1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada masa perkembangan teknologi informasi, pemanfaatan teknologi dalam setiap proses pada sebuah perusahaan dapat memberikan keunggulan kompetitif tersendiri. Proses pemilihan pegawai yang masih dilakukan secara manual, dengan bantuan teknologi informasi mengalami otomatisasi yang berarti semua proses akan berjalan lebih cepat. Secara riil, perusahaan yang tidak melakukan pengembangan teknologi informasi mengalami ketertinggalan dan berujung pada kebangkrutan karena sulit untuk ikut berkompetisi.
Setiap saat kita dituntut untuk bisa melakukan suatu pengambilan keputusan yang pasti atas pilihan yang kita hadapi. Benar tidaknya suatu pilihan akan sangat bergantung pada seberapa sering individu tersebut bertemu dengan permasalahan sejenis, bagaimana memproses informasi yang didapat untuk menghasilkan suatu keputusan, dan sejauh mana pemahaman terhadap permasalahan yang sedang dihadapi tersebut. Demikian pula proses pemilihan mekanik dalam sebuah perusahaan yaitu sumber daya manusia sebagai penggerak utama perusahaan, seperti adanya beragam pilihan dalam rangka menentukan tenaga kerja yang berkualitas, akan sangat berpengaruh pada performa dan kemajuan perusahaan.
PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) untuk selanjutnya disebut PT. GMF AeroAsia yang berlokasi di bandara Soekarno Hatta adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang maintenance, repair &
overhaul ( MRO ). Untuk mendapatkan mekanik yang handal dan mampu melaksanakan tugas dengan baik, para leader di management PT Garuda Maintenance Facility ( GMF ) sudah memiliki prasyarat yang di definisikan berdasarkan kebutuhan sehingga menjadi faktor kunci untuk mendapatkan resource sesuai dengan kebutuhan. Sebelum melakukan perekrutan, perusahaan dengan teliti mempertimbangkan karakter dari masing-masing calon mekanik. Karena perusahaan memiliki pilihan dan kriteria minimal, maka perusahaan sangat selektif sehingga harus melakukan suatu pengambilan keputusan yang tepat dan akurat. Langkah yang harus dilakukan adalah dengan mencari kriteria - kriteria apa saja yang dikehendaki oleh setiap leader subdivisi, lalu melakukan suatu kajian tentang penilaian yang dapat dijadikan acuan dalam penafsiran secara menyeluruh. Kajian tersebut dapat membantu PT. GMF AeroAsia dalam melakukan pemilihan mekanik pada divisi Base Maintenance untuk mendapatkan mekanik yang berkualitas. Maka untuk mempermudah proses pemilihan mekanik tersebut, dalam penelitian ini dicoba mengaplikasikan salah satu metode yang dapat membantu perusahaan dalam pemilihan mekanik pada divisi Base Maintenance, yaitu dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
Proses hierarki analitik (Analytical Hierarchy Process - AHP ) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisir informasi dan pendapat ahli (judgement) dalam memilih alternatif yang paling disukai.(Marimin et al, 2010, hlm 91).
Secara sederhana, AHP sering diartikan sebagai pembobotan (penentuan prioritas) dari serangkaian persoalan yang dihadapi, baik terhadap kriteria
maupun alternatifnya. AHP dapat digunakan untun memecahkan permasalahan yang kompleks. Dengan membuat struktur keputusan yang sistematis dan serangkaian prosedur perhitungan, maka dapat dihasilkan rekomendasi prioritas atau bobot keputusan tiap alternatif yang diajukan. AHP memiliki keunggulan karena dapat menggabungkan unsur obyektif dan subyektif dari suatu persoalan.(Bustanul, 2010, hlm 9)
Seiring dengan perkembangan sistem informasi dan komunikasi, akan lebih mudah dan dapat mempersingkat waktu apabila dalam pelaksanaannya terfasilitasi menggunakan sistem komputerisasi. Maka dari itu, pada penelitian ini akan mengaplikasikan teknologi sistem informasi dalam proses pemilihan mekanik baru pada divisi Base Maintenance.
1.2 Perumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang ditemui antara lain adalah :
1. Apakah proses pemilihan mekanik pada bagian base maintenance yang ada sudah maksimal?
2. Apakah dalam pemilihan mekanik pada bagian base maintenance dengan metode baru dapat mempermudah proses pemilihan mekanik?
3. Sistem informasi apakah yang dapat mempermudah PT. GMF AeroAsia dalam hal proses pemilihan mekanik sehingga dapat mengoptimalkan pemilihan mekanik pada bagian Base Maintenance?
Pembatasan ruang lingkup masalah dilakukan agar penelitian tidak meluas, tidak menyimpang, dan lebih terarah. Pembatasan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Penelitian dilakukan di PT. GMF AeroAsia yang terletak di kompleks Bandara Soekarno-Hatta.
2. Kriteria diperoleh dengan observasi langsung dan wawancara dengan unit Base Maintenance.
3. Metode yang digunakan adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
4. Data diolah menggunakan Microsoft Excel.
5. Perancangan Sistem Informasi digunakan sebagai usulan untuk bagian HCM ( Human Capital Management ) yang akan mempermudah proses pengambilan keputusan dalam penempatan mekanik baru pada divisi Base Maintenance sehingga dapat memenuhi permintaan tiap subdivisi yang membutuhkan.
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah :
1. Mengidentifikasi kriteria apa saja yang diperlukan oleh User untuk mengambil keputusan dalam pemilihan mekanik PT. GMF AeroAsia 2. Agar HCM (Human Capital Management) dapat melakukan
perbandingan seleksi pemilihan mekanik pada divisi Base Maintenance awal dan seleksi pemilihan mekanik usulan sehingga dapat membantu dalam memberikan keputusan dalam menyeleksi mekanik.
3. Agar HCM (Human Capital Management) dapat menggunakan metode yang lebih baru sehingga pengambilan keputusan dalam penempatan mekanik menjadi lebih optimal dan dapat memenuhi persyaratan atau kriteria diinginkan.
4. Agar HCM (Human Capital Management) mengetahui alur pemilihan mekanik pada divisi Base Maintenance menggunakan sebuah sistem informasi. Dimana HCM (Human Capital Management) juga dapat memberikan keputusan mengenai penempatan mekanik yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan tiap subdivisi.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Agar HCM (Human Capital Management) dapat mengetahui tingkat kepuasan tiap subdivisi sehingga dari kajian tersebut dapat dirancang suatu pola kriteria baru yang efektif.
2. Meningkatkan citra perusahaan karena mekanik yang terpilih memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing dan sesuai dengan kebutuhan tiap subdivisi.
3. Diharapkan dapat menunjang kinerja maksimal mekanik pada bagian base maintenance dengan cara membantu menentukan pilihan yang tepat dan sesuai dengan bidangnya.
1.5.1 Sejarah Perusahaan
Untuk mengoptimalkan peranan dan kontribusinya, Garuda Indonesia (GIA) memahami bahwa ketepatan waktu, reliability, dan kenyamanan adalah kunci utamanya. Untuk itu Garuda Indonesia mendirikan Garuda Maintenance Facilitiy Support Center pada tahun 1984 yang berkembang pesat saat itu. Pembangunan dan perluasan fasilitas maintenance itu dahulu sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah. Total investasi yang di habiskan pada tujuh tahun pertama mencapai US$ 200 Juta, 63% diantaranya dihabiskan untuk mengimport mesin-mesin dan perlengkapan canggih.
Dalam usahanya untuk meningkatkan kapabilitasnya, pada tahun 1996 Garuda Maintenance facilities support Center berubah menjadi sebuah stategic business unit (SBU) dengan nama Garuda Maintenance Facility (GMF). Sejak itu GMF mulai melayani operator pihak ke-3 (pesawat selain milik Garuda Indonesia).
Perubahannya menjadi PT pada Agustus 2002 semakin memberikan kebebasan kepada GMF. Saat ini, dengan identitas baru dan fleksibilitas, PT. GMF AeroAsia melayani dengan baik customer-nya dan menjadi salah satu perusahaan MRO terbaik dan terbesar di Dunia.
Berikut adalah profil singkat PT GMF AeroAsia:
• GMF merupakan anak perusahaan Garuda Indonesia. • Memiliki fasilitas perawatan pesawat seluas 115 Ha. • Memiliki 2900-an orang karyawan yang berpengalaman. • Spin-off atau independent company sejak 26 April 2002.
GMF AeroAsia sudah memiliki approval dari authority berbagai negara di dunia dalam hal perawatan pesawat. Pengakuan tersebut terbukti dengan adanya sertifikasi dari lembaga authority tersebut, bahkan di pihak pabrik ( manufacturer ) pun GMF mendapatkan sertifikasinya. Tabel 1.1 berikut adalah daftar dari sebagian lembaga authority dan jenis sertifikat yang diperoleh GMF.
Tabel 1.1. Daftar lembaga dan jenis sertifikat yang diperoleh PT. GMF AeroAsia.
No NATION AUTHORITY CERTIFICATE
NUMBER SINCE
1 INDONESIA DGCA 145/0100 1982
2 USA FAA WGFY076F 1992
3 EUROPA EASA EASA145.0062 2003
4 SINGAPORE CAAS AWI/139 1995
5 BANGLADESH CAAP CAA/5525/36/AELD 1998
6 THAILAND DCA 181/2538 2001
7 GHANA GCAA 63 2001
8 NIGERIA NCAA AMO/PK/GMF 2002
9 YEMEN CAMA 018 & 38 2003
10 SOUTH AFRICA CAA 945 2003
11 SUDAN CAA CAA/7/AW/ENO/03/001 2003
12 INDIA DGCA 5-1638/2005/A1 (2) 2005
13 KENYA KCAA K/AMO/F/008 2005
14 ZIMBABWE CAAZ 176/157 2005
15 DJIBOUTI DCAM 229/DCAM/05 2005
16 MALAYSIA DCA AO/0120/06 2006
17 OMAN DGCAM AWR/AMO/GMF/136/07 2007
18 USA DOT 2006010641 1992 19 USA NORTHOP GRUMMAN 54 1992 20 INDONESIA KOMMITE AKREDITASI NASIONAL ( KAN ) LK-074-IDN 2003
21 CHINA AIR CHINA CA (2004)R-14 2004
22 PHILIPPINES LUTHANSA
23 INDONESIA PERTAMINA 965/E20700/2005-SO 2005
24 INDONESIA DGCA ( part 147 ) 147/0700 2006
25 INDONESIA AIR ASIA QA/COA-001/06 2006
26 INDONESIA GARUDA
INDONESIA MQ/COA-14523/06 2006
27 YAMAN CAMA ( part 147 ) 6 2007
28 MALAYSIA MALAYSIA
AIRLINES 032/01 2007
Kesuksesan PT. GMF AeroAsia dalam memperoleh sertifikasi ini berdampak positif pada keberlangsungan bisnis perusahaan. Pencapaian ini memberikan kepercayaan customer baik dalam dan luar negeri. Tidak sedikit maskapai penerbangan internasional yang mempercayakan proses maintenancenya pada PT. GMF AeroAsia. Pada tabel 1.2 adalah daftar customer existing PT. GMF AeroAsia.
Tabel 1.2. Daftar customer existing PT. GMF AeroAsia.
INTERNATIONAL DOMESTIC
GLOBAL AIR GARUDA INDONESIA
CATHAY PACIFIC AIRFAST
PHUKET AIR MANDALA AIRLINES
MK AIRLINES MERPATI NUSANTARA
OMAN AIR PELITA AIR SERVICE
SPICE JET LION AIR
BLUE AIR PT. ANI
MAX AIR CARDIG AIR
ACG LEASING COMPANY TRAVIRA AIR
GECAS INDONESIA AIRASIA
SOUTHERN AIR CITILINK
AIR ATLANTA ICELANDIC REPEX
KHORS AIR
HELLENIC IMPERIALS AIRWAYS
AVIENT LTD
GALAXY AVIATION
OZJET AIRLINES
SAHARA AIR
ANSETT
KABO AIR
ORIENT THAI AIRWAYS
KLM
AIR QUARIUS (SOUTH OF AFRICA)
1.5.2 Visi dan Misi Perusahaan 1. VISI GMF
GMF membagi visi menjadi tiga tahap dalam kurun waktu 15 tahun 2003 – 2018 ), yang dikenal dengan Global Challenge, yaitu :
Visi tahap pertama : membangun fondasi GMF untuk dominasi di regional
Visi Tahap kedua, GMF menjadi MRO kelas dunia pilihan customer Visi tahap ketiga : GMF menjadi pemain dominan di pasar dunia 2. MISI GMF
Menyediakan solusi Maintenance Repair and Overhaul (MRO) yang terintegrasi dan andal untuk keamanan udara dan menjamin kualitas hidup manusia.
1.5.3 Kapasitas dan Fasilitas Perusahaan
Kapasitas GMF di rancang untuk mengakomodir perawatan sebanyak 123 pesawat dan dapat dikembangkan sampai dengan 200 pesawat per tahun dengan mengoptimalkan hangar yang ada. GMF memiliki fasilitas perawatan yang cukup untuk mendukung domestic airline.
GMF AeroAsia berlokasi pada lahan seluas 115 ha yang berlokasi di kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Bangunannya memiliki luas sekitar 480.000 meter persegi, terdiri dari 3 hangar, 2 workshop, utility bulding ground support equipment, chemical stores, engine test cell dan gedung manajemen. Sebagai tambahan GMF juga memilliki sebuah apron yang mampu menampung hingga 50 pesawat, taxiways, run up bay, dan area pengelolaan sampah.
Ketiga hangar yang terdapat di GMF adalah sebagai berikut: a. Hangar 1
Hangar satu diselesaikan pada tahun 1991, digunakan untuk menangani pesawat berbadan besar seperti Boeing 747 series, Airbus 330 series dan DC 10. Ini adalah hangar terkecil dari dua lainnya dengan luas wilayah 22.000 meter2 dan hanya dapat menampung dua pesawat Boeing 747 secara berdampingan.
Gambar 1.1. Hangar 1 PT. GMF AeroAsia b. Hangar 2
Hangar dua memiliki luas 23.000 meter persegi. Terdiri dari tiga bay pesawat dan digunakan untuk melakukan minor maintenance. Fasilitas ini dapat mengakomodir satu pesawat berbadan besar dan satu pesawat berbadan kecil.
Gambar 1.2. Hangar 2 PT. GMF AeroAsia c. Hangar 3
Hangar 3 Juga memiliki luas 23.000 meter persegi. Mempunyai tiga bay yang digunakan untuk heavy maintenance pada pesawat berbadan kecil. Pada hangar tersebut terdapat juga enam roof-mounted cranes.
Gambar 1.3. Hangar 3 PT. GMF AeroAsia
Terdapat enam business unit di PT. GMF AeroAsia, yaitu Base Maintenance, Line Maintenance, Engine Maintenance, Component Maintenance, Material Management & Enginering Services.
1. Base Maintenance
Base Maintenance adalah aktifitas perawatan rutin yang juga melayani beberapa kegiatan seperti:
Major defect rectification
Repainting aircraft exterior to decorative finishing Section 41 and Wing Pylon Modification
Cabin Refurbishment and reconfiguration
State-of-the-are inflight entertainment installation
Heavy structural repairs, Lap Joint Modification and cargo conversion
2. Line Maintenance
Line maintenance adalah jenis perawatan pesawat yang lingkup pekerjaannya berupa kegiatan minor yang dilakukan pada pesawat. Beberapa kegiatan diantaranya adalah Transit Check, daily check, weekly check, three weekly check dan sebagainya.
Jasa Line Maintenance untuk pesawat yang sedang operasi meliputi: Technical Handling pesawat
• Full Certification
Yaitu penanganan pesawat sampai dengan sertifikasi untuk siap terbang.
• Technical Assistance
Yaitu dukungan-dukungan teknik terhadap masalah-masalah yang terjadi di Line Maintenance.
PT. GMF AeroAsia bertanggung jawab untuk memberikan jasa Line Maintenance pada seluruh pesawat Garuda Indonesia dan 20 bandara di kota besar lainnya di Indonesia. Sadar dengan begitu pentingnya ketepatan waktu dan reliability pada setiap terminal udara, oleh sebab itu GMF menjamin pesawat yang ditangani mendapatkan pelayanan yang benar dan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Saat ini GMF Line Maintenance menangani sekitar 50 pesawat setiap hari, manpower yang bertugas 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
1.5.5 Struktur Organisasi
Setelah status GMF berubah menjadi PT. GMF AeroAsia, maka secara otomatis struktur organisasi dan manajemen yang semula menjadi satu bagian dari PT Garuda Indonesia menjadi terpisah dan berdiri sendiri. Unsur pelaksanaan operasi di perusahaan ditangani oleh General Manager (GM) yang terdiri dari bidang-bidang dibawah 11 unit yang ada. Yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu Unit Base Maintenance yang membawahi tujuh bidang pelaksana operasi yaitu, bidang Base Maintenance 1, Base Maintenance 2, Base Maintenance 3, Base Maintenance Planning And Control, Aircraft Structure Maintenance, Aircraft Cabin Maintenance dan Base Maintenance Material.
Yang akan menjadi objek dalam penelitian ini adalah divisi Base Maintenance 1, Base Maintenance 2, Base Maintenance 3, Aircraft Sturcture And Maintenance dan Aircraft Cabin Maintenance. Alasan pemilihan kelima divisi ini sebagai objek penelitian adalah karena kelima divisi inilah yang memerlukan keahlian khusus, dalam artian untuk menjadi mekanik.
Berikut akan dibahas mengenai job description dari tiap GM yang dimaksud pada unit Base Maintenance.
1. GM Base Maintenance 1
Bertugas menjamin efektifitas pengelolaan bidang Base Maintenance 1, sehingga mempunyai kontrobusi positif dalam memperoleh pendapatan Dinas Base Maintenance melalui perawatan wide body aircraft sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan memenuhi persyaratan kelaikan udara. Memastikan tindakan koreksi terhadap setiap temuan hasil pelaksanaan audit di area yang menjadi tanggung jawabnya dapat terlaksana secara efektif. Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan bidang Base Maintenance 1, melalui perencanaan, penelusuran serta peninjauan kinerja seluruh manajer bidang Base Maintenance 1. Bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya yang memenuhi syarat untuk terlaksananya perawatan pesawat terbang dan komponen tertentu.
2. GM Base Maintenance 2
Bertugas menjamin efektifitas pengelolaan bidang Narrow Body A/C maintenance garuda yang fokus pada Narrow Body Aircraft major maintenance for garuda fleet, sehingga mempunyai kontrobusi positif dalam memperoleh pendapatan Dinas Base Maintenance melalui perawatan Narrow body aircraft Garuda sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan memenuhi persyaratan kelaikan udara. Memastikan tindakan koreksi terhadap setiap temuan hasil pelaksanaan audit di area yang menjadi tanggung jawabnya dapat terlaksana secara efektif. Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan bidang Narrow body aircraft maintenance Garuda, melalui perencanaan, penelusuran serta peninjauan kinerja seluruh manajer bidang base maintenance 2. Dan bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya yang memenuhi syarat untuk terlaknsanya perawatan pesawat terbang dan komponen tertentu.
3. GM Base Maintenance 3
Bertugas menjamin efektifitas pengelolaan bidang base maintenance 3 yang fokus pada Narrow Body Aircraft major maintenance for other customer, sehingga mempunyai kontrobusi positif dalam memperoleh pendapatan Dinas Base Maintenance melalui perawatan Narrow body aircraft sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan memenuhi persyaratan kelaikan udara. Memastikan tindakan koreksi terhadap
setiap temuan hasil pelaksanaan audit di area yang menjadi tanggung jawabnya dapat terlaksana secara efektif. Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan bidang base maintenance 3, melalui perencanaan, penelusuran serta peninjauan kinerja seluruh manjer bidag narrow body A/C maintenance non garuda. Bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya yang memenuhi syarat untuk terlaknsanya perawatan pesawat terbang dan komponen tertentu.
4. GM Aircraft Cabin Maintenance
Bertugas menjamin efektifitas pengelolaan bidang A/C cabin maintenance, sehingga mempunyai kontrobusi positif dalam memperoleh pendapatan Dinas Base Maintenance melalui perawatan cabin system dan component sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan memenuhi persyaratan kelaikan udara. Memastikan tindakan koreksi terhadap setiap temuan hasil pelaksanaan audit di area yang menjadi tanggung jawabnya dapat terlaksana secara efektif. Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan bidang aircraft structure maintenance, melalui perencanaan, penelusuran serta peninjauan kinerja seluruh manajer bidang A/C Cabin Maintenance. Dan bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya yang memenuhi syarat untuk terlaknsanya perawatan pesawat terbang dan komponen tertentu.
5. GM Aircraft Structure Maintenance
Bertugas menjamin efektifitas pengelolaan bidang A/C structure maintenance, sehingga mempunyai kontrobusi positif dalam memperoleh pendapatan Dinas Base Maintenance melalui perawatan aircraft structure, sheet metal and component sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan memenuhi persyaratan kelaikan udara. Memastikan tindakan koreksi terhadap setiap temuan hasil pelaksanaan audit di area yang menjadi tanggung jawabnya dapat terlaksana secara efektif. Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan bidang aircraft structure maintenance, melalui perencanaan, penelusuran serta peninjauan kinerja seluruh manajer bidang A/C Maintenance. Dan bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya yang memenuhi syarat untuk terlaknsanya perawatan pesawat terbang dan komponen tertentu.