• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakandi Kebun Balai Penelitian Tanaman Berastagi, mulai bulan Mei 2016 sampai 13 November

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakandi Kebun Balai Penelitian Tanaman Berastagi, mulai bulan Mei 2016 sampai 13 November"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakandi Kebun Balai Penelitian Tanaman Berastagi, Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian tempat ± 1250 m di atas permukaan laut mulai bulan Mei 2016 sampai 13 November 2016..

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bibit tanaman kentang varietas Tenggo, Margahayu, dan Maglia dari Kebun Balai Penelitian Tanaman Berastagi, kompos pertanian yang berasal dari limbah tanaman, Leguminoceae(kacang tanah, mucuna)sebagai kompos, tanah, nematoda puru akar, tanaman tomat, dan bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan adalah, meteran, mikroskop, sprayer, petridish, timbangan analitik, cangkul, gembor dan pisau dan alat-alat lain yang akan mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yaitu :

Faktor I : Pemberian bahan organik yaitu :

K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos + Aplikasi Nematoda) K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos + Tidak Ada AplikasiNematoda)

K3 = Kompos Mucuna + Aplikasi Nematoda K4 = Kompos Kacang Tanah + Aplikasi Nematoda

(2)

Faktor II : Perlakuan Varietas,yaitu : V1 = VarietasTenggo

V2 = VarietasMaglia V3 = Varietas Margahayu

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 12, yaitu :

K1V1 K2V1 K3V1 K4V1

K1V2 K2V2 K3V2 K4V2

K1V3 K2V3 K3V3 K4V3

Jumlah ulangan : 3

Jumlah kombinasi perlakuan : 12

Ulangan : 3

Jumlah petak : 36

Jumlah tanaman per petak : 3 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 108 tanaman Jumlah tanaman sampel/petak : 3 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

Dimana:

Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan ke-i dengan perlakuan beberapa varietastaraf ke-j dan Beberapa jenis kompos Leguminoceaepada taraf ke-k

(3)

ρi : Efek blok ke-i

αj :Efek beberapa varietas ke-j

βk :Efek perlakuan beberapa jenis kompos Leguminoceaeke-k

(αβ)jk : Efek interaksi dari perlakuanbeberapa varietas pada taraf ke-j dan perlakuanbeberapa jenis kompos Leguminoceae pada taraf ke-k εijk : Efek galat pada blok ke-i yang disebabkan perlakuanbeberapa

varietas pada taraf ke-j dan perlakuan beberapa jenis kompos Leguminoceae pada taraf ke-k

Terhadap sidik ragam yang nyata, dilanjutkan analisis lanjutan

dengan menggunakan Uji Rata-Rata Duncan Berjarak Ganda dengan taraf 5 % (Bangun, 1991).

Tabel 1. Analisis Ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan Penguraian Kuadrat Tengah Harapan

SK Db JK KT Fhitung

Kuadrat Tengah Harapan

Ulangan r-1=v1 JKU KTU KTU/KTG

Perlakuan p-1=v2 JKP KTP KTP/KTG

Varietas (A) a-1 JKA KTA KTA/KTG σe2 + r σ2AB + rl σ2A

Kompos (B) b-1 JKB KTB KTB/KTG

AxB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG σ2e+r σ2AB

Galat v3-v2-v1 JKG KTG σ2e

Total rab-1=v3 JKT Keterangan: σ2e= ragam galat; σ

2

A = ragam genotipe; σ 2

AB = ragam interaksi; KTA=M3;

KTAB=M2; KTG=M1 (Sastrosupadi, 2000).

(4)

Pendugaan Parameter Genetik

Pendugaan komponen ragam genetik, ragam lingkungan, dan ragam fenotipe (ragam interaksi genotipe dengan lingkungan) dihitung berdasarkan kuadrat tengah harapan pada Tabel1 (Syukur et al. 2015) :

σ2 e = M1 σ2 g = M3 –M2rl σ2 p = σ2g + σ AB 2 l + σe 2 rl

Keterangan : σ2e = ragam galat; σ2g= ragam genotipe; σ2p = ragam fenotipe; σ2AB =

ragam interaksi; r = ulangan; l = lingkungan

Luas sempitnya nilai keragaman genetik suatu karakter ditentukan berdasarkan ragam genetik (σ2g). Koefisien Keragaman Genetik (KKG) diduga

dari persamaan berikut:

KKG = (√σ2g/ x) X 100%

Keterangan : σ2g= ragam genetik dan x = rata-rata populasi.

Dengan kriteria KKG sebagai berikut: Sempit: 0-10%, sedang 10-20%, dan luas >20%

Heritabilitas

Heritabilitas adalah perbandingan antara besaran ragam genotipe dengan besaran total ragam fenotipe dari suatu karakter. Hubungan ini menggambarkan seberapa jauh fenotipe yang tampak merupakan refleksi dari genotipe. Nilai dugaan heritabilitas h2(BS) dalam arti luas (Syukur et al. 2015) adalah:

Heritabilitas h2(BS)= σg 2

σp2 x 100%

Dengan kriteria nilai heritabilitas sebagai berikut: Rendah: h2(BS )< 20%, sedang:

(5)

Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui karakter yang berkaitan dengan karakter utama, yaitu untuk memperbaiki respon ikutan dalam penerapan seleksi tak langsung. Analisis korelasi dihitung berdasarkan Gaspersz (1994):

rxy = n Σ xiyi - (Σxi) (Σyi)

√ (n Σxi2

– (Σxi)2)(nΣyi2- (Σyi)2)

Keterangan : rxy = korelasi variabel x dan y; n = jumlah objek pengamatan; x = nilai

variabel x; dan y = nilai variabel y.

Dalam kaitannya dengan seleksi, analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui karakter morfologi mana yang berkorelasi dengan hasil, sehingga dapat dijadikan karakter seleksi.

(6)

PELAKSANAAN PENELITIAN Penyediaan Kompos Pertanian

Pembuatan kompos pertanian yang berasal dari limbah tanaman Leguminoceae,dilakukan dengan mengumpulkan bahan dan kemudian dicacah hingga berukuran 1 – 3 cm. Selanjutnya disediakan larutan yang terdiri dari campuran EM-4 (Effective Microorganism 4), molase, dan air yang telah didiamkan selama 6 jam. Ditambahkan campuran larutan tersebut ke masing-masing bahan kompos kemudian dicampur merata, kemudian untuk bahan yang keras dan kering bias ditambahkan air hingga kadar air mencapai 80 %. Masing-masing bahan ditumpuk di atas lantai dan ditutup dengan plastik dengan di bawah naungan atap. Kemudian bahan dibiarkan hingga 30 hari dan sambil dibolak-balik setiap hari sampai masing-masing jenis kompos siap digunakan.

Pembuatan Media Tanam Kentang

Media tanam di buat dari campuran tanah : pasir (3:1). Campuran media kemudian dimasukkan dalam pot bervolume 3 kg.Media tanam dimasukkan kedalam plastik PE dan disterilisasi autoklaf selama 30 menit pada suhu 1210 C. Pengaplikasian Kompos Pertanian

Kompos pertanian dari tiap perlakuan dimasukkan dalam pot bervolume 3 kg sebanyak 60 g kompos tiap perlakuan.

Inokulasi Nematoda

Sebelum kentang ditanam dimasukkan puru akar yang berisi paket telur mengelilingi lubang tanam sebanyak 10 puru akar.

(7)

Penanaman Kentang

Bibit kentang ditanam pada polybag yang telah berisi media tanam dan dipelihara sampai panen.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali dilakukan penyiraman hingga tanah benar-benar basah dan dalam kapasitas lapang.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian penyakit dilakukan dengan menyemprotkan Propineb dengan dosis 1,5g-2,5g/l pada saat tanaman mulai terserang Phytophthora infestans.

Panen

Setelah dua bulan panen dilakukan. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman kentang dan di bersihkan serta cuci akar hingga bersih dengan air yang mengalir.

Peubah Amatan Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanamandimulai dari 2 MST.

Jumlah Daun (helai)

Perhitunganjumlah daun dilakukan pada setiap minggu dimulai pada 3 MST sampai 8 MST. Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna

(8)

Berat Basah Tajuk (g)

Berat basah tajuk ditimbang setelah panen menggunakan timbangan analitik.

Berat Basah Akar (g)

Berat basah akar kentang dihitung saat pencabutan tanaman. Tanaman dibongkar dengan membuka polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara perlahan agar akar tidak terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan dicuci dengan air bersih lalu ditimbang akar dengan menggunakan timbangan analitik.

Jumlah Puru Akar (puru)

Perhitungan jumlah puru akar dilakukan setelah panen. Perhitungan jumlah puru kar dilakukan secara manual.

Diameter Sebaran Akar (cm)

Diameter sebaran Akar diukur setelah panen menggunakan meteran. Panjang Akar (cm)

Panjang akar diukur setelah panen. Tanaman dibongkar dengan membuka polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara perlahan agar akar tidak terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan dicuci dengan air bersih lalu diukur panjang akar menggunakan meteran.

Berat Umbi per Tanaman (g)

Berat umbi kentang dihitung saat pencabutan tanaman.Tanaman dibongkar dengan membuka polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara perlahan agar akar tidak terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan dicuci dengan air bersih lalu dihitung beratnya dengan timbangan

(9)

Jumlah Umbi per Tanaman (umbi)

Jumlah umbi dihitung saat pencabutan tanaman. Tanaman dibongkar dengan membuka polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara perlahan agar akar tidak terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan dicuci dengan air bersih lalu dihitung jumlah umbinya.

Pengamatan Anatomi Akar

Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya di laboratorium kultur jaringan Fakultas Pertanian Univeritas Sumatera Utara.

Pendugaan Parameter Genetik

Dilakukan perhitungan terhadap Heritabilitas, Ragam Fenotipe, Ragam Genotipe, Ragam Lingkungan dan Koefisien Keragaman Genetik (KKG)

(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragamdiketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organikkompos kacang tanah dan mucuna pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruh nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, panjang akar, diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi, jumlah umbi. Perlakuan varietas berbeda nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, panjang akar, diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi, jumlah umbi. Interaksi perlakuan bahan organik dan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, diameter sebaran akar, berat basah akar, berat umbi.

Tabel 2. Hasil analisis ragam karakter tanaman kentang

Karakter KT Bahan

Organik

KT Varietas KT Varietas X Bahan Organik Tinggin tanaman (cm) 35,50* 245,38* 13,36*

Jumlah daun (helai) 93,39* 26,57* 8,38

Berat basah tajuk (g) 594,26* 545,20* 97,45*

Berat basah akar (g) 38,00* 64,05* 5,71

Jumlah puru akar (puru) 213527,35* 159274,61* 21470,38* Berat umbi per tanaman (g) 2551,34* 1045,94* 102,81 Jumlah umbi per tanaman

(umbi)

73,86* 30,08* 4,14*

Diameter sebaran akar (cm)

8,93* 20,73* 1,90

Panjang akar (cm) 153,65* 760,73* 59,49*

Tinggi Tanaman (cm)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematodaberpengaruhnyata pada peubah amatan tinggi tanaman di

(11)

umur 3-8 MST,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman pada umur 4-8MST.

Berdasarkan Tabel3 dapat dilihat bahwa, pada umur 8 MST perlakuan bahan organikyaitu kacang tanah (K4)menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu 32,92 cm dan terendah pada perlakuan kontrol positif(K1) yaitu 10,41cm. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan varietas Tenggo (V1) yaitu 30,83 cm dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 12,67 cm.

Tinggi tanaman umur 8 MST pada perlakuan bahan organik dan varietasdapat dilihat pada Tabel3.

Tabel3. Tinggi Tanaman (cm) umur 8 MST pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas

MST Bahan Organik Varietas Rataan V1 V2 V3 ...cm... 8 K1 10,93fg 14,2ef 6,1g 10,41c K2 20,86cd 25,76c 10,82fg 19,14b

K3 45,91a 32,91b 17,7de 32,17a

K4 45,61a 37,08b 16,07def 32,92a

Rataan 30,83a 27,49a 12,67b

Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyata terhadap tinggi tanaman pada umur8 MST. Kombinasi perlakuan K3V1 (Pemberian bahan organik kompos mucuna dengan varietas Tenggo) menghasilkan data tinggi tanaman terbesar yakni 45,91 cm.

(12)

Jumlah Daun (helai)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan jumlah daun di umur 4-8 MST, perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan jumlah daun di umur 4,6,7 dan 8 MST,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan jumlah daun pada umur3-8 MST.

Berdasarkan Tabel4 dapat dilihat bahwa, pada umur 8 MST perlakuan bahan organikyaitu kacang tanah (K4)menghasilkan jumlah dauntertinggi yaitu 10,11 helai dan terendah pada perlakuan kontrol positif (K1) yaitu 3,22helai. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan varietas Tenggo (V1) yaitu 7,97 helai dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 5,22 helai.

Jumlah daun umur 8 MST pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel4.

Tabel4. Jumlah daun (helai) umur 8 MST pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas

MST Bahan Organik Varietas Rataan V1 V2 V3 ...helai... 8 K1 3,00 4,44 2,22 3,22c K2 4,89 5,44 5,56 5,3b K3 11,11 10,22 5,89 9,07a K4 12,89 10,22 7,22 10,11a

Rataan 7,97a 7,58a 5,22b

Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

(13)

Interaksi antara bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap jumlah daun pada umur 8 MST. Kombinasi perlakuan K4V1 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Tenggo) menghasilkan data jumlah daun terbesar yakni 12,89 helai.

Berat Basah Tajuk (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematodaberpengaruhnyata pada peubah amatan berat basah tajuk, perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan berat basah tajuk,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruhnyata terhadap peubah amatan berat basah tajuk.

Berdasarkan Tabel5 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu mucuna (K3)menghasilkan berat basah tajuktertinggi yaitu 21,12 g dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 4,12g. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, berat basah tajuk tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 17,58 g dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 4,20 g.

Berat basah tajukpada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel5.

(14)

Tabel5. Berat basah tajuk pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas Bahan Organik Varietas Rataan V1 V2 V3 ...g... K1 5,67cd 8,93c 1e 5,2c K2 3,36de 8,18c 0,92e 4,15c K3 19,97b 35,99a 7,39cd 21,12a K4 20,19b 17,23b 7,49cd 14,97b Rataan 12,3b 17,58a 4,2c

Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap berat basah tajuk. Kombinasi perlakuan K3V2 (Pemberian bahan organik kompos mucuna dengan varietas Maglia) menghasilkan data Berat basah tajuk terbesar yakni 35,99 gr.

Berat Basah Akar (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan berat basah akar , perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan berat basah akar,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan berat basah akar.

Berdasarkan Tabel6 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu mucuna (K3)menghasilkan berat basah akartertinggi yaitu 5,58 g dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 1,40 umbi. Sedangkan pada perlakuan

(15)

varietas dapat dilihat bahwa, berat basah akar tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 5,73g dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 1,15 g.

Berat basah akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel6

Tabel6. Berat basah akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas Bahan Organik Varietas Rataan V1 V2 V3 ...g... K1 2,04 2,76 0,22 1,68b K2 0,66 3,08 0,47 1,40b K3 5,93 8,52 2,3 5,58a K4 3,07 8,56 1,59 4,41a Rataan 2,93b 5,73a 1,15c

Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap berat basah akar. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data berat basah akar terbesar yakni 8,56 g.

Jumlah Puru Akar (puru)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematodaberpengaruhnyata pada peubah jumlah puru akar, perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan jumlah puru akar,sedangkan

(16)

interaksi antara keduanya berpengaruhnyata terhadap peubah amatan jumlah puru akar.

Berdasarkan Tabel7 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu kacang tanah (K4)menghasilkan jumlah puru akartertinggi yaitu 337,93puru dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 1,78puru. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, jumlah puru akar tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 285,75puru dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 65,81puru.

Jumlah puru akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel7.

Tabel7. Jumlah puru akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas Bahan Organik Varietas Rataan V1 V2 V3 ...puru... K1 169,44cd 232,89c 5,89e 136,07c

K2 1,89e 2,22e 1,22e 1,78b

K3 384,22b 406,89b 93,33d 294,81a

K4 358b 501a 154,78cd 337,93a

Rataan 228,39a 285,75a 63,81b

Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap jumlah puru

(17)

akar. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data jumlah puru akar terbesar yakni 501 puru.

Diameter Sebaran Akar (cm)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan diameter sebaran akar, perlakuan varietas berbeda nyata pada peubah amatandiameter sebaran akar,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruhtidak nyata terhadap peubah amatan diameter sebaran akar.

Berdasarkan Tabel8 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu kacang tanah (K4)menghasilkan diameter sebaran akartertinggi yaitu 6,36 cm dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 4,18 cm. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, diameter sebaran akar tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 6,77 cm dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 4,18 cm.

Diameter sebaran akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel8.

(18)

Tabel8. Diameter sebaran akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas

Bahan Organik Varietas Rataan

V1 V2 V3 ...cm... K1 5,26 6,12 3,19 4,86bc K2 4,17 5,42 2,95 4,18c K3 5,83 6,74 5,23 5,94ab K4 4,93 8,78 5,37 6,36a Rataan 5,05b 6,77a 4,18b

Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap diameter sebaran akar. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data diameter sebaran akar terbesar yakni 8,78 cm.

Panjang Akar (cm)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan panjang akar, perlakuan varietas berbeda nyata pada peubah amatan diameter panjang akar,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan panjang akar.

Berdasarkan Tabel9 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu mucuna (K3)menghasilkan panjang akartertinggi yaitu 28,37 cm dan terendah pada perlakuan kontrol positif (K1) yaitu 19,52 cm. Sedangkan pada perlakuan

(19)

varietas dapat dilihat bahwa, panjang akar tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 32,14 cm dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 16,76 cm.

Panjang akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel9.

Tabel9. Panjang akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas Bahan Organik Varietas Rataan V1 V2 V3 ...cm... K1 25,78b 24,06bc 8,72e 19,52b K2 22,44bc 35,28a 22,94bc 26,89a

K3 30,89a 34,22a 20c 28,37a

K4 33,06a 35a 15,39d 27,81a

Rataan 28,04b 32,14a 16,76c

Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap panjang akar. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data diameter sebaran akar terbesar yakni 35,28 cm.

Berat Umbi Per Tanaman (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatanberat umbi per tanaman , perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan berat umbi per

(20)

tanaman,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap peubah berat umbi per tanaman.

Berdasarkan Tabel10 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu mucuna (K3)menghasilkan berat umbi per tanamantertinggi yaitu 41,37 g dan terendah pada perlakuan kontrol positif (K1) yaitu 8,72 g. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, berat umbi per tanaman tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 30,45 cm dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 13,53 cm.

Berat umbi per tanaman pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel10.

Tabel10. Berat umbi per tanaman pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas Bahan Organik Varietas Rataan V1 V2 V3 ...g... K1 9,12 13,19 3,85 8,72b K2 15,11 12,4 5,33 10,94b K3 48,97 51,88 23,25 41,37a K4 42,1 44,35 21,7 36,05a

Rataan 28,82a 30,45a 13,53b

Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap berat umbi per tanaman. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data berat umbi per tanaman terbesar yakni 51,88 cm.

(21)

Jumlah Umbi per Tanaman (umbi)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematodaberpengaruhnyata pada peubah amatan jumlah umbi per tanaman , perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatanjumlah umbi per tanaman,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruhnyata terhadap peubah amatan jumlah umbi per tanaman.

Berdasarkan Tabel11 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu mucuna (K3)menghasilkan jumlah umbi per tanamantertinggi yaitu 7,67 umbi dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 2,15 umbi. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, jumlah umbi per tanaman tertinggi pada perlakuan varietas Tenggo (V1) yaitu 6,53umbi dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 3,36 umbi.

Jumlah umbi per tanaman pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel11.

Tabel11. Jumlah umbi per tanaman pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas Bahan Organik Varietas Rataan V1 V2 V3 ...umbi... K1 3,78de 3ef 1,67g 2,81b K2 2,56fg 1,89g 2,00g 2,15b K3 10,56a 7,78b 4,67cd 7,67a K4 9,22a 7,11b 5,11c 7,15a Rataan 6,53a 4,94b 3,36c

Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

(22)

Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap jumlah umbi per tanaman. Kombinasi perlakuan K3V1 (Pemberian bahan organik kompos mucuna dengan varietas Tenggo) menghasilkan data jumlah umbi per tanaman terbesar yakni 10,56 umbi.

Pengamatan Anatomi Akar

Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahwa akar yang terinfeksi nematoda mengalami kerusakan sel dimana bahan penyusun dinding sel pada akar terurai oleh enzim yang dikeluarkan nematoda sehingga sel membesar dan rusak. Nematoda juga menghisap sitoplasma dalam sel yang membuat sel pada akar mati. Dapat dilihat perbedaan sel yang terinfeksi nematoda dan yang tidak terinfeksi nematoda pada gambar 1.

Gambar 1. Perbedaan sel akar yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi nematoda Keterangan : K4V3 : Sel akar yang terinfeksi nematoda

K2V2 : Sel akar yang tidak terinfeksi nematoda A : Sel membesar dan rusak

B : Sel normal

K4V3 K2V2

(23)

Pendugaan Parameter Genetik

Nilai heritabilitas beberapa varietas yang diuji menunjukkan kriteria tinggi (Tabel 12). Hal ini menunjukkan bahwa beberapa varietas yang diuji memberikan kontribusi genetik terhadap keragaan fenotipe di beberapa bahan organik yang diuji .

Nilai heritabilitas yang tinggi diikuti oleh koefisien keragaman yang tinggi ditunjukkan pada karakter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi per tanaman,panjang akar dan jumlah umbi per tanaman. Hal ini menunjukkan karakter-karakter tersebut penampilannya ditentukan oleh faktor genetik. Sifat yang demikian akan mudah diwariskan pada generasi berikutnya.

Tabel 12. Nilai Duga Ragam Genotipe dan Heritabilitas Arti Luas Serta Koefisien Keragaman Genetik

Karakter σ²G h2bs Kriteria KKG(%) Kriteria

Tinggi Tanaman 11866,32 0,98 Tinggi 0,69 Tinggi

Jumlah Daun 218,4 0,97 Tinggi 1 Tinggi

Berat Basah Tajuk 5373 0,97 Tinggi 2,50 Tinggi Berat Basah Akar 700,08 0,99 Tinggi 1,06 Tinggi Panjang Akar 8414,76 0,99 Tinggi 1,60 Tinggi Diameter Sebaran Akar

Jumlah Puru Akar

Jumlah Umbi Per Tanaman 225,96 1653651 311,28 0,99 0,98 0,98 Tinggi Tinggi Tinggi 1,94 146,96 0,08 Tinggi Tinggi Tinggi

Berat Umbi Per

Tanaman

11317,56 0,99 Tinggi 02,23 Tinggi Keterangan : σ²G = ragam genotipe, h2

bs = heritabilitas arti luas, KKG =Koefisien

KeragamanGenetik Analisis Korelasi Antar Karakter

Berdasarkan hasil uji korelasi dapat dilihat bahwa semua parameter berkorelasi positif ditunjukkan dengan nilai korelasi yang sangat nyata. Korelasi tertinggi terdapat pada peubah amatan tinggi tanaman dan jumlah daun,

(24)

sedangkan korelasi terendah terdapat pada peubah amatan diameter sebaran akar dan jumlah umbi.

Tabel 13. Korelasi Antar Karakter Morfologi dengan Karakter Produksi, dan Jumlah Puru Akar Kentang

PA JD TT BU JU BBT BBA JPA JD 0,582** TT 0,680** 0,887** BU 0,565** 0,680** 0,753** JU 0,482** 0,808** 0,815** 0,819** BBT 0,615** 0,723** 0,704** 0,792** 0,749** BBA 0,624** 0,525** 0,611** 0,772** 0,577** 0,797** JPA 0,554** 0,676** 0,676** 0,745** 0,787** 0,777** 0,790** DSA 0,557** 0,439** 0,457** 0,486** 0,437** 0,557** 0,722** 0,661** Keterangan : TT = Tinggi Tanaman, JD = Jumlah Daun, PA = Panjang Akar, DSA =

Diameter Sebaran Akar, BU = Berat Umbi, BBA = Berat Basah Akar, JPA = Jumlah Puru Akar, BBT = Berat Basah Tajuk, JU = Jumlah Umbi. * = berkorelasi nyata pada taraf 0.05; ** = berkorelasi nyata pada taraf 0.01. Pembahasan

Pengaruh pemberian bahan organik terhadap karakter morfologi dan anatomi beberapa varietas kentang (Solanum tuberosum L.) pada tanah yang diinokulasikan nematoda (Meoidogynespp.)

Berdasarkan hasil sidik ragam, diketahui bahwa pada perlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 8 MST, jumlah daun 8MST , berat basak tajuk, berat basah akar, jumlah puru akar, berat umbi, jumlah umbi, diameter sebaran akar, panjang akar. Perlakuan pemberian bahan organik kompos kacang tanah (k4) menunjukkan hasil yang lebih baik pada peubah amatan tinggi tanaman (32,92 cm), jumlah daun (10,11 helai), diameter sebaran akar (6,36 cm). Sedangkan pada peubah amatan berat basah tajuk (21,12 g), berat basah akar (5,58 g), berat umbi (41,37 g), jumlah umbi (7,67 umbi) dan panjang akar (28,57 cm), kompos mucuna menunjukkan hasil yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik tanah, dan menambah ketersedian

(25)

unsur hara bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman lebih baik. Hal ini sesuai dengan literatur leiwaskabessy et al (2003) yaitu fungsi bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, menambah ketersediaan unsur N, P, S,meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air.

Berdasarkan hasil sidik ragam, pada perlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematodaberpengaruh nyata pada peubah amatan jumlah puru akar, akan tetapi pada perlakuan pemberian bahan organik jumlah puru akar lebih tinggi dibandingkan kontrol. Pemberian bahan organik berupa kompos mempengaruhi kemampuan tanah dalam hal mengikat air, sehingga kandungan air tanah tetap terjaga dalam keadaan optimum.Selain menjaga ketersedian air di dalam tanah pemberian kompos juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan ruang pori tanah. Kondisi ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan nematoda di dalam tanah, sehingga pada perlakuan pemberian bahan organik pertumbuhan dan perkembangan nematoda lebih baik dibandingkan kontrol.Hal ini sesuai dengan literatur wallace (1971) Porositas tanah dan keberadaan lapisan tipis (film) air pada partikel tanah dapat menjadi faktor kritis bagi pergerakan aktif nematoda. Nematoda menyukai tanah berporositas tinggi dengan kadar air pada kapasitas lapang.

Respon beberapa varietas kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap karakter morfologi dan anatomi pada tanah yang diinokulasikan nematoda (Meoidogynespp.) dan diberi bahan organik

Berdasarkan hasil sidik ragam, maka dapat diketahui bahwa beberapa varietas kentang memberikan respon berbeda nyata pada peubah amatan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, diameter sebaran akar, panjang akar, jumlah puru akar, jumlah umbi per tanaman, berat umbi

(26)

pertanaman. Varietas Tenggo menunjukkan respon yang paling baik pada peubah amatan tinggi tanaman (30,83 cm), jumlah daun (7,97 helai), jumlah umbi (6,53 umbi). Sedangkan varietas Maglia menunjukkan respon paling baik pada peubah amatan berat basah tajuk (17,58 g), berat basah akar (5,73 g), panjang akar (32,14 cm), diameter sebaran akar (6,77 cm), berat umbi per tanaman (30,45 g). Adanya perbedaan pertumbuhan dan produksi dari ketiga varietas terhadap peubah amatan diatas diduga disebabkan oleh adanya perbedaan sifat atau keunggulan dari masing-masing varietas sesuai dengan genotipe yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan literatur sitompul dan guritno (1995) yang menyatakan bahwa perbedaan susunan genetik merupakan salah satu penyebab keragaman penampilan tanaman. Program genetik akan diekspresikan pada suatu fase pertumbuhan yang berpengaruh dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman. Keragamann penampilan tanaman akibat susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman berasal dari jenis yang sama.

Berdasarkan hasil sidik ragam pada peubah amatan jumlah puru akar, varietas Maglia menunjukkan jumlah puru akar paling banyak yaitu 285,75 puru akar. Akan tetapi varietas Maglia menunjukkan respon paling baik pada peubah amatanberat basah tajuk (17,58 g), berat basah akar (5,73 g), panjang akar (32,14 cm), diameter sebaran akar (6,77 cm), berat umbi per tanaman (30,45 g). Hal ini menunjukkan bahwa varietas Maglia merupakan varietas tahan terhadap nematoda puru akar karena tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik walaupun mengalami serangan nematoda yang paling parah. Hal ini sesuai dengan literatur agrios (1997) yang menyatakan bahwa setiap spesies tanaman diganggu oleh

(27)

hampir seratus jenis cendawan, molikut, virus dan nematoda yang berbeda-beda. Seringkali, satu tanaman diserang oleh ratusan bahkan ribuan patogen. Walaupun tanaman mungkin menderita kerusakan ringan atau berat, tetapi banyak diantaranya yang tetap dapatbertahan hidup dari semua serangan itu bahkan bukan tidak mungkin dapat membuatnya untuk tumbuh lebih baikdan memberikan hasil yang memuaskan.

Interaksi pemberian bahan organik dengan beberapa varietas kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap karakter morfologi dan anatomi pada tanah yang diinokulasikan nematoda (Meoidogynespp.)

Berdasarkan hasil sidik ragam, maka dapat di lihat interkasi pemberian bahan organik dengan beberapa varietas kentang berpengaruh nyata pada peubah amatan tinggi tanaman, berat basah tajuk, jumlah puru akar, panjang akar, jumlah umbi. Tetapi, tidak berpengaruh nyata pada peubah amatan jumlah daun, berat basah akar, diameter sebaran akar, berat umbi. Hal ini menunjukkan bahwa antara beberapa varietas dengan pemberian bahan organik saling mempengaruhi pada peubah amatan tinggi tanaman, berat basah tajuk, jumlah puru akar, panjang akar, jumlah umbi. Tetapi pada peubah amatan jumlah daun, berat basah akar, diameter sebaran akar, berat umbi perlakuan beberapa varietas dengan pemberian bahan organik tidak saling mempengaruhi.

Berdasarkan hasil sidik ragam, pada perlakuan K4V2 (kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menunjukkan pengaruh paling baik pada peubah amatan berat basah akar (8,56 g), diameter sebaran akar (8,78 cm), panjang akar (35,28 cm), berat umbi (51,88 g). Perlakuan K3V1 (kompos mucuna dengan varietas Tenggo) menunjukkan pengaruh paling baik pada peubah amatan tinggi tanaman (45,91 cm), jumlah umbi (10,56 umbi). Perlakuan K4V1 (kompos

(28)

kacang tanah dengan varietas Tenggo) menunjukkan pengaruh paling baik pada peubah amatan jumlah daun (12,89 helai). Perlakuan K3V2 (kompos mucuna dengan varietas Maglia) menunjukkan pengaruh paling baik pada peubah amatan berat basah tajuk (35,99 g).

Pendugaan Parameter Genetik

Karakter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi per tanaman, panjang akar dan jumlah umbi per tanaman memiliki nilai heritabilitas yang tinggi diikuti oleh koefisien keragaman genetik yang luas. Hal ini menunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor genetik karena heritabilitas dalam arti luas merupakan proporsi ragam genetik terhadap ragam fenotipiknya (Martono, 2009).Nilai heritabilitas yang tinggi untuk suatu sifat menggambarkan bahwa karakter tersebut penampilannya lebih ditentukan oleh faktor genetik. Sifat yang demikian akan diwariskan pada generasi berikutnya, sehingga seleksi dapat dilakukan pada generasi awal (Alnopri, 2004).

Korelasi Antar Karakter

Pada penelitian ini karakter tinggi tanaman dan jumlah daun berkorelasi positif dengan berat basah akar, berat basah tajuk, jumlah umbi dan berat umbi . Berdasarkan hal ini semakin tinggi tanaman dan semakin banyak jumlah daun tanaman akan meningkatkan berat basah akar, berat basah tajuk, jumlah umbi, dan berat umbi. Karakter panjang akar dan diameter sebaran akar berkorelasi positif dengan berat basah akar, berat basah tajuk, jumlah umbi dan berat umbi. Berdasarkan hal ini semakin panjang akar dan semakin luas diameter sebaran akar akan meningkatkan berat basah akar, berat basah tajuk, jumlah umbi, dan

(29)

beratumbi. Karakter jumlah puru akar berkorelasi positif dengan berat basah akar. Berdasarkan hal ini semakin banyak jumlah puru akar akan meningkatkan berat basah akar. Hal ini menunjukkan bahwa karakter morfologi tersebut berpotensi untuk digunakan untuk karakter seleksi dalam uji ketahanan penyakit. hal ini sesuai dengan literatur Vashistha et al. (2013) yang menyatakan bahwa seleksi akan efektif bila karakter yang digunakan sebagai karakter seleksi memiliki kriteria seleksi meliputi nilai heritabilitas yang tinggi, koefisien keragaman genetik tinggi juga memiliki korelasi dengan hasil.

(30)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1.

Varietas Tenggo dan Maglia menunjukkan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik dibndingkan dengan varietas margahayu berdasarkan parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot umbi dan jumlah umbi.

2.

Pemberian bahan organik kompos mucuna dan kompos kacang tanah dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kentang pada tanah yang diinokulasikan nemtoda.

3. Interaksi antara bahan organik (kompos kacang tanah dan kompos mucuna) dengan varietas Tenggo dan Maglia menunjukkan pertumbuhan dan produksi kentang lebih baik pada semua peubah amatan dibandingkan dengan varietas Margahayu.

Saran

Penggunaan kompos yang berasal dari biomassa kacang tanah dan mucuna dapat diberikan pada varietas kentang Tenggo dan Maglia untuk mempertahankan pertumbuhan dan produksi kentang dari keberadaan nematoda meloidogyne spp.di lapang,

Gambar

Tabel 2. Hasil analisis ragam karakter tanaman kentang
Gambar 1. Perbedaan sel akar yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi nematoda  Keterangan : K4V3   : Sel akar yang terinfeksi nematoda
Tabel 12. Nilai Duga Ragam Genotipe dan Heritabilitas Arti Luas Serta Koefisien  Keragaman Genetik
Tabel  13. Korelasi Antar Karakter Morfologi  dengan Karakter Produksi,  dan  Jumlah Puru Akar Kentang

Referensi

Dokumen terkait

Adat yang menyatakan bahwa membunuh merupakan cara untuk mencari kebenaran semakin menambah konflik di antara kedua desa dan menyebabkan perang tanding pada tahun

salah satu faktor yang sangat menentukan hidupnya. Keadaan ekonomi menjadi salah satu tolok ukur penilaian lingkungan terhadap seseorang terutama untuk gaya

Dari gambar grafik perbandingan respon perpindahan, kecepatan, percepatan pada seperempat kendaraan mobil dengan suspensi yang menggunakan shock absorber hidrolis

Diagnosis penyakit penanganan rekam medis (RM) di rumah sakit yang yang ditetapkan oleh seorang dokter, akan sangat menjadi salah satu indikator mutu pelayanan

Penelitian adalah salah satu tujuan untuk mengatasi masalah yang ada dalam sebuah organisasi pada penelitian ini penulis menetapkan beberapa batasan masalah adalah

Pengaruh Suhu dan Lama Perendaman Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Awal Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica L.).. Universitas Gadjah

Hasil tanggapan 36 responden tentang motivasi dalam kuesioner dengan pernyataan bahwa karyawan sangat teliti dalam bekerja, memberikan jawaban rata-rata setuju

Selanjutnya akan diolah untuk menghasilkan hasil penelitian dengan judul “Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Untuk Mencapai Zero Accident