• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan Di Sulawesi (Tahun 2011-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan Di Sulawesi (Tahun 2011-2015)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN 2011-2015)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

SALMA AUDIENA AL FAIZAH B300140246

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN – S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN 2011-2015)

ABSTRAKSI

Ketimpangan dan pemerataan merupakan masalah utama dalam pembangunan daerah, bahkan ketimpangan dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak bermanfaat dalam mengentaskan kemiskinan. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan di Sulawesi Tahun 2011-2015”. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel independen yaitu Jumlah Penduduk, IPM, dan Investasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Jumlah Penduduk, IPM, dan Investasi terhadap tingkat ketimpangan pendapatan di Sulawesi tahun 2011-2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen baik secara parsial maupun secara simultan. Sedangkan hasil analisis regresi data panel dapat diambil kesimpulan bahwa Fixed Effect Model (FEM) adalah model regresi data panel yang paling tepat. Berdasarkan uji validitas pengaruh atau uji t, variabel Jumlah Penduduk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan, sedangkan variabel IPM dan Investasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Berdasarkan uji F, variabel Jumlah Penduduk, IPM, dan Investasi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap ketimpangan perekonomian.

Kata Kunci : Ketimpangan Pendapatan, Jumlah Penduduk, IPM, Investasi ABSTRACT

Inequality and equity become a major problem in the construction area, even these imbalances will lead to economic growth will not be helpful in solving the problem of poverty. This study uses three (3) independent variables are the GDP, Population and HDI. This study aims to determine the level of economic inequality and the influence of the GDP, Population and HDI on the level of economic inequality in Bengkulu province in 2011-2014. Methods of analysis used in this study is panel data regression analysis. The results showed that the level of inequality in the Bengkulu Province is relatively low when seen from the calculation of the growth rate between the district and the province. While the panel data regression analysis results can be concluded that the Fixed Effects Model (FEM) is a panel data regression model is most appropriate. Based on test validity or the effect of the t test, the GDP variable has a significant influence on the negaitif and economic inequality while variable Population and HDI has a positive and significant impact. Based on the test F, variable GDP, Population and HDI simultaneously or jointly affect the economic imbalance.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan

masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan

masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi didalam wilayah tersebut (Arsyad,1999).

Todaro (2000) mengatakan, meskipun laju pertumbuhan ekonomi tidak secara otomatis dapat memberi jawaban atas berbagai macam persoalan kesejahteraan, namun hal tersebut tetap merupakan unsur penting setiap program pembangunan realistis yang sengaja dirancang untuk mengentaskan kemiskinan. Jika dilihat dari hasil penelitian dan data statistik, akan terlihat bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi telah berjalan dengan pesat namun pertumbuhan yang pesat ini telah membawa akibat yang mengkhawatirkan, yaitu terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan yang lebih buruk.

Sejak tahun 2001, Indonesia telah melaksanakan otonomi daerah yaitu kebijakan otonomi daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, dengan prinsip otonomi daerah yang leluasa sehingga peranan pemerintah daerah sangat berpengaruh dalam menentukan arah kebijakan pembangunannya. Indikator yang digunakan untuk

mengukur pembangunan negara salah satunya dengan PDRB kemudian

ditunjukkan dengan mengukur laju pertumbuhan ekonomi.

Sulawesi memliki enam provinsi. Masing-masing provinsi terdiri dari kabupaten/kota yang mempunyai daerah pemekaran baru. Hal itulah yang memunculkan berbagai masalah yang harus segera diatasi, seperti masalah pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan. Dua aspek ini penting untuk diperhatikan agar tujuan pemekaran wilayah dapat tercapai sebagai salah satu tujuan pembangunan nasional.

(7)

3

Tabel 1.1

Indeks Gini Rasio Menurut Provinsi di Sulawesi Tahun 2011-2015 Provinsi Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 SULAWESI UTARA 0,372 0,428 0,434 0,430 0,367 SULAWESI TENGAH 0,382 0,393 0,399 0,362 0,372 SULAWESI SELATAN 0,416 0,414 0,430 0,436 0,414 SULAWESI TENGGARA 0,401 0,403 0,408 0,404 0,390 GORONTALO 0,429 0,425 0,441 0,432 0,410 SULAWESI BARAT 0,356 0,325 0,336 0,365 0,362 INDONESIA 0,802 0,411 0,409 0,410 0,405 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia 2017

Pada Tabel 1.1 diatas menunjukkan nilai indeks gini rasio masing-masing provinsi di Sulawesi . Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Provinsi Gorontalo memiliki nilai indeks gini rasio lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi lain. Sedangkan, provinsi dengan nilai indeks gini rasio terendah adalah Provinsi Sulawesi Barat.

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah adanya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk tidak selalu menjadi suatu masalah, justru pertumbuhan penduduk dapat memacu pembangunan ekonomi, semakin banyak jumlah penduduk maka akan semakin meningkatkan potensi pasar domestiknya (Arsyad,2010).

Selain pertumbuhan penduduk, ketimpangan pendapatan yang terjadi di Sulawesi juga diduga dipengaruhi oleh pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), dan Investasi.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI TAHUN 2011-2015”.

(8)

4 2. METODE PENELITIAN

2.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan tipe data panel. Data panel merupakan gabungan data time series dan data cross section. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia dan Sulawesi. Adapun data yang digunakan adalah indeks gini rasio, jumlah penduduk, IPM, dan investasi di Sulawesi tahun 2011-2015.

2.2 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi data panel. Data panel merupakan gabungan data deret waktu (time series) dengan cross section. Dengan kata lain, data panel adalah data yang diperoleh dari data cross section yang diobservasi berulang pada unit objek yang sama pada waktu yang berbeda. Dengan demikian, akan diperoleh gambaran tentang perilaku beberapa objek tersebut selama beberapa periode waktu. (Tarigan, 2012).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah indeks gini rasio (IGR) sedangkan variabel independennya adalah, jumlah enduduk (JP), indeks pembangunan manusia (IPM), dan investasi (I).

Secara umum, formula dari model regresi panel adalah sebagai berikut: 𝑌𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽𝑋𝑖𝑡 + µ𝑖𝑡 Keterangan: i : 1, 2, ...., N t : 1, 2, ...., T Y : Variabel terikat α : Koefisien intersep

β :Menunjukkan arah dan pengaruh masing- masing

X : Variabel bebas

N : Banyaknya observasi

T : Banyaknya waktu

(9)

5 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.5

Ringkasan Hasil Penelitian

Variabel Koefisien Model

PLS FEM REM C 0.116257 3.304755 0.065946 JP 0.020860 -0.472825 0.021509 IPM -0.317288 -0.350579 -0.296655 I -0.025926 -0.018555 -0.022816 R2 0.844619 0.945764 0.792482 Prob F statistik 0.000000 0.000000 0.000000

Sumber: Output data panel menggunakan Eviews 8

Berdasarkan hasil pengujian melalui Uji Chow dan Uji Hausman terdapat hasil bahwa model mengikuti Fixed Effect Model (FEM). Selanjutnya perlu dianalisis lebih lanjut dengan Uji Hipotesis yang terdiri dari uji kebaikan model dan uji validitas pengaruh. Pada tabel hasil regresi FEM diatas p-value JP sebesar 0,0191, IPM sebesar 0,0003, I sebesar 0,0001. Dengan signifikansi α = 0,05 atau 5%.

Pengujiannya adalah variabel p-value JP sebesar 0,0191 < 0,05; H0 1 ditolak maka variabel JP memiliki pengaruh signifikan. Variabel IPM p-value sebesar 0,0003 < 0.05; H0 2 ditolak maka variabel IPM memiliki pengaruh signifikan. Variabel I p-value sebesar 0,0001 < 0,05; H0 3 ditolak maka variabel I memiliki pengaruh signifikan. Kesimpulannya adalah semua variabel independen yaitu JP, IPM dan I memiliki pengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan (IGR).

Hasil uji F adalah prob F-statistic 0,000000 < α = 0,05; H0 ditolak maka model yang dipakai eksis. Variabel JP, IPM dan I secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel ketimpangan perekonomian (IGR).

Berdasarkan hasil output regresi FEM menunjukkan R-square (R2) sebesar 0.945764 atau 94,5 persen artinya 94,5 persen variasi variabel ketimpangan pendapatan dapat dijelaskan oleh variasi variabel jumlah penduduk (JP), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan investasi (I) dalam model. Sisanya sebesar 5,5

(10)

6

persen variasi variabel ketimpangan pendapatan dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

3.1. Jumlah Penduduk (JP)

Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk mempengaruhi tingkat ketimpangan pendapatan. Jumlah penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan pada tahun 2011-2015. Artinya, apabila variabel jumlah penduduk di Sulawesi naik dapat mengakibatkan turunnya tingkat ketimpangan pendapatan.

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ani (2016) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Pulau Jawa Tahun 2007-2013” dengan

hasil penelitian koefisien negatif dan signifikan terhadap ketimpangan

perekonomian dengan besarnya koefisien -0.656604.

3.2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa variabel IPM mempengaruhi tingkat ketimpangan pendapatan. IPM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan pada tahun 2011-2015. Artinya, apabila variabel IPM di Sulawesi naik dapat mengakibatkan turunnya tingkat ketimpangan pendapatan.

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rama dkk (2013) dengan judul “Analisis Ketimpangan Pembangunan (Studi di Jawa Timur Tahun 2005-2011)” memperoleh hasil bahwa IPM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketimpangan pembangunan dengan besarnya koefisien -0,000.

3.3. Investasi (I)

Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa variabel investasi mempengaruhi tingkat ketimpangan pendapatan. Investasi berpengaruh

(11)

7

negatif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan pada tahun 2011-2015. Artinya, apabila variabel investasi di Sulawesi naik dapat mengakibatkan turunnya tingkat ketimpangan.

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni’matush Sholikhah (2013) dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penanaman Modal dan Tingkat Pendidikan Terhadap Disparitas Pendapatan di Provinsi Jawa Timur” memperoleh hasil bahwa pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) perkapita terhadap disparitas pendapatan di Provinsi Jawa Timur selama periode pengamatan adalah negatif dan signifikan. Adapun nilai koefisien regresi dari variabel ini adalah sebesar -0,001.

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengujian model menggunakan uji chow menunjukkan bahwa model

FEM lebih tepat digunakan daripada model PLS. Selanjutnya, dengan uji hausman didapatkan hasil bahwa model FEM lebih tepat digunakan daripada model REM. Oleh karena itu penelitian ini diputuskan menggunakan model FEM.

2. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) pada signifikansi (α) sebesar 0,05, nilai jumlah penduduk, IPM dan investasi secara individu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan. Artinya, setiap kenaikan masing-masing variabel jumlah penduduk, IPM, dan investasi dapat menurunkan angka ketimpangan pendapatan di Sulawesi.

(12)

8 4.2 Saran

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, penulis memberikan beberapa saran diantaranya sebagai berikut:

1. Berdasarkan angka ketimpangan yang diperoleh dari Indeks Gini Rasio, diharapkan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota dapat

membuat kebijakan untuk memperkecil ketimpangan perekonomian

dengan cara memaksimalkan potensi yang dimiliki secara berkelanjutan (seperti memaksimalkan SDA, SDM, pembukaan akses-akses baru dan sebagainya). Khusus untuk Pemerintah kabupaten/kota yang memiliki nilai ketimpangan di bawah rata-rata, diharapkan segera mengambil kebijakan dan langkah alternatif agar angka ketimpangan dapat ditekan seperti kabupaten/kota yang lain.

2. Bagi Pemerintah di Sulawesi dalam upaya menurukan tingkat ketimpangan pendapatan perlu memperhatikan angka jumlah penduduk IPM, dan investasi sehingga kebijakan yang diambil dapat tepat sasaran

sehingga dapat memberikan efek positif dalam menekan angka

ketimpangan pendapatan.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang terkait, diharapkan untuk dapat mengembangkan lebih lanjut baik dengan cara mengembangkan variabel

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. STIE YKPN. Yogyakarta

Barika. 2012. Analisis Ketimpangan Pembangunan Wilayah Kabupaten/Kota di

Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009. Jurnal Ekonomi Perencanaan Pembangunan Vol.4 No. 03. Januari-Juni 2012. Bengkulu. Ditelusuri pada tanggal 19 September 2016.

Badan Pusat Statistik. 2016. Indonesia Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Indonesia : Indonesia

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill/Irwin Companies, Inc.

Iswanto, Denny. 2015. Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten/Kota dan

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Jurnal: SignifikanVol 4. No. 1 April 2015. Tangerang Selatan. Ditelusuri pada tanggal 10 September 2016.

Jhingan, ML. 1993. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Juanda, Bambang. 2012. Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi. Bogor: PT Penerbit IPB Presss.

Khairunnisa, A,. Hidayat, P. 2011. Analisis Disparitas Pembangunan Ekonomi Antar Kecamatan di Kota Medan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.3 No.07. Medan. Ditelusuri pada tanggal 19 September 2016.

Musfidar, Ma’mun . 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan

Distribusi Pendapatan Di Sulawesi Selatan Tahun 2001-2010. Skripsi. Universitas Hasanudin : Makassar

Nurlaili, Ani. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan

Distribusi Pendapatan di Pulau Jawa Tahun 2007-2013. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta

Richardson, H.W. (1991). Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional (Terjemahan) . LPFE UI. Jakarta

Sukirno, Sadono. 2010. Pengantar Makro Ekonomi . Raja Grafindo Persada. Jakarta

(14)

Santosa, Siswoyo Hari. 2015. Disparitas Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembangunan Ekonomi Wilayah Di Satuan Wilayah Pembangunan Iv Propinsi Jawa Timur. Jurnal Media Trend Vol 10, No. 2 Oktober 2015. Jember. Ditelusuri pada tanggal 10 September 2016.

Sjafrizal. 2008. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah

Indonesia Bagian Barat, Jurnal Buletin Prisma. Jakarta. Ditelusuri pada tanggal 10 September 2016.

Suyatno. 2013. Analisis Disparitas Perekonomian di Wilayah Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur) Periode 1996-2011. Skripsi 2013. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta

Tambunan, Tulus, 2003. Transformasi Ekonomi di Indonesia : Teori dan

Penemuan Empiris. Salemba Empat : Jakarta

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

Todaro, Michael P dan Stephen C . Smith. 2010 . Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Undang – Undang No. 33 Tahun 2004. Tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah.

Utomo, Yuni Prihadi. 2012. Buku Praktek Komputer Statistik II. Surakarta. Universitas Muhammdiyah Surakarta.

Wicaksono, Cholif Prasetio. 2010. Analisis Disparitas Pendapatan Antar

Kabupaten / Kota dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 – 2007.Skripsi, April 2010. Universitas Diponegoro. Semarang. Ditelusuri pada tanggal 10 September 2016.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Halaman form cetak laporan ini akan menampilkan semua laporan aktifitas mulai dari pertama kali pengerjaan tugas sampai pada aktifitas seterusnya yang telah di kerjakan

Melalui langkah pembelajaran Metode Discovery Learning dengan Pendekatan scientific dan TPACK dengan Model Flipped Classroom dan Blended Learning peserta didik

Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian di SDN Babatan 1 Surabaya tentang pengembangan media video animasi digestive system untuk meningkatkan hasil

Pada media tanah topsoil dan tanah subsoil yang sama-sama diberikan pupuk kandang akan menghasilkan tinggi tunas yang tidak berbeda nyata, mulai dari setek

Tanoyo Singgih, Dkk (2017) melakukan penelitian terhadap pengaruh jumlah saluran masuk (in-gate) terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro hasil pengecoran paduan Al -11% Si

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Analisis Model Matematika Perpindahan Panas Pada Fluida di Heat Exchanger Tipe Shell And Tube Yang Digunakan di PT..

laso ang tuta ni *i tuta ni *ita. Si *ita a Si *ita at ang tuta t ang tuta ay masa ay masaya.. Ang Ang hulo hulo ay ay mala malayo. Mab Mabula ula ang ang gugo sa hulo. gugo