BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SEJARAH TRIAGE
Kata TRIAGE diambil dari kata Perancis "trier" yang berarti "untuk memilah menjadi 3 kelompok". mengklasifikasi pasien bertujuan untuk menentukan prioritas pengobatan, berasal dari medan perang Perang Dunia I. Dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengobati tentara-tentara dengan luka/cedera minimal yang bisa dikembalikan ke pertempuran.
Selain situasi militer, konsep triase juga telah diterapkan terhadap situasi bencana. Pelaksanaan proses triase di ED dimulai pada akhir 1950-an dan awal 1960-an. Triage ialah suatu poses dimana pasien digolongkan menurut tipe dan tingkat kegawatan kondisinya.
Pelaksanaan proses triase di Emergency Departement dimulai pada awal 1950-an dan akhir 1960-an sebagai dampak dari 2 penyebab utama (Rund & Ruasch, 1981). Yang pertama adalah meningkatnya kehadiran di A & E Departemen. Dan yang kedua, yakni banyaknya jumlah pasien yang mencari pengobatan dengan status tidak memerlukan penangan segera/mendesak. Sistem triase untuk mengidentifikasi dan memastikan dengan cepat pasien yang membutuhkan perawatan medis dengan segera dan penentuan daerah yang tepat untuk kamar perawatan-konsultasi atau daerah resusitasi.
2.2 PENGERTIAN
Triage adalah sebuah proses yang menempatkan pasien yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat untuk menerima tingkat penanganan medis/perawatan yang tepat. Triage merupakan sistem yang efektif untuk mengurangi waktu tunggu, dan pasien menerima perawatan yang tepat (Nuttal; Bailey, Hallam & Hurst seperti dikutip dalam McNally, 1996).
Triase adalah jenis triase yang perawat darurat melakukan setiap hari. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pasien yang paling parah yang membutuhkan perawatan segera (Qureshi & Venema, 2007).
2.3 PRINSIP TRIAGE
1. Triage harus segera dan tepat pada waktunya
Salah satu peran triage adalah menetapkan dengan cepat dan tepat untuk seluruh departemen. sangat penting dalam Departemen Darurat mimiliki kemampuan untuk merespon dengan cepat dan tepat untuk kasus/cedera yang mengancam jiwa namun masih memiliki peluang hidup.
2. Penilaian harus memadai dan akurat
Ketelitian dan akurasi merupakan elemen kunci dari proses anamneses/pengkajian
3. Keputusan dibuat berdasarkan penilaian
Perawatan/penanganan yang aman dan efective pada pasien hanya dapat direncanakan jika ada informasi yang memadai dan data yang akurat
4. Memberikan intervensi menurut keakutan kondisi
Tanggung jawab utama perawat triase adalah untuk secara akurat menilai pasien dan menetapkan prioritas pengobatan untuk pasien. Ini termasuk intervensi terapi, prosedur diagnostik dan tugas untuk tempat yang dapat diterima untuk pengobatan (ENA, 1999, p. 23)
5. Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan triage. 6. Kepuasan pasien tercapai
a. Perawat dalam menyelesaikan semua poin diatas, sekaligus membangun hubungan dengan pasien
b. Perawat membantu dalam menghindari keterlambatan dalam pengobatan yang dapat membahayakan kesehatan/keselamatan individu yang dalam kondidi kritis
c. Perawat memberikan dukungan emosional kepada keluarga/kerabat pasien
7. Area Triage
a. Mudah diakses
b. Memungkinkan untuk pemeriksaan pasien c. Menjaga privacy pasien
d. Memiliki staf keamaanan
e. Tersedia peralatan medis kedaruratan
8. Triage Time
a. Harus diselesaikan dalam 2-5 menit
b. Jika itu akan melampaui 15 menit panggilan untuk perawat tambahan c. Keakuratan triase adalah kunci untuk operasi yang efisien
d. Triase yang efektif adalah berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat triase
e. Untuk kasus pada anak. Tanda-tanda vital dicatat setiap 30 mts dan lain-lain - 60 mts selama penilaian ulang.
2.4 KLASIFIKASI TRIAGE
Sistem klasifikasi mengidentifikasi jenis pasien yang membutuhkan berbagai tingkat perawatan. set prioritas berdasarkan pengetahuan dan data yang tersedia dan situasi terkini. Angka, huruf atau judul sering digunakan misal :
a. prioritas 1 atau Emergent
b. prioritas 2 atau Urgent (mendesak) dan c. prioritas 3 atau Non Urgent
Klasifikasi dapat didasarkan pada hasil pengkajian dan tanda (nyeri dada) serta diagnosis medis kemungkinan (gagal jantung kongestif). adalah penting bahwa staf memahami filosofi di balik setiap kategori triase. Dan selanjutnya seberapa cepat kategori tersebut mendapat penangan medis.
1. Jenis Klasifikasi Triage
ada banyak jenis klasifikasi triase digunakan baik di pre-hospital atau hospital a. Sistem Tiga Kategori
Ini adalah bentuk asli dari triage. Pasien diklasifikasi dalam: 1) Prioritas Highest (tertinggi)
2) Prioritas Second (kedua) 3) Prioritas Lowest (terendah)
Jenis klasifikasi ini terlalu umum sehingga kurangnya kekhususan dalam pengelompokkan dan lebih bersifat subjektivitas
b. Sistem Empat Kategori Ini terdiri dari :
1) Prioritas tertinggi (segera, kelas 1, parah dan darurat) 2) Prioritas tinggi (sekunder, kelas 2, moderat dan mendesak) 3) Prioritas rendah (tunda, kelas 3, ringan dan tidak mendesak) 4) Meninggal (kematian kemungkinan dan kelas 4/kelas 0)
2. Metode Awal (Simple Triage and Rapid Treatment)
Sistem ini dikembangkan di Newport Beach, California pada awal 1980-an untuk menjadi sebuah metode yang bisa diterapkan untuk mendahulukan sejumlah besar korban di situs darurat. Personil triase tidak perlu dokter atau perawat tapi setiap orang dengan minimal pelatihan medis.
Penilaian tersebut dilakukan dengan sangat cepat dalam waktu 60 detik dalam bidang berikut:
1) Ventilasi
2) Perfusi dan nadi (hanya untuk memeriksa keberadaan nadi radialis) 3) Neurologis
Hanya koreksi masalah yang mengancam kehidupan seperti penyumbatan saluran napas atau pendarahan parah yang harus dilakukan di tempat. Para pasien diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Pasien dengan luka/cedera namun masih dapat berjalan
Penolong pertama di tempat kejadian akan memberikan instruksi lisan kepada korban untuk pergi/pindah ke lokasi yang ditentukan jauh dari daerah reruntuhan (daerah yang aman). Selanjutnya penolong lainnya secara menyeluruh akan melakukan pemeriksaan secar menyeluruh untuk mengetahui ada tidaknya cedera tersembunyi dan mengirim pasien/korban ke rumah sakit untuk treament
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan dengan pasien cedera kritis cedera yang memerlukan transportasi /segera ke rumah sakit. Kriteria penilaian adalah :
a) Respirasi lebih dari 30 x/ menit b) Tidak teraba ada denyut nadi radialis
c) Penurunan/perubahan Kesadaran (AMS, ALOC)
3) Tunda
Digunakan pada kelompok pasien yang tidak memerlukan trasportasi atau penanganan/pengobatan segera karena tidak mengancam jiwa dan dapat menunggu hingga mendapatkan perawatan definitif, dengan kriteria penilaian:
a) Respirasi kurang dari 30 x /mnt b) Teraba denyut nadi radialis c) Sadar penuh
4) Mati / Tidak dapat diselamatkan
Istilah untuk menggambarkan pasien yang jelas mati atau yang memiliki luka yang menyebabkan kematian
3. Sistem Pengaturan Keakutan Triage di Rumah Sakit
Dalam Emergency Departement, perawat triase sering diberikan tanggung jawab untuk memutuskan prioritas perawatan untuk diberikan kepada pasien. Jumlah dan keakutan kondisi pasien, jumlah dan skill tenaga medis/staff, ketersediaan peralatan, ruang dan sumber daya cenderung akan mempengaruhi dalam setting penentuan prioritas. Sebenarnya, bagaimanapun, triase kategorisasi harus murni berdasarkan kondisi medis pasien
Menetapkan pedoman dan protokol triase karena itu dapat sangat membantu perawat dalam pekerjaannya dalam menetapkan prioritas. Seperti sistem Patient Acuity Category (PAC) Scale
2.5. Patient Acuity Category (PAC) Scale
1. PAC Skala 1
Pasien dalam keadaan mengancam nyawa (kolaps kardiovaskular atau luka/cedera serius) sehingga diperlukan penanganan segera dengan jumlah tenaga medis yang lebih dengan mengingat alokasi waktu yang singkat pasien dengan waktu tunggu nol segera dibawa ke ruang resusitasi
Pasien dengan penyakit akut, mungkin beberapa memerlukan trolley, kursi roda maupun jalan kaki dengan waktu tunggu 30 menit di tempatkan di area Critical care
3. PAC Skala 3
Pasien-pasien ini memiliki gejala akut namun minimal, tetapi masih dapat mobilisasi .
4. PAC Skala 4
-Ini adalah pasien non emegency. Mereka tidak boleh menyajikan kepada ED di tempat pertama dan harus lebih tepat dikelola dalam pengaturan perawatan kesehatan primer seperti dalam praktek keluarga atau poliklinik umum. Mereka mungkin memiliki cedera lama atau kondisi yang telah hadir untuk waktu yang lama. Mereka tidak memerlukan perawatan segera. Tidak ada ancaman langsung terhadap kehidupan atau anggota tubuh mereka
2.5.1
SINGAPORE EMERGENCY PATIENT’S CATEGORISATION SCALE
TRIAGE CATEGORY DEFINITION OF LEVEL OF ACUITY TARGETED TIME WITHIN WHICH PATIENT SHOULD BE SEEN (MINS) % OF CASES TO BE SEEN WITHIN TARGET TIMETYPICAL PRESENTING COMPLAINT INITIAL PROVISIONAL DIAGNOSIS
1 Resuscitatio n & Critically ill Patients 5 90% Cardiac Arrest Trauma Arrest Major Trauma Shock States Near-Death Asthma Severe Respiratory Distress Unconscious patients Active Seizures
Major Limb Amputations
Head Injury with Altered Mental State Chest Pain - Likely to be AMI/Unstable Angina
Gastrointestinal Bleed with Shock/Impending Shock
Other Presentation of Acute Coronary Ischaemia
Traumatic Shock
Pneumothorax – Traumatic/Tension Facial Burns with Airway Compromise Head Injury with Unconsciousness Open wound of Chest
Hypoglycemia Tricyclic Overdosage
Leaking Abdominal Aortic Aneurysm Dissecting Aneurysm
Acute Myocardial Infarction with/without Complications
Status Asthmaticus Status Epilepticus
Syndrome Multiple Major Trauma Grade 4 Heart Failure Shock of Whatever Cause Unstable Angina Pectoris
Acute Stroke with Altered Mental State.
2 Major Emergencies (Non-Ambulant)
45 mins 85% Chest Pain - Unlikely to be AMI Drug Overdosage - Conscious Severe Abdominal Pains
Gastrointestinal Bleed with Normal vital signs
Acute Vaginal Bleed with Normal Vital Signs
Altered Mental States - Not Unconscious and
Normal Vital Signs
Moderate Trauma - Non-Ambulant Severe Painful states
Hyperosmolar Non-Ketotic Diabetes Diabetic Ketoacidosis
Multiple Rib Fractures Neck/Spinal Cord Injury Ocular Burns
Chest Pain – Cause not obvious Epiglottitis
Ectopic Pregnancy Major Limb Fractures Major Joint Dislocation
Head Injury, Alert + Vomiting Mild/Moderate asthma Seizures - Alert on arrival
Chest Infection with Breathlessness Persistent Vomiting -? Cause
Bronchial Asthma Acute Appendicitis Perforated Viscus Acute Ureteric Colic Acute Urinary Retention Bronchopneumonia
Gastrointestinal Bleed - Normal Vital Signs Cholecystitis
Severe Sepsis without Shock Acute Psychotic States
Acute Cerebrovascular Accident but Alert Acute Pyelonephritis
Cancers with Complications Intestinal Obstruction
Drug Overdosage with Alert Mental State Acute Exarcebation of Peptic Ulcer
Minor
3 s
(Ambulant)
80% Head Injury, Alert, No Vomiting Minor Acute Trauma
Acute Ankle Sprain
Abdominal Pains - Not Severe Headaches
Earache/Acute Ear Discharge Foreign Bodies in Orifices and Eyes Mild to Moderate Pains
Missed Abortion
Head Injury, Alert, No Vomiting Colles’ Fracture
Clavicular Fracture Ankle Sprain
Other Minor Fractures
Migraine and Similar Headaches Otitis Media/Externa
Gastrointestinal Reflux
Foreign Bodies of Ear, Nose, Throat, Eyes and Extremities
Dysmenorrhoea Symptoms Acute Gastroenteritis Vomiting
All Sprains
Insect Stings and Snake and Animal Bites Superficial Injuries
Hyperpyrexia Urticaria
TRIAGE CATEGORY DEFINITION OF LEVEL OF ACUITY TARGETED TIME WITHIN WHICH PATIENT SHOULD BE SEEN (MINS) % OF CASES TO BE SEEN WITHIN TARGET TIME TYPICAL PRESENTING COMPLAINT
INITIAL PROVISIONAL DIAGNOSIS
4
Non-Emergencies 120 mins 75% Old Trauma with Residual Disability Sore Throat with Absence of Respiratory Problems Minor Upper Respiratory Illnesses Non-Urgent Surgical Procedures Chronic weakness of Body Non-Urgent Eye Conditions Non-Urgent ENT Conditions Minor Ill-Defined Old Scars
Deformities of Bones, Limbs or Spine
Joint Contractures Old Fractures
Non-Urgent Operations : Request for Removal of
Metal Plates, Screws Old Unreduced
Dislocations
Chronic Discharging Wounds
Chronic Sprains Cold Lumps and
Bumps in the Body Varicose Veins Cyst Non-Urgent Eye Conditions : Refractive Disorders of the Eye, Spectacles Pterygium Cataract Defective Vision Squints Non-Urgent ENT Conditions Chronic Rhinitis Defective Hearing Nasal Polyp Wax in Ears Ill Defined Conditions
Conditions Requests for Non-Urgent Treatment Request for Certification and General Check-ups Cold Gynecological Cases Non-Urgent Skin Problems Requests for Circumcision Patching of Earlobe Removal of Tattoo Removal of Corns, Warts Removal of Keloids Weakness of Body : Cerebral Palsy, Spastics Cervical Spondylosis Post Polio
Old Hemiplegias, Old Strokes Old Paraplegia Osteoarthritis Knees Chronic Vague Symptoms like Tiredness, Dyspepsia Upper Respiratory Infections Without Fever Chronic Cough Social Problem – Requests Admission Psychosomatic Problems Chronic Headaches On and Off Insomnia
2.6. PENGKAJIAN DAN PRIORITAS SETING 1. Pendahuluan
a. Ada banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan pengkajian proses triage. Secara umum pengkajian triage dilakukan dengan mengevaluasi keluhan utama (chief complaint) pasien datang ke IGD. Selain itu untuk mendapatkan data obyektif, seorang perawat triage juga harus menggunakan kelima inderanya.
b. Penentuan kategori triage harus didasarkan pada masalah dan kebutuhan medis pasien yang nantinya ditentukan oleh perawat triage dan tidak terpengaruh oleh banyaknya pasien yang ada di IGD, jenis pembayaran (apakah pasien umum/asuransi) dan sistem organisasi. c. keluhan utama saja tidak cukup untuk menilai pasien. kami juga harus
mengandalkan indra. Menggunakan telinga, mata, hidung, tangan (sentuhan), dan yang terpenting akal sehat. Kebanyakan keterampilan pengamatan dapat dikembangkan dengan praktek yang terus menerus dan pengalaman.
d. perawat triase harus mampu membuat penilaian pada pasien dengan cepat dan memiliki ide yang logis untuk intervensi dan traement keputusan segera sesuai panduan penilaian.
2. Panduan Pengkajian
a. Riwayat: riwayat pasien dan relatif penting sebagai informasi yang berharga pada informasi yang diperoleh dari pasien.
b. Inspeksi : Kondisi dan penampilan pasien 1) Tingkat kesadaran
2) Ketidaknyamanan pernafasan atau sesak nafas
3) Tanda-tanda yang jelas dari cidera seperti laserasi, swelling, perdarahan.
4) Bahasa tubuh.
c. Bau : Bau alkohol, bau melena, dan bau amis
1) Kulit panas atau dingin, berkeringat 2) Palapasi nadi dan area lainnya
3) Rasakan aday tanderness .dan sweliing
e. Intuisi : Menggunakan intuisi untuk mengambil keputusan yang logis dan relevan.
3. Pengkajian SOAP
Sistem Larry SOAP merupakan sistem rekam medis yang berorientasi pada masalah. Sistem yang memungkinkan kita untuk mengumpulkan data subjektif dan objektif dalam pengkajian yang cepat untuk membuat rencana asuhan keperawatan dan menangani secara cepat. Prosesnya harus dilakukan dalam waktu kurang lebih 2 menit. Proses SOAP juga dapat digunakan secara efektif untuk mendokumentasikan pengkajian keperawatan dalam catatan triase.
a. S- Subjektif : Data Subjektif yaitu data yang diperoleh dari penderita atau orang yang mengetahui tentang kejadian pasien saat sakit.
1) Dapat digunakan untuk pertanyaan terbuka. Misalnya mengapa Anda ingin datang ke rumah sakit.
2) Mengumpulkan informasi relevan lainnya yang diperlukan untuk pengkajian dan menentukan ketajaman penyakit
3) Memperoleh pernyataan singkat misalnya
a) Keluhan utama? sumber dari pasien atau kerabat b) Lokasi nyeri
c) pola? apakah memancarkan rasa sakit d) waktu onset? untuk berapa lama e) frekuensi
f) karakter, kualitas? kolik di alam
g) efek ke Sistem sistem lainnya dan kegiatan
h) upaya untuk mengobati? dilihat be GP, poli klinik ATAU mengobati sendiri
4) Untuk kasus trauma, mekanisme injury harus ditanyakan. Menanyakan bagaimana klien bisa terjadi kecelakaan dan pertanyaan laiinya. Seperti:
a) Kapan terjadinya kecelakaan tersebut
b) Bagaimana bisa sehingga kecelakaan itu terjadi
b. O - Objektif : Data Objektif yaitu data yang diperoleh dari pengamatan secara aktual pada pasien.
1) Umum- General
a) Tujuan kedatangan b) Tingkat kesadaran, GCS
c) Kondisi dan penampilan umum pasien 2) Tanda-tanda Vital a) Tekanan darah b) Nadi c) Respirasi d) Suhu c. A – Masalah
Menilai dan mengevaluasi pasien dari pengumpulan data dari Objektif dan subjektif. Menggunakan dua data yang akan memberikan evaluasi yang baik dari kondisi pasien dan perawat harus memutuskan langsung rencana intervensi yang akan diberikan.
d. P : Plan
Memutuskan dengan cepat apa yang ingin Anda lakukan.
1) Menetapkan prioritas Anda sesuai dengan ketajaman dari penyakit dan pasien langsung ke yang sesuai daerah.
2) Melakukan tes lebih lanjut a) ECG
b) GDA
c) urine Lebstik atau Combur 9 d) Urine untuk pengamatan. 3) Manajement Pertolongan Pertama
a) Imobilisasi fraktur
b) Menerapkan servikal collar c) Dressing
4) X-ray
Langkah-langkah dalam proses dapat dilakukan secara bersamaan misalnya menerapkan perban segitiga ketika tanda-tanda vital yang diambil.
2.7 Dokumentasi
1. Tujuan dari pendokumentasian triase yaitu a. Untuk mendukung keputusan triase
b. Untuk mengkomunikasikan informasi penting diantara petugas kesehatan
c. Sebagai dokumentasi medis yang legal
2. Dokumentasi Triase Meliputi
a. waktu atau jam dilakukan triase
b. keluhan utama dan gejala yang menyertai c. riwayat kesehan yang lalu
d. riwayat alergi e. tanda-tanda vital
f. data subjektif dan objektif g. Keakutan Kategori h. Pemeriksaan Penunjang
i. Intervensi yang sudah dilakukan. j. Disposisi (serah terima pasien) k. Evaluasi dan kondisi pasien.
3. Pengkajian didasarkan pada data objektif dan subjuektif, tetapi bila ada
ketidaksesuain antara DS/DO maka perlu adanya catatan yang harus disampaikan pada petugas selanjutnya. Misalnya pasien menyangkal
minum minuman keras, tetapi saat dilakukan pemeriksaan fisik tercium bau alkhol yang kuat.
4. Pengkajian Nyeri.
Nyeri merupakan salah satu keluhan yang umum disampaikan oleh pasien.
Momicki dari P Q R S T adalah suatu metode yang bermanfaat untuk mengevaluasi nyeri.
a) P : Provocatus, Faktor Pencetus 1) Apa yang menyebabkan nyeri?
2) Apa yang dapat mengurangi atau memperburuk nyeri? 3) Apa yang anda lakukan bila nyeri itu muncul?
b) Quality : Kualitas Nyeri
1) Gambarkan atau ceritakan kualitas nyeri, apakah nyeri tajam, menusuk, menyebar, tumpul.
2) Rasanya seperti apa, apakah seperti terbakar, ditindih beban berat. c) Region : Lokasi Nyeri
1) Tanyakan lokasi nyeri dan anjurkan pasien menunjukan area nyeri itu dengan satu jari.
2) Apakah nyerinya menyebar ke tempat lain d) Severity : Skala Nyeri
1) Seberapa berat nyeri/ gejala nyeri yang menyertai
2) Gunakan skla retting seperti visual analog skala, number retting (skla 0-10).
3) Apakah ada gejala yang menyertai?
2.8 DAMPAK ADANYA TRIAGE
1. Dapat membantu dalam melayani jumlah pengunjung yang tidak menentu ((jumlah pasien ≤ berbanding perawat atau jumlah pasien > berbanding perawat ) . Bolk, dkk, 2007).
2. Perawat bertindak secara cepat dalam melakukan pengkajian dan membuat laporan secara singkat mengenai kebutuhan pasien akan penanganan dan berapa lama penanganan dapat ditunda pada pasien lainnya. (Bolk, dkk, 2007).
3. Dengan triase dalam ED sebagai sistem yang efektif untuk mengurangi waktu tunggu dan memastikan bahwa semua pasien yang mengunjungi untuk ED menerima sesuai perawatan (Considine, Botti, & Thomas, 2007). 4. Dengan triage pasien/klien diklasifikasi dengan kasus cedera secara cepat
berdasarkan keparahan cedera mereka dan peluang kelangsungan hidup mereka melalui intervensi medis yang segera. (Proehl, 2007; Sharma, 2005)
5. Dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup pasien. Perawat benar-benar memberikan pertolongan pada pasien yang sangat membutuhkan,dimana keadaan pasien sangat mengancam nyawanya, namun dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup pasien tersebut dan perawat tidak membuang wakunya untuk pasien yang memang tidak bisa diselamatkan lagi, dan mengabaikan pasien yang membutuhkannya (Harry, 2012).
2.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Triage.
Dalam penelitian yang berjudul “ Relationships between Triage Knowledge,
Training, Working Experiences and Triage Skills among Emergency Nurses in East Java, Indonesia” . Mukhamad Fathoni, dkk tahun 2013, Berikut
faKtor-faktor yang memepengaruhi kualiats pelayanan triage antara lain:
1. Pengalamaam Pelatihan a. BLS (Basic Life Support)
b. BTLS (Basic Trauma Life Support) c. ACLS (Advanced Cardiac Life Support) d. TOC (Triage Petugas Course)
e. Ambulance protocol
f. ATLS (Advanced Trauma Life Support) g. EKG Resusitasi
h. MTNC ((Trauma Nursing Care) i. Emergency Care
j. First Aid in Emergency k. Disaster Manangement