• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari Redaksi. Buletin APSG (Autism Parents Support Group)/edisi Vi/Agustus2010/Untuk Kalangan Sendiri. Daftar Isi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dari Redaksi. Buletin APSG (Autism Parents Support Group)/edisi Vi/Agustus2010/Untuk Kalangan Sendiri. Daftar Isi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

semoga terasa oleh semua pihak yang nanti akan bertemu dengan konsultan kita untuk Assesment dan training, yaitu para orang tua, caase manager, therapist, termasuk anak-anak asuh kita.

Walaupun dalam keadaan berpuasa kita harus tetap semangat untuk membantu anak-anak. Ber-puasa bukan menjadi penghalang kita untuk mengurangi aktifitas se-hari-hari seperti biasa, bahkan ha-rus menjadi pemicu untuk tetap se-mangat dalam menjalani aktifitas kita. Semoga apa yang kita renca-nakan akan berjalan dengan lancar dan sukses.

Pada kesempatan edisi kali ini kami dari Redaksi mengucapkan “SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA”. Semoga amal perbuatan kita di bulan ini berkah dan di ter-ima oleh Allah SWT. Amien.

pakan bulan yang penuh berkah dan penuh moment penting. Di-mana pada bulan ini Negara kita Indonesia tercinta memperoleh ke-merdekaan

Nya. Dibulan ini juga Ramadhan yang penuh berkah hadir kembali mengunjungi kita umat Islam den-gan segala keanggunannya. Dan Untuk APSG sendiri bulan Agustus kali ini mempunyai arti penting dimana pada tanggal 7 Agustus ke-marin kita telah sukses melaksana-kan PENTAS SENI yang bertema “AKSIKU” yang menampilkan anak-anak asuh kita dengan beragam kemampuannya. Yang tak kalah pentingnya lagi adalah akan datangnya konsultan kita pada tanggal 16 sampai dengan 21 agus-tus nanti dari Inggris.

Semangat Hari kemerdekaan, dan semangat bulan Ramadhan

Daftar Isi

Dari Redaksi 1 Meningkatkan Kreativitas Anak 2 Play dates 4 Liputan Nanny Training 6 Liputan : PENSI 8 Galeri Foto 10 CM Menjawab 12 Hasil KaryaKu 14

(2)

Makna kata kreatif, sesungguhnya berkisar pada persoalan menghasilkan se-suatu yang baru. Suatu ide atau gagasan tentu lahir dari proses berpikir yang melibat-kan empat unsur berpikir: alat indera; fakta; informasi; dan otak. Arti kata kreatif di sini harus diarahkan pada proses dan hasil yang positif, tentu untuk kebaikan bukan untuk sesuatu yang negatif.

Pada dasarnya kreativitas anak-anak bersifat ekspresionis. Ini karena pengungkapan ekspresi itu merupakan sifat yang dilahirkan dan dapat berkembang melalui latihan-latihan. Ek-spresi ini disebut dengan spontanitas, terbuka, tangkas dan sportif. Ada 3 ciri dominan pada anak yang kreatif: (1) spontan; (2) rasa ingin tahu; (3) tertarik pada hal-hal yang baru. Tern-yata ketiga ciri-ciri tersebut terdapat pada diri anak. Berarti semua anak pada dasarnya adalah kreatif; faktor lingkunganlah yang menjadikan anak tidak kreatif. Dengan demikian, peran orangtua dan pendidik sebenarnya lebih pada mengembangkan kreativitas anak.

Empat Cara Mengembangkan Kreativitas Anak

1.

Menstimulasi aktivitas berpikir dan

bersikap pada anak

Menstimulasi aktivitas berpikir dilakukan dengan cara menstimulasi unsur-unsur/ komponen berfikir (indera, fakta, informasi dan otak). Aktivitas bersikap adalah aktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan jasmani dan naluri (beragama, mempertahankan diri dan melestarikan jenis). Orangtua dapat menstimu-lasi alat indera anak dengan cara melatih semua alat indera sedini mungkin. Ajak anak

menga-mati, mendengarkan berbagai suara, meraba berbagai tekstur benda, mencium berbagai bau dan mengecap berbagai rasa. Menstimulasi otak dilakukan dengan cara memberi nutrisi yang bergizi yang diperlu-kan untuk pembentudiperlu-kan sel-sel otak sejak d al a m k a n d u n g an s e r t a b a n y a k menghadirkan fakta dan informasi yang da-pat di serap oleh anak. Menstimulasi infor-masi dapat dilakukan orangtua dengan cara membacakan cerita, mengajari anak untuk selalu mengkaitkan fakta baru dengan infor-masi yang sudah diberikan, serta menghin-darkan anak dari fakta dan informasi yang merusak dengan cara menyeleksi tayangan TV, buku dan majalah yang di baca anak.

2. Menumbuhkembangkan motivasi.

Kreativitas dimulai dari suatu ga-gasan yang interaktif. Bagi anak-anak, dorongan dari luar diperlukan untuk memun-culkan suatu gagasan. Dalam hal ini, para orangtua banyak berperan. Dengan penghargaan diri, komunikasi dialogis dan kemampuan mendengar aktif maka anak akan merasa dipercaya, dihargai, diperhati-kan, dikasihi, didengardiperhati-kan, dimengerti, didu-kung, dilibatkan dan diterima segala kele-mahan dan keterbatasannya. Dengan demikian, anak akan memiliki dorongan yang kuat untuk secara berani dan lancar mengemukakan gagasan-gagasannya. Se-lain itu, untuk memotivasi anak agar lebih kreatif, sudah seharusnya kita memberikan perhatian serius pada aktivitas yang tengah dilakukan oleh anak kita, misalnya dengan melakukan aktivitas bersama-sama mereka. Seperti :

 Menyusun balok, bagi anak yang sudah belajar role reversal dapat dilakukan

(3)

Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda untuk mendidik diri mereka sendiri seumur hidup mereka. (Robert May-nard Hutchins)

 Menggambar dan mewarnai, Sediakan kertas atau buku gambar, crayon atau spidol, Untuk anak yang baru belajar, orangtua dapat memberi contoh, biarkan anak berkreasi mengembangkan ide-idenya dalam wujud gambar dan mewar-nainya.

 Membuat Cerita, anda bisa mengajaknya membuat cerita sederhana bersama-sama. Anda memulainya dengan satu ka-limat sederhana, dan ia bisa melanjut-kannya. Begitulah seterusnya. Bisa juga membuat alur cerita dengan mengguna-kan guntingan gambar-gambar dari ma-jalah.

3. Mengendalikan proses pembentukan

anak kreatif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam pembentukan anak kreatif adalah:

Persiapan waktu, tempat, fasilitas dan

ba-han yang memadai. Waktu dapat berkisar

antara 10-30 menit setiap hari; bergantung pada bentuk kreativitas apa yang hendak dikembangkan. Begitu pula dengan tempat; ada yang memerlukan tempat yang khusus dan ada pula yang dapat dilakukan di mana saja. Fasilitas tidak harus selalu canggih; ber-gantung pada sasaran apa yang hendak dica-pai. Bahan pun tidak harus selalu baru; lebih sering justru menggunakan bahan-bahan sisa atau bekas.

Mengatur kegiatan. Kegiatan diatur

sedemikian rupa agar anak-anak dapat

mela-kadang juga secara kooperatif.

Menyediakan satu sudut khusus untuk

anak dalam melakukan aktivitas.

4. Mengevaluasi hasil kreativitas.

Selama ini kita sering menilai kreativitas melalui hasil atau produk kreativitas. Padahal sesungguhnya proses itu pada masa kanak-kanak lebih penting ketimbang hasilnya. Pentingnya penilaian kita terhadap proses kreativitas bukan berarti kita tidak boleh menilai hasil kreativitas itu sendiri. Penilaian tetap dilakukan. Hanya saja, ada satu hal yang harus kita perhatikan dalam menilai. Hendaknya kita menilai hasil kreativi-tas tersebut dengan menggunakan perspektif anak, bukan perspektif kita sebagai orangtua. Setiap kali kita mengevaluasi hasil tersebut, kita harus selalu memberikan dukungan, re-ward sekaligus pengarahan. Begitu juga se-baliknya; jauhi celaan dan hukuman agar anak kita tetap kreatif.

(4)

Bermain, sangatlah disenangi oleh anak-anak. Begitu juga dengan anak-anak kita yang berkebutuhan khusus (ABK), sangat me-merlukan waktu untuk bermain. Play Dates adalah kegiatan bermain ABK dengan anak-anak yang seusianya di luar sesi terapi.

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan se-belum ABK melakukan program play dates, apa yang harus di persiapkan oleh anak, ma-teri apa yang bisa di pakai untuk play dates, kapan seorang ABK bisa memulai program playdates, berapa lama program ini berlang-sung, dan lain-lain.

Mengapa perlu diadakan Play Dates?

1.

Untuk mengeneralisasikan kemampuan anak berkebutuhan khusus yang dipelajari pada saat terapi di rumah ke “dunia nyata” atau lingkungan sebenarnya.

2.

Untuk memungkinkan anak-anak melihat kelebihan yang ada pada ABK.

3.

Untuk membangun pertemanan diantara anak-anak seusianya.

4.

Untuk memperbanyak kontak ABK dengan anak-anak seusianya di lingkungannya.

Untuk mempercepat komunikasi dua arah. Kapan Kita bisa memulai Play Dates?

1.

Ketika anak sudah lebih patuh dan dapat

focus dalam waktu tertentu.

2.

Ketika anak mampu untuk menyelesaikan beberapa tugas secara independent.

3.

Ketika anak sudah bisa berkomunikasi secara verbal ataupun dengan bantuan com-pic.

4.

Ketika anak sudah mulai masuk ke ling-kungan sosial dan sistem pendidikan seperti kelompok bermain, kelompok ibadah atau sekolah.

Ketika anak sudah mulai membicarakan ten-tang teman-teman seusianya di lingkun-gannya atau sekolah.

Kita juga yang memutuskan siapa teman -teman yang paling cocok untuk menjadi Play Dates anak-anak kita. Bisa dari teman-teman sekolahnya, saudara, teman dari luar seko-lahnya, atau juga teman-teman yang mem-punyai kebutuhan yang sama tapi sudah mampu untuk Play Dates, semuanya itu ber-alasan untuk memberi kesempatan pada anak untuk mempelajari sesuatu respon yang baik dari model atau anak-anak tersebut. Berapa jumlah anak yang bisa diajak un-tuk Play Dates?

Semuanya tergantung dari kebutuhan dan kemampuan anak-anak kita. Kalau kita ingin mempratekkan kemampuan anak yang didapat selama terapi di rumah, sebaiknya dengan satu anak dulu, kemudian bisa ber-tambah sesuai dengan kondisi anak, Kadang-kadang bisa juga masuk ke suatu kelompok seperti tempat Les atau kelompok ibadah dengan berdiskusi suatu topik atau masalah tertentu untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya.

(5)

Arah yang diberikan pendidikan Untuk mengawali hidup seseorang akan menentukan masa depannya (Plato) Berapa lama waktu suatu Play Dates?

Kembali lagi tergantung dari kesiapan anak, untuk anak yang kecil dengan kemam-puan konsentrasi yang pendek bisa satu jam dan bertambah sesuai dengan tugas yang bertambah. Sedangkan untuk anak yang le-bih besar bisa lele-bih lama atau mungkin den-gan saling berkunjung ke tempat atau rumah.

Dimana tempat untuk mengada-kannya?

Tetap tergantung dengan anak-anak kita, dimana tempat yang mereka merasa lebih nyaman dan sudah dikenal lingkun-gannya sesuai dengan suasana ketika mereka sedang melakukan terapi. Untuk anak yang lebih flexible bisa bervariasi tem-patnya seperti di sekolah atau lingkungan tertentu seperti sport club, mall.

Aktifitas yang dipersiapkan adalah yang menyenangkan dan bisa mengembangkan bahasa anak, terutama aktifitas yang bisa dilakukan dengan sangat baik oleh mereka dan jangan lupa untuk memberikan rewards atas usaha anak-anak tersebut. Gunakan juga Compic untuk membantu mereka yang non verbal untuk berkomunikasi.

Ada beberapa saran untuk aktifitas yang bisa dilakukan, seperti :

1.

Turn Taking activities.

2.

Matching ( anak bisa sebagai “guru”).

3.

Balok.

4.

Membaca cerita.

5.

Permainan dengan Dadu.

6.

Memory game.

7.

Pararel Talks.

8.

Social Questions.

9.

Arts dan Crafts.

10.

Permainan di luar (olah raga, dll).

11.

Pergi ke suatu tempat seperti kebun bi-natang, mall, bowling, karaoke bioskop, ta-man, dll.

Yang perlu diingat, kita harus memper-siapkan anak-anak berkebutuhan khusus ini dengan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat , mengajarkan mereka aturan-aturan dalam suatu permainan, bisa diguna-kan dengan membuat Social Story terlebih dahulu . Untuk anak yang sudah besar bisa diberitahukan tentang kesopanan, men-genalkan anggota keluarga dan pengenalan situasi rumah.

Selamat mencoba dan tetap semangat men-jalankannya.

( Wenty Tanuwidjaja, Case Manager)

(6)

Tiada kata yang lebih pantas selain kata syukur kami pada Tuhan Yang Maha Esa dengan terlaksananya acara nanny training dengan ma-teri DTT (Descrete Trial Training) dimana yang memberikan materi ini adalah bapak Simon Petrus. Target yang ingin di capai pada acara ini ialah supaya anak-anak special kita bisa menda-patkan pengajaran bukan hanya pada saat sesi dengan terapis saja, tetapi pada saat berada di rumah dimana segala aktifitas lebih banyak dila-kukan dan denga hal itu besar harapan anak bisa menjadi lebih natural ketika mengaplikasi-kan di kehidupan sehari-hari.

Tak lupa juga terimakasih kami kepada semua pihak yang mendukung kelancaran acara ini yang tidak lain adalah para CM dan teman terapis. Karena dengan semangat kebersamaan kita bisa tetap tegak berdiri bersama demi lan-carnya acara ini.Terimakasih juga kami ucap-kan kepada para nanny yang telah bersedia datang mengikuti training ini, terlebih teri-makasih kami kepada orangtua yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk mentraining para nanny-nya.

Training ini diawali dengan games oleh ibu Wenti dan pak Pipin dimana games ini memberikan efek yang cukup besar kepada nanny, agar para nanny dapat saling mengenal satu sama lain juga untuk menimbulkan rasa kebersamaan. Pada akhir sesi training ada role play dimana para nanny harus berperan sebagai terapis dan CM atau terapis memerankan anak.

Pada training ini ada beberapa nanny

yang memang memliki kemampuan lebih dalam menghandle anak karena memang sudah lama memegang anak special dan memang banyak bertanya kepada terapis bagaimana cara menghandle pada kondisi-kondisi tertentu, ada juga beberapa nanny yang merasa terbuka pemikirannya ketika mengetahui cara-cara yang harus di kerjakan bukanlah hal yang terlalu su-lit, hanya saja jarang di sadari oleh para nanny sehingga banyak para nanny yang pada akhirnya memanjakan anak.

Pada saat role play, banyak nanny yang merasa kewalahan menangani terapis atau CM yang sedang berperan sebagai anak karena pada saat itu memang terapis atau CM berperan dimana anak sedang kondisi “bad behaviour”. banyak nanny yang harus berlari-lari di dalam ruangan karena mengejar terapis, namun dari hal itulah nanny bisa banyak belajar bagaimana menghandle anak pada kondisi terburuk seka-lipun.

Setelah lelah dengan lari-larian mengitari ruangan, acara ditutup dengan foto bersama. Meskipun terlihat lelah dan capek namun me-mang jelas terpancar rasa puas telah menjalani hari yang penuh dengan ilmu baru dan keteram-pilan baru. Semoga apa yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik dan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak. Amin.

Liputan oleh :

(Bambang Wibisono, Therapist)

(7)

Kita tidak bisa mengajari orang apapun Kita hanya bisa membantu mereka menemukannya di dalam diri mereka (Galileo Galilei)

Penyerahan sertifikat oleh Pak Simon ke peserta. Posisi menghadapi anak tantrum ketika di kursi

Pemberian prompt ketika anak kesulitan Pemberian prompt ketika anak kesulitan

Menangani anak yang tiba2 tantrum dalam sesi belajar Sambutan dari ketua panitia Ibu Wenty

(8)

Segala puji Kami haturkan Kepada Allah swt. Karena berkat RahmatNya, APSG dapat melaksanakan satu kegiatan yaitu PENSI (Pentas Seni). Suatu kegiatan dimana kita dapat menampilkan bakat dan kreativitas ananda kita dalam berbagai ak-tivitas.

Acara ini diadakan pada hari sabtu, tanggal 7 Agustus. Bertempat di Aula Gedung PKBI Jakarta Selatan. Acara ini di hadiri 12 anak beserta keluarga yang me-nemani, dan para terapis sebagai panitia pelaksana kegiatan

Acara ini diawali dengan gladi resik dua jam sebelum acara dimulai, dimana setiap anak diberi kesempatan untuk mela-kukan percobaan dan adaptasi dengan panggung dan lingkungan sekitar yang berbeda dari biasanya. Disamping itu agar anak lebih percaya diri untuk tampil diatas panggung.

Setelah itu acara dibuka dengan sambutan dari ketua panitia dan dari per-wakilan orangtua. Pada kesempatan kali ini kami juga sangat berterima kasih kepada : Ibu Wida Johnston, yang telah berpartisi-pasi dalam memberikan kata sambutan.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pementasan dari para ananda kita. Ada berbagai performance yang ditampilkan, yaitu:

 Pertunjukkan keyboard, oleh :

- Ananda Zahran, yang memainkan 18 lagu secara berurutan.

- Ananda Owen, yang memainkan 2 lagu

 Menyanyi, oleh:

- Ananda Hannah, yang menyanyikan lagu “I have a dream”, dari Westlife

- Ananda Nico, yang menyanyikan 2 lagu “Bersamamu” dari Viera, dan “Aku bukan siapa2” dari D’massive

 Presentasi dalam bahasa Inggris, oleh: - Ananda Kelly, yang mempresentasikan

tentang Venezuela dan Grafity.  Puisi, oleh :

- Joshua, tentang Zebra  Gerak dan lagu, oleh :

- Darren, dengan lagu “Dua mata saya”dan “senyum gembira”.

Setelah itu acara diakhiri dengan fash-ion show bertemakan “Sport”, setiap anak diberikan kesempatan untuk bergaya menam-pilkan berbagai baju sport. Mereka sangat an-tusias dan senang.

Kami sangat bersyukur karena acara ini dapat berlangsung dengan baik tanpa kendala yang berarti. Semua anak dapat mengikuti acara ini dengan baik tanpa ada yang tantrum. Kami juga sangat terharu melihat kemampuan bakat dan kreativitas yang dimiliki setiap anak. Ini semua sangat memotivasi kami untuk lebih meningkatkan kinerja dalam mengajar.

Terimakasih untuk para therapist yang telah mendukung acara ini dari mulai persiapan gedung di jumat malam, walapun hujan tapi tetap semangat, walaupun lelah tapi terbayar dengan kesuksesan acara ini

Semoga apa yang kita lakukan dari hati akan menghasilkan sesuatu yang berharga. Amien..

Liputan oleh : Tim redaksi

(9)

Tim Therapist berpose bersama sebelum acara dimulai

Ibu Wida Johnston, sebagai perwakilan dari orangtua, sedang memberikan sambutan

Ibu Indri dan Pak Wibie sebagai MC acara Pak Pipin, sebagai ketua, sedang memberi sambutan

(10)

Ananda Nico menyanyikan laku dari D”massive

Permainan Keyboard oleh Ananda Zahran

Presentasi oleh Ananda Kelly Penampilan Ananda Hannah Menyanyi I have a Dream Ice Breaking diatas panggung Ice Breaking diatas panggung

(11)

Murid yang dipersenjatai dengan informasi Akan selalu memenangkan pertempuran (Meladee McCarty)

Fashion Show, Joshua memperagakan baju sepak bola

Permainan keyboard oleh Ananda Owen

Gerak dan lagu, oleh Ananda Darren

(12)

KAPAN ANAK SAYA BISA LEPAS DARI DIAPERS

Simon Petrus S, Case Manager

Anak saya umur 6 tahun dan masih menggunakan diapers terutama jika ada di luar rumah dan malam hari, apa yang harus saya lakukan untuk melepas diapersnya? Terima kasih.

(Ibu yani, pos pengumben)

Ibu yani yang baik, saya bisa memahami apa yang ibu rasakan. Apakah anak ibu sudah mendapat program toilet training? Kalau belom saran saya anak ibu harus ikut program toilet training secara intensif. Ibu tidak perlu khawatir mengenai toilet training, karena akan di jalankan oleh terapis. Untuk detail prose-dur program toilet training ibu tanyakan lagi kepada case managernya.

Semoga jawaban saya dapat menjawab pertanyaan ibu.

Kolom ini merupakan rubric terbaru dari Spectrum dimana Para CM akan menjawab pertanyaan dari Orang tua atau Terapis. Untuk pertanyaan dapat dikirim ke email Redaksi, untuk identitas penanya akan dirahasiakan sesuai permintaan, setiap edisi Spectrum akan memuat dua pertanyaan dan jawaban dari dua orang Case Manager. Semoga Kolom ini dapat bermanfaat.

(13)

Aku bukan seorang Guru tapi seorang pembangkit (Robert Frost)

BAGAIMANA CARANYA SUPAYA ANAK DAPAT MEMEGANG PENSIL DENGAN BENAR

Wenty Tanuwidjaja Case Manager

Anak saya umur 6 tahun, sudah mulai ada program menulis, tapi kenapa ya… kok dia gak bisa pegang pensil dengan benar, jadi hasil tulisannya tipis dan melayang gitu….. Terima kasih untuk jawabannya

( Ibu Nia, Kebayoran)

Kepada Ibu Nia, untuk masalah anak ibu bagaimana dengan fine mo-tornya sudah bagus belum? Kalo ternyata fine momo-tornya bermasalah, saya sarankan untuk kuatin dulu fine motornya. bisa di latih dengan menjimpit benda kecil, main jepitan jemuran, dan lain-lain yang mengutamakan kekuatan jari. Sebaiknya ibu konsultasikan lagi dengan Case managernya. Semoga jawaban saya bisa membantu ibu. Tetap semangat ya bu...

(14)
(15)
(16)

Staff Redaksi : Editor : Sofiyanti hasanah, Lala Sindu, Humas : Pipin Zaenal Muttaqien, Dokumentasi & Liputan : Bambang Wibisono, Istianawati. E-mail Redaksi : sofiyanti@gmail.com

Contact Person Jakarta Ketua :

Simon Petrus Sugiamto 0815-9842165 021-70593697 Humas :

Pipin Zaenal Muttaqin 021-91620633

Untuk Ananda kita yang berulang tahun di bulan Agustus :

6 Agustus 2004 : Isabelle Young

Happy Birthday

Untuk Rekan Therapist kita yang berulang tahun di bulan Agustus:

16 Agustus : Bambang Wibisono

19 Agustus : Pipin Zaenal Muttaqien

21 Agustus : Ani Susanti

28 Agustus : Aruni Shobri

31 Agustus : Rr. Dewi

Dengan ini menyampaikan bahwa tertanggal 1 Juli 2010,

Ibu Shinta Barasa (Case Manager, Senior Therapist) dan

Bp. Christian Ronald (Senior Therapist) Resmi mengundurkan diri.

Kami berterima kasih atas dedikasi Ibu Shinta dan Bp. Ronald untuk APSG.

Semoga kita tetap dapat menjalin silaturrahmi dengan baik

Gambar

Gambar Bis kota, Hasil Karya : Arief umur 7 tahun

Referensi

Dokumen terkait

Tahun ini Indonesia mengalami penurunan indeks daya saing global, dari posisi ke 46 (2011) menjadi ke 50 (2012).. Peringkat terbaik Indonesia adalah pada tahun 2010 (ke 44)

Cheque Account Undeposited Funds Electronic Clearing Account Trade Debtors Asset lancar Kas ditangan Kas Kas kecil Bank Bank Mandiri Kas di bank Piutang usaha

Wilayah Maluku merupakan salah satu daerah di timur Indonesia yang memiliki potensi tsunami yang cukup tinggi, ini dibuktikan dengan lebih dari 25 kejadian tsunami yang terekam di

Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini, Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan

Beberapa kajian terkait yang berhubungan dengan analisis kualitas citra iris antara lain apa yang telah dilakukan Daugman, di mana Daugman mengukur energi dari suatu

Tujuan penelitian ini yaitu diantaranya Untuk menganalisis penerapan peraturan pengenaan pajak pada PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta apakah telah sesuai

Hasil uji statistik t untuk kondisi pertama (EratingA) yaitu pengambilan keputusan etis bila dilema etis dihadapi oleh orang lain pada kelompok Mahasiswa S1 Akuntansi

Pelaku pembunuhan itu tidak lainadalah Wulan, kakak yulia. Yang juga adalah cucu kakek itu sendiri. Konon alasan wulan membunuh kakek adalah karena wulan tidak