• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS"

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 18 TAHUN 2010

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2011-2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,

Menimbang : a. Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah yang mengamanatkan bahwa Kepala Daerah terpilih wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah paling lambat 6 bulan setelah Kepala Daerah dilantik;

b. Bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Daerah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Bupati

Kabupaten Kepulauan Anambas tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten

(3)

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4389);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(4)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4739);

10. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 106; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4879);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4585);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

(5)

Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang

Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

(6)

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

25. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang

Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

26. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

(7)

Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 Nomor 2).

29. Peraturan Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 13

Tahun 2009 tentang Penataan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas (Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009 Nomor 16).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2011-2015

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah

sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintaan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Anambas.

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya

disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Pengembangan dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut

SKPD adalah unit Kerja Pemerintah Daerah yang

(8)

kebudayaan yang mereka anggap sama dalam batas administrasi Kabupaten Kepulauan Anambas.

7. Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan

masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang ada.

8. Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah adalah proses

penyusunan rencana pembangunan daerah yang

dilaksanakan untuk menghasilkan dokumen perencanaan selama periode satu tahun.

9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang

selanjutnya disebut RPJP Daerah adalah dokumen

perencanaan pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas untuk periode 20 tahun terhitung sejak tahun 2005-2025 yang memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Kepulauan Anambas.

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang

selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen

perencanaan pembangunan Kabupaten untuk periode 5 (lima) tahun, terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, yang merupakan penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah.

11. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan

Anambas yang selanjutnya disebut RKPD adalah rencana pembangunan tahunan Daerah yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

12. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan

Anambas yang selanjutnya disebut RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah yang mengatur struktur dan pola ruang Kabupaten Kepulauan Anambas.

(9)

dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah periode 5 (lima) tahun.

14. Rencana Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah

yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan kerja

Perangkat Daerah (Renja-SKPD) adalah dokumen

perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah periode 1 (satu) tahun.

15. Pembangunan Daerah adalah perubahan yang dilakukan

secara terus menerus dan terencana oleh seluruh komponen di daerah untuk mewujudkan visi daerah.

16. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang

diinginkan pada akhir periode perencanaan.

17. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang

akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

18. Tujuan adalah suatu keadaan yang akan dicapai atau yang

akan dihasilkan pada jangka waktu 5 (lima) tahun yang akan datang.

19. Sasaran adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan

secara spesifik atau harus fokus dan rumusannya

diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur.

20. Strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan dan dirancang

secara konseptual, analitis, realistis, rasional dan

komprehensif.

21. Program adalah penjabaran kebijakan dalam bentuk upaya

yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi.

22. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh

satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri

(10)

teknologi, Dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua

jenis sumberdaya, sebagai masukan (input) untuk

menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang atau jasa.

23. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan

dicapai pada setiap program dan kegiatan (yang

direncanakan) satuan kerja perangkat daerah.

24. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan

dicapai pada setiap program dan kegiatan (yang

direncanakan) satuan kerja perangkat daerah.

Pasal 2

RPJM Daerah dijadikan sebagai dasar penilaian atas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati sejak Tahun anggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2015.

BAB II KEDUDUKAN

Pasal 3

RPJM Daerah merupakan:

Penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah kedalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala

Daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah, dengan

mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2005-2025.

BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 4

(11)

pedoman dalam:

a. Penyusunan Renstra SKPD;

b. Penyusunan RKPD Kabupaten Kepulauan Anambas untuk

kurun waktu 5 (lima) tahun yang selanjutnya merupakan pedoman untuk penyusunan RAPBD;

c. Penyusunan Renja SKPD;

d. Penyusunan RKPD tahun anggaran 2016;

BAB IV

SISTEMATIKA RPJM DAERAH Pasal 5

Sistematika Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015 meliputi:

BAB I : PENDAHULUAN

Memuat latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum kedudukan RPJM Kabupaten dengan Dokumen Perencanaan Provinsi, Sistematika Penulisan

BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Memuat Sejarah Kepulauan Anambas, Letak dan Kondisi

Geografis, Topolografi, Geologi dan Jenis Tanah, Klimatologi,

Potensi pengembangan wilayah (Pertanian, Perkebunan,

Peternakan dan Kehutanan), Kawasan Rawan Bencana, Kondisi Demografi, Aspek Pelayanan Umum, Aspek Daya Saing Daerah, Infrastruktur Wilayah, Sumberdaya Manusia.

BAB III : TINJAUAN TERHADAP DOKUMEN PERENCANAAN TERKAIT

(12)

BAB IV : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Menjelaskan arah pengelolaan, arah kebijakan dan perkiraan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB V : ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH

Memuat tentang permasalahan daerah dan isu-isu strategis pembangunan daerah

BAB VI : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBANGUNAN

Memuat dan menjelaskan strategi pembangunan dan kebijakan pembangunan daerah

BAB VII : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Memuat dan menjelaskan strategi pembangunan dan kebijakan pembangunan daerah

BAB VIII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Memuat tentang program pembangunan daerah meliputi program per urusan dan program lintas kewilayahan.

BAB IX : INDIKASI PROGRAM PRIORITAS DAN PENDANAAN Memuat tentang program-program prioritas beserta pagu indikatif.

BAB X : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Memuat tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi

kepala daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan

pemerintahan daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing.

(13)

BAB XII

BERITA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

Plt. SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,

RADJA TJELAK NUR DJALAL, S.Sos, M.Si

NIP. 19650727 198604 1 005

BAB XII : PENUTUP

BERITA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010

Ditetapkan di Tarempa Pada tanggal,10 Nopember

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,

T. MUKHTARUDDIN

DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,

RADJA TJELAK NUR DJALAL, S.Sos, M.Si

19650727 198604 1 005

2010 NOMOR 17.a

Ditetapkan di Tarempa

,10 Nopember 2010 BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,

(14)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN ...1 1.1. Latar Belakang...1

1.2. Maksud dan Tujuan ...2

1.2.1. Maksud ...2

1.2.2. Tujuan ...3

1.3. Landasan Hukum...3

1.4. Kedudukan RPJM Kabupaten dengan Dokumen Perencanaan Provinsi ...6

1.5. Sistematika Penulisan ...7

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ...9

2.1. Kondisi Umum ...9

2.1.1. Sejarah Kepulauan Anambas...9

2.1.2. Letak dan Kondisi Geografis ...10

2.1.3. Topografi, Geologi dan Jenis Tanah ...13

2.1.4. Klimatologi...14

2.1.5. Potensi Pengembangan Wilayah ...16

2.1.5.1. Pertanian...16

2.1.5.2. Perkebunan...18

2.1.5.3. Peternakan...19

2.1.5.4. Kehutanan...21

2.1.6. Kawasan Rawan Bencana ...21

2.1.7. Kondisi Demografi ...22

2.2. Aspek Pelayanan Umum ...25

2.2.1. Pendidikan...25

2.2.1.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) ...25

2.2.1.2. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah ...26

(15)

2.2.1.3. Rasio Guru/Murid ...29

2.2.2. Kesehatan ...30

2.2.2.1. Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per Satuan Balita...30

2.2.2.2. Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu) ...32

2.2.2.3. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk...34

2.2.2.4. Rasio Dokter per Satuan Penduduk...34

2.2.2.5. Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk...35

2.2.3. Lingkungan Hidup ...36

2.2.3.1. Persentase Penduduk Berakses Air Minum...37

2.2.4. Sarana dan Prasarana Umum...38

2.2.4.1. Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk ...38

2.2.5. Perhubungan...38 2.2.5.1. Perhubungan Laut...38 2.2.5.2. Perhubungan Darat...39 2.2.5.3. Perhubungan Udara...41 2.2.6. Komunikasi...41 2.2.7. Energi ...42

2.2.8. Industri Rumah Tangga dan Alat Angkut dan Perdagangan...42

2.2.9. Perikanan Budidaya dan Tangkap ...43

2.2.11. Pertanian ...45

2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ...46

2.3.1. Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi ...46

2.3.1.1. Pertumbuhan PDRB...46 2.3.1.2. PDRB PerKapita ...48 2.3.2. Kesejahteraan Sosial ...48 2.3.2.1. Pendidikan ...48 2.3.2.2. Kesehatan ...53 2.3.2.3. Kemiskinan. ...55

2.3.2.4. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk yang Bekerja)...56

(16)

2.3.2.5. Kriminalitas ...57

2.4. Aspek Daya Saing Daerah...58

2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah ...58

2.4.1.1. Angka Konsumsi Rumah Tangga per Kapita ...58

2.4.1.2. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita ...62

2.4.1.3. Produktivitas Total Daerah ...63

2.4.2. Infrastruktur Wilayah ...64

2.4.2.1. Aksesibilitas Daerah...64

2.4.2.2. Fasilitas Bank dan Non Bank ...66

2.4.2.3. Ketersediaan Air Bersih ...66

2.4.2.4. Ketersediaan Listrik...68

2.4.2.5. Ketersediaan Penginapan, Restoran, dan Rumah Makan ...68

2.4.3. Sumber Daya Manusia ...69

2.4.3.1. Kualitas Tenaga Kerja...69

2.4.3.2. Rasio Ketergantungan ...70

2.4.3.3. Jumlah Pegawai Pemerintah Daerah...71

BAB III TINJAUAN TERHADAP DOKUMEN PERENCANAAN TERKAIT...71

3.1. RPJM Nasional 2010-2014 ...72

3.1.1. Strategi ...72

3.1.2. Prioritas Nasional ...72

3.1.3. Arah Kebijakan Umum ...73

3.1.4. Kerangka Ekonomi Makro ...74

3.1.4.1. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat melalui Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan ...74

3.1.4.2. Pembangunan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan ...75

3.1.4.3. Kebutuhan Investasi dan Kebijakan Pendanaan Pembangunan Nasional serta Pemanfaatannya ...76

3.2. RTRW Provinsi Kepulauan Riau...78

3.2.1. Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai Kawasan Strategis Provinsi ...79

(17)

3.2.2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan

Lokal (PKL) di Kabupaten Kepulauan Anambas ...81

3.2.3. Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi dan Energi ...83

3.2.4. Fokus Lingkungan Hidup...84

3.2.5. Fokus Kawasan Pertambangan, Perindustrian, dan Pariwisata...85

BAB IV GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN ...86

4.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu...86

4.1.1. Pendapatan Daerah ...86

4.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)...87

4.1.1.2. Dana Perimbangan ...87

4.1.1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah...88

4.1.2. Belanja Daerah...89

4.1.2.1. Belanja Pegawai ...89

4.1.2.2. Belanja Subsidi ...90

4.1.2.3. Hibah...90

4.1.2.4. Belanja Sosial ...90

4.1.2.5. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten dan Pemerintah Desa...91

4.1.2.6. Belanja Tidak Terduga ...91

4.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ...92

4.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ...92

4.2.2. Analisis Pembiayaan ...93

4.3. Kerangka Pendanaan ...94

4.3.1. Proyeksi Data Masa Lalu...94

4.3.1.1. Proyeksi Penerimaan Daerah ...95

4.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan...98

BAB V ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH...101

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ...107

6.1. Visi ...107

(18)

6.3. Tujuan...108

6.4. Sasaran ...110

BAB VII STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH ...126

7.1. Strategi Pembangunan Daerah ...126

7.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah ...134

BAB VIII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ...143

8.1. Program per Urusan ...143

BAB IX INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN ...148

BAB X PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH...168

BAB XI PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ...181

11.1. Pedoman Transisi...181

11.2. Kaidah Pelaksanaan...181

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jarak Ibu Kota Kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten dan Provinsi... 11

Tabel 2. Keadaan Topografi, Jenis Tanah dan pH di Kabupaten Kepulauan Anambas ... 14

Tabel 3. Rata-rata Penyinaran Matahari, Curah Hujan, dan Temperatur Udara Tiap Bulan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008... 15

Tabel 4. Luas Potensi Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dirinci Berdasarkan Daerah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas ... 16

Tabel 5. Perkembangan Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 dan 2009... 17

Tabel 6. Perkembangan Produksi Hortikultura di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 dan 2009... 17

Tabel 7. Luas Potensi Lahan Perkebunan Dirinci Berdasarkan Daerah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas (Ha)... 18

Tabel 8. Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009 ... 18

Tabel 9. Potensi Pengembangan Ternak dan HMT Kabupaten Kepulauan Anambas... 19

Tabel 10. Populasi Ternak di Kabupaten KepulauanAnambas Tahun 2009... 20

Tabel 11. Produksi Daging di Kabupaten KepulauanAnambas Tahun 2009 ... 20

Tabel 12. Produksi Telur di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009 ... 21

Tabel 13. Data Luas Penutupan Hutan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009... 21

Tabel 14. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Pada Tahun 2010 ... 22

Tabel 15. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 ... 24

Tabel 16. Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Golongan Umur di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010... 24

Tabel 17. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan dan Status Perkawinan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 ... 25

Tabel 18. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah dan Daerah Tempat Tinggal, 2008... 25

Tabel 19. Jumlah Sekolah di Kabupaten Kepaulauan Anambas Menurut Kecamatan Tahun 2009 ... 26

(20)

Tabel 21. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah di Kepulauan Anambas

Tahun 2008 ... 27

Tabel 22. Jumlah Ruang Kelas dan Ruang Belajar Tahun 2008 ... 28

Tabel 23. Perkembangan Jumlah Murid/Siswa Sekolah di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2006-2009 ... 29

Tabel 24. Jumlah Siswa di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan Tahun 2009 ... 29

Tabel 25. Jumlah Tenaga Pendidik di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan Tahun 2008 ... 29

Tabel 26. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Hingga Menengah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 s.d 2010 ... 30

Tabel 27. Indikator Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008... 31

Tabel 28. Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008... 31

Tabel 29. Jumlah Posyandu dan Balita Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 s.d 2009... 32

Tabel 30. Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatandi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 ... 32

Tabel 31. Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan PustuKabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 ... 32

Tabel 32. Jumlah Puskel, Polindes, Pustu dan Posiansia per 1000 Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2008 ... 33

Tabel 33. Perkembangan Ketersediaan Sarana Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2006-2009 ... 33

Tabel 34. Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah PendudukTahun 2008... 34

Tabel 35. Perkembangan Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2006-2009 ... 35

Tabel 36. Jumlah Dokter Tahun 2008 s.d 2009 Kabupaten Kepulauan Anambas... 35

Tabel 37. Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 s.d 2009 ... 36

Tabel 38. Proporsi Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum Tahun 2008 s.d 2009 ... 37

Tabel 39. Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum Menurut Kecamatan Tahun 2008 ... 37

Tabel 40. Rasio Tempat Ibadah Tahun 2008 ... 38

Tabel 41. Banyaknya Dermaga Laut Menurut Kecamatan, Tahun 2008 ... 39

(21)

Tabel 43. Jenis dan Panjang Jembatan menurut Kecamatan Tahun 2009... 40 Tabel 44. Banyaknya Kendaraan Mobil dan Sepeda Motor Menurut Kecamatan, 2008... 41 Tabel 45. Jumlah Industri Rumah Tangga, Industri Kecil dan Perdagangan di

Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan Tahun 2008... 42 Tabel 46. Jumlah Industri Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja Menurut Kecamatan

Tahun 2008 ... 43 Tabel 47. Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2009 ... 43 Tabel 48. Jumlah Nelayan Tangkap, Nelayan Budidaya dan Kelompok Usaha

Perempuan di Kabupaten Kepulauan Anambas ... 44 Tabel 49. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Menurut Kecamatan Tahun 2008 ... 45 Tabel 50. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Menurut

Kecamatan Tahun 2008 ... 46 Tabel 51. Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Kelapa

Menurut Kecamatan Tahun 2008... 46 Tabel 52. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita Atas Dasar Harga

Konstan dan Berlaku Menurut Sektor Tahun 2008 (dalam juta rupiah) ... 47 Tabel 53. Angka Melek Huruf Menurut Kelompok Umur, Tahun 2008 ... 49 Tabel 54. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas di Perkotaan Menurut

Kecamatan, Jenis Kelamin, dan Kepandaian Membaca dan Menulis di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010... 50 Tabel 55. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut

Kecamatan, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010 ... 51 Tabel 56. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan... 52 Tabel 57. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kecamatan dan Usia ... 52 Tabel 58. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan dan

Ijazah/STTB di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010 ... 53 Tabel 59. Perkembangan Angka Harapan Hidup di Provinsi Kepulauan Riau dan

Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2007 dan 2008 ... 54 Tabel 60. Status Gizi Balita Menurut Kecamatan Tahun 2010 ... 54 Tabel 61. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut

Kecamatan Tahun 2009 ... 55 Tabel 62. Jumlah Penyandang Cacat per Kecamatan Tahun 2008 ... 56 Tabel 63. Jenis Pekerjaan Berdasarkan Lapangan Usaha Menurut Kecamatan di

(22)

Tabel 64. Pengeluaran Rata-rata (Rp) Nominal dan Persentase Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Tahun 2008 59

Tabel 65. Persentase Penduduk di Perkotaan Menurut Kecamatan dan Pengeluaran per Kapita Sebulan di Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2010 ... 60 Tabel 66. Persentase Penduduk di Perdesaan Menurut Kecamatan dan Pengeluaran

per Kapita Sebulan di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010... 60 Tabel 67. Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Pengeluaran per Kapita

Sebulan di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010 ... 61 Tabel 68. Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Golongan Pengeluaran Per Kapita di

Kabupaten Kepulauan Anambas ... 61 Tabel 69. Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Menurut Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2009... 62 Tabel 70. Persentase Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Menurut Kecamatan

di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009... 62 Tabel 71. Produktivitas Total Daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008... 63 Tabel 72. Panjang Jalan Berdasarkan Kategori Jalan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2009 ... 64 Tabel 73. Kondisi Jalan menurut Kecamatan Tahun 2009 ... 65 Tabel 74. Banyaknya Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Tarempa, Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2008... 65 Tabel 75. Persentase Rumah Tangga Menurut Kecamatan dan Sumber Air Minum di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010... 67 Tabel 76. Persentase Rumah Tangga Menurut Kecamatan dan Sumber Penerangan di

Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010... 68 Tabel 77. Jumlah Hotel, Restoran, dan Rumah Makan Menurut Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan Anambas, 2008... 69 Tabel 78. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas di Perdesaan Menurut

Kecamatan dan Ijazah/STTB di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010... 70 Tabel 79. Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Golongan Umur di

Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010... 71 Tabel 80. Jumlah Pegawai Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas ... 71 Tabel 81. Kerangka Ekonomi Makro Nasional 2010-2014 ... 78 Tabel 82. Arahan Pusat Kegiatan Wilayah dan Pusat Kegiatan Lokal di Kabupaten

(23)

Tabel 83. Jenis Pendapatan Daerah dan Realisasinya di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009-2010 ... 88 Tabel 84. Realisasi Belanja Tidak Langsung Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2009-2010 ... 92 Tabel 85. Proporsi Penggunaan Anggaran Tahun 2009-2010 ... 93 Tabel 86. Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2009-2010 ... 94 Tabel 87. Proyeksi Pendapatan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015 ... 96 Tabel 88. Alokasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung pada APBD

Kabupaten Kepulauan Anambas 2009-2011... 99 Tabel 89. Proyeksi APBD Kabupaten Kepulauan Anambas 2012-2013 ... 99 Tabel 90. Besaran Alokasi Pendanaan Program-Program Prioritas 2011-2015 ... 100 Tabel 91. Matriks Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah

2011-2015 ... 119 Tabel 92. Strategi pembangunan daerah 2011-2015 ... 128 Tabel 93. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah ... 135 Tabel 94. Kebutuhan Pendanaan Program-Program Prioritas 2011-2015 ... 150 Tabel 95. Indikator Program-Program Prioritas... 169

(24)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kedudukan RPJM Kabupaten dengan Dokumen Rencana Pembangunan Provinsi... 6 Gambar 2. Persentase Luas Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas ... 11 Gambar 3. Peta Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas... 13 Gambar 4. Distribusi Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas ... 23 Gambar 5. Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Riau Sebagaimana Tertuang dalam

(25)

1.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batasan mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD juga sering disebut sebagai agenda pembangunan karena menyatu dengan agenda pemerintah yang akan dilaksanakan oleh Kepala Daerah selama menjadi pimpinan pemerintahan. Visi pembangunan jangka panjang menjadi koridor pemberi arah dan batasan pembangunan daerah jangka panjang yang dapat dijabarkan dalam periode pembangunan yang lebih pendek.

Kabupaten Kepulauan Anambas terbentuk melalui Undang-Undang No. 33 Tahun 2008 tanggal 24 Juli 2008. Melakukan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilu Kada) pertama kali pada 26 Mei 2010 untuk memilih Bupati periode 2010-2015. RPJMD Kabupaten Anambas tahun 2011-2015 disusun dengan mengacu pada RPJM Nasional 2010-2014 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010, dan secara simultan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang sedang menyusun RPJMD

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011-2015, sehingga diharapkan terjadi

keterpaduan kebijakan pembangunan Pusat, Provinsi dan Kabupaten. Selain itu, RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2011-2015 sebagai tahap lima tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kepulauan Anambas harus mampu meletakkan dasar-dasar

kebijakan strategis untuk pencapaian Visi Kabupaten Kepulauan Anambas 20 tahun kedepan.

Merujuk pada pentahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2005-2025, maka tahapan skala prioritas utama dan strategi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas secara ringkas adalah sebagai berikut:

1. RPJMD ke-1 (2011–2015) diarahkan untuk menata dan meletakkan

(26)

berdaya saing dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. RPJMD ke-2 (2016–2020) ditujukan untuk lebih memantapkan penataan

dasar-dasar pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas yang mandiri dan berdaya saing di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian.

3. RPJMD ke-3 (2021–2025) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan

secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan iptek yang terus meningkat.

4. RPJMD ke-4 (2026–2030) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten

Kepulauan Anambas yang mandiri, maju, dan sejahtera melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1. Maksud

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015 dimaksudkan untuk:

1. Memberikan arah pembangunan dalam jangka lima tahun ke depan.

2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun yang akan datang.

3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku

pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas.

4. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif, efisien,

berkeadilan dan berkelanjutan.

5. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah, antar

(27)

6. Memberikan tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap satuan kerja perangkat daerah dan kepala daerah.

1.2.2. Tujuan

Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015 ini adalah tersedianya dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang selanjutnya dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam menetapkan (i) arah kebijakan keuangan daerah, (ii) strategi pembangunan daerah, (iii) kebijakan umum, (iv) program SKPD dan lintas SKPD, serta (v) program kewilayahan yang disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.

1.3. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan RPJMD ini adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 2003 No. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4286);

2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118);

4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(28)

6. Undang-Undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kepulauan

Anambas;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2000 tentang Tata Cara

Pertanggungjawaban Kepala Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2001 tentang Pelaporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia No. 4124);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran Kemenetrian Negara/Lembaga;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

(29)

18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

21. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau

Kecil Terluar;

22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;

23. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

24. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor: 28 Tahun 2010; Nomor: 0199/M PPN/04/2010; Nomor: PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 229);

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

26. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Kepulauan Riau 2005-2025;

27. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor ... Tahun 2011 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2011-2015.

(30)

1.4. Kedudukan RPJM Kabupaten dengan Dokumen Perencanaan Provinsi

Pemerintah daerah dalam membuat perencanaan pembangunan

mengeluarkan 6 (enam) jenis dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu RPJPD, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), RPJMD, Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD),Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD), dan Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD).

Dari segi waktu dokumen tersebut dapat dibagi menjadi empat, yaitu dokumen perencanaan jangka panjang (20 tahun) yaitu RPJPDdan RTRW, perencanaan jangka menengah (5 tahun) yaitu RPJMD dan Renstra-SKPD, serta jangka pendek (1 tahun) yaitu RKPD dan Renja-SKPD.Keseluruhan dokumen itu adalah satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kedudukan RPJMKabupaten dengan Dokumen Rencana Pembangunan Provinsi

RPJP

Provinsi

RPJM

Provinsi

RKP

Provinsi

RPJP

Kabupaten

RPJM

Kabupaten

RKP

Kabupaten

Renstra SKPD

Kabupaten

Renja SKPD

Kabupaten

pedoman pedoman d ip e rh a tik a n d is e la ra s k a n pedoman pedoman d ia c u diacu d ia c u d ia c u diacu

RPJP

Provinsi

RPJM

Provinsi

RKP

Provinsi

RPJP

Kabupaten

RPJM

Kabupaten

RKP

Kabupaten

Renstra SKPD

Kabupaten

Renja SKPD

Kabupaten

pedoman pedoman d ip e rh a tik a n d is e la ra s k a n pedoman pedoman d ia c u diacu d ia c u d ia c u diacu

(31)

RPJM Kabupaten merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala

Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dengan

memperhatikan RPJM Nasional dan Provinsi. RPJM Kabupatenmenjadi

pedoman dalam penysunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan sekaligus menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD.Renstra SKPD menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Dari RKPD dan RKA–SKPD inilah selanjutnya disusun RAPBD.

Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hierarkis, artinya dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek dan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah di bawahnya.

1.5. Sistematika Penulisan

Penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ini dibuat dalam sistematika berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG I.2 MAKSUD DAN TUJUAN I.3 LANDASAN HUKUM

I.4 KEDUDUKAN RPJM KABUPATEN DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN PROVINSI

I.5 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

II.1 ASPEK GEOGRAFIS DAERAH DAN DEMOGRAFI II.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

II.3 ASPEK PELAYANAN UMUM II.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH

BAB III TINJAUAN DOKUMEN PERENCANAAN TERKAIT

III.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2010-2014

III.2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI 2008-2028

(32)

PENDANAAN

IV.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU

IV.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU IV.3 KERANGKA PENDANAAN

BAB V ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

V.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN V.2 ISU-ISU STRATEGIS

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VI.1 VISI VI.2 MISI VI.3 TUJUAN VI.4 SASARAN

BAB VII STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

VII.1 STRATEGI

VII.2 ARAH KEBIJAKAN

BAB VIII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IX INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB X PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB XI PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB XII PENUTUP

(33)

2.

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Kondisi Umum

2.1.1. Sejarah Kepulauan Anambas

Sejarah pemerintahan Kabupaten Kepulauan Anambas tidak terlepas dari sejarah Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang Kabupaten Bintan), yang hingga saat ini Kabupaten Kepulauan Riau telah dimekarkan menjadi enam kabupaten yaitu Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Gugusan kepulauan Anambas sendiri pada masa pemerintahan kolonial Belanda pernah menjadi pusat kewedanaan yang berpusat di Tarempa. Ketika itu, Tarempa adalah pusat pemerintahan di Pulau Tujuh termasuk wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang disebut district dan Jemaja wilayahnya disebut onderdistrict dengan ibu kota Letung.

Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia tanggal 18 Mei 1956, Provinsi Sumatera Tengah menggabungkan diri ke dalam Wilayah Republik Indonesia, dan Kepulauan Riau diberi status Daerah Otonomi Tingkat II

yang dikepalai Bupati sebagai kepala daerah yang membawahi empat

kewedanaan sebagai berikut (i) Kewedanaan Tanjungpinang, meliputi Bintan

Selatan (termasuk Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan

Tanjungpinang Timur); (ii) Kewedanaan Karimun, meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro; (iii) Kewedanaan Lingga, meliputi Lingga, Singkep dan Senayang; dan (iv) Kewedanaan Pulau Tujuh, meliputi Siantan, Jemaja, Midai, Serasan, Tambelan, Bungguran Barat dan Bungguran Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965, terhitung 1 Januari 1966 semua daerah administratif kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus.

(34)

Setelah terjadi pemekaranan wilayah Provinsi Riau, terhitung tanggal 1 Juli 2004 Kepulauan Riau resmi menjadi provinsi ke 32 di Indonesia. Kepulauan Anambas tergabung dalam Kabupaten Natuna sampai dengan tanggal 24 Juli 2008 saat dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 33 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas.

2.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Kepulauan Anambas, terletak antara 2º10’0”-3º40’0”LU s/d 105º15’0”-106º45’0” BT (UU No 33 Tahun 2008). Sebagai kabupaten yang terletak di beranda depan wilayah Indonesia, Kabupaten Kepulauan Anambas berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga lainnya yaitu (i) Laut Cina Selatan/Vietnam di sebelah utara, (ii) Kepulauan Tambelan di sebelah selatan, (iii) Laut Cina Selatan/Malaysia di sebelah barat, dan (iv) Laut Natuna di sebelah timur.

Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah lainnya karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan dan pulau-pulau yang tersebar di Perairan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan. Dari total luas Kabupaten Kepulauan Anambas ± 46.664,15 km² hanya 607,72 km² (1,3%) yang merupakan daratan, selebihnya 46.056,43 km² (98,7%) merupakan lautan.

Secara administratif, Kabupaten Kepulauan Anambas terbagi dalam tujuh kecamatan, dua kelurahan, dan 34 desa (termasuk di dalamnya dua desa persiapan) meliputi:

1. Kecamatan Siantan dengan ibu kota Tarempa, terdiri atas satu desa, satu

kelurahan, dan dua desa persiapan;

2. Kecamatan Siantan Selatan dengan ibu kota Air Bini, jumlah desa enam;

3. Kecamatan Siantan Timur dengan ibu kota Nyamuk, jumlah desa tiga;

4. Kecamatan Siantan Tengah dengan ibu kota Air Asuk, jumlah desa tiga;

5. Kecamatan Palmatak dengan ibu kota Tebang Ladan, jumlah desa sembilan;

6. Kecamatan Jemaja dengan ibu kota Letung, jumlah desa enam dan jumlah

kelurahan satu; dan

(35)

Luas masing-masing kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas dan persentase luasnya dapat dilihat padaGambar 2.

Gambar 2. Persentase Luas Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Sumber: Profil Kabupaten Keplauan Anambas Tahun 2010

Apabila ditinjau dari jarak ibu kota kecamatan ke ibu kota kabupaten maka kecamatan terjauh adalah Jemaja dengan jarak ± 38,70 mil, disusul dengan Jemaja Timur dengan jarak ± 37,37 mil. Dan apabila diukur dari ibu kota provinsi Kepulauan Riau di Tanjung Pinang maka jarak terjauh di kecamatan Palmatak (± 208,41 mil) dan Siantan Tengah (± 205,16 mil). Untuk melakukan pergerakan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas saat ini umumnya melalui transportasi laut, sedangkan untuk melakukan perjalanan ke provinsi dan kabupaten lain dapat dilakukan melalui transportasi laut dan udara.

Tabel1. Jarak Ibu Kota Kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten dan Provinsi No Kecamatan Jarak ke Ibu Kota

Kabupaten (mill)

Jarak ke Ibu Kota Provinsi (mill) 1 Jemaja 38.70 166.23 2 Jemaja Timur 37.37 164.15 3 Palmatak 8.26 208.41 4 Siantan 0 200.34 5 Siantan Selatan 8.19 196.80 6 Siantan Tengah 5.61 205.16 7 Siantan Timur 10.44 199.93

Sumber: Profil Kabupaten Keplauan Anambas Tahun 2010

Siantan Selatan 115.48 18% Jemaja Timur 154.24 25% Jemaja 78.26 12% Siantan 45.39 7% Siantan Timur 88.92 14% Siantan Tengah 22.14 3% Palmatak 129.94 21%

(36)

Sebagai kabupaten yang berbatasan dengan negara tetangga, maka jarak Tarempa ke negara tetangga terdekat yaitu Singapura adalah ± 202,29 mil, ke Johor (Malaysia) ± 205,97 mil dan Kuching (Malaysia) ± 318,91 mil sedangkan jarak Tarempa ke ibu kota Jakarta ± 640,72 mil.

Wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki 238 pulau yang tersebar di tujuh kecamatan, dengan jumlah pulau terbanyak di Kecamatan Siantan Timur, Siantan Selatan dan Palmatak. Selain itu, juga terdapat 5 buah pulau terluar yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam. Kelima pulau tersebut adalah Pulau Tokong Berlayar di kecamatan Palmatak, Pulau Tokong Nanas di Kecamatan Siantan, dan Pulau Damar, Pulau Mangkai, Pulau Tokong Malang Biru yang mana ketiga-tiganya masuk dalam wilayah Kecamatan Jemaja. Kelima pulau terluar tersebut masih belum berpenghuni.

(37)

Gambar 3. Peta Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas 2.1.3. Topografi, Geologi dan Jenis Tanah

Topografi pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Anambas pada umumnya daratan berbukit dan sedikit landai di bagian pantainya, dengan ketinggian rata-rata 2-5 meter dari permukaan laut. Wilayah di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah daerah pesisir dengan sebagian besar penduduk bermukim di daerah

fisiografi marine (sepanjang pantai). Hanya ada satu desa yaitu Bukit Padi di

Kecamatan Jemaja Timur yang penduduknya tidak bermukim di sepanjang pantai.

Secara topografi wilayah daratan setiap kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas sebagian besar berbukit dan pergunungan yang terjal yang disusun oleh batuan metamorf. Umumnya batuan-batuan yang tersingkap merupakan batuan metamorf yang berunsur partier, batuan lainnya antara lain adalah batuan sedimen, endapan alluvial, trias, permokarbon, sekis, granit, diorerm, hiporit dan erufsi kwarter. Ketinggian Wilayah cukup bervariasi yakni berkisar 3-610 meter dari permukaan laut (Sumber: Natuna dalam Angka, 2007). Sedangkan struktur tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan tanah mineral, umumnya terdiri dari jenis tanah podsolik, latosol dan alluvial. Tanah tersebut terbentuk dari bahan induk metamorf, batuan

beku basa, batuan sediman dan endapan pantai, rawa, dan sungai (Sumber:

RTRW Kab Natuna, 2007).

Tanah-tanah yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki kesamaan di tiap kecamatan, ini dapat dibagi menurut letak geografis yaitu:

1. Daerah-daerah dengan ketinggian di atas 400 m dari permukaan laut adalah

kompleks Podsolik dan Latosol.

2. Daerah-daerah dengan ketinggian antara 15 – 20 m di atas permukaan laut

adalah kompleks Podsolik, Latosol, Organosol dan Glei Humus.

3. Daerah-daerah dengan ketinggian kurang dari 15 m di atas permukaan laut

(38)

Tabel2. Keadaan Topografi, Jenis Tanah dan pH di Kabupaten Kepulauan Anambas

No Kecamatan Topografi Ketinggian

( m dpl ) Jenis Tanah pH 1 Jemaja Datar,bergunung dengan tingkat lereng <2 - >60 % 0 – 500 Podsolik,Latosol, Organosol, Glei Humus 4.1 - 6.1

2 Jemaja Timur Datar sedikit

berbukit dengan tingkat lereng <2 ->60 % 0 - 500 Podsolik,Latosol, Organosol, Glei Humus 4.1 - 6.1

3 Siantan Datar, bergunung

dengan tingkat lereng <2 - >60 % 0 - 500 Podsolik,Latosol, Organosol, Glei Humus 4.1 - 6.1

4 Siantan Timur Landai bergunung

dengan tingkat lereng <2 - >40 % 0 – 400 Podsolik,Latosol, Organosol, Glei Humus 4.1 - 6.1 5 Siantan Selatan Datar bergunung dengan tingkat lereng <2 - >60 % 0 – 500 Podsolik,Latosol, Organosol, Glei Humus 4.1 - 6.1

6 Palmatak Datar, bergunung

dengan tingkat lereng <2 - >60 % 0 – 400 Podsolik,Latosol, Organosol, Glei Humus 4.1 - 6.1 7 Siantan Tengah Datar, bergunung dengan tingkat lereng <2 - >40 % 0 – 200 Podsolik,Latosol, Organosol, Glei Humus 4.1 - 6.1

Sumber: Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Keplauan Anambas

Tanah-tanah di Kabupaten Kepulauan Anambas banyak didominasi oleh tanah-tanah ber pH rendah yaitu tanah mineral yang telah mengalami pencucian maupun tanah organik. Kondisi tanah-tanah seperti ini merupakan faktor pembatas bagi usaha pertanian yang mengakibatkan terjadinya penurunan

produktivitas tanaman, karena diperlakuan perlakuan khusus untuk

mengembalikan kondisi tanah menjadi lebih baik agar dapat diusahakan.

2.1.4. Klimatologi

Kondisi iklim di Kabupaten Kepulauan Anambas sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin, musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret hingga Mei, ketika angin bertiup dari arah Utara. Sedangkan musim hujan terjadi pada bulan September hingga Februari, ketika angin bertiup dari arah Timur dan

(39)

Selatan. Curah hujan rata-rata dalam satu tahun per jam berkisar ± 14.5 mm/h

dengan kelembaban udara sekitar 47.25 % dan temperatur berkisar 30 oC.

Berdasarkan arah angin musim di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas dibagi dalam 4 periode yaitu periode Januari - Maret: bertiup angin Utara dan Timur laut, curah hujan sedang dengan temperatur udara sedang, periode April -Juni: bertiup angin Timur Laut/Tenggara, hujan sedikit dengan temperatur udara agak panas (lebih kurang 32°C), periode Juli - September: bertiup angin tenggara, hujan turun agak banyak dengan temperatur udara agak panas (lebih kurang 32°C), periode Oktober - Desember: bertiup angin barat/utara, hujan banyak turun pada bulan September, Oktober dan November, temperatur udara agak dingin (lebih kurang 28.9°C) dan lembab pada malam hari.

Tabel 3. Rata-rata Penyinaran Matahari, Curah Hujan, dan TemperaturUdara Tiap Bulandi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008

No Bulan Penyinaran Matahari (%) Curah Hujan (mm/h) Temperatur Udara Max (oC) 1 Januari 41 13 29 2 Februari 35 8 29 3 Maret 36 17 29.7 4 April 66 11 32.3 5 Mei 60 10 32.8 6 Juni 54 9 32.4 7 Juli 50 17 32.3 8 Agustus 59 11 32.3 9 September 44 12 32 10 Oktober 54 26 32.2 11 November 43 18 31.2 12 Desember 25 22 28.9

Sumber : BMG Stasiun Tarempa, 2009

Keadaan tekanan udara pada tahun 2008 adalah minimum 1.004,80 mb dan maksimum 1.014,20 mb. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki lautan lepas luas. Rata-rata kecepatan angin minimum berkisar antara 2 sampai 7 knot dan rata-rata maksimum berkisar antara 10 sampai 25 knot. Hal ini sangat berpengaruh pada kelancaran transportasi terutama laut dan udara.

(40)

2.1.5. Potensi Pengembangan Wilayah 2.1.5.1. Pertanian

Dalam rangka pembangunan pertanian di Kabupaten Kepulauan Anambas Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan masih menitikberatkan pada pencapaian produksi yang optimal khususnya pada sub sektor tanaman pangan dan hortikultura. Luas lahan potensial yang masih dapat dikembangkan merupakan salah satu modal dasar bagi pengembangan di bidang pertanian.

Tabel 4. Luas Potensi Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dirinci Berdasarkan Daerah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

No Kecamatan Potensi Lahan (Ha) Tanaman Pangan Buah-Buahan Sayur-sayuran Lahan Sawah Lahan Kering 1 Jemaja 1.504 764 450 130 160 2 Jemaja Timur 3.141 1.781 1.050 70 240 3 Palmatak 435 150 175 70 40 4 Siantan 1.145 50 720 225 150 5 Siantan Selatan 540 - 300 150 90 6 Siantan Tengah 115 - 75 30 10 7 Siantan Timur 305 - 120 125 60 Kep. Anambas 7.185 2.745 2.890 800 750

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.

Jumlah potensi lahan pertanian yang dapat dikembangkan di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah 7.185 hektar, dengan luas terbesar di Kecamatan Jemaja Timur, Jemaja dan Siantan. Hal ini menunjukkan bahwa banyak lahan-lahan pertanian merupakan lahan-lahan terlantar dan menjadi lahan-lahan tidur. Kondisi ini diperburuk dengan berpindahnya tenaga kerja di sektor pertanian menjadi tenaga kerja sektor non pertanian. Sehingga tingkat pemanfaatan lahan menjadi semakin berkurang.

Hasil yang dicapai Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Anambas sejak dibentuk pada tahun 2008 pembangunan pertanian dapat dilihat sebagai berikut:

(41)

Tabel 5. Perkembangan Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 dan 2009

No Komoditi

2008 2009

Tanam Panen Produk-tivitas

Pro-duksi Tanam Panen

Produk-tivitas

Pro-duksi (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)

1 Padi 23 20 68 136 36 28 68 190 2 Palawija - Jagung 20 16 30 48 26 22 30 66 - Kedele - - - -- K. Tanah 1 1 30 3 3 3 30 9 - Ubi Kayu 10 6 200 120 58 24 200 480 - Ubi Jalar 1 1 100 10 28 21 100 210

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.

Tabel 6. Perkembangan Produksi Hortikultura di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 dan 2009

No Komoditi 2008 2009 Ta-nam Pa-nen Produk-tivitas Pro-duksi Ta-nam Pa-nen Produk-tivitas Pro-duksi (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)

1 Buah-buahan - 10 77,6 77,6 29 24 340 824,1

2 Sayur-sayuran - 2 20 4 124 105 36,7 385,0

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.

Perkembangan produksi pertanian untuk tanaman dan hortikultura sangat memprihatinkan mengingat potensi lahan di Kabupaten Kepulauan Anambas cukup besar. Meskipun pertumbuhan di tahun 2009 cukup baik namun belum sebanding dengan luas lahan pertanian yang tersedia. Masih kecilnya luas tanam dan panen merupakan kendala dimana menunjukkan indikasi lahan-lahan

yang tersedia belum dimanfaatkan secara baik dan optimal. Sehingga perlu

meningkatkan perluasan areal melalui pembukaan lahan baru dan optimasi lahan yang ada.

(42)

2.1.5.2. Perkebunan

Di Kabupaten Kepulauan Anambas mayoritas komoditi perkebunan yang dikembangkan terdiri dari kelapa, karet dan cengkeh yang semuanya tersebar hampir seluruh kecamatan. Hanya beberapa kecamatan yang membudidayakan komoditi kopi dan lada namun masih dalam skala kecil dan hanya untuk kebutuhan rumah tangga.

Secara umum potensi lahan perkebunan di Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Luas Potensi Lahan Perkebunan Dirinci Berdasarkan Daerah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas (Ha)

No Kecamatan

Poten-si Lahan

(Ha)

Potensi Lahan ( Ha )

Kelapa Cengkeh Karet Sagu

1 Jemaja 2.470 1.500 450 500 20 2 Jemaja Timur 3.420 1.200 200 2.000 20 3 Palmatak 4.685 2.500 1.165 1.000 20 4 Siantan 2.500 900 600 1.000 0 5 Siantan Selatan 2.400 1.500 400 500 0 6 Siantan Tengah 1.500 700 400 400 0 7 Siantan Timur 3.025 2.500 020 220 5 Jumlah 20.000 10.800 3.515 5.620 65

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.

Tabel 8. Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009

No Komoditi Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton/Tahun)

1 Kelapa 2,00 832

2 Cengkeh 0,36 480

3 Karet 2,88 1.440

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.

Komoditas perkebunan di Kabupaten Kepulauan Anambas didominasi tanaman kelapa, cengkeh dan karet. Pada umumnya merupakan komoditas lokal yang berumur lebih dari 10 – 20 tahun dan jarang menggunakan sarana produksi sehingga pertumbuhan dan produktivitasnya masih rendah. Mengingat lahan

(43)

pertanian yang masih cukup luas sehingga perlu peremajaan melalui penanaman bibit unggul yang memiliki produktivias tinggi.

2.1.5.3. Peternakan

Pada sektor peternakan Kabupaten Kepulauan Anambas masih memiliki peluang pengembangan bibit ternak baik ternak ruminansia maupun unggas. Potensi lahan yang masih ada memungkinkan bagi pengembangan ke arah itu. Namun tidak semua kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dikembangkan ternak-ternak besar seperti sapi dan kambing.

Wilayah kecamatan yang menjadi prioritas utama sebagai daerah sentra ternak besar antara lain Kecamatan Jemaja Timur, Jemaja, Palmatak dan Siantan sedangkan Kecamatan Siantan selatan, Siantan Timur dan Siantan

Tengah akan diarahkan sebagai penunjang kabupaten sebagai sentra

peternakan unggas.

Gambaran potensi pengembangan ternak dan Hijauan Makanan Ternak dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 9. Potensi Pengembangan Ternak dan HMTKabupaten Kepulauan Anambas

No Kecamatan

Ternak (Ekor) dan HMT (Ha) Sapi Kerbau Kambing Ayam

Buras Ayam Pedaging Ayam Petelur Itik HMT 1 Jemaja 10.000 100 3.000 2.750 100.000 100.000 2.000 300 2 Jemaja Timur 15.000 100 4.000 3.200 100.000 100.000 2.500 300 3 Palmatak 4.000 - 300 1.450 30.000 30.000 500 40 4 Siantan 500 - 1.000 5.100 20.000 20.000 200 50 5 Siantan Selatan 5.000 - 800 1.200 30.000 30.000 500 100 6 Siantan Tengah 50 - 50 870 15.000 15.000 200 5 7 Siantan Timur 500 - 700 1.100 15.000 15.000 300 50 Jumlah 35.050 200 9.850 15.670 310.000 310.000 6.200 845 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.

Secara umum perkembangan populasi ternak di Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2009 dapat dilihat sebagai berikut:

(44)

Tabel 10. Populasi Ternak di Kabupaten KepulauanAnambas Tahun 2009

No Jenis Ternak Populasi (Ekor)

1 Sapi Potong 2.227 2 Kerbau -3 Kambing 199 4 Ayam Buras 8.540 5 Ayam Pedaging -6 Ayam Petelur -7 Itik 845 8 Merpati

-Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.

Jika dibandingkan jumlah populasi ternak yang ada dan potensi

pengembangan ternak dan HMT terlihat belum termanfaatkannya lahan-lahan

sebagai daerah peternakan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Hal ini

merupakan tantangan bagi Kabupaten Kepulauan Anambas untuk

mengembangkan potensi peternakan yang ada dengan menfokuskan pada pembentukan sentra-sentra peternakan baru dengan pemanfaatan lahan dan pembinaan kelompok-kelompok tani-ternak.

Perkembangan dari produksi daging di Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2009 perjenis ternak seperti pada tabel berikut:

Tabel 11. Produksi Daging di Kabupaten KepulauanAnambas Tahun 2009

No Jenis Ternak Produksi Daging (Kg)

1 Sapi 15.670

2 Kambing 703,2

3 Ayam

-Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.

Penyediaan produksi telur berasal dari ternak ayam ras petelur, ayam buras dan itik. Perkembangan produksi telur unggas di Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2009 seperti pada tabel berikut :

(45)

Tabel 12. Produksi Telur di Kabupaten Kepulauan AnambasTahun 2009

No Jenis Komoditi Produksi Telur (Kg)

1 Ayam Buras 1.791

2 Itik 91

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.

Berdasarkan data produksi daging dan telur pada tahun 2009, terlihat produksi pada komoditas ini masih jauh dari pemenuhan kebutuhan daging dan telur bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas. Untuk itu dalam usaha pemenuhan kebutuhan akan daging dan telur bagi masyarakat perlu peningkatan produksi daging dan telur melalui peningkatan populasi jumlah ternak melalui pemberdayaan dan pengembangan usaha peternakan yang ada di kelompok tani-ternak di Kabupaten Kepulauan Anambas.

2.1.5.4. Kehutanan

Luas penutupan hutan di Kabupaten Kepulauan Anambas sampai dengan tahun 2009 berkisar 10.999,08 hektar yang tersebar pada 2 (dua) kecamatan yakni Kecamatan Siantan seluas 4.949,54 Ha dan Kecamatan Jemaja seluas

6.049,54 Ha. Jumlah keseluruhan penutupan hutan di Kabupaten Kepulauan

Anambas pada tahun 2009 dapat dilihat padaTabel 13.

Tabel 13. Data Luas Penutupan Hutan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009

No Kecamatan Jumlah Luas Tutupan Hutan (ha)

1 Jemaja 2.495,78 2 Jemaja timur -3 Palmatak -4 Siantan 3.453,76 5 Siantan selatan -6 Siantan tengah -7 Siantan timur -Kepulauan Anambas 5.949,54

(46)

2.1.6. Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering terjadi bencana. Kecamatan Siantan merupakan salah satu daerah sebagai kawasan rawan bencana banjir. Di Kecamatan Siantan terdapat sungai yang berhulu dari mata air Pegunungan. Sementara sepanjang pathway sungai tersebut terdapat fasilitas-fasilitas perkantoran, perumahan dan jalan. daerah 1 mil sepanjang pathway kawasan sungai tersebut merupakan daerah rawan banjir.

Pada tanggal 18 Januari 2008 telah terjadi bencana banjir yang terjadi di daerah pathway tersebut. Bencana ini disebabkan oleh faktor fisik yakni terjadinya pendangkalan akibat erosi dan penebalan lumpur. Selain itu, pada daerah tersebut merupakan daerah pertemuan antara air laut dan air dari darat. Meskipun tidak terdapat korban jiwa dan harta ketika terjadinya banjir namun hal

tersebut sangat menghawatirkan masyarakat disekitar kawasan pathway

tersebut.

2.1.7. Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 tercatat sebesar 37.493 jiwa yang terdiri dari laki-laki 19.464 jiwa (51,91%) dan perempuan 18.029 jiwa (48,09%), dengan jumlah KK keseluruhan 9.159 KK. Rata-rata keluarga beranggotakan 4,09 orang.

Tabel 14. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Pada Tahun 2010

No Kecamatan SP 2010 Sex Ratio L P L+P % thd Kab 1 Jemaja 2.880 2.738 5.618 14.98 105.19 2 Jemaja Timur 1.077 494 1.571 5.40 113.49 3 Siantan Selatan 1.642 1.537 3.179 8.48 106.83 4 Siantan 5.184 4.777 9.961 26.57 108.52 5 Siantan Timur 1.706 1.594 3.300 8.80 107.03 6 Siantan Tengah 1.463 1.310 2.773 7.40 111.68 7 Palmatak 5.512 5.124 10.636 28.37 107.57 Kepulauan Anambas 19.464 17.574 37.493 100.00 107.96

(47)

% thd Kep.Riau 2,25 2,11 2,21

Kepulauan Riau 864.333 831.365 1.695.698 Sumber : Hasil Sensus Penduduk BPS Kepulauan Riau Tahun 2010.

Distribusi persebaran penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas terpusat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Palmatak dan Kecamatan Siantan. Sebanyak 28,37 persen penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas berdiam di Kecamatan Palmatak (10.636 jiwa)dan 26,57 persen penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas bermukim diKecamatan Siantan (9.961 jiwa). Sedangkan sisanya sebanyak 45,06 persen penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas tersebar di lima kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Jemaja, Jemaja Timur, Siantan Selatan, Siantan Timur dan Siantan Tengah (Gambar 3). Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk masing-masing kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2010 disajikan pada Tabel 15.

Gambar 4. Distribusi Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas (Sumber: Profil kabupaten Kepulauan Anambas 2010)

Siantan Tengah 7.4 Siantan Timur 8.8 Siantan 26.57 Siantan Selatan 8.48 Jemaja Timur 5.4 Jemaja 14.98 Palmatak 28.37

(48)

Tabel 15. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010

No Kecamatan Luas (km2) Jumlah Penduduk(jiwa) Kepadatan Penduduk(jiwa/km2) 1 Jemaja 78,26 5.618 71,79 2 Jemaja Timur 154,24 1.571 10,19 3 Palmatak 129,94 10.636 81,85 4 Siantan 45,39 9.961 219,45 5 Siantan Selatan 115,48 3.179 27,53 6 Siantan Tengah 22,14 2.773 125,25 7 Siantan Timur 88,92 3.300 37,11 Kepulauan Anambas 634,37 37.493 59,10

Sumber: Anambas Dalam Angka dan Profil Kabupaten Kep.Anambas 2010 (diolah)

Tabel 16. Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Golongan Umurdi Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010

No Kecamatan Golongan Umur

0-14 15-64 65+ Jumlah 1 Jemaja 27,81 67,89 4,29 100,00 2 Jemaja Timur 29,89 66,85 3,26 100,00 3 Palmatak 32,51 63,62 3,87 100,00 4 Siantan 30,75 64,91 4,35 100,00 5 Siantan Selatan 34,63 61,84 3,53 100,00 6 Siantan Tengah 26,15 71,15 2,69 100,00 7 Siantan Timur 31,04 65,90 3,05 100,00 Kepulauan Anambas 30,89 65,25 3,87 100,00

Sumber: Suseda Kab. Kep. Anambas 2010

Berdasarkan besarnya persentase penduduk menurut golongan umur, dapat diketahui bahwa penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kabupaten

Kepulauan Anambas jumlahnya mencapai 65,25%, sedangkan sisanya

merupakan penduduk usia tidak produktif, yang terdiri dari 30,89% penduduk usia 0-14 tahun, sedangkan 3,87% lainnya merupakan penduduk usia 65 tahun ke atas.

Gambar

Gambar 1. Kedudukan RPJMKabupaten dengan Dokumen Rencana Pembangunan ProvinsiRPJPProvinsi RPJM Provinsi RKP ProvinsiRPJPKabupatenRPJMKabupatenRKP KabupatenRenstra SKPDKabupaten Renja SKPDKabupatenpedomanpedomandiperhatikandiselaraskanpedomanpedomandiacudia
Tabel 4. Luas Potensi Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dirinci Berdasarkan Daerah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tabel 5. Perkembangan Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 dan 2009
Tabel 14. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Pada Tahun 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Manusia dapat mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Seperti daerah hutan yang dapat diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan

Villa teraratai berdiri pada tanggal 24 Oktober tahun 2006 yang di didirikan oleh Bapak Siaw. Villa Teratai Lembang memiliki luas hampir 3,5 hektar dengan berbagai Anda

5 Selain itu, penelitian lain di Lombok pasca gempa bumi Juli 2018 juga menunjukkan hal yang sama, adanya implementasi solidaritas sosial pasca gempa dalam

Dari analisis penulis, metode yang dipergunakan untuk memproteksi dengan cara system password pada file DOC kemungkinan besar dilakukan dengan cara menambah fasilitas

limnocharis Malaysia dan Jepang dan Fauzan (2009) telah melaporkan bahwa secara morfometri salah satu genus dari Famili Ranidae yang terdapat di Sumatera

Dalam agenda Conference beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah item mengenai kesiapan Suriah menjadi tuan rumah sidang the 8 th Conference of PUIC,

Peminatan pilihan kelompok mata pelajaran, pilihan lintas mata pelajaran dan pilihan pendalaman materi mata pelajaran merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih