSTICK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEGIATAN MANUSIA YANG MENGUBAH PERMUKAAN BUMI MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TALKINGSTICK DI KELAS V SDN 1 KABILA KABUPATEN

BONE BOLANGO

Yulan Nento

(Mahasiswa S1 Jurusan PGSD FIP UNG) Pembimbing

Drs. Djotin Mokoginta, S.Pd, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Permasalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan melalui model kooperatif tipe talking stick dapat meningkat hasil belajar siswa pada materi kegiatan manusia untuk mengubah permukaan bumi di kelas V SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango dengan tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe talking stick di kelas V SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Hasil model penelitian menunjukan bahwa pada siklus I untuk memperoleh nilai keterampilan hasil belajar siswa mengalami peningkatan hingga mencapai 75% atau 12 dari 22 orang siswa, pada tingkat siklus 2 keterampilan hasil belajar siswa meningkat menjadi 90% atau 20 orang siswa. Dengan demikian kesimpulan hasil penelitian ini adalah model kooperatif tipe talking stick dapat meningkat hasil belajar siswa kelas V khususnya di SDN 1 Kabila Kababupaten Bone Bolango.Disimpulkan bahwa keterampilan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe talking stick di kelas V SDN 1 kabila sudah baik dan mencapai standar ketuntasan yang ditetapkan.

Kata Kunci: hasil belajar siswa, dan Model Kooperatif Tipe Talking Stick

BAB I

PENDAHULUAN

Hasil belajar siswa yang kurang baik seharusnya perlu diperhatikan oleh guru.Keadaan seperti ini perlu dilakukan daya upaya dapat menemukan sebab-musababnya kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan, yakni belajar. Dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan baik berupa model agar siswa

(2)

tertarik untuk belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat mencapai standar ketuntasan indikator yang telah ditentukan. Salah satu cara agar siswa dapat tertarik untuk belajar dengan melalui model pembelajaran model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar siswa diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses belajar mengajar pada tahun 2011/2012, mata pelajaran IPA dianggap sulit sehingga hasil belajar siswa pada umumnya rendah yakni dari 20 orang siswa hanya 40% (8 orang) yang mencapai hasil belajar sesuai dengan indicator ketuntasan. Salah satu indikator rendahnya hasil belajar siswa yakni proses pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru.

Berdasarkan pada uraian di atas maka seharusnya untuk dapat memperoleh hasil belajar siswa yang memuaskan, guru hendaknya kreatif dan mampu melakukan berbagi variasi model pembelajaran. Untuk itu pada penelitian tindakan kelas ini penulis memilih dan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick, karena model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran yang pada prosesnya sangat membutuhkan keaktifan siswa untuk dapat memahami materi yang diajarkan pada proses pembelajaran. Sagala (2003:225) mengembangkan bahwa talking stick merupakan model pembelajaran dengan menggunakan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick sangat memungkinkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa karena siswa akan terlatih dengan membaca dan memahami dalam waktu cepat serta siswa belajar sambil bermain dan bernyanyi, kemudian dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan baik.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1.Hakikat Hasil Belajar Materi Kegiatan Manusia Untuk Mengubah Permukaan Bumi

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Ibrahim (2003:753). Banyak pengertian belajar yang telah di ungkapkan oleh para ahli, namun pada dasarnya terletak pada perubahan perilaku.Belajar adalah perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman.Pengalaman ini melalui interaksi antara individu dan lingkungannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar relative permanen akan memungkinkan untuk menangkap kembali jika diperlukan, dan juga dapat ditransfer untuk tingkah laku yang pola kejadiannya hampir sama.

(3)

1. Terjadi perubahan individu sebagai hasil belajar yang mencakup semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan dan kebiasaan serta motivasi.

2. Terjadinya perubahan tingakah laku sebagai hasil belajar yang relative permanen untuk bertahan jangka waktu yang cukup lama.

3. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar terjadinya dalam suatu proses melalui latihan dan pengalaman serta diberikan penguatan secara verbal dan non verbal.

4. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar tidak termasuk warisan genetic seperti kematangan dan kedewasaan, kelelehan, perubahan bentuk tubuh .

2.1.2 Faktor-Faktor Hasil Belajar

Menurut Munawar (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

2.2. Hakikat Pembelajaran Model kooperatif Materi Kegiatan Manusia yang Mengubah Permukaan Bumi

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Nur Asma (dalam Heinich, 2009:12) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang dalam setiap siswa memiliki tingkat penguasaan yang berbeda. Pengaruh yang sangat penting dalam pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang luas kepada orang yang berbeda ras, budaya, kelas social, kemauan maupun ketidakmauan.

Isjoni (2009:8) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif diartikan belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap oarng dalam kelomopok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pembelajaran kooperatif menyangkut teknik pengelompokkan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-6 orang.

Sunal dan Hans (dalam Isjoni, 2009:15) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar siswa dapat belajar secara kelompok bersama teman-temanya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasan dengan menyampaikan pendapat secara kelompok.

(4)

Sasaran utama ilmu pendidikan adalah mendeskripsikan model pembelajaran yang optimal untuk mendorong prakarsa memudahkan belajar siswa. Ilmu ini dipandang sebagai ilmu terapan yang menjembatani teori belajar dan praktek pembelajaran, sesuatu yang oleh Dawey yang dikemukakan oleh Gleser dikatakan bahwa ilmu pembelajaran menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses pembelajaran, Uno dkk (2004:4).

Menurut tarmizi (2010) talking sticktermasuk salah satu model pembelajaran kooperatif.Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran talkingstick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif.

Jadi, pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe talking stick adalah pembelajaran yang menggunakan tongkat yang digilirkan dari siswa satu ke-siswa lainnya mengikuti irama lagu saat lagu berhenti siapa yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan yang akan diberikan oleh guru.

2.2.3 Tujuan Pelaksanaan Model Kooperatif Tipe Talking Stick Materi Kegiatan Manusia Untuk Mengubah Permukaan Bumi

Tujuan pelaksanaan model kooperatif tipe talking stick yakni untuk meningkat hasil belajar siswa pada materi kegiatan manusia yang mempengaruhi permukaan bumi melalui model pembelajaran kooperatif tipe talking stick. Diharapkan dengan mengunakan model ini siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil evaluasi (Hasil belajar) dapat meningkat.

2.2.4 Manfaat Pelaksanaan Model Kooperatif Tipe Talking Stick Materi Kegiatan Manusia Untuk Mengubah Permukaan Bumi

Suprijono (2009 : 109-110) mengemukakan manfaat model kooperatif tipe talking stick sebagai berikut:

1. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat 2. Memberikan kesempatan membaca dan mempelajari materi 3. Menciptakan suasana yang menyenangkan

4. Membuat siswa aktif dalam pembelajaran

Jadi model pembelajaran kooperatif tipe talking stick adalah model pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.

(5)

2.2.5 Keunggulan dan Kelemahan Model Kooperatif Tipe Talking StickMateri Kegiatan Manusia Untuk Mengubah Permukaan Bumi

Model pembelajaran talking stick mempunyai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dan kelemahan yang di miliki metode talking stick antara lain

a. Keunggulan

Kelebihan penggunaan model kooperatif tipe talking stick materi kegiatan manusia untuk mengubah permukaan bumi adalah: 1) Menguji kesiapan siswa, 2) Melatih membaca dan memahami dengan cepat, 3) Agar lebih giat belajar (belajar lebih dahulu).

b. Kelemahan

Kelemahan penggunaan model kooperatif tipe talking stick adalah: membuat siswa senam jantung, artinya harus waspada apabila tongkat digulir dan akan berhenti kepada siswa tersebut, maka wajib menjawab soal/pertanyaan, dengan demikian siswa harus siap menjawab pertanyaan dan akan diberikan sanksi.

Berdasarkan beberapa teori di atas mengenai pembelajaran talking stick maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran talking stick adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan tongkat yang digulir dengan menggunakan lagu, dimana siswa terlebih dahulu mempelajari materi setelah itu guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa dan siswa yang memegang tongkat tersebut wajib menjawab pertanyaan begitu seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat giliran.

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Secara singkat pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas V SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada awal Bulan April dengan alokasi waktu 2x35 menit. Siswa yang menjadi subjek penelitian tindakan ini berjumlah 22 orang siswa, yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 11 orang perempuan dengan taraf kemampuan dalam pelajaran IPA khususnya materi kegiatan

(6)

manusia yang mengubah permukaan bumi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, karena pada siklus pertama belum mencapai kriteria yang ditetapkan

3.1.2 Kegiatan Observasi Awal

Observasi awal yang dilakukan diperoleh hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 1 Kabila memperoleh hasil sebagai berikut.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas V SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango bahwa dari jumlah siswa 22 orang diamati bahwa hasil belajar siswa masih rendah, dilihat dari peroleh nilai 75-100 hanya 6 orang siswa atau 27,27% yang dinyatakan tuntas, sedangkan yang mendapat nilai di bawah 75 berjumlah 16 orang atau 72,72% yang dinyatakan tidak tuntas.

Data penelitian ini diperoleh dari pengamatan yang menggunakan model kooperatif tipe talking stick yang dilakukan oleh guru pengamat berupa lembar pengamatan kegiatan guru selama proses pembelajaran siklus I berlangsung, adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 4.2. Kegiatan Guru pada Siklus I

Kriteria Jumlah Aspek Presentase Sangat baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) - 8 8 8 - 33,33% 33,33% 33,33% Jumlah 24 100%

Pada hasil pengamatan kegiatan siswa yang dilakukan oleh peneliti dengan hasil penilaian yang berjumlah 15 aspek dalam penelitian siklus I diperoleh hasil pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Kegiatan Siswa pada Siklus I

Kriteria Jumlah Aspek Presentase Sangat baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) - 4 9 2 - 26,7% 60% 13,3% Jumlah 15 100%

(7)

Data mengenai hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan tes (evaluasi) hasil belajar pada akhir pembelajaran siklus I diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Siswa Nilai

Ket Tuntas Tidak

Tuntas

1 Abd Razak Tanga 75 

`2 Andre Dimas Saputra 80 

3 Fahrul Nahuwai 50 

4 Husain Adam 75 

5 Ishak Saleh 75 

6 Ludin Dwi Putra 55 

7 Rahmat Kai 15 

8 Sandianto Kamsia 45 

9 Wahyu Walinelo 60 

10 Yahya Rifki Halida 80 

11 Zulhiyat Yasin 75 

12 Agustina Pakaya 50 

13 Anstasya Giu 80 

14 Cahya Nisa Hakim 80 

15 Fahri Rahmawati 75 

16 Hana Akuna 55 

17 Nurlaila Pakaya 75 

18 Novantika Ismail 50 

19 Putri Khairani Yusuf 60 

20 Putri Pazarwati 80 

21 Rabiatul Dalwiya 90 

22 Siti Mutia Hadiya 60 

Jumlah 1.440 12 10

Ketuntasan

54.54

% 45.45 % Rata-rata kelas 65,45

(8)

Berdasarkan tabel 4.4. Hasil penelitian pada siklus I dari jumlah 22 orang siswa yang dikenai tindakan belum mencapai indikator pencapaian dilihat dari nilai 12 orang siswa atau 54.54% yang tuntas, sedangkan 10 orang siswa atau 45,45 % lainnya memperoleh nilai kurang dari 75 atau tidak tuntas, dengan daya serap siswa diperoleh 65.45%. Selisih dari ketuntasan hasil belajar siswa dengan daya serap dapat dipresentikan dengan jumlah 20,46%. 3.1.5 Hasil Pengamatan Siklus II

Kegiatan Pembelajaran Guru

Data penelitian ini diperoleh dari pengamatan yang menggunakan model kooperatif tipe talking stick yang dilakukan oleh guru pengamat berupa lembar pengamatan kegiatan guru selama proses pembelajaran siklus I berlangsung, adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Kegiatan Guru pada Siklus II

Kriteria Jumlah Aspek Presentase Sangat baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) 9 15 - - 37,5 65,5% Jumlah 24 100%

Kegiatan pembelajaran siswa

Pada hasil pengamatan kegiatan siswa yang dilakukan oleh peneliti dengan hasil penilaian yang berjumlah 15 aspek dalam penelitian siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6. Kegiatan Siswa pada Siklus II

Kriteria Jumlah Aspek Presentase Sangat baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) 6 9 - - 40% 60% - - Jumlah 15 100%

Hasil Belajar Siklus II

Kegiatanpelaksanaantindakansiklus II yang merupakan tindak lanjut siklus I. Setelah melakukan tindakan siklus I dapat dilihat bahwa penelitian ini belum mencapai sesuai dengan

(9)

indikator yang hendak dicapai oleh peneliti, pada siklus I masih ada 10 orang atau 45.45% yang belum tuntas dan masih perlu dikenai tindakan selanjutnya, dan 12 orang atau 54.54% yang sudah tuntas hasil belajarnya.

Dari penelitian tindakan ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa dalam pembelajaran mencapai nilai rata-rata 75 dan presentase memperoleh nilai dari KKM 75%.

Tabel 4.7. Hasil Belajar Siswa Kelas V Siklus II No

Nama Siswa

Nilai Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas 1 Abd Razak Tanga 90 

2 Andre Dimas Saputra 90 

3 Fahrul Nahuwai 80 

4 Husain Adam 80 

5 Ishak Saleh 85 

6 Ludin Dwi Putra 80 

7 Rahmat Kai 20 

8 Sandianto Kamsia 50 

9 Wahyu Walineli 75 

10 Yahya Rifki Halida 80  11 Zulhiyat Yasin 80  12 Agustina Pakaya 80 

13 Anastasya Giu 90 

14 Cahya Nisa Hakim 80  15 Fahri Rahmawati 75 

16 Hana Akuna 85 

17 Nurlaila Pakaya 80  18 Novantika Ismail 80  19 Putri Kahirani Yusuf 80  20 Putri Pazarwati 100  21 Rabiatul Dalwiyah 100 

No Nama Siswa Nilai Keterangan 22 Siti Mutia Hadiya 75 

(10)

Jumlah 1735 20 2

Ketuntasan 90.9% 9.09 %

Rata-Rata Kelas 78.86 Daya Serap 78.87%

Berdasarkan tabel 4.7 hasil belajar siswa di atas yang dari jumlah 22 orang siswa, yang memperoleh nilai kurang dari 75 ada 2 orang siswa atau 9.09% yang tidak tuntas dan yang memperoleh nilai minimal 75 ada 20 orang siswa atau 90.9% yang tuntas dengan daya serap siswa memperoleh 78.87%. Selisih ketuntasan hasil belajar siswa dengan daya serap dapat dipersentasikan dengan jumlah 15,9%

3.2 Pembahasan

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Kriteria Siklus I Siklus II

Tuntas 54.54% 90.0 %

Tidak tuntas 45.45% 9,09%

Rata-rata kelas 65 78.86

Daya serap klasikal 65% 78.86%

Berdasarkan data-data di atas baik berupa tabel seperti diuraikan di atas, jelas bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa tentang kegiatan manusia untuk mengubah permukaan bumi pada siswa kelas V dari pelaksanaan siklus I sampai dengan siklus II dengan menggunakan model kooperatif tipetalking stick. Jadi hipotesis yang berbunyi “ jika guru menggunakan model kooperatif tipe talking stick pada materi kegiatan manusia yang mempengaruhi permukaan bumi maka hasil belajar siswa kelas V SDN 1 kabila akan meningkat”.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA dengan materi kegiatan manusia yang mengubah permukaan bumi dikelas V SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango telah dilaksanakan, dan dapat disimpulkan bahwa daya serap seluruh siswa kelas V mencapai 75%, dengan rincian pelaksanaan tindakan pada siklus I dari 22 yang mencapai nilai 75 ke atas 12

(11)

orang atau 54.54% dan 10 orang siswa lainnya atau 45.45% yang nilainya di bawah 75 dengan daya serap 65,45% dan pada siklus II hasil belajarnya meningkat dari jumlah 22 orang siswa yang mencapai kriteria ketuntasan 20 orang siswa atau 90.9% dan 2 orang siswa atau 9.09% yang belum mencapai kriteria ketuntasan dengan daya serap 78,87%. Dengan menggunakan model kooperatif tipe talking stick dalam pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

4.2 Saran

1. Dalam pembelajaran IPA model pembelajaran kooperatif tipe talking stick sangat cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru hendaknya memilih model pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPA harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, 2008. Pembelajaran kosoperatif.htt://www>yzprayekti.html.com diakses 30 Mei 2010

Asma, Nur. 2006. Model pembelajaran kooperatif t. Jakarta: PT. Graha Indah Permai Hanafiah dan Suhana, 2009. Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT Rafika Aditama Ibrahim, Nurdin. 2003. Pemanfaatan Toutrial Audio Interaktif untuk perataan kualitas hasil belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan no. 044 Tahun ke-9, September 2003

Ibrahim, dkk. 2004. Pembelajaran kooperatif. Surya: UNESA-University perss Isjoni, 2009. Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Karim, Farhani. 2009 . Peningkatan Hasil Belajar Siawa dengan Menerapkan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick Skripsi Sarjana Pendidikan UNG: tidak diterbitkan

Munawar, Indra. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Jakarta : PT. Graha Intermedia

Sadarman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo Perkasas Sadirman, 2008.Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya Suprijono, 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PALKEM. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Suleman, Iwan. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi sumber daya alam Melalui Model Pembelajaran kooperatif Tipe Talkinh Stick di kelas 1V Madrasah ifhidaiyah Al-huda kec. Kota selatan kota gorontalo Skripsi Sarjana Pendidikan UNG: tidak diterbitkan

(12)

Tarmizi. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick. Bandung : PT. Indah Pustaka Jaya

Gambar

Tabel 4.2. Kegiatan Guru pada Siklus I
Tabel 4.5 Kegiatan Guru pada Siklus II
Tabel 4.7. Hasil Belajar Siswa Kelas V Siklus II  No
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan

Melalui metode demonstrasi dan media pembelajaran dapat meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar matematika. Siklus II : guru menggunakan metode demonstrasi

Pihak yang mendukung konservatisme menyatakan bahwa penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah

Dalam perspektif teori komunikasi antar pribadi yang terjadi antra klien, perantara, dan ayam kampus memiliki struktur pola tertentu yang dapat di dekati dengan struktur

Berdasarkan latar belakang dan masalah pokok yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu “Bahwa pemberian program kesejahteraan karyawan

dalam udang yang t elah dibekukan masih dapat dit erima ialah lebih kecil dari 500. Dengan.. pencucian ini diharapkan j umlah mikroba dapat

Satar Mese Barat, maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran saudara yang akan dilaksanakan pada :.

 Klarifikasi Teknis dan Negosiasi Harga : Memenuhi Syarat dan Wajar. Demikian untuk diketahui dan dapat dipergunakan