• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMILIHAN OBAT SINTETIK DAN OBAT TRADISIONAL DI KELURAHAN PENTADUKECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMILIHAN OBAT SINTETIK DAN OBAT TRADISIONAL DI KELURAHAN PENTADUKECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO JURNAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMILIHAN OBAT SINTETIK DAN OBAT TRADISIONAL DI KELURAHAN PENTADUKECAMATAN PAGUAT

KABUPATEN POHUWATO

JURNAL

Rifka Natu. Teti S. Tuloli, Madania1 Jurusan Farmasi FIKK UNG e-mail :rifka.natu184@gmail.com

ABSTRAK

Rifka Natu. 2015. Persepsi Masyarakat Mengenai Pemilihan Obat Sintetik dan Obat

Tradisional di Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato. Skripsi,

Jurusan S1 Farmasi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Teti Sutriyati tuloli S,Si. M,Si. Apt dan Pembimbing II Madania S.Farm., M.Sc., Apt.

Obat sintetik dan obat tradisional menjadi suatu pilihan yang begitu penting untuk digunakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai pemilihan obat sintetik dan obat tradisional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif/kuantitatif dengan sampel sebanyak 95 orang diambil dengan teknik purposive sampling menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi.

Hasil analisis data menunjukan bahwa dari 95 orang responden masyarakat memilih obat sintetik yaitu 84 orang (88,4%) dengan karakteristik individu jenis usia dewasa 36-45 tahun 23 responden (26,3%) lebih memilih obat sintetik dengan tingkat keamanan yang tinggi dan belum merasakan penyakit kronik dalam waktu yang lama, kemudian pendidikan terakhir SMA 30 responden (35,7%) yang percaya akan bukti-bukti penelitian ilmiah yang kuat, dan pekerjaan IRT 30 responden (35,7%) yang butuh penyembuhan dalam waktu yang singkat oleh karena suatu pekerjaan rumah tangga. Kemudian masyarakat memilih obat tradisional yaitu 11 orang (11,6%) dengan karakteristik individu jenis usia lanjut 46-55 tahun sejumlah 6 responden (54,5%) karena kepercayaan mereka menggunakannya secara turun-temurun, pendidikan terakhir SMP (45,5%) karena masih percaya dengan obat tradisional, dan pekerjaan wiraswasta (63,6%) yang memilih obat dengan resiko efek samping yang sangat kecil.

Kata Kunci : Persepsi, Obat Sintetik, Obat Tradisional

1Rifka Natu, 821410031. Program Studi S1 Farmasi, Jurusan Farmasi FIKK UNG, Dr. Teti S. Tuloli., S.Si., M.Si., Apt, Madania., S.Farm., M.Sc., Apt

(3)
(4)

PENDAHULUAN

Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa, pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau pada hewan. Meskipun obat dapat menyembuhkan tapi banyak kejadian bahwa seseorang telah menderita akibat keracunan obat dikarenakan kesalahan dalam takaran dosis, dalam aturan waktu, maupun dalam menggunakan.Dengan keadaan sekarang ini, banyak masyarakat yang masih kurang paham akan perbedaan obat tradisional dan obat sintetik yang biasa kita dengar dengan sebutan obat kimia. Umumnya masyarakat hanya tahu obat sintetik dapat menyembuhkan penyakit secara langsung, sedangkan obat tradisional sebagai alternatif jika obat sintetik tidak dapat menyembuhkan penyakit yang dideritanya.

Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato merupakan suatu daerah yang termasuk dalam Provinsi Gorontalo.Dalam setiap karakteristik masyarakatnya terdapat perbedaan keadaan dan pengetahuan yang menjadi faktor munculnya beberapa tanggapan serta persepsi dalam memilih obat sintetik dan obat tradisional.Hasilwawancara studi awal yang telah dilakukan pada masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwatomenunjukkan lebih dari sebagian masyarakat memberikan respon positif pada obat sintetik.Artinya masyarakatlebih tertarik menggunakan obat sintetik dibanding obat tradisional.

METODE PENELITIAN

Lokasipenelitiandilaksanakan di Kelurahan Pentadu. Kecamatan Paguat.Kabupaten Pohuwato. WaktuPenelitianini direncanakan padabulan Januari 2015 sampaiMaret 2015.

Jenis penelitian ini yaitu deskriptif/kuantitatif dengan menggunakan penelitian survey.Hal ini bertujuan untuk dapat menggambarkan bagaimana pemilihan dan penggunaanobat sintetik dan obat herbal di masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato yaitu sebanyak 1799 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling sebanyak 95 masyarakat berdasarkan kriteria sampel.

Teknikpengumpulan data ialahdata primer diambil langsung dari masyarakat dandiperolehjawabandaripernyataan yang disediakan di kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari bagian administrasi di kantor kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato.

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang sudah disusun oleh peneliti dan diuji validitas dan reliabilitas dengan tingkat signifikan 0,01 dan nilai alpha cronbach’s >0,6.

Analisa data dalampenelitian yaitu univariat dengan menggunakan analisa Distribusi Frekuensi dan persentase dengan untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai pemilihan obat sintetik dan obat tradisional di Kelurahan Pentadu, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato.

(5)

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Umum Responden

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Usia.\

Sumber data primer 2015

Tabel4.1 menunjukan bahwa dari 95 responden lebih didominasi oleh usia dewasa akhir (36-45 tahun) yaitu 26.3%, kemudian oleh usia remaja akhir (17-25 tahun) dan usia dewasa awal (26-35 tahun) masing-masing yaitu berjumlah 25.3%, oleh lansia awal (46-55 tahun) yaitu 22.1%, dan oleh masa remaja awal (16 tahun) yaitu 1.1%.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber data primer 2015

Tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 95 responden sebagian besar adalah berjenis kelamin perempuan yaitu 63 orang (66.3%) dan responden berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 32 orang (33.7%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

(6)

Tabel 4.3menunjukan bahwa dari 95 responden lebih didominasi oleh tingkat pendidikan yaitu SMA berjumlah 31 orang(32.6%), kemudian oleh tingkat pendidikan SMP yaitu 26 orang (27.4%), oleh tingkat pendidikan SD yaitu 21 orang (22.1%), dan jumlah terkecil yaitu tingkat pendidikan Perguruan Tinggi yaitu berjumlah 17 orang (17.9%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Sumber data primer 2015

Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 95 responden lebih didominasi oleh pekerjaan Wiraswasta dan IRT yaitumasing-masing berjumlah 32 orang (33.7%), kemudian dengan pekerjaan PNS yaitu berjumlah 14 orang (14.7%), dengan pekerjaan Swasta dan Tani yaitu berjumlah 7 orang (7.4%), dan responden yang Belum Bekerja yaitu sejumlah 3 orang (3.2%).

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Penghasilan Keluarga

Sumber Data 2015

Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 95 responden lebih didominasi oleh penghasilan keluarga <1jt - >1jt yaitu sejumlah 70 orang (73.7%), kemudian oleh penghasilan keluarga 2jt - >2jt yaitu sejumlah 15 orang (15.8%), oleh penghasilan keluarga 3jt - >3jt yaitu sejumlah 8 orang (8.4%), dan olehpenghasilan keluarga 4jt - >4jt serta ≥5jtmasing-masing yaitu sejumlah 1 orang (1.1%).

(7)

Faktor Pemilihan Obat dan Persepsi

Tabel 4.6 Distribudi Frekuensi Karakteristik Responden dan Pemilihan Obat

Sumber data primer 2015

Tabel 4.6 bertujuan untuk mengetahui bagaimana deskripsi karakteristik individu (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan kerja) terhadap pemilihan obat sintetik dan obat tradisional.

(8)

Tabel 4.7 Pembagian Jumlah Responden Dalam Memilih Obat Sintetik Dan Obat Tradisional

Sumber data primer 2015

Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 95 responden jumlah terbesar yaitu pada pengguna obat sintetik mencapai 84 orang (88.4%), dan jumlah pengguna obat tradisional yaitu 11 orang (11.6%).

Tabel 4.8 Persentase Faktor Pemilihan Obat Sintetik Dan Obat Tradisional

Sumber data primer 2015

Tabel 4.8 Deskripsi penilaian responden terhadap pemilihan obat sintetik dan obat tradisional dikategorikan menjadi 5 bagian yaitu kesembuhan penyakit, efektivitas obat, keamanan menggunakan, kenyamanan dan kenikmatan menggunakan, serta kemudahan penggunaan obat. Pada masing-masing bagian terdapat pernyataan-pernyataan dalam lembaran kuesioner dan secarakeseluruhan berjumlah 16 nomor pernyataan.

(9)

PEMBAHASAN

Faktor Pemilihan Obat dan Persepsi Masyarakat

Diketahui dari kelima faktor pemilihan obat (kesembuhan, khasiat, kemanan, ketertarikan, kemudahan) yang mempunyai persentase tertinggi yaitu keamanan obat karena banyaknya masyarakat menganggap obat sintetik memiliki tingkat keamanan yang lebih baikBerdasarkan analisis antara faktor keamanan obat dengan pemilihan obat diketahui responden pengguna obat sintetik menyatakan obat sintetik memiliki masa kadaluarsa tertulis, pengujian secara klinis/praklinis, serta petunjuk dan peringatan pada kemasan obat sedangkan pada pengguna obat tradisional menyatakan obat tradisional tidak memiliki efek samping dan tidak beresiko. Sehingga inimenjadi sebab banyaknya masyarakat memilih menggunakan obat sintetik yang lebih banyak faktor keamanannya dibanding obat tradisional. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Oleh Harmanto (2007) dalam Hidayati (2011) dengan pengguna responden terbanyak yaitu obat tradisional dan menganggap obat tradisional aman untuk dikonsumsi karena berasal dari alam dan sudah digunakan secara turun-temurun. Kemudian oleh Okatch (2013) pada penelitiannya menyatakan sebagian besarorang yang diwawancaraimerasa bahwaobattradisionallebih siapuntuk mengobatipenyakit tertentu dan tidak sedikit pengguna obat tradisional menyatakankhasiatobat tradisionaltidak diragukan lagi.

Untuk faktor ketertarikan penggunaan obat dengan pemilihan obat pada hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa proporsi responden pengguna obat sintetik menyatakan obat sintetik mempunyai produksama untuk anak-anak seperti pilihan rasa buah serta memiliki tampilan dan bentuk obat yang menarikdan pada pengguna obat tradisional menyatakan rasa obat tradisional dapat dipilih dan dibuat sesuai keinginan. Kemudian antara faktor kemudahan penggunaan obat dengan pemilihan obat diketahui proporsi responden pengguna obat sintetik menyatakan obat sintetik mudah diperoleh dan oleh pengguna obat tradisional menyatakan obat tradisional bisa dibuat/diolah sendiri.Oleh Muweh (2011) yang berjudul “Modernitas Dalam Pengobatan Tradisional” sejalan dengan penelitian ini bahwa responden lebih banyak memilih mengkonsumsi obat sintetik dibanding obat tradisional, pada hasil penelitiannya juga didapatkan pengobatan tradisional yang masih kontroversialuntuk memulai membiasakan penggunaanya, dan menjadikan obat tradisional sebagai sumber daya kesehatan.

Karakteristik Individu dan Proses Pemilihan Obat

oleh karakteristik individu pada usia muda lebih memilih menggunakan obat sintetik karena mereka masih memilih obat dengan proses kesembuhan yang cepat dan belum merasakan penyakit kronik dengan waktu yang lama sementara masyarakat lanjut usia lebih menggunakan obat tradisional karena pengalaman mereka. Dalam hal ini berbeda dengan penelitian oleh Torri (2013) tentang “Persepsi, pengetahuan, dan resiko obat tradisional Jamu pada Konsumen” nyatanya dicari oleh segala usia dan di berbagai tingkat pendidikan dan latar belakang sosial-ekonomi. Responden tersebut menyatakan meskipun mereka menyadari beberapa risiko yang mungkin terjadi dalam mengkonsumsi jamu, data menunjukkan bahwa sikap dan persepsi tentang jamu umumnya positif dapat mereka terima dan tetap menjadi obat yang menarik di antara semua kelompok umur dan kelompok sosial. Sedangkan pada penelitian ini tingkat pendidikan juga menjadi salah satu tingginya pengguna obat sintetik karena sebagian besar pengguna obat sintetik yaitu tingkat pendidikan SMA yang diketahui semakintinggi pendidikan maka semakin tinggi pengetahuan mereka untuk memilih obat dengan bukti-bukti ilmiah yang kuat, sedangkan pengguna obat tradisional terbanyak pada tingkat pendidikan SMP yang tingkat pendidikannya satu tingkat lebih rendah dari pendidikan SMA. Oleh karena itu persentase

(10)

masyarakat dengan pengguna obat sintetik lebih besar dibanding pengguna obat tradisional.

SIMPULAN

Sebagian besar masyarakat memilih menggunakan obat sintetik dibanding obat tradsional. Terdapat perbedaan pada beberapa karakteristik individu sehingga persepsi yang dihasilkan juga berbeda yaitu:

1. Dari 95 orang responden masyarakat memilih obat sintetik yaitu 84 orang (88,4%) dengan karakteristik individu jenis usia dewasa 36-45 tahun 23 responden (26,3%) lebih memilih obat sintetik dengan tingkat keamanan yang tinggi dan belum merasakan penyakit kronik dalam waktu yang lama, kemudian pendidikan terakhir SMA 30 responden (35,7%) yang percaya akan bukti-bukti penelitian ilmiah yang kuat, dan pekerjaan IRT 30 responden (35,7%) yang butuh penyembuhan dalam waktu yang singkat oleh karena suatu pekerjaan rumah tangga.

2. Masyarakat memilih obat tradisional yaitu 11 orang (11,6%) dengan karakteristik individu jenis usia lanjut 46-55 tahun sejumlah 6 responden (54,5%) karena kepercayaan mereka menggunakannya secara turun-temurun, pendidikan terakhir SMP (45,5%) karena masih percaya dengan obat tradisional, dan pekerjaan wiraswasta (63,6%) yang memilih obat dengan resiko efek samping yang sangat kecil.

SARAN

Untuk meningkatkan kualitas penggunaan obat sintetik dan obat tradisional secara baik pada masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato maka bisa dilakukan beberapa cara:

1. Untuk mengatasi banyaknya pengguna obat sintetik dibutuhkan kerja sama oleh pihak profesi farmasi sejawat dan ilmu kesehatan lainnya untuk mengadakan penyuluhan atau seminar tentang pemanfaatan obat tradisional agar lebih mengetahui perbedaan yang positif antara obat tradisional dan obat sintetik dan memberikan solusi.

2. Mengupayakan untuk masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato agar lebih membudidayakan lagi obat tradisional yang saat ini sudah jarang dilestarikan dan digunakan.

3. Mengupayakan agar memberikan petunjuk pada masyarakat tentang cara menggunakan atau mengkonsumsi obat tadisional agar masyarakat tidak ragu/takut dalam menggunakan dan mengkonsumsinya.

4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melihat dan menganalisis pengaruh atau hubungan pemilihan obat sintetik dan obat tradisional pada masyarakat Kelurahan Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato.

KELEMAHAN PENELITIAN

1. Pada faktor pemilihan obat yaitu ketertarikan untuk menggunakan obat terdapat pernyataan dalam kuesioner yang menunjukkan bahwa obat sintetik sangat menarik dibanding obat tradisional sehingga memungkinkan masyarakat lebih memberikan pernyataan positif pada obat sintetik dari pada obat tradisional.

2. Pada penelitian ini tidak menggunakan sampel dengan usia anak-anak sehingga persepsi oleh anak-anak tentang produk yang menarik padaanak-anak hanya terwakili oleh orang tua yang menjadi responden.

3. Terdapat beberapa kesalahan dalam menentukan analisis yang dapat mempengaruhi pengolahan data tentang persepsi pemilihan obat sintetik dan obat tradisional seperti lebih menganalisis ke arah hubungan dan pengaruh, sehingga data yang dihasilkan harus lebih di arahkan dan dideskripsikan secara umum.

(11)

4. Pemilihan sampel dan karakteristik individu masih terlalu luas dan banyak, sehingga peneliti tidak mengelompokan secara rinci atau membagi satu-persatu karakter yang menggunakan kedua obat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Ana. DKK. 2011. Persepsi Pengunjung Apotek Mengenai Penggunaan Bahan Obat Alam Sebagai Alternatif Pengobatan di Kelurahan Muja Muju Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Yogyakarta.

Muweh, Arnold Nyiegwen. 2011. Modernity in Traditional Medicine. Universitet Umea. Kumba (Afrika)

Okatch, Harriet. Dkk. (2013). Perceptions of safety and efficacy of traditional medicines

by community members in botswana. University of Botswana. Botswana.

Torri, Maria Costanza. 2013. Knowledge and Risk Perceptions of Traditional Jamu

Gambar

Tabel  4.1Distribusi  Frekuensi  Masyarakat  Kelurahan  Pentadu  Kecamatan  Paguat  Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Usia.\
Tabel 4.3menunjukan bahwa dari 95 responden lebih didominasi oleh tingkat pendidikan  yaitu SMA berjumlah 31 orang(32.6%), kemudian oleh tingkat pendidikan SMP yaitu 26  orang (27.4%), oleh tingkat pendidikan SD yaitu 21 orang (22.1%), dan jumlah terkecil
Tabel  4.6  bertujuan  untuk  mengetahui  bagaimana  deskripsi  karakteristik  individu  (usia,  jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan kerja) terhadap pemilihan obat sintetik  dan obat tradisional
Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 95 responden jumlah terbesar yaitu pada pengguna  obat sintetik mencapai 84 orang (88.4%), dan jumlah pengguna obat tradisional yaitu 11  orang (11.6%)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai hubungan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot punggung terhadap kemampuan bantingan bahu pada Atlet gulat putra

PARADIGMA MERUPAKAN PANDANGAN MENDASAR PARA ILMUAWAN TENTANG APA YANG MENJADI POKOK PERSOALAN YANG SEHARUSNYA DIPELAJARI OLEH SUATU CABANG ILMU PENGETAHUAN.. PARADIGMA

i) Pelelangan umum adalah metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi

1 Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Pelayanan Medik menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan rencana ketja dan kegiatan penyelenggaraan

Sedangkan gas emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor seperti CO2 dapat dimanfaatkan oleh tanaman menjalar di bagian atap GCR, dengan bantuan cahaya matahari

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan steganografi pada citra medis untuk menyembunyikan informasi berupa data teks sehingga pihak yang tidak berkepentingan tidak

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif yang sifatnya induktif (kesimpulan khusus menjadi umum), yaitu usaha untuk memperoleh kesimpulan

Begitu juga dengan etos budaya berpikir posistif berupa kejujuran, keragaman, optimisme, cinta lingkungan, pemecahan masalah, dan kasih sayang yang dituangkan