FARMAKOTERAPI II
FARMAKOTERAPI II
HHF (Hipertensi Heart Failure)
HHF (Hipertensi Heart Failure)
PJK (Penyakit Jantung Koroner)
PJK (Penyakit Jantung Koroner)
OMI (Old Miocard
OMI (Old Miocard Infarc) Inferior Ante
Infarc) Inferior Anterior
rior Septal
Septal
Tri Hajar H
Tri Hajar H
G1F009041
G1F009041
Rikha Kurniawaty
Rikha Kurniawaty
G1F009043
G1F009043
Akhmad Rofiq N
Akhmad Rofiq N
G1F009044
G1F009044
Rizqi Permata H
Rizqi Permata H
G1F009045
G1F009045
Nadhifa Jafar A
Nadhifa Jafar A
G1F009060
G1F009060
Agustina Nur F
Agustina Nur F
G1F009061
G1F009061
Amilina
Amilina
G1F009062
G1F009062
Singgih Ang
Singgih Ang
gun
gun
S
S
G1F009063
G1F009063
Kelompok B2 Kelompok B2
Nama
: Tn.A
Usia/BB
: 65thn/60kg
MRS
: 07 Maret 2009
KRS
: 16 Maret 2009
Alamat
: Surabaya
Status
: Jamkesmas
HHF (Hipertensi Heart Failure) PJK (Penyakit Jantung Koroner)
OMI (Old Miocard Infarc) Inferior Anterior Septal
Kasus
•
Pasien mengeluh sesak sejak 3
hari SMRS, sesak muncul ketika
istrht, sehari2 tidur dgn 3 bntl, tanpa nyeri dada, tidak
berdebar2, dan batuk sejak 2 minggu SMRS
•
Dokter mendiagnosa bahwa pasien mengalami
HHF,PJK, OMI inferior Anterior Septal
•
Pasien memiliki riwayat penyakit DM > 10thn, HT > 5thn,
TB 1thn yg lalu namun telah dinyatakan sembuh, pernah
MRS 2 kali d ruang jntung RSU Soetomo thn 2008
•
Pasien mengaku mempunyai riwayat pengobatan
menggunakan furosemid 1/2-0), dan spironolacton
DATA KLINIK Data 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Normal TD 190/100 160/89 123/59 120/74 134/80 130/80 160/90 130/80 120/80 Nadi 120 99 92 76 90 88 88 84 80 82 60-80 RR 30 30 20 19 22 20 20 32 20 Suhu afebris 36-37,6 36-37 36 36 36,8 36,2 36,4 36,6 37,5 Nyeri dada + - -Sesak + + ↓ ↓ + ↓ ↓ ↓ Batuk berdahak + + ↓ ↓ Oedema + Objektif DATA LABORATORIUM
Parameter Di Kasus Normal
HCT 3,5 37-47% Albumin 2,4 3,8-5,4 SGOT 27 5-34 BUN 56; 57; 79,5 5-23 Creatinin 4,9; 4,5; 4,6 0,6-1,1 T Bilirubin 144 0-1 D Bilirubin 1,08 0-0,3 Asam Urat 11,4 3,4-5,7 LDL 62 < 130 K Tgl 9 = 3,09 3,8-5 CK-MB
Hasil EKG Irama Sinus 100x/menit, N axis normal 60-100
Naik : Turun : BGA Normal 7 8 8 8 9 14 pH 73,5-7,45 7,32 7,17 7,23 7,27 7,35 7,4 PCO2 35-45 29 47 40 46 44 36 PO2 80-104 120 416 120 103 125 85
Assessment
Problem 1: HHF
•
Pasien riwayat DM pada usia > 40 umumnya memiliki
kondisi dengan resistensi insulin, sehingga insulin tidak
dipakai.
•
Insulin Up
resistensi Na di ginjal Up dan meningkatnya
sistem syaraf simpati
hipertensi .
•
Gagal jantung merupakan kelainan multisistem dimana
terjadi gangguan pada jantung, otot skelet dan fungsi ginjal,
stimulasi
sistem
saraf
simpatis
serta
perubahan
neurohormonal yang kompleks.
•
Disfungsi sistolik
gangguan pada ventrikel kiri yang
menyebabkan terjadinya penurunan cardiac output . Hal ini
menyebabkan aktivasi mekanisme kompensasi neurohormonal,
sistem Renin
–
Angiotensin
–
Aldosteron (sistem RAA).
•
Aktivasi sistem simpatis melalui tekanan pada baroreseptor
menjaga cardiac output dengan meningkatkan denyut jantung,
meningkatkan kontraktilitas serta vasokons-triksi perifer
(peningkatan katekolamin). Apabila hal ini timbul berkelanjutan
dapat menyeababkan gangguan pada fungsi jantung.
•
Stimulasi sistem RAA menyebabkan penigkatan konsentrasi
renin, angiotensin II plasma dan aldosteron. Aldosteron akan
menyebabkan retensi natrium dan air serta meningkatkan sekresi
kalium. Angiotensin II juga memiliki efek pada miosit serta
berperan pada disfungsi endotel pada gagal jantung
HHF
Problem 2: PJK + OMI Inferiror Anteriol Septal
•
Faktor-faktor resiko PJK pada penderita DM yaitu hipertensi ,
kadar kolesterol HDL < 45 mg/dl, kadar trigliserida >150 mg/dl
dan kurangnya latihan fisik.
•
DM dapat meningakatkan metabolisme yang abnormal pada lemak
sebagai sumber energi, disertai dengan endapan kolesterol pada
dinding pembuluh darah sehingga timbul gejala arterosklerosis
serta berkurangnya protein dalam tubuh. Komplikasi pada DM
arterosklerosis
Makrovaskuler
Jantung
PJK
Miokard
Infark .
•
Infark Miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
karena sumbatan arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena
adanya ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga
menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.
•
Umumnya IMA didasari oleh adanya ateroskeloris pembuluh darah
koroner. Nekrosis miokard akut hampir selalu terjadi akibat
penyumbatan total arteri koronaria oleh trombus yang terbentuk pada
plak aterosklerosis yang tidak stabil.
•
Aritmia merupakan penyulit IMA. Sistem saraf otonom juga
berperan besar terhadap terjadinya aritmia. Pasien IMA inferior
umumnya mengalami peningkatan tonus parasimpatis dengan akibat
kecenderungan bradiaritmia meningkat, sedangkan peningkatan tonus
simpatis pada IMA inferior akan mempertinggi kecenderungan
fibrilasi ventrikel dan perluasan infark
OMI Inferiror Anteriol
Septal
Obat Dosis Rute 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 RL 500 ml Inf + KCl +KCl PZ+ KCL 500 ml Inf Lasix 40 mg (10mg/jam) Pump 2x10mg IV 2x10 Po ISDN 50 mg (1mg/jam) pump 40mg 3x5mg Po Nabic 100mEq/ 24jam IV drip ASA 1x100 mg Po Simvastatin 0-0-20 mg Po Captopril 3x25 mg Po 3x12,5mg
Ambroxol 3x1 tab Po 30xCI
Albumin 20% 100 cc Inf O2 Nasal 4 lpm Bisolvont : Combivent 1 : 1 Nebulizer Valsartan 8mg-0-0 Po Spironolakton 25mg-0-0 Po Metformin 500mg 2x1 Po Digoksin 0,25 mg 1x1 po
Terpi farmakologi KRS : Furosemid 10mg-10mg-0
Valsartan 80mg-0-0 Captopril 3x12,5 mg ISDN 3x5 mg ASA 1x100 mg Allopurinol 3x100 mg Bisoprolol 1,25-0-0
Penjelasan Terapi :
• Ambroxol
Alasan pemelihan obat ini karena data klinik pasien menunjukkan bahwa pasien mengalami batuk berdahak. Merupakan mukolitik dan sekretolitik dapat memperlancar pengeluaran sekresi yang kental dan lengket di dalam saluran pernafasan dan mengurangi staknasi lendir, sehingga melegakan pernafasan.
• Lasix
Alasan pemilihan obat karena pasien menderita hipertensi hert failure (HHF) sebagai terapi hipertensi digunakan obat golongan diuretic untuk menurunkan tekanan darah pasien yang tinggi pada awal masuk 190 /100 mmHg , sehingga diperlukan lasix (furosemid) sebagai loop diuretik.
• Spironolakton
Alasan pemihan obat karena pasien memiliki riwayat hipertensi dan diagnosanya HHF maka obat ini dipakai sebagai terapi kombinasi dengan lasix, karena tiazid lemah bila diberikan sendiri. Dapat menurunkan hipertensi pasien dan udema pasien pada awal masuk rumah sakit.
• Bisoprolol
Alasan pemilhan obat : di gunakan sebagai anti hipertensi dan digunakan untuk menurunkan angka kejadian angina pada pasien PJK dengan hipertensi
• Simvastatin :
Alasan pemilihan obat ; digunakan untuk menurunkan kadar lemak pasien sehingga mengurangi pembentukan plak yang menyebabkan artherosklerosis
• Allopurinol
Alasan pemilihan obat ; dalam terapi ini tidak diberikan karena mekanisme obat ini mencegah terbentuknya asam urat dari xantin dan hipoxantin. Sehingga direkomendasikan menggunakan probonesid yang mekanisme nya menghambat reabsorpsi asam urat dalam tubulus ginjal dan meningkatkan eksresinya
• Valsatran
Alasan pemilihan obat ; dalam terapi ini tidak diberikan
• Captropil
Captropil merupakan obat golongan ACE inhibitor yang diberikan untuk hipertensi yang diderita pasien, captopril digunakan untuk menurunkan tekanan darah pasien yang tinggi. ACE inhibitor dapat menurunkan Angiotensin II dalam sirkulasi.
• RL
Diberikan untuk asupan air, elektrolit, kalori, dan nutrisi vena pusat, bila pemberian makanan per oral/ enteral tidak mencukupi atau tidak memungkinkan.
• Nabic (Na Bicarbonat)
Meningkatkan pH darah. Untuk asidosis metabolik. Pada gagal jantung Na juga bisa naik secara signifikan pada hipertensi, sehingga pemberiannya
• O2
O2 diberikan untuk memberikan bantuan oksigen karena pasien mengalami sesak yang diakibatkan karena asupan darah yang diperlukan tubuh berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan pasien mengalami hipoksia (oksigen yang diperlukan tubuh berkurang)
• Albumin 20 %
Berdasarkan data laboratorium, kadar albumin tanggal 812 menurun dibawah 2,5 (jauh dibawah batas normal 3,8-4,4). Transfusi albumin digunakan untuk mengatasi hipoalbumin.
• ISDN
Merupakan obat antiangina yang digunakan sebagai vasodilator golongan nitrat yang berperan penting untuk angina (nyeri dada).
•
ASA
Merupakan
obat
antitrombosit
yang
dapat
menghambat
agregasi
trombosit
sehingga
menyebabkan terhambatnya pembentukan trombus
yang terutama sering ditemukan pada sistem arteri.
Mencegah kambuhnya IMA
•
Digoksin digunakan untuk meningkatan kontraksi
miokardium dengan peningkatan output jantung.
Peningkatan diuresis dengan penurunan udem.
Pengurangan ukuran jantung dan meningkatkan
kontaksi jantung.
•
Metformin digunakan karena pasien menderita DM
tipe II, karena sudah lama (10 tahun) kemungkinan
pasien mengalami resistensi insulin.
Plan
Tujuan terapi
•
Menurunkan gula darah pasien
•
Menurunkan tekanan darah pasien
•Menaikkan kadar albumin pasien
•
Menurunkan kadar asam urat pasien
•Menaikkan HDL pasien
•
Mengurangi atau menghilangkan gejala yg timbul pda pasien,
seperti nyeri pada dada, sesak nafas, batuk berdahak, edema
•
Memperbaiki kualitas hidup pasien
•
Memberi pengertian kepada pasien tentang pentingnya pola
Terapi Non Farmakologi
• Modifikasi life style (gaya hidup) seperti diet rendah garam, rendah lemak, konsumsi sayur dan
buah serta olahraga
• Istirahat cukup karena dimungkinkan pasien mengalami kurang tidur • Olahraga rutin
• DM harus dikontrol optimal hiperglikemia pada DM
Monitoring
• Cek gula darah
• cek tekanan darah rutin
• Cek data lab lainnya yang mendukung • Cek EKG
KIE
• Istirahat yang cukup
• Diet makanan lunak/saring serta rendah garam • Olahraga ringan yang rutin atau disesuaikan
• Berhenti merokok, Pasien yang berhenti merokok akan menurunkan angka kematian dan infark
dalam 1 tahun pertama
• Berat badan dikontrol, Untuk mencapai dan /atau mempertahankan berat badan optimal
• Latihan, yaitu melakukan aktivitas sedang selama 30-60 menit 3-4x/minggu (jalan, bersepeda,